Beranda / Romansa / You Are Mine, Maria / 14. Ungkapan Perasaan Ashley

Share

14. Ungkapan Perasaan Ashley

Penulis: Sinokmput
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-27 11:20:48

Suara dentingan sendok dan garpu beradu memenuhi ruang makan tersebut. Sepasang manusia yang sedang sarapan itu enggan untuk melakukan percakapan. Jake sibuk dengan handphonenya dan Maria terlihat seperti terburu-buru menelan sarapannya. Dia tidak ingin berlama-lama berdekatan dengan Jake.

Tanpa sepatah kata pun, Maria mengambil tas yang ada di sebelahnya, berdiri dan melangkahkan kakinya pergi dari ruang makan itu. Jake seolah tak peduli, dia bahkan tak mengalihkan pandangannya, hanya menatap handphone yang daritadi seperti menarik perhatiannya.

Seperti biasanya, Ashley selalu menunggu Maria di parkiran. Dia berdiri menunggu mobil Maria datang. Tapi saat sudah datang, sampai 5 menit pun Maria tidak keluar dari mobil dan membuat Ashley penasaran, dia mendekat dan mengetuk kaca jendela mobil Maria.

"Hei keluarlah, kau ingin ketinggalan pelajaran." ucap Ashley.

Maria terdiam, dia mencengkeram setir mobilnya. Dia tidak ingin bertemu dengan Ashley, bekas luka yan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
rosmeri paleba
penasaran ceritanya
goodnovel comment avatar
Rosita Rose
Cerita yg sangat bagus.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • You Are Mine, Maria   15. Kecewa?

    Maria menghabiskan harinya di makam sang ayah. Entah kenapa hatinya menjadi tenang ketika dia di sini, meskipun harus kepanasan, Maria tak peduli, yang penting ia bisa mencurahkan semua isi hatinya saat ini. Hanya pada ayahnya lah dia bisa jujur tentang semua hal, meskipun tak ada jawaban sama sekali dari gundukan tanah di depannya itu.Hari sudah siang dan Maria seperti enggan untuk datang ke kantor Jake, biarlah, saat ini Maria tidak ingin melihat Jake. Akhirnya Maria memutuskan untuk datang ke rumah, sudah lama dia tak bertemu dengan ibunya. Rasanya dia sangat merindukannya.Maria melajukan mobilnya ke rumahnya, untung saat ini ayahnya belum pulang jadi dia bisa leluasa mempunyai waktu dengan ibunya."Ibu terlihat pucat, mau ku antarkan ke dokter?" tanya Maria. Saat ini mereka sedang duduk di ruang tengah."Tak apa, Ibu baik-baik saja." ucap ibunya.Maria tahu ibunya itu sedang tidak enak badan, tapi selalu saja ibunya itu mengelak. Hal itu mem

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-27
  • You Are Mine, Maria   16. Marah

    Maria mengemudikan mobilnya. Entah sudah berapa kali dia berputar-putar di jalanan itu, membuat dia bosan. Dia menghentikan mobilnya di depan minimarket, dia menundukkan kepalanya ke arah setir. Entah kenapa dia merasa sangat marah, dia kecewa dengan apa yang dilihatnya tadi. Tapi alasan apa untuk Maria marah dan kecewa? Dia bukanlah siapa-siapa bagi Jake.Maria ingin kembali tapi dia merasa gengsi, jika dia pulang ke rumah yang ada nanti diceramahi oleh ayah tirinya. Akhirnya Maria berinisiatif menelfon Ashley, hanya lelaki itu yang ada dipikirannya saat ini."Hallo," ucap Maria begitu sambungan telfon itu tersambung. "Kau di mana?" tanyanya."Aku sedang di suatu tempat, ada apa? Kemana saja kau seharian tidak bisa dihubungi?" tanya Ashley."Bisakah kau beritahu lokasimu, aku ingin menyusulmu," ucap Maria."Menyusulku? Eh jangan, kita ketemuan di tempat lain saja," ucap Ashley sedikit panik karena saat ini dia ada di bar miliknya."Sudah, b

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-27
  • You Are Mine, Maria   17. Hukuman Maria

