Home / Fantasi / ZAHA REBORN / 10. BERSIKAPLAH YANG JANTAN

Share

10. BERSIKAPLAH YANG JANTAN

Dari sekian banyak tatapan kekaguman, ada juga yang bersikap sinis dengan kemampuanku. Terutama, mereka yang pagi tadi coba menjatuhkanku.

Terbukti, ketika jam istirahat tiba.

Aku berencana hendak ke toilet. Saat kakiku melangkah kesana, ada beberapa orang siswa yang pagi tadi mencari gara-gara denganku, mereka berjalan perlahan mengikuti langkahku dari jauh.

Aku tahu, kalau saat itu Aku sedang diikuti. Namun, sengaja kubiarkan dan melihat sejauh mana keberanian mereka.

Menurut perkiraanku, mereka itu dulunya mungkin sering membully Zaha. Dengan fisik sekurus ini dan tampak apa adanya, belum lagi kehidupan Zaha yang sangat memprihatinkan. Wajar saja, para siswa yang memiliki kecenderungan suka membully akan menjadi Zaha sebagai sasaran empuk untuk dijahili.

Tapi, mereka salah jika menganggap Zaha yang sekarang masih Zaha yang sama, yang bisa mereka jahili sesukanya.

Aku berjalan dengan santai ke dalam toilet. Toilet ini lumayan luas untuk ukuran toilet sekolah, ada sebuah westafel dan dua bilik toilet didalamnya.

Aku masuk ke dalam salah satu bilik, lalu menuntaskan hajatku tanpa mempedulikan apa yang direncakan oleh para penguntit ini.

Saat buang air itu lah, beberapa siswa yang mengikutiku tadi ikut masuk ke dalam toilet. Tidak lama setelah itu, ku dengar pintu bilik toilet dikunci dari luar.

Kunci toilet ini tipe doorknob lock dengan handel bulat model pencet. Begitu Aku selesai buang air kecil dan hendak keluar.

Klek klek

Benar saja, pintunya sudah dikunci dari luar.

Lalu ku dengar suara tawa beberapa siswa dari luar. Ternyata benar dugaanku! kalau mereka mau cari gara-gara kembali.

Aku tersenyum tipis, 'Tunggu tanggal mainnya, boy.'

Aku melihat ke sekeliling bilik toilet yang sempit. Ke temukan ada sebuah jarum pentul dalam tong sampah kecil yang terdapat didalam bilik. Aku memungutnya, lalu menekuknya agak kecil membentuk seperti pengait.

Lalu dengan sedikit keahlianku, aku memasukkan ujung jarum tersebut ke dalam lobang kunci, setelah kurasa pas lalu ku tarik keluar.

Klik

Kuncinya berhasil ku lepas.

Ketika pintu berhasil terbuka, tampak ekspresi terkejut dan penasaran dari wajah mereka yang telah mengusiliku. Total, ada 4 orang.

Aku berjalan dengan santainya keluar. Lalu, berdiri di depan pria yang badannya paling besar. Tebakanku, dia lah biang keroknya yang coba mengerjaiku.

"Sudah cukup cara kekanakkannya?" Tanyaku santai dengan mereka yang masih menatap tidak percaya dengan caraku berhasil keluar.

"Kalau mau jadi cowok sejati, yang jantan! Mari kita selesaikan dengan kepalan tangan, jika itu yang kalian inginkan." Ujarku lebih lanjut sengaja menantang mereka semua.

Tampak pria berbadan besar itu salah tingkah awalnya, sambil melihat ke arah teman-temannya. Mungkin karena menjaga gengsinya, ia coba menunjukkan keberaniannya dengan coba mengintimidasiku.

Ia memegang kerah bajuku.

"Baru segitu, jangan som.."

Bugh,

Belum selesai ia bicara, dengan cepat ku sarangkan sebuah pukulan tepat ke ulu hatinya. Sehingga membuat ia membungkuk sambil memegangi perutnya. Saat ia menunduk, langsung ku jepit kepalanya, lalu membantingnya ke lantai.

Bam

"Arrggh.." Teriaknya kesakitan.

Aku langsung menginjak kepalanya sambil menatap ke tiga temannya yang memandangku dengan tatapan seakan tidak percaya!

Mereka semua heran dan terkejut, bagaimana seorang Zaha yang kurus ceking sepertiku bisa mengalahkan temannya yang badannya jelas lebih besar dariku dengan begitu mudahnya.

"Kalian juga mau mencobanya?" Tanyaku dingin sambil menatap mereka satu persatu.

Mereka yang semula mau maju membantu temannya, jadi mundur ketakutan dan tidak lagi berani berlaku kurang ajar padaku.

"Roda itu berputar boy. Gue harap, ini konfrontasi kita yang terakhir."

"Gue gak suka nyari musuh. Tapi, kalau ada orang yang gue anggap sebagai musuh, gue pastiin dia akan sangat menderita karena telah jadi musuh gue." Ujarku dingin memperingati mereka berempat.

Mereka yang masih berdiri tidak ada lagi yang berani membalas tatapan mataku, mereka hanya menunduk sambil mundur ke belakang.

Aku pun berjalan keluar dari toilet dengan santainya.

Ini baru awal dari lembaran baru kehidupanku. Namun, aku bertekat untuk membuat 'Zaha' yang sama sekali tidak popluer ini, menjadi dihargai oleh semua teman-temannya.

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Arianto Genk
mantap bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
SotoSuroboyo
cerita seru banget...
goodnovel comment avatar
Joko Susilo
yg mo baca sampai akhir bayarrr
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status