Share

Playing Victim

Author: beruang
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Lania mengambil ponselnya yang berada di nakas. Tubuh gadis itu terlihat lemas, dengan kantung mata yang menghitam. Bibirnya pucat dan matanya sangat sayu. 

Sudah dua minggu sejak hari dimana ia membuat kehidupan mewahnya berada di ujung tanduk. Sejak saat itu pula ia tidak lagi mendapatkan kabar apapun dari Robby, sepertinya memang Robby ingin mengakhiri hubungan mereka, dan meninggalkan Lania karena kesalahannya. 

Lania mencari kontak nomor Ambar, lalu dengan cepat menelpon gadis itu. 

"Hallo, La?" 

"Lo dimana?" Tanya Lania dengan suara yang benar-benar lemas. 

"Di kantorlah, lo kenapa si suaranya lemes gitu? Sakit?"

"Lo cepetan ke apartemen gue, gue butuh bantuan lo!"

"Gue lagi kerja, Lania!"

"Si Dwi gak bakal pecat lo, lo kan simpenan kesayangannya!"

"Mulut lo tuh ya!"

Tanpa mau berdebat lebih panjang, Lania langsung menutup telponnya. Kini ia lanjut berbaring di tempat tidur, ia sungguh lemas dan tidak memiliki tenaga sedikitpun. 

********

Lania membuka matanya setelah ia mendengar seseorang masuk ke dalam apartemennya. Itu pasti Ambar, gadis itu tidak akan mampu menolak permintaan Lania untuk datang saat di telepon tadi. 

Ambar berjalan masuk ke kamar Lania, gadis itu berhenti sejenak saat melihat Lania terbaring mengenaskan dengan kondisi kamarnya yang cukup berantakan. Ambar perlahan mendekati Lania, beberapa kali kakinya menendang tisu yang berserakan di lantai kamarnya. 

"Lo sekarat?" Tanya Ambar. 

Lania mengangguk lemas. 

Tangan Ambar perlahan menyentuh dahi Lania, lalu ia tarik dengan cepat. "Lo panas banget, La, kita ke dokter ya?"

Lania mengulurkan tangannya, meminta bantuan Ambar untuk duduk.

"Lo bawa mobil?" Tanya Lania setelah gadis itu duduk dengan nyaman. 

"Iya, ayo ke dokter"

Lania menggeleng. 

"Kalo lo mati, cita-cita lo nikah sama Robby gak bakal kesampean!" 

Lania memicingkan matanya, "Begitu?"

Ambar mengerutkan dahinya. 

"Lo tau alasan gue sakit?" Tanya Lania. 

Ambar menggeleng. 

"Supaya gue bisa dapetin Robby lagi" Jawab Lania tersenyum. 

Ambar semakin mengerutkan dahinya, ia belum mengerti sama sekali yang diucapkan Lania. 

Melihat sahabatnya kebingungan Lania tersenyum miring. "Bodoh banget sih, lo. Gak ngerti?"

Ambar menggeleng. 

Lania terbatuk saat ingin menjelaskan lebih jelas, membuat Ambar spontan mencari air tetapi ditolak oleh Lania. 

"Lo inget dua minggu yang lalu, kalo gue punya rencana buat balikin keadaan seperti semua?"

Ambar mengangguk. 

"Ini rencananya" Lania tersenyum. "Selama dua minggu ini gue cuma makan mie instan dan makanan gak sehat lainnya, sampe lima hari yang lalu gue sakit sampe hari ini. Rasanya gue mau mati, karena gue lemes banget. Tapi itu berarti ini waktu yang tepat untuk bertemu Robby dan nyokapnya"

Ambar membuka mulutnya membentuk huruf 'O'. Ternyata rencana yang dikatakan oleh Lania dua minggu lalu adalah sakit. Lania butuh sakit dahulu untuk di dengar oleh Robby. 

Setelah mendengar semua penjelasan Lania, secara tiba-tiba Ambar memukul lengan gadis itu, sehingga ia limbung ke samping. 