    Maria terbangun dari tidurnya, kepalanya terasa pusing, bahkan sangat pusing karena semalam dia terlalu banyak meminum alkohol. Matanya mengerjap perlahan, sinar matahari menyapanya, membuat dia menutup matanya kembali karena silau. Dia berguling ke kanan, merasakan betapa nikmatnya pagi harinya kali ini.Akhirnya dengan malas Maria membuka kedua matanya, menatap kesekelilingnya, kamar yang begitu asing, di mana dia? Pikirnya.Pintu terbuka membuat perhatian Maria teralihkan, dia melihat Ashley masuk membawa nampan berisikan makanan. Maria bangun, menyenderkan tubuhnya di sisi ranjang, menatap sahabatnya yang perlahan mendekatinya."Aku ingin membangunkanmu, ternyata kau sudah bangun duluan," ucap Ashley meletakkan nampan di nakas meja samping ranjang.Maria hanya mengangguk, dia memegangi kepalanya, pusingnya belum hilang juga."Makanlah dan segera minum obat pereda mabuk. Kau terlalu banyak minum tadi malam," ucap Ashley menatap Maria.Maria men

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-27
  • You Are Mine, Maria   18. Sikap Yang Aneh

    Entah sudah berapa kali Jake menyentuh tubuh Maria. Sehingga membuat wanita itu enggan untuk memikirkannya. Dia selalu diam ketika Jake melakukan hal itu pada dirinya, tanpa bersuara, tanpa mendesah, bahkan tanpa menikmatinya. Maria pasrah, dia yang selalu diancam menggunakan ibunya membuat dirinya tak bisa berkutik.Hari ini, lagi dan lagi Maria terbangun dengan keadaan telanjang. Dia melirik ke arah samping dan ternyata Jake tidak ada di tempatnya. Maria berusaha bangun, tubuhnya kaku, setiap kali bercinta Jake selalu bersikap kasar padanya hingga meninggalkan beberapa bekas lebam di tubuhnya."Kau sudah bangun?" tanya Jake yang keluar dari arah kamar mandi. Dia masih menggunakan handuk yang melilit, menutupi kejantanannya.Maria hanya mengangguk tak bersuara, dia beringsut mundur sampai tubuhnya terbentur sisi ranjang ketika Jake mendekatinya."Jangan menghindariku Mary, aku tak suka itu," ucap Jake dingin ketika melihat sikap Maria. Ya, meskipun dia sudah

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-27
  • You Are Mine, Maria   19. Pertanyaan Ashley

    "Ashley," ucap Maria tampak kikuk ketika melihat Ashley yang menatapnya berbeda. Meskipun masih ada kelembutan di sana, tapi sorot mata tegas penuh dengan pertanyaan terpancar di matanya. "Hai, aku kira kau belum datang." imbuhnya."Kali ini jangan mengelak Maria, aku butuh penjelasanmu," ucap Ashley yang menarik tangan Maria."Hei, mau kemana? Sebentar lagi ada jam mata kuliah. Aku tidak ingin membolos," ucap Maria berontak.Ashley hanya diam, dia tetap menggandeng tangan Maria. Tujuannya bukan ke kelas, apalagi ke kantin. Ashley membawa Maria ke gedung bangunan sekolah paling belakang. Gedung yang sudah tak terpakai, hanya terbengkalai dan dijadikan gudang.Maria yang melihat keadaan sekitar merasa takut. Dia lebih takut jika tiba-tiba ada hantu yang menghampirinya daripada penjahat."Kita mau kemana? Ini tempat sepi," ucap Maria tercekat. Dia menelan ludahnya kasar.Ternyata meskipun bangunan di sini terbengkalai, tapi ada sebuah taman yang ind

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-27
  • You Are Mine, Maria   20. He's Back

    Jaccob keluar dari area kampus, pagi ini dia sedang dalam suasana yang baik. Tidak ada pertengkaran dengan Maria. Beberapa hari ini juga Maria tidak mencari masalah dengannya.Dia melirik jam di tangannya. Dia berniat untuk pergi ke Mansion Ratory sebelum datang ke kantor. Mumpung tidak ada jadwal meeting apapun hari ini.Jake mengambil handphonenya, sambil menyetir dia menekan layar handphonenya, mencari nama Kenzo lalu memanggilnya."Hallo bos," suara Kenzo terdengar tak lama setelah telfon itu berdering."Aku ingin mengecek pekerjaan di Mansion, kemungkinan sampai sore. Jadi kerjakan semua pekerjaanku. Nanti jika Maria datang, suruh dia untuk mengerjakan proyek yang ada di kota Nancy." ucap Jake."Baiklah, nanti akan aku sampaikan kepada Maria." jawab Kenzo.Setelah itu Jake memutuskan panggilan tersebut, dia melemparkan handphonenya pada bangku kosong di sebelahnya. Tak sengaja matanya menatap spion tengah yang ada di dalam mobil tersebu

