Keduanya kembali maju dan bersiap untuk adu pukulan lagi.
Bam,
Bam,
Pukulan keduanya secara bergantian masuk dan sesekali mereka tampak seolah akan roboh. Namun sedetik kemudian, mereka langsung berdiri tegak dan kembali membalas serangan.
Pertarungan keduanya bahkan jauh terlihat lebih brutal dari pertarungan antar lelaki. Tekad untuk bisa mengalahkan lawan, membuat keduanya tidak ingin berhenti menyerang hingga napas mereka berhenti.
Nia dan ibunya yang menyaksikan itu, hanya bisa terpaku dengan tatapan ngeri menatap pertarungan keduanya.
Nia hendak membantu Angel, namun ditahan oleh ibunya, "Nak, ini bukan perkelahian yang bisa kita campuri. Mereka hanya akan berhenti, sampai salah satu dari mereka ada yang tumbang."
"Tapi, bu..." Nia sangat mencemaskan keadaan Angel.
Bagaimanapun, Angel adalah penyelamatnya. Meski hanya sebagai tamengnya, selama itu bisa membantu Angel, Nia tidak akan keberatan.
Baam.
<Tanah pemakaman itu kembali basah dan kali ini, Zanna Kirania Fitri, kakaknya Zaha yang menjadi salah satu penghuni kuburan yang beberapa saat lalu dipenuhi oleh jasad para petinggi klan Naga.. Zaha masih teringat, kenangan pertama kali, saat ia bertemu dengan Nia. Nia yang dulu begitu angkuh dan sulit diatur. Zaha bahkan harus berkonflik dengan Nia saat ia pertama kali datang sebagai Zaha remaja. Remaja belasan tahun yang fisiknya kini ia huni. Namun, karena konflik yang terjadi di antara mereka juga, Zaha mulai mengenal bagaimana karakter kakak perempuannya itu dan seiring berjalannya waktu, Zaha berhasil merubah watak keras Nia dan membuat mereka mulai dekat layaknya saudara. Meski Zaha baru mengenalnya beberapa bulan terakhir, ia mulai menyayangi Nia dan keluarga barunya tersebut, layaknya keluarganya sendiri. Zaha menganggap, 'kelahiran'nya dalam keluarga ini, untuk menebus dosa masa lalunya. Namun, saat ia sudah mulai bahagia dengan keluarga barunya, Nia harus pergi untuk
Ketegangan di ibu kota meningkat tinggi, sejak klan Naga mengumumkan peperangan melawan Rojak dan pengikutnya.Perperangan dua kelompok penguasa dunia bawah ini seakan memberi efek domino yang mempengaruhi semua aktivitas masyarakat perkotaan. Rakyat biasa bahkan tidak berani keluar dari rumah mereka selama waktu ini, karena khawatir keselamatan mereka akan terancam. Mereka yang coba-coba jadi preman atau mereka yang hanya sekedar iseng sekalipun, tidak segan untuk mengambil keuntungan dari pertikaian yang terjadi. Penjarahan di pusat-pusat perbelanjaan dan perumahan elit, mulai menjamur.Hal yang wajar, mengingat pihak yang terlibat dalam pertempuran besar ini adalah klan naga. Klan penguasa ibu kota yang awalnya merupakan empat kelompok besar penguasa empat wilayah utama ibu kota dan kini telah bersatu menjadi satu klan.Dengan kekuatan sebesar itu, jelas bukan sesuatu yang mudah untuk bisa menganggu kekuatan sebesar ini. Karena itu, butuh kekuatan yang tidak kalah besar untuk bisa
"Mbak Angel, tolong jangan pergi! Kondisi mbak masih terluka. Mbak hanya akan mengantar nyawa, jika tetap nekat ikut dalam perang ini!""Benar, mbak. Ini bukan perang yang bisa kita ikuti.""Benar yang diucapkan oleh teman-teman, mbak. Ini adalah perang bawah tanah dan bukan perang yang bisa kita ikuti begitu saja. Dengan kondisi mbak yang sekarang, kita hanya akan menjadi beban bagi klan naga." Evelin turut bersuara mendukung teman-temannya untuk mencegah Angel ikut dalam perang antara klan Naga melawan kelompok Rojak.Bukan tanpa sebab mereka melarang Angel untuk tidak terlibat dalam perang besar tersebut. Selain karena kondisi Angel yang masih terluka akibat pertarungannya dengan Natiya dua hari yang lalu. Juga karena perang ini berpotensi chaos.Rojak dan pengikutnya, di luar orang-orang yang telah mereka rekrut, bukanlah petarung biasa. Mereka sangat terlatih dan yang paling merepotkan adalah kemampuan olah kanuragan mereka.Evelin da
Hari itu, suasana di ibu kota menjadi sangat mencekam. Semua aktifitas warga, mulai sipil hingga pemerintahan dinonaktifkan untuk menghindarkan jatuhnya korban akibat pertempuran besar yang akan segera terjadi. Tidak ada satupun orang yang berani keluar dari rumah mereka, meski hanya untuk sekedar membeli sabun mandi ke warung dekat rumah mereka. Hal itu terjadi karena pertempuran besar yang melibatkan klan Naga dengan pihak Rojak dan pendukungnya. Siapapun yang tinggal di kota yang dulunya dikenal sebagai Batavia ini, tahu bahwa ini adalah pertarungan dunia bawah. Mereka yang masih ingin hidup, akan membawa seluruh keluarga mereka untuk bersembunyi dan megunci pintu rumah mereka rapat-rapat. Begitupun dengan pihak militer. Selama dua hari terakhir, pihak militer bersenjata lengkap, terlihat begitu sibuk mengamankan setiap titik yang rawan kejahatan dan khususnya, jalan dan lokasi tempat terjadi pertempuran dari dua kekuatan besar dunia hitam ini. Hari itu, kota yang merupakan i
