Share

HURT

Author: Reinee
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Sandra duduk dengan gelisah di pojok ruangan. Beberapa saat yang lalu Anggit menelpon dari kantornya dan bilang ingin mengatakan hal penting. Wanita itu penasaran tentang apa, tapi dia yakin pasti ada hubungannya dengan mereka berdua.

Anggit datang tergesa lima menit kemudian, seperti biasa mereka selalu berciuman sebentar. Sangat menjijikkan jika saja ada orang yang tahu bahwa keduanya bukan pasangan suami istri.

"Ada apa?" tanya Sandra saat Anggit sudah terlihat duduk dengan tenang di sofa cafe tempat favorit mereka bertemu.

"Pacar kamu ... ngajak Rea keluar makan siang tadi."

"Apa?? Devon? Kamu serius?"

"Rea menelponku bilang pamit mau keluar sama pacarmu."

"Tapi itu nggak mungkin, Git. Mereka berdua nggak deket. Setauku Rea aja baru beberapa kali ketemu Devon. Bagaimana mungkin?" Sandra  bahkan tidak ingat kalau Rea dan Devon pernah saling bicara. Seingat Sandra mereka mungkin baru 3 atau 4 kali saja bertemu selama dia jalan dengan lelaki itu. 

"Nyatanya seperti itu," ujar Anggit. "Apa yang terjadi sama kalian berdua? Kamu sama pacarmu itu." tanyanya dengan ekspresi sedikit cemas.

Sandra nampak menghela nafas panjang. "Sebenarnya kemarin dia lihat kita. Waktu kita pulang dari hotel. Dan dia marah banget."

"Lalu menurutmu apa maksud dia menemui Rea? Apa dia mau bilang ke Rea soal hubungan kita?" Wajah Anggit memucat. Dia bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti saat dia pulang. Rea pasti akan sangat marah dan dia belum siap menerima itu.

"Tidak mungkin!" Mata Sandra membelalak. Dia mendadak ikut membayangkan apa yang akan Rea katakan padanya kalau tahu dia telah main belakang dengan suaminya. Sejujurnya, dia belum ingin Rea tahu. Setidaknya bukan sekarang, ini masih terlalu cepat, dia dan Anggit bahkan belum ada sebulan memulai hubungan mereka.

☆☆☆

Devon kembali ke kantornya setelah mengantarkan Rea pulang. Berbagai perasaan berkecamuk di dadanya, antara kasihan dengan wanita itu, malu karena sempat berpikir dia bisa memanfaatkan wanita yang bahkan sama sekali tidak mengerti apapun tentang masalah sedang menimpanya, juga perasaan suka. Entahlah, Devon merasa wanita itu sangat menyenangkan. Dia sempat salah menilai bahwa Rea mungkin adalah wanita membosankan yang menyebabkan suaminya berpaling. Menurut Devon, Rea tidak seperti itu.

"Ibu Sandra ingin bertemu Anda, Pak." Tira, salah seorang stafnya, menghadangnya di depan pintu masuk ruangannya. Devon menampakkan raut muka tidak suka. 

"Dimana dia?" 

"Saya sudah memintanya menunggu di ruang tunggu tamu," jawab si wanita dengan dandanan seksi berusia sekitar 30 tahun itu.

"Suruh ke ruangan saya," kata Devon ketus.

"Baik, Pak."

Sebenarnya dia belum ingin menemui wanita itu. Tapi Devon yakin kedatangannya ada hubungannya dengan pertemuannya dengan Rea barusan. Lelaki itu hanya ingin tahu apa yang diinginkan Sandra.

☆☆☆

Sandra masih ingat 2 bulan yang lalu terakhir kalinya dia mengunjungi Devon di kantornya. Dan saat itu Devon menyambutnya dengan sangat hangat. Lelaki itu terlihat sangat bahagia saat melihatnya tiba-tiba datang ke kantor mengejutkannya. 

Hari ini sangat berbeda. Devon hanya menatapnya tajam dari kursi kerja kebesarannya di depan Sandra. Sorot matanya sangat dingin seolah ingin menelan dirinya hidup-hidup. Lelaki itu bahkan tidak menyuruhnya duduk.

"Apa yang kamu inginkan?" katanya dengan nada datar.