Lania menyumpah serapahi Ambar dengan suara seraknya yang sudah tidak lagi bertenaga. Ia merasakan sakit di lengan kanannya karena tinju tiba-tiba dari Ambar. 

"Bodoh kali rupanya kau ini!" Makinya dalam logat Medan kebanggaannya. 

"Lo ngorbanin diri lo buat ngebalikin keadaan? Kalo lo mati gimana, La?!" Ucapnya dengan nada seperti semula. 

Ambar membantu Lania untuk kembali duduk lagi. Ia masih menatap gadis itu dengan kesal. 

"Gak ada cara lain untuk ketemu sama Robby selain ini, Bar"

"Ada bodoh, ada. Ada kalo lo gak berpikiran sempit kaya gini!"

Lania menghela napasnya. Sekujur tubuhnya sangat sakit dan ngilu, tenggorokannya juga sangat sakit. Ia merasa tidak akan bertahan lebih lama lagi. 

"Anterin gue ke rumah Robby, kita bakal bikin kejutan di sana" Ucap Lania tersenyum. 

"Wah sakit lu, sakit bener..."

"Emang gue sakit. Cepetan ambilin jaket gue, btw muka gue meyakinkan kan ya kalo gue sakit beneran?"

Ambar memilih tidak menjawab, gadis itu melempar jaket ke hadapan Lania dan segera dipakai olehnya. 

Ambar membantu Lania berdiri, memapah gadis itu sampai ke parkiran basement. Berkali-kali Ambar mengumpat karena merasa keribetan membawa Lania, Lania sangat berat, padahal tubuhnya langsing. 

Mungkin Lania terlalu banyak menimbun dosa, sehingga ia sangat berat. 

*******

Leon masuk ke dalam ruangan kerja Robby, pria itu membawa map biru yang berisi data seseorang yang sedang mereka cari. 

"Dia dipindahtugaskan, Rob" Ucap Leon tanpa basa-basi. 

Robby mengerutkan dahinya, "Tiba-tiba?"

"Dia dipindahtugaskan sejak dua minggu yang lalu, sekarang apartemennya kosong dan nomor teleponnya gak aktif"

"Siapa dalangnya?" Tanya Robby tiba-tiba. 

"Feeling gue Ambar, karena Lania gak punya akses ke perusahaan itu"

Robby mengangguk. 

"Cari dan bawa dia ke depan gue, gue harus tau semuanya dari mulutnya!"

Leon mengangguk. 

********

"Turun cepetan!" Suruh Ambar. 

Lania melempar tatapan sinis, "Sebentar, ini badan gue lemes banget"

"Ya menurut lo? Sakit gak minum obat, disuruh berobat malah ke sini, apa gak bakalan lemes?" Kesal Ambar.

Lania mengibaskan tangannya agar Ambar berhenti ngoceh, "Ini satu-satunya cara agar Robby dan tante Diana kasihan sama gue dan mau maafin gue"

"Kalo gue jadi nyokapnya Robby sih, lo gak bakal gue maafin, yang ada gue maki-maki!" Ucap Ambar. 

Lania tidak menghiraukan Ambar, gadis itu lebih memilih melihat situasi di sekitar rumah Robby. 

"Lo yakin tante Diana masih di sini?" Tanya Lania. 

Ambar mengangguk mantap. "Tadi pagi gue masih liat dia belanja sama pembantunya di ujung jalan komplek"

Lania mengangguk, kemudian mengambil kaca dari dalam tasnya. Gadis itu ingin melihat betapa menyedihkan wajah pucatnya, semakin pucat wajahnya akan semakin besar simpati yang ia terima. 

"Lo tunggu di sini, pantau semua yang terjadi. Oke?" Titah Lania. 

"Lo pikir gue pengangguran? Gue juga harus kerja, La" 

"Today you're mine!"

Lania langsung bergegas turun dari mobil Ambar, ia menghindari mendengar bantahan dari mulut Ambar. Dengan perlahan, Lania mendekati rumah Robby. Ia beberapa kali memegang kepalanya, rasanya sangat pening, jika Lania tidak memikirkan untuk mengembalikan keadaan seperti semula, Lania sudah memilih untuk pergi ke rumah sakit. 