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-28
  • You Are Mine, Maria   21. Berjalan-jalan

    Maria benar-benar menikmati waktunya bersama Ashley. Sudah lama dia tidak berjalan-jalan, apalagi dulu waktunya disibukan dengan jam kuliah dan bekerjanya. Hanya sesekali keluar saat sedang cuti bekerja, itupun harus menunggu waktu sebulan sekali.Saat ini mereka sedang berada di salah satu mall terbesar di kotanya. Ashley dengan senang hati menemani Maria berkeliling. Dia seperti tak mempunyai rasa lelah.Saat Maria melewati salah satu toko pakaian, dia segera menarik Ashley untuk masuk ke dalam."Aku ingin mengganti bajuku, aku tidak tahan jika harus memakai gaun seperti ini," ucap Maria pada Ashley begitu mereka masuk."Tapi kau cantik memakai gaun Mary, kau terlihat seperti wanita," ucap Ashley melirik Maria sekilas."Jadi selama ini aku bukan wanita, begitu maksudmu?" tanya Maria, dia menatap kesal pada sahabatnya itu.Tawa Ashley langsung pecah dan disambut pukulan pada pantatnya dari Maria."Awas kau ya, jika sampai jatuh cinta padaku

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-04
  • You Are Mine, Maria   22. Perhatian Maria

    Maria sampai di rumah pukul 8 malam. Dia tersenyum pada penjaga yang membukakan gerbang untuknya. Maria keluar dari taksi setelah membayar sopir taksi tersebut.Maria masuk ke dalam rumah, tak sengaja dia berpapasan dengan Rose, pembantu di rumah ini."Malam Rose," ucap Maria."Malam Nona," balas Rose sopan.Maria segera naik ke lantai atas. Memasuki kamarnya dan menguncinya. Dia terlihat lelah setelah beraktifitas. Akhirnya dia memutuskan untuk mandi.Maria mengisi air dalam bath up sampai penuh, menuangkan sabun dengan aroma mawar kesukaannya. Setelahnya dia membuka semua pakaiannya dan bergerak masuk ke dalam.Aroma mawar yang harum itu menenangkan pikiran Maria. Maria terlihat menikmati mandi sabunnya itu. Entah sudah berapa lama dia di kamar mandi, sampai air yang tadinya hangat berubah menjadi dingin.Maria memutuskan untuk menyudahi acara mandinya. Dia bergerak ke arah shower untuk membilas badannya. Setelah bersih, dia keluar kamar d

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-04

Bab terbaru

  • You Are Mine, Maria   90. Bonus Part

    *5 tahun kemudian. "Xavier, jangan berlari nak. Kau bisa terjatuh nanti." Illene berteriak panik melihat cucunya berlari ke sana-sini di taman. Dia sampai kewalahan mengejar Xavier. Maria yang baru saja keluar dari arah dapur itu tersenyum. Dia meletakkan nampan berisi teh hangat dan beberapa cemilan di meja. "Sudahlah Bu, nanti juga dia berhenti sendiri. Tak udah dikejar atau Ibu yang akan kelelahan nanti." ucap Maria. Illene menghela nafas lalu duduk menyusul Maria. Wanita yang rambutnya sudah beruban itu tampak ngos-ngosan. Dia mencoba menarik nafas perlahan lalu mengambil secangkir teh hangat dan meminumnya. Dia menyesapnya sebentar sebelum menatap ke arah Maria. "Ya, kau benar Maria. Astaga, dia sangat aktif sekali." keluhnya. Maria hanya terkekeh, dia melirik ke arah anak lelakinya yang sekarang berumur 4 tahun. Dia lalu mengusap perutnya, kali ini Maria hamil lagi dan usia kandungannya sudah menginjak 7 bulan

  • You Are Mine, Maria   89. Baby Xavier (End)

    Kandungan Maria sudah memasuki minggu ke-35, artinya tinggal menghitung hari Maria akan melahirkan. Hari ini Jake memutuskan untuk libur dan menemani Maria untuk mendekorasi kamar calon anak mereka. Karena sampai saat ini mereka belum tahu jenis kelamin anak mereka, jadi mereka mengisi kamar itu dengan warna netral.Kamar yang dulu dipakai oleh Maria sekarang menjadi kamar calon anak mereka. Jaccob memutuskan merenovasi untuk memberikan pintu penghubung ke kamarnya."Kau tak boleh kelelahan Mary, biarkan aku saja yang membersihkan kamar ini. Kau duduk saja dan lihatlah!" perintah Jaccob.Tapi ucapan itu tak dihiraukan Maria. Dia bahkan dengan senang hati merapikan satu-persatu baju kecil yang terlihat lucu baginya. Dia memisahkan di antara perlengkapan lainnya."Benar yang dikatakan Jaccob, Maria, lebih baik kau istirahat saja," ucap Illene yang ada di sana membantu mereka."Kalian tak bisa melarangku. Aku juga ingin menyiapkan keperluan anakku," u