"Kita harus bicara, Von. Tidak bisa seperti ini terus."

"Aku sudah bilang, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Pulanglah!" perintahnya.

Mata Sandra memanas. Seolah dia baru menyadari bahwa dia benar-benar sudah kehilangan lelaki di hadapannya ini. Kemana jalan pikirannya selama ini? Bukankah orang tidak akan diam saja jika dikhianati? Apa mungkin dia menyangka lelaki yang dia tahu sangat menggilainya itu akan memaafkan perbuatannya saat dia tahu bahwa dia telah berbuat serong?

"Tapi itu tidak seperti yang kamu lihat, Von. Setidaknya dengarkan dulu penjelasanku!" Wanita itu masih bersikukuh. Devon mulai tidak sabar, giginya gemeretuk dan kepalanya mulai berdenyut lagi. Rasanya ingin sekali dia meremukkan tulang-tulang manusia di hadapannya jika saja dia bukan seorang wanita. Dia bangkit berjalan mendekati Sandra dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya. Dia takut akan tergoda menyentuh wanita yang pernah membuatnya sangat tergila-gila itu.

"Hari ini aku menemuinya. Kamu tau kalau sahabatmu itu sedang hamil?" Sandra tahu kemana arah pembicaraan Devon, itu pasti tentang Rea.

"Iya aku tahu. Dan aku tidak melakukan apa-apa padanya. Kamu harus tahu itu, Sayang." Devon mendecih mendengar kilahan wanita itu. Dia benar-benar sangat muak dengan sikap Sandra. Sungguh sangat disesalinya kenapa baru mengenali sifat asli wanita itu sekarang.

"Aku ngga perlu melihat kalian bercinta di depan mataku untuk tahu bahwa hubungan kalian sudah sejauh mana. Aku bukan orang bodoh, Ngerti kamu?!" Sandra menunduk mendengarkan kalimat lelaki itu yang meluap-luap membuatnya tak sanggup menatap ke dalam matanya.

"Sekarang pergilah! Dan jangan pernah kembali kesini lagi!" ucapnya sambil berjalan ke arah pintu. Dibukakannya pintu ruangannya lebar-lebar agar wanita itu segera bisa enyah dari hadapannya. 

Setelah bertemu Rea hari ini rasanya Devon ingin sekali melihat Sandra lenyap saja dari kehidupannya secepatnya. 

Sandra masih mematung di tempatnya. Dia sama sekali tidak menginginkan hal ini terjadi. Baginya Anggit hanya sebuah selingan untuk membalaskan sakit hati yang lama dipendamnya pada Rea dan tentu saja dia tidak ingin kehilangan Devon. Setidaknya tidak untuk sekarang. Tapi dia pikir mungkin dia memang harus pergi saat lelaki ini sedang sangat marah. Menurutnya akan percuma saja membujuknya untuk memaafkannya di saat yang tidak tepat. Namun Sandra sangat yakin Devon pasti akan mencarinya untuk memaafkannya nanti. Dia tahu bahwa lelaki ini sangat tergila-gila padanya. Mungkin dia hanya perlu waktu untuk berpikir.

☆☆☆

"Sayang, kamu sudah pulang?"

Anggit setengah terlonjak keluar dari mobil saat Rea menyambutnya seperti biasa di teras rumah. Wajahnya sangat ceria tidak nampak kesedihan ataupun kemarahan disana. Padahal Anggit sudah membayangkan akan terjadi perang antara dia dan istrinya setibanya di rumah. Benarkah Rea belum tahu apapun? Apa lelaki itu tidak menceritakannya pada Rea? Anggit sejenak tertegun.

"Eh ... iya, Sayang. Kamu sudah di rumah? Katanya tadi ....," Anggit tidak melanjutkan kalimatnya karena wanita itu buru-buru menghampirinya untuk membawakan tas kerjanya dan menggandengnya ke dalam rumah.

"Aku tadi pergi cuma sebentar kok. Tahu nggak? Devon tadi ngajak aku kemana?" 

"??" Anggit mengedikkan bahu sambil menatap istrinya dengan senyum miring.
"Kemana?" tanyanya. 

"Ke roof top Maze Hotel. Disana ada retauran keren banget, Sayang. Steaknya eeenaaaakkk. Kapan kapan kita kesana ya?" ucapnya manja. 