Penjaga rumah Robby yang melihat Lania langsung berlari menghampiri gadis itu, Lania terlihat sempoyongan. 

"Bu Lania gak pa-pa?" Tanya penjaga. 

Lania menggeleng. "Tante Diana ada kan?"

"Ada, Bu. Mau saya bantu?" Tanya penjaga. 

Lania menggeleng. "Saya masih kuat kok"

Lania berjalan masuk ke rumah Robby, diikuti oleh penjaga dari belakang. Security itu beberapa kali melebarkan tangannya saat Lania ingin terjatuh, ia benar-benar khawatir dengan kekasih majikannya itu. 

Setelah masuk ke rumah besar yang selalu Lania klaim akan menjadi miliknya, Lania mulai merasakan sesuatu dalam ditubuhnya. Ia merasakan semula tubuhnya sangat panas, kini ia merasakan tubuhnya sangat dingin, tapi yang lebih anehnya ia keluar keringat. 

Penjaga yang dari tadi berjalan di belakangnya kini sudah masuk ke dalam dan memberi tahu ibu Robby jika Lania datang. 

Lania merasa benar-benar sudah tidak kuat, kakinya mulai gemetar dan kepalanya semakin pusing. Saat gadis itu hampir terjatuh, ia merasakan ada seseorang yang menangkapnya. 

Lania mengangkat kepalanya, melihat seorang wanita paruh baya yang menatapnya dengan begitu khawatir. 

"Sayang kamu gak pa-pa?" Tanya Diana. 

Lania tersenyum lemah sembari menggeleng. 

"Badan kamu panas, Nak" Ucap Diana yang membelai wajah Lania dengan kasih sayang. 

Diana membawa Lania duduk di sofa, membiarkan gadis itu agar istirahat. 

"Tante, ada sesuatu yang mau aku katakan sama tante" Ucap Lania. 

Diana mengangguk, "Kita bicara nanti ya, Sayang? Kamu istrahat, ya?"

Lania menggeleng, "Kalopun ini hari terakhir aku di dunia ini Tante, aku tetep gak mau istirahat. Aku harus menebus kesalahan aku, Tan!"

Diana mengerutkan dahinya, "Maksud kamu?"

"Pasti Tante sudah melihat berita yang ada di media dua minggu belakangan ini kan? Itu semua benar, Tante!" Ucap Lania. 

Diana membulatkan matanya dengan sempurna. Ia benar-benar sangat terkejut, hal yang semula ia bantah mentah-mentah ternyata sebuah kebenaran? 

"Aku memang selingkuh Tante, aku mengkhianati Robby" Lanjut Lania yang mulai menangis. 

"Lania..." Diana menatap Lania dengan penuh kekecewaan, calon menantu kesayangannya mengkhianati putra yang sangat ia banggakan. 

"Aku harus apa Tante? Robby gak pernah ada waktu untuk aku, bahkan pernikahan kami hanya aku yang lebih banyak mempersiapkannya. Robby terlalu sibuk sama pekerjaannya sampai aku sering kali dia lupain" Lania berhenti sejenak, gadis itu menangis dengan sangat natural. 

"Aku tahu kesibukan Robby bukan alasan yang kuat untuk berselingkuh, tapi aku kesepian, Tante. Aku butuh teman untuk berbagi banyak hal, aku mau diprioritaskan, aku mau ditemui, bukan hanya sesekali saja"

Lania menangis sesegukan, membuat Diana yang semula menatapnya kecewa kini berganti dengan tatapan kasihan. Diana mulai memeluk Lania, memenangkan gadis itu, beberapa kali juga ia mengatakan maaf atas nama Robby. 