  • You Are Mine, Maria   88. Pernikahan Sera dan Lucas

    "Kau terlihat sangat cantik Sera," ucap Maria yang baru saja masuk ke dalam kamar hotel.Sera yang mendengar itu langsung menoleh, menatap Maria yang juga sangat cantik dengan perutnya yang sudah membesar. Wanita itu bahkan berjalan tertatih sambil memegangi perutnya."Maria," seru Sera dengan senang. "Kau sendirian?" tanya Sera."Tidak, Jaccob ada di sini, tapi dia pergi untuk melihat Lucas." Maria mendekat ke arah Sera, menyerahkan sebuket bunga mawar putih kepada Sera. "Khusus permintaan ibu," ucapnya sambil tersenyum.Sera menerimanya, dia meletakkan bunga itu di meja. Dia tidak bisa banyak bergerak sekarang karena Sisi masih merias wajahnya.Hari ini adalah hari pernikahan Sera dan Lucas. Sudah sejak setengah tahun lalu hubungan mereka dengan Maria dan Jaccob membaik. Sera bahkan sering menginap di rumah Jaccob untuk menemani ibu hamil yang banyak maunya itu."Bagaimana, apa semua sudah siap?" Illene

  • You Are Mine, Maria   87. Memeriksakan Kehamilan

    Lagi-lagi rumah sakit dibuat kalang kabut ketika mendengar pemilik rumah sakit, Jaccob akan datang ke sini. Para senior dan junior dokter terlihat gugup menanti orang yang diisukan dengan sikap yang kejam itu. Mereka bahkan sudah menunggu di depan pintu masuk rumah sakit tersebut.Mobil yang ditumpangi Jake berhenti, Aciel segera membuka pintu untuk Jake dan Maria. Jake masuk ke dalam sambil menggandeng tangan Maria."Apa kabar Maria?" sapa dokter Nathan yang mendekat ke arah mereka."Aku baik Paman," balas Maria dengan senyuman."Kenapa semua orang ada di sini?" tanya Jaccob heran melihat semua orang menyambutnya.Kening dokter Nathan mengerut, dia menatap Jaccob dengan heran. "Bukannya kau datang untuk memeriksa kepentingan rumah sakit?" tanyanya."Aciel," panggil Jaccob sambil menoleh ke belakang. Sedangkan Aciel hanya meringis sambil menggaruk tengkuknya."Aku lupa tak memberitahu dokter Nathan."Jake menghela nafas kasar,

  • You Are Mine, Maria   86. Drama Pagi Hari

    "Kenapa kau membawa wanita ini ke sini?" tanya Jake menatap tajam Lucas."Jake," lirih Illene, mencoba melerai tak ingin ada pertengkaran."Kau tak tahu Bu, mereka yang menyebabkan Maria kehilangan bayinya dulu," ucap Jake masih dengan nada yang dingin."Semua sudah berlalu Jake, bahkan kau pun sudah membalasnya pada Sera," jawab Lucas dengan tenang."Ya, tapi aku belum membunuhmu!" sengit Jake."Jake, Lucas, kemarilah!" perintah Illene dengan nada tegas.Mereka mendekat, duduk saling berhadapan. Jake masih menatap Lucas dengan tajam, sedangkan Lucas tak menhiraukannya, dia bersikap dengan tenang. Karena memang, dia ke sini hanya ingin perdamaian, tak ingin permusuhan mereka terus berlanjut. Lucas ingin memperbaiki semuanya."Kalian adalah anak-anak Ibu. Jika kalian terus bertengkar seperti itu, Ibu akan merasa sedih." Rikard sudah berdiri di belakang Illene, dia mengusap pundak Illene lembut ketika wanita itu mulai menangis.