Anggit sebenarnya tidak suka dengan cerita istrinya, tapi kenyataan mengetahui bahwa istrinya tidak mengetahui apapun tentangnya dan Sandra membuatnya tersenyum lega.

"Ok, kapan?" tanyanya.

"Kapan kapan aja kalau kamu nggak sibuk," ucapnya. 

☆☆☆ 

[Anggit: San, Rea nggak tahu apa-apa tentang kita. Sepertinya pacarmu nggak memberitahunya.]

[Sandra: Sudahlah, Git, aku sedang males bahas itu. Aku ke kantor Devon tadi dan dia malah ngusir aku. Cowok itu Sialan!]

[Anggit: Bagus dong! Jadi besok-besok kita bisa sering bertemu tanpa gangguan.]

Tak ada jawaban dari Sandra. Anggit memutuskan untuk istirahat lebih awal. Dia merasa sangat lelah hari ini. 

Dilihatnya Rea sudah tertidur pulas saat dia memasuki kamar. Sesaat Anggit memandangi wajah istrinya lekat-lekat. Sungguh wanita yang sangat lugu. Dia pergi dengan laki-laki lain dan malah pulang menceritakan semua itu pada suaminya. 

Didekatinya tubuh mungil yang sedang tergolek itu, Anggit membenarkan letak selimutnya. Muncul beberapa pertanyaan dalam hatinya. Benarkah Rea belum tahu? Atau dia hanya pura-pura tidak tahu? Lelaki itu seperti mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri. 

Sejujurnya Anggit bukan tak menyukai Rea. Dia hanya lelaki yang tak pernah puas hanya dengan satu wanita. Dia juga lelaki yang menyukai wanita-wanita bertubuh seksi dan menggairahkan. Rea bukannya tak cantik, wajahnya lumayan manis, hanya  tubuhnya memang tak seseksi Sandra yang selalu membuatnya mabuk kepayang. 

Anggit mendesah pelan teringat bahwa wanita inilah yang telah rela menyerahkan kegadisannya padanya beberapa bulan yang lalu. Itulah yang membuatnya tak bisa menolak ketika dipaksa orang tuanya menikahinya. Karena Anggit sangat yakin hanya dia satu-satunya ayah dari bayi itu dan dia tak ingin anaknya lahir tanpa memiliki ayah.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Hiijrah
ceritanya bagus ,,,cuma malas aja karna harus beli koin
goodnovel comment avatar
Mommi B'four
dasar ya, yang laki2nya buaya darat hidung belang yang prempuannya jalang murahan.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • YOUR STUPID WIFE   EVIDENCE

    Suaraalarmdari ponsel mengagetkan Rea. Dia sengaja menyetel alarmnya pagi itu, berniat mengajak Anggit jalan-jalan di sekitar kompleks.Matanya mengerjap mengumpulkan segenap kesadarannya, lalu bangkit dari tidurnya. Rea baru sadar Anggit ternyata sudah tak ada di tempat tidur. Rea mengedarkan pandangan ke seluruh kamar tidur dan mendapati suaminya sedang mengacak-acak isi lemari."Lagi ngapain?" tanya Rea manja memeluk suaminya dari belakang. "Wangi sekali? udah mandi ya? Mau kemana sih?"Anggit tersenyum sebentar ke arah Rea sebelum menurunkan koper kecil dari atas lemari."Kamu mau pergi, Sayang?" Rea meletakkan kedua tangan di pinggang.Dia bertanya lagi karena suaminya tidak menjawab."Iya, Re. Boss nyuruh aku ke kantor cabang Bandung. Ada masalah disana yang harus diselesaikan.""Tapi iniweekend, Gi

  • YOUR STUPID WIFE   BROKEN

    "Rea, kamu nggak papa?" Tadinya Devon mengira reaksi wanita itu akan menjerit histeris atau menangis melihat foto-foto mesra suami dan sahabatnya. Tapi justru sebaliknya, Rea hanya terdiam dengan tatapan kosong. Bahkan suara keras ponsel Devon yang terjatuh dari tangan mungilnya ke lantai pun sepertinya tidak mengganggunya."Jangan mendekat!" Rea beringsut mundur saat Devon mendekatinya."Rea, kamu baik-baik saja kan?" tanya Devon sedikit cemas."Kamu dapat foto-foto itu dari mana?" tanya Rea ketus saat tersadar dengan apa yang baru saja terjadi. Devon duduk dengan hati hati di dekat Rea, tapi Rea langsung menggeser tubuhnya sampai ke pojok sofa."Aku akan jelaskan, tapi bisakah kamu tidak usah bersikap seperti ini padaku, Re?" Devon sangat tidak nyaman Rea duduk menjauhinya seperti orang yang sangat jijik padanya. "Aku bukan orang jahat," lanjutnya."Kenapa kamu tunju