"Aku gak pernah niat khianatin Robby, Tante, aku cuma butuh teman cerita dan tanpa sengaja aku bertemu dengan dia. Kami hanya saling berbagi cerita dan menemani satu sama lain, dan itu gak lebih Tante"

"Sekarang Robby bahkan gak mau angkat telepon aku, dia sepertinya mau mengakhiri hubungan kita Tante. Robby juga gak mau dengerin penjelasan aku"

Lania semakin terisak di dalam pelukan Diana, membuat Diana juga menangis karena merasakan bagaimana kesepiannya Lania selama ini karena kesibukan Robby yang sangat padat itu. 

"Aku salah Tante, aku bodoh!"

Diana melepas pelukannya, kini ia menatap dalam-dalam Lania. "Kamu gak salah, Sayang. Di sini semua kesalahan Robby, dia selalu sibuk dengan pekerjaannya sampai dia melupakan kamu seperti ini. Kamu gak salah, Tante akan bicara sama Robby!"

Diana kembali memeluk Lania, wanita paruh baya itu kembali menangis karena tidak bisa membayangkan betapa sakitnya menjadi Lania. 

Saat Diana berusaha menenangkan Lania, ia baru sadar jika napas Lania semakin melemah. Diana melepaskan pelukannya dan melihat kondisi Lania, dan gadis itu ternyata sudah pingsan dalam pelukan Diana. 

Diana berteriak panik, meminta siapapun yang mendengarnya untuk membantunya menyelematkan calon menantu kesayangannya. Wanita paruh baya itu histeris, ia takut sesuatu terjadi kepada Lania. 

You Lose Me, You Find You

I Lose You, I Lose Me

Related chapters

  • You Lose Me, You Find You | I Lose You, I Lose Me   Cheating

    Sudah satu minggu sejak Lania berada di rumah sakit, tetapi ia belum sekalipun melihat Robby menjenguknya. Setiap hari hanya Diana sendirian yang menjenguk dan menemani Lania, sampai Lania muak sendiri mengetahui hanya Diana yang datang.Lania menginginkan Robby untuk datang dan melihat betapa mengenaskan dirinya, ia tahu Robby akan luluh jika melihatnya sakit."Gue udah mau keluar rumah sakit tapi Robby tetep gak jenguk gue. Percuma gue hampir mati kemarin, tapi Robby tetep gak mau ketemu gue!" Maki Lania.Kini Lania hanya sendirian di kamar VIP yang luas itu, ia sudah cukup sehat daripada kemarin. Sepertinya Lania akan sudah boleh pulang dalam waktu dekat ini karena kondisinya semakin membaik.Gadis bernama lengkap Lania Khafasya itu melipat kedua tangannya di depan dada, kedua matanya menatap tajam ke layar televisi yang sedang menampilkan acara musik. Suasana hatinya benar

    Last Updated : 2024-10-29
  • You Lose Me, You Find You | I Lose You, I Lose Me   Shame On You

    Ambar masuk ke dalam restoran, aroma masakan yang enak-enak menyambutnya dengan baik saat ia pertama kali melangkah masuk. Siang ini adalah siang yang tidak pernah Ambar inginkan kehadirannya, karena entah rencana apa yang ingin dilakukan Leon, pria itu tiba-tiba mengajak bertemu di restoran ini sekarang. Leon adalah salah satu orang yang paling Ambar hindari, ia bisa menjadi ular yang sangat berbisa dan bisa juga menjadi kelinci yang lucu. Pria itu pandai bermain perannya. Ambar duduk di bangku paling pojok, ia sudah bisa menebak jika keinginan Leon untuk menemuinya adalah membuat keributan baru. Untuk itu ia mengambil meja di tempat yang jarang orang tempati. Ponsel Ambar berdenting memperlihatkan pesan masuk di sana. Zero: Gua ngawasin dia 24jam, bos tenang aja! Ambar tersenyum.