Saat komando perang suci ditabuh, lapangan yang hanya seukuran lapangan bola tersebut langsung berguncang hebat dengan suara pertarungan sengit oleh dua kelompok besar untuk menentukan siapa penguasa dunia bawah tanah di ibu kota. Layaknya pertempuran di jaman kuno, ada aturan tidak tertulis dalam perang suci ini. Di mana mereka yang bertarung hanya diperkenankan menggunakan tangan kosong dan maksimal menggunakan senjata tajam dan tidak ada yang diperbolehkan menggunakan senjata api. Dengan jumlah pasukan yang tidak jauh berbeda, kekuatan kedua kubu hampir berimbang. Cak Timbul memimpin klan Naga dan membantai semua pengikut Rojak dengan semangat juang yang menggebu-gebu dan begitupun sebaliknya. Pasukan Rojak yang dipimpin oleh tiga murid utamanya, tidak mau kalah dan berhasil menumbangkan siapapun yang coba menghalangi jalan mereka. Satu persatu, pertarungan itu mulai memakan korban. Tidak sedikit darah yang tumpah ke tanah dan tidak sedikit juga, t
Di tempat lain, masing-masing murid utama Rojak sedang berhadapan dengan para petinggi klan Naga. Untuk mengatasi ketimpangan kekuatan antara mereka, Zaha telah mengatur strategi untuk menghadapi mereka, di mana dua orang petinggi klan Naga akan menghadapi satu orang murid utama Rojak. Sementara para pemimpin junior, akan menghadapi lima puluh murid Rojak lainnya. Saat itu, Jarwo bersama Inggek sudah bersiap menghadapi Antony Lim, salah satu dari tiga murid utama Rojak yang tersisa. Namun, langkah mereka dihentikan oleh Dion, Bjack, Bisturi dan Badak. Keempatnya adalah bawahan setia Komar dari wilayah Timur. "Mang Jarwo, ijinkan kami yang menghadapinya." Pinta Dion menatap Antony dengan tatapan penuh dendam. "Dion, dia bukan lawan yang bisa kalian hadapi berempat." Balas Jarwo mengingatkan. "Ya, kami tahu! Tapi, kami memiliki dendam yang harus diselesaikan dengannya." "Dia telah membunuh istri bos kami dan membuat nona Zulaikha hampir menjadi gila." Balas Bjack dengan wajah ge
Antony terlihat tidak bergeming dan seperti serius ingin menghabisi Badak saat itu. Namun, itu hanya gerakan tipuan darinya dan sudut bibirnya mengembang, begitu Bisturi mengambil umpannya.Badak yang melihat senyum licik di wajah Antony, segera berteriak untuk mengingatkan Bisturi."Bis, awas jebakan..."Bisturi sudah terlanjur menyerang saat Badak mengingatkannya dan Antony dengan cerdik berkelit menghindari pukulan Bisturi, sebelum menghadiahi Bisturi sebuah tendangan memutar yang tepat menghantam dadanya dengan sangat telak.Bisturi terhempas jatuh dan Badak yang masih terkejut, terlambat bereaksi, saat detik selanjutnya, Antony justru benar-benar menargetkannya.Wus, wus.Beruntung bagi Badak, Dion dan Bjack datang lebih cepat dan berhasil menyelamatkannya dari terkena serangan fatal.Antony tertawa saat melihat satu lawan sudah berhasil dilumpuhkan. Meski Bisturi bisa bangun, ia pasti akan menderita cidera dala
Buk, buk.Antony sempat meremehkan tim Rose yang dipimpin oleh Evelin dan menganggap mereka tidak lebih baik dari Dion CS. Sikap terlalu percaya dirinya itu langsung dibayar mahal, dengan disiplinnya serangan Evelin dan yang lainnya. Antony menderita beberapa pukulan, sebelum akhirnya, sebuah tendangan lurus dari Mida berhasil menghempaskan Antony.Gedebuk.Antony terhempas dengan keadaan yang cukup buruk. Ia sempat tidak bergerak dalam keadaan telentang untuk beberapa saat lamanya.Setelah sadar, Antony berusaha bangkit dan meludahkan darah yang sempat menggumpal dalam mulutnya. Ia mungkin tidak mengira, jika kumpulan wanita ini akan berhasil mengalahkannya. Dia yang selama menjadi penjahat wanita dan kini, dibuat menderita oleh wanita.Sungguh ironi!Jelas saja, Antony merasa sangat kesal saat ini. Baginya, ini adalah penghinaan terbesar untuk harga dirinya.Dari sorot matanya, seolah menyiratkan jika dirinya sangat ingin mencabik-cabik Evelin dan kawan-kawannya saat itu juga."Jan