"Anna? Kamu- kamu tidak apa-apa?"
Zaha bertanya dengan terbata! Bukan karena tegang, semata karena gelisah ketika melihat kondisi Anna yang hanya berbalutkan sepotong lingerie hitam tipis. Di balik itu, tubuh indahnya membayang jelas dan pastinya begitu mengundang setiap orang untuk mengintip lebih jauh semua keindahan yang tersimpan dibaliknya.
Tidak terkecuali seorang Zaha, apalagi ingatan tentang tubuh Anna masih begitu lekat dalam ingatannya. Setiap jengkal tubuh Dokter Anna terbayang begitu jelas dalam setiap sel memorinya.
Bagaimana bisa ia melupakan tubuh indah wanita yang sudah melahirkan seorang putri cantik untuknya tersebut?
Bahkan setelah melahirkan seorang putri sekalipun, tubuh indah Anna tidak berkurang keindahannya sedikitpun. Justru terlihat semakin seksi dengan bentuk tubuh yang lebih berisi dan terlihat lebih padat.
Zaha pun hampir kehilangan kendali dirinya, jika tidak mengingat situasi berbahaya yang tengah dihadapinya saa
Selepas kepergian Zaha, suasana canggung dirasakan oleh Nia.Semula, tujuannya datang ke rumah ini karena Hera yang memintanya datang dengan mengirim salah seorang orang kepercayaannya untuk menjemput Nia di Villa tempat persembunyiannya selama ini.Nia dan juga ibunya Zaha, selama ini tinggal di Villanya Hera lainnya, demi menjaga keselamatan mereka berdua.Sudah dua minggu lebih mereka berada di sana.Nia lebih lama, karena ia dibawa pergi terlebih dahulu ketika terjadi konflik dengan Ronald sebelumnya. Sejak saat itu, baik Nia maupun ibunya, belum pernah sekalipun bertemu dengan Zaha. Dikarenakan pemuda berjuluk 'King' tersebut sibuk mempersiapkan diri dan pasukannya untuk bertempur dengan Kelompok Selatan ketika itu.Setelah pertempuran, Zaha menderita cidera parah dan membuatnya harus dirawat secara intensif.Selama ini, Hera a.k.a Angel hanya bisa menjanjikan akan segera mempertemukan mereka dengan Zaha, karena itu, Nia dan ibunya teru
Nia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Hera. Bagaimana Ia masih bisa bersikap sesantai ini, ketika kehilangan perawannya? Lalu, kenapa juga Hera menceritakan semua ini padanya? Apa Hera sengaja menceritakan hal ini, agar Nia merestui hubungan mereka?Tidak, Nia merasa tidak rela!"Kenapa? Apa kamu juga ingin bercinta dengan Zaha?" Tanya Hera cuek, namun berhasil membuat Nia jadi salah tingkah."Ti-tidak, tentu saja tidak! Bagaimana mbak bisa berpikir seperti itu? Dia itu adikku." Ucap Nia coba memungkiri."Benarkah?" Tanya Hera dengan senyum yang terlihat meragukan kesungguhan jawaban Nia."Tentu- tentu saja! Kami ini saudara sedarah, tidak mungkin aku bisa berpikiran begitu dengan adikku sendiri." Nia bersikeras membantah, namun yang terlihat oleh Hera justru kebalikan dengan apa yang diucapkannya."Kalau Zaha bukan saudara sedarahmu, berarti tidak masalah bagimu bercinta dengannya, 'kan?"Pertanyaan Hera membuat goyah k
Suasana dalam kamar Anna benar-benar hening selama beberapa menit, hanya isak tangis Anna sebagai satu-satunya suara yang terdengar di dalam sana.Zaha sendiri hanya diam mematung di depan pintu, tanpa tau harus berkata apa. Ia mungkin seorang ahli strategi tempur yang handal, namun ketika dihadapkan dengan masalah perasaan dan wanita, Zaha seakan menjadi seorang balita yang belum mengerti apa-apa.Sebelumnya, Zaha bersikeras untuk bisa melupakan Anna dan semua masa lalunya agar dapat memulai lembaran baru dalam hidupnya. Namun di sisi lain, Anna ternyata adalah wanita yang sangat nekat dan keras kepala. Bagaimanapun Zaha coba mengingkari dan mengacuhkannya, justru membuat dokter cantik tersebut dapat berbuat nekat.Bagaimana bisa Zaha pergi begitu saja?Anna mungkin akan melakukan apa yang telah diucapkannya. Mendengar Anna berada dalam bahaya saja, sudah membuat Zaha sangat panik dan khawatir. Apalagi jika dokter cantik itu benar-benar nekat mengakhiri nyawanya? Itu semua karena Zah
"Apa kalian sudah dapat informasi keberadaan orang itu?"Dua orang yang ditugaskan oleh Rio untuk mencari keberadaan Zaha tampak tertunduk pasrah, "Belum, Bos. Pergerakan kami sangat terbatas. Apalagi setelah Kobra ditundukkan oleh Kelompok Selatan yang dibantu oleh dua kelompok besar lainnya.""Setelah Kelompok Utara berhasil dikalahkan sebelumnya. Otomatis kita hanya punya kekuatan dalam kelompoknya Kobra. Sekarang, seluruh anggota yang loyal pada Kobra sudah dimusnahkan dan sebagian kecil lainnya membelot pada aliansi Kelompok Selatan.""Tapi, salah seorang anggota kita masih bertahan di sana. Hanya saja, sampai saat ini masih belum ada informasi dari mereka tentang keberadaan King.""Bangsat!" Geram Rio dengan wajah menggelap."Sudah dua minggu lebih dan kalian masih belum berhasil mendapatkan info keberadaan satu orang saja?" Ujar Rio dingin dengan mata menatap tajam dua orang di depannya.Dua orang anggota Rio gemetar ketakutan, punggung mereka terasa basah oleh keringat dingin.