    Last Updated : 2024-10-29
  • You Lose Me, You Find You | I Lose You, I Lose Me   Bastard

    "Pagi sayang!" Sapa Lania dengan senyuman ceria khas dirinya. Lania melambaikan tangan ke arah Robby, gadis itu sebenarnya terkejut melihat bagaimana berantakan pria yang sangat mencintainya itu, tetapi Lania memilih untuk tidak peduli. Robby menoleh dengan cepat, ia menatap dengan terkejut seseorang yang berdiri di hadapannya dengan melambaikan tangan ke arahnya. "Kamu ngapain di rumah aku?!" Tanya Robby seteleh ia meletakkan gelasnya dengan kasar di atas meja. Lania berjalan dengan senyuman yang masih mengembang mendekati Robby. Gadis itu berdiri tepat di depan Robby, jarak mereka hanya beberapa centi. Lania melihat rambut Robby yang berantakan, sangat berantakan. Tidak seperti dulu yang rapih walaupun baru bangun tidur sekalipun. Lania merapikan rambut Robby, menyisir rambut ikal itu dengan jari-jari tangannya yang lentik. Hati Robby sed

    Last Updated : 2024-10-29
  • You Lose Me, You Find You | I Lose You, I Lose Me   (Bukan) Orang Ketiga

    "Mohon maaf, Bu Lania, tetapi pagi tadi pak Robby membatalkan semua persiapan yang sudah dilakukan. Pak Robby juga mengatakan bahwa pernikahan pak Robby dan Bu Lania batal" Jelas seorang wanita dari seberang sana dengan ragu-ragu. Lania mengepalkan kuat-kuat tangannya, ia merasa sangat terluka dan terhina karena Robby dengan mudahnya membatalkan persiapan pernikahan mereka yang sebentar lagi selesai. Lania langsung mematikan sambungan telepon, ia sudah tidak minat berbicara dengan orang WO. Kaki jenjangnya berbalik menuju mobil miliknya, ia harus bicara dengan seseorang yang sudah mempermalukan dirinya itu. Lania menancap gas pedal mobilnya, membelah kota Jakarta yang ramai dengan kesal yang tidak berujung. Pernikahan mereka tidak boleh batal, itu adalah hal yang tidak bisa siapapun ganggu gugat. Robby tidak seharusnya membatalkan pernikahan mereka secara sepihak, semua waktu berharganya sudah ia

    Last Updated : 2024-10-29
  • You Lose Me, You Find You | I Lose You, I Lose Me   Never Change

    Robby Danian seorang pengusaha muda yang sedang berada di puncak kesuksesannya. Berawal dari usaha kecil yang ia buka setiap ada event di Ibu Kota sampai ia bisa membuka cabang hampir di seluruh Indonesia.Pria yang selalu mendedikasikan dirinya untuk pekerjaan itu memulai kariernya dari bawah, dari nol. Ia bersama kekasihnya berjualan dengan berdampingan sinar matahari dan dinginnya air hujan di stand-stand yang terbuat dari terpal. Robby tidak pernah menyerah dalam merintis kariernya sampai ia berada di posisi dimana banyak orang memanggilnya Boss.Robby membuka kemeja putih yang semula ia pakai untuk acara pembukaan cabang usaha barunya. Pria itu membiarkan tubuh atasnya telanjang dan hanya memakai celana panjang. Robby merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur, mengistirahatkan dirinya dan mencari hiburan dengan membuka sosial media.Robby menscroll setiap postingan orang lain yang muncul di berandanya, be

    Last Updated : 2024-10-29
  • You Lose Me, You Find You | I Lose You, I Lose Me   Doom

    Lania menyiram wajah pria yang duduk di hadapannya dengan minuman yang sebelumnya ia pesan. Gadis itu sudah benar-benar kesal dengan kebodohan pria yang ia pilih menjadi selingkuhannya. Beberapa kali Lania menyumpah serapahi pria itu, dan pria itu tetap diam. Pikiran Lania sungguh buntu, ia benar-benar takut saat ini. Entah mengapa Lania berpikir masalah ini jauh lebih mengerikan daripada pertama kali Robby mengetahui perselingkuhannya. "Lania, maafin aku" Pria itu menggenggam tangan Lania, wajahnya tertunduk karena bersalah. Lania menempis tangan pria itu dengan kasar, "Kita itu menjalin hubungan di belakang Robby, dan seharusnya lo gak ceroboh upload percakapan kita di base publik!" "Iya, aku salah, aku minta maaf. Aku gak bermaksud buat ungkap semuanya, aku hanya..." "Hanya apa?! Kebodohan lo ngebuat kepercayaan Robby hancur lagi, Yo!"  