  • You Are Mine, Maria   85. Datang ke Rumah

    Maria terbangun karena aroma dari masakan yang tercium di hidungnya. Dia membuka matanya perlahan, menoleh ke sampingnya tapi tak menemukan keberadaan suaminya.Akhirnya Maria bangun, dia menutupi tubuh polosnya masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya. Dia menikmati guyuran air shower yang membuat tubuhnya menjadi segar. Setelah selesai dia segera keluar.Maria memeriksa koper yang masih ada di sebelah sofa. Karena kegiatan semalam, dia sampai lupa belum membereskan barang-barang yang dibawanya.Maria mengeluarkan satu-persatu baju yang ada di sana. Tapi dia menyerngit heran, semua bajunya hanyalah sebuah gaun tipis, baju tanktop, celana pendek dan....lingerie. Apa-apaan ini? Siapa yang menyiapkan baju-baju laknat seperti ini?Maria mendesah, dia segera memakai salah satu gaun yang ada di sana. Ini terlalu pendek, pikir Maria ketika melihat tampilannya di cermin. Tapi dia mengabaikannya dan segera keluar dalam keadaan rambut setengah basah.

  • You Are Mine, Maria   84. First Night (WARNING!!!)

    *HARAP BIJAK MEMILAH BACAAN!*Malam semakin larut, tapi kebahagian orang-orang yang ada di sana masih terpancar dengan jelas. Beberapa orang ada yang sudah berpamitan untuk pulang, sebagian lagi masih ada di sana.Jake menyuapi Maria makanan kecil, dari tadi dia tak beranjak meninggalkan Maria sedikitpun. Membuat teman-teman wanita Maria di agency menjadi iri melihatnya."Kau lelah?" tanya Jake."Tidak, aku hanya ingin ganti baju. Gaun ini membuatku kedinginan," ucap Maria menatap memelas pada Jake.Jake membuka jasnya dan menyampirkan di pundak Maria. "Kalau begitu kau harus segera ganti baju." ucap Jake.Maria mengangguk, dia berpamitan pada Illene, Rikard dan yang lainnya. Tapi bukannya membawa Maria masuk ke dalam Mansion, Jake malah menuntun Maria masuk ke dalam mobil."Kita akan ke mana Jake?" tanya Maria heran."Pergi ke suatu tempat," balas Jake dengan tersenyum.Maria tak bertanya lagi, dia yang le

  • You Are Mine, Maria   83. A Wedding

    Saat sampai di tempat, Maria segera masuk ke dalam. Di sana terlihat sepi, hanya ada para pelayan toko yang berlalu lalang. Aciel menyuruh Maria untuk berjalan duluan, dia mengikutinya dari belakang.Senyum Maria merekah ketika melihat Jake berdiri di depan sana bersama seorang lelaki yang tak dikenalnya."Jake," panggil Maria sambil melambaikan tangannya.Jake tersenyum, dia menyuruh Maria untuk mendekat. Saat Maria ada di sampingnya, dia langsung memeluk pinggul Maria."Ricky, perkenalkan calon istriku, Maria," ucap Jaccob tersenyum bangga.Ricky tersenyum, dia menjabat tangan Maria yang dibalas oleh Maria."Baiklah, akan aku tunjukan koleksi berlianku," ajak Ricky setelah perkenalan singkat itu. Dia berjalan ke tempat lebih dalam dari tokonya ini, sesampainya di sana, ada anak buahnya yang menunggunya dengan 3 buah kotak berisikan berlian berwarna-warni."Ini koleksi terbaruku, yang ini salah satu paling sulit ditemukan. Hanya ada

  • You Are Mine, Maria   82. Rencana yang Gagal

    "Bagaimana kabar Ayah hari ini?" tanya Maria begitu dia masuk ke dalam kamar rawat ayahnya. Di tangannya terdapat sebuah parcel buah, dia meletakkannya di meja dan duduk di dekat ayahnya.Petra tersenyum, dan menatap Maria. "Ayah lebih sehat dari kemarin, trimakasih Maria." ucapnya."Tak ada trimakasih di antara kita Ayah. Kita memang harus saling membantu," ucap Maria diselingi dengan tawa. "Ayah mau jeruk? Akan aku kupas untuk Ayah."Petra hanya mengangguk, dia mengamati anak tirinya itu yang mengupas kulit jeruk. Maria sangat telaten, dia bahkan mencucinya terlebih dulu sebelum diserahkan pada ayahnya."Bantu aku duduk Maria," pinta Petra.Maria dengan segera menaikan sisi ranjang rumah sakit ini. Dia membantu ayahnya untuk duduk bersender di sana.Maria menyuapi satu-persatu jeruk itu ke mulut ayahnya. Mereka saling bercanda sampai Jake masuk ke dalam ruangan itu. Sikap Petra langsung sedikit diam, dia masih takut dengan perlakuan

DMCA.com Protection Status