Jari-jari Anna masih bermain di dada bidang Zaha, seakan ia masih ingin mengingat setiap lekuk tubuh Zaha yang sekarang. Meski tidak sekekar dan setebal dada Zaha yang dulu, tapi ruh yang mengisi tubuh baru ini adalah Zahanya. Cara Zaha memperlakukannya, persis sama dengan dulu ia memperlakukan Anna. Begitu lembut dan penuh dengan kehangatan.Tubuh keduanya masih polos tanpa sehelai benangpun di bawah selimut, butir keringat tipis masih membasahi tubuh keduanya. Saat ini, keduanya sedang mengistirahatkan tubuh mereka yang kelelahan setelah seharian bercinta dan melepas rindu.Tiga hari terakhir mereka habiskan berdua di rumah Anna, mereka serasa berbulan madu kembali.Setiap waktu, mereka habiskan dengan saling memadu kasih tanpa mengenal lelah. Seolah itu adalah penebusan waktu beberapa tahun mereka yang telah hilang.Baik Anna dan Zaha seakan dimabuk cinta kembali. Positifnya, keduanya terlihat lebih bersemangat karena cinta yang telah lama hilang, kini telah bersatu kembali.Anna s
Zaha memandangi dirinya di depan cermin dan menatap aneh bayangannya sendiri. Ia tidak tahu, apa harus tersenyum senang melihat penampilannya saat ini atau harus bersedih, karena pakaian yang dipakainya terlihat begitu modis dan berbanding terbalik dengan warna kulitnya yang gelap.Meski sekarang fisiknya sudah mulai terbentuk, otot-otot tubuhnya sudah mulai menonjol keluar. Tapi tetap saja, itu tidak membuatnya otomatis menjadi ganteng. Wajahnya masih tetap standar dengan kulit berwarna gelap, kelebihannya cuma bentuk tubuhnya lebih padat dari sebelumnya.Melihat wajah Zaha yang tampak muram ketika bercermin, Anna justru terlihat begitu bahagia dengan senyum jahilnya.Ekspresi Anna justru menjadi beban tersendiri bagi Zaha. Ia khawatir, Anna bahagia melihat dirinya yang jelek dengan pakaian yang bagus. Ini seperti the beast yang dipaksa mengenakan pakaian kaisar.Bukankah itu terlihat sangat kontras?"Ganteng juga!" Puji Anna mengangkat jempolnya.Zaha tersenyum getir mendengarnya, '
"Terus, kamu ingin mengatakan tidak usah bagi Zaha menanggapi tantangan Rio dan membiarkan Cintya begitu saja?" Tanya Angel sinis."Bukan- bukan begitu. Tapi..." Nia nampak ragu.Namun jika diharuskan untuk memilih, ia lebih memilih Zaha tetap berada di sana bersama mereka. Zaha sudah terlalu banyak mengorbankan dirinya untuk Nia dan juga Ibu mereka.Dulu, Zaha juga nekat menantang juragan Cintung demi membela kehormatan keluarga mereka. Juragan Cintung memanfaatkan kondisi Ayah Zaha yang berhutang banyak karena hobinya berjudi. Ayah Zaha menggadaikan sertifikat rumah satu-satunya yang mereka miliki.Namun, juragan Cintung yang picik memanfaatkan keadaan tersebut untuk bisa menikahi Nia sebagai jalan keluar, untuk menyelamatkan rumah mereka. Juragan licik tersebut juga menggunakan para algojonya untuk mengintimidasi Zaha dan keluarganya.Saat itu, Zaha dengan penuh keberanian menjadi tameng untuk melindungi keluarganya. Kenyataan bahwa dia berhasil menundukkan juragan Cintung dan selu
Zaha secara bergantian menatap dua wanita cantik di depannya. Entah kenapa, ia melihat Nia tak ubahnya seperti Angel sekarang. Dua rubah betina yang seakan bersiap untuk menerkamnya saat itu juga, kondisi ini jauh lebih menegangkan dibanding pertempuran dengan Kelompok Utara sebelumnya.Fix sudah, ini ulahnya Angel atau mereka memang sengaja merencanakan hal ini sebelumnya. Terus, jika Zaha sudah mengaku, mereka harus threesome begitu?Enak banget hidup Zaha kalau begitu!"Sebentar, kenapa kita harus membahas hal ini? Di luar sana, ada seorang gadis yang perlu diselamatkan." Ujar Zaha segera mengalihkan topik pembicaraan mereka.Mendengar itu, baik Angel maupun Nia langsung cemberut. Wajah mereka yang semula tampak berbinar penuh harapan, langsung berubah masam.'Anjir, apa mereka beneran berharap akan terjadi threesome gitu?' Pikir Zaha sambil meneguk ludah.Kalau saja kondisi tidak mendesak, bisa saja itu adalah hal yang baik untuk Zaha merilekskan tubuhnya.'Astaga, apa yang ku pik