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • You Lose Me, You Find You | I Lose You, I Lose Me   (Bukan) Orang Ketiga

    "Mohon maaf, Bu Lania, tetapi pagi tadi pak Robby membatalkan semua persiapan yang sudah dilakukan. Pak Robby juga mengatakan bahwa pernikahan pak Robby dan Bu Lania batal" Jelas seorang wanita dari seberang sana dengan ragu-ragu. Lania mengepalkan kuat-kuat tangannya, ia merasa sangat terluka dan terhina karena Robby dengan mudahnya membatalkan persiapan pernikahan mereka yang sebentar lagi selesai. Lania langsung mematikan sambungan telepon, ia sudah tidak minat berbicara dengan orang WO. Kaki jenjangnya berbalik menuju mobil miliknya, ia harus bicara dengan seseorang yang sudah mempermalukan dirinya itu. Lania menancap gas pedal mobilnya, membelah kota Jakarta yang ramai dengan kesal yang tidak berujung. Pernikahan mereka tidak boleh batal, itu adalah hal yang tidak bisa siapapun ganggu gugat. Robby tidak seharusnya membatalkan pernikahan mereka secara sepihak, semua waktu berharganya sudah ia

  • You Lose Me, You Find You | I Lose You, I Lose Me   Bastard

    "Pagi sayang!" Sapa Lania dengan senyuman ceria khas dirinya. Lania melambaikan tangan ke arah Robby, gadis itu sebenarnya terkejut melihat bagaimana berantakan pria yang sangat mencintainya itu, tetapi Lania memilih untuk tidak peduli. Robby menoleh dengan cepat, ia menatap dengan terkejut seseorang yang berdiri di hadapannya dengan melambaikan tangan ke arahnya. "Kamu ngapain di rumah aku?!" Tanya Robby seteleh ia meletakkan gelasnya dengan kasar di atas meja. Lania berjalan dengan senyuman yang masih mengembang mendekati Robby. Gadis itu berdiri tepat di depan Robby, jarak mereka hanya beberapa centi. Lania melihat rambut Robby yang berantakan, sangat berantakan. Tidak seperti dulu yang rapih walaupun baru bangun tidur sekalipun. Lania merapikan rambut Robby, menyisir rambut ikal itu dengan jari-jari tangannya yang lentik. Hati Robby sed

  • You Lose Me, You Find You | I Lose You, I Lose Me   Shame On You

    Ambar masuk ke dalam restoran, aroma masakan yang enak-enak menyambutnya dengan baik saat ia pertama kali melangkah masuk. Siang ini adalah siang yang tidak pernah Ambar inginkan kehadirannya, karena entah rencana apa yang ingin dilakukan Leon, pria itu tiba-tiba mengajak bertemu di restoran ini sekarang. Leon adalah salah satu orang yang paling Ambar hindari, ia bisa menjadi ular yang sangat berbisa dan bisa juga menjadi kelinci yang lucu. Pria itu pandai bermain perannya. Ambar duduk di bangku paling pojok, ia sudah bisa menebak jika keinginan Leon untuk menemuinya adalah membuat keributan baru. Untuk itu ia mengambil meja di tempat yang jarang orang tempati. Ponsel Ambar berdenting memperlihatkan pesan masuk di sana. Zero: Gua ngawasin dia 24jam, bos tenang aja! Ambar tersenyum.

  • You Lose Me, You Find You | I Lose You, I Lose Me   Cheating

    Sudah satu minggu sejak Lania berada di rumah sakit, tetapi ia belum sekalipun melihat Robby menjenguknya. Setiap hari hanya Diana sendirian yang menjenguk dan menemani Lania, sampai Lania muak sendiri mengetahui hanya Diana yang datang.Lania menginginkan Robby untuk datang dan melihat betapa mengenaskan dirinya, ia tahu Robby akan luluh jika melihatnya sakit."Gue udah mau keluar rumah sakit tapi Robby tetep gak jenguk gue. Percuma gue hampir mati kemarin, tapi Robby tetep gak mau ketemu gue!" Maki Lania.Kini Lania hanya sendirian di kamar VIP yang luas itu, ia sudah cukup sehat daripada kemarin. Sepertinya Lania akan sudah boleh pulang dalam waktu dekat ini karena kondisinya semakin membaik.Gadis bernama lengkap Lania Khafasya itu melipat kedua tangannya di depan dada, kedua matanya menatap tajam ke layar televisi yang sedang menampilkan acara musik. Suasana hatinya benar

  • You Lose Me, You Find You | I Lose You, I Lose Me   Playing Victim

    Lania mengambil ponselnya yang berada di nakas. Tubuh gadis itu terlihat lemas, dengan kantung mata yang menghitam. Bibirnya pucat dan matanya sangat sayu. Sudah dua minggu sejak hari dimana ia membuat kehidupan mewahnya berada di ujung tanduk. Sejak saat itu pula ia tidak lagi mendapatkan kabar apapun dari Robby, sepertinya memang Robby ingin mengakhiri hubungan mereka, dan meninggalkan Lania karena kesalahannya. Lania mencari kontak nomor Ambar, lalu dengan cepat menelpon gadis itu. "Hallo, La?" "Lo dimana?" Tanya Lania dengan suara yang benar-benar lemas. "Di kantorlah, lo kenapa si suaranya lemes gitu? Sakit?" "Lo cepetan ke apartemen gue, gue butuh bantuan lo!" "Gue lagi kerja, Lania!" "Si Dwi gak bakal pecat lo, lo kan simpenan kesayangannya!"

  • You Lose Me, You Find You | I Lose You, I Lose Me   Doom

    Lania menyiram wajah pria yang duduk di hadapannya dengan minuman yang sebelumnya ia pesan. Gadis itu sudah benar-benar kesal dengan kebodohan pria yang ia pilih menjadi selingkuhannya. Beberapa kali Lania menyumpah serapahi pria itu, dan pria itu tetap diam. Pikiran Lania sungguh buntu, ia benar-benar takut saat ini. Entah mengapa Lania berpikir masalah ini jauh lebih mengerikan daripada pertama kali Robby mengetahui perselingkuhannya. "Lania, maafin aku" Pria itu menggenggam tangan Lania, wajahnya tertunduk karena bersalah. Lania menempis tangan pria itu dengan kasar, "Kita itu menjalin hubungan di belakang Robby, dan seharusnya lo gak ceroboh upload percakapan kita di base publik!" "Iya, aku salah, aku minta maaf. Aku gak bermaksud buat ungkap semuanya, aku hanya..." "Hanya apa?! Kebodohan lo ngebuat kepercayaan Robby hancur lagi, Yo!"  

  • You Lose Me, You Find You | I Lose You, I Lose Me   Never Change

    Robby Danian seorang pengusaha muda yang sedang berada di puncak kesuksesannya. Berawal dari usaha kecil yang ia buka setiap ada event di Ibu Kota sampai ia bisa membuka cabang hampir di seluruh Indonesia.Pria yang selalu mendedikasikan dirinya untuk pekerjaan itu memulai kariernya dari bawah, dari nol. Ia bersama kekasihnya berjualan dengan berdampingan sinar matahari dan dinginnya air hujan di stand-stand yang terbuat dari terpal. Robby tidak pernah menyerah dalam merintis kariernya sampai ia berada di posisi dimana banyak orang memanggilnya Boss.Robby membuka kemeja putih yang semula ia pakai untuk acara pembukaan cabang usaha barunya. Pria itu membiarkan tubuh atasnya telanjang dan hanya memakai celana panjang. Robby merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur, mengistirahatkan dirinya dan mencari hiburan dengan membuka sosial media.Robby menscroll setiap postingan orang lain yang muncul di berandanya, be

DMCA.com Protection Status