  • YOUR STUPID WIFE   CHEATING ON ME

    Rea berjalan keluar dari kamar mewah itu dengan langkah pelan. Pulas sekali dia tidur sampai tidak terasa hari sudah hampir siang. Diliriknya arloji mungil silvernya di pergelangan tangan kirinya, hampir jam 12. Dia tak pernah bangun sesiang ini sebelumnya.Sampai di luar kamar, dia tak melihat sosok Devon. Kemana lelaki itu? Rea celingukan, kamar tamu, dapur, semua dilihatnya dan tetap tak ditemukannya Devon. Hingga saat dia bermaksud melangkah lagi, terdengar suara seseorang dari balkon."Ted, Kamu kirim dokumen yang perlu kutanda tangani ke apartemenku ya. Hari ini aku nggak akan ke kantor, Okay? Kabari dulu kalau mau kesini. See you." Lelaki itu memutus sambungan teleponnya, menghela nafas sebentar lalu bermaksud menekan keyboard ponselnya lagi namun diurungkannya niatnya saat dia menoleh dan melihat Rea sudah berdiri di ambang pintu balkon."Hei!" sapanya saat melihat sen

  • YOUR STUPID WIFE   A GIRL FROM THE PAST

    "Yakin nggak mau aku antar masuk?" tanya Devon pelan di depan pagar rumah. Rea menggeleng."Biar kuselesaikan masalah ini sendiri saja," kata Rea. Devon mengangguk tidak yakin."Baik, masuklah! Aku tunggu disini.""Pulanglah, Von. Aku tidak apa-apa. Aku bisa mengatasi ini sendiri." Rea merasa konyol diperlakukan seperti anak kecil yang harus ditunggui ayahnya karena takut. Namun belum sempat dia protes, dilihatnya Anggit keluar dari rumah dengan langkah tergesa. Tak ingin terjadi pertikaian karena Rea tahu betapa Devon pasti juga sangat ingin sekali menghajar suaminya itu, Rea segera berlalu meninggalkan Devon masuk ke pagar rumah."Dari mana kamu, Rea?" tanya Anggit menata

  • YOUR STUPID WIFE   PARTING

    Teddy membuka layar ponselnya saat tiba di parkiran kantor. Dibukanya satu pesan dari Devon.[Cari tau kabar Rea, dia tidak merespon chat dan panggilanku dari semalam. Aku agak khawatir. Secepatnya ya?]Lelaki bertubuh jangkung itu mengunci layar ponselnya dengan cepat dan segera bergegas menuju mobil sport warna silver yang terparkir tak jauh dari tempatnya berdiri tadi. Hanya satu tujuannya, yaitu rumah Rea, wanita yang sepertinya beberapa hari belakangan telah membuat sahabatnya susah konsentrasi.☆☆☆Rea duduk di sofa ruang tengah diapit kedua orang tuanya. Tangis sesenggukannya sejak dia sampai di rumah itu belum juga mereda. Bu Renata, ibu Rea, memeluk bahu anaknya dengan perasaan teriris. Dia benar-benar tidak menyangka putri kesayangannya itu mengalami nasib buruk dalam pernikahannya yang baru seumur jagung.Sementara Pak Hanggono, ayah Rea, terdiam

  • YOUR STUPID WIFE   WE ARE OVER

    Orang kaya itu memang terkadang tingkahnya aneh dan susah dipahami, begitu pun dengan Devon. Sepulang dari rumah orang tua Rea, dia langsung menghubungi Teddy, meminta sahabatnya itu mengambil alih semua pekerjaannya di perusahaan start-up yang menjadi kebanggaannya itu.Lalu dia mengabarkan berita gembira pada pamannya bahwa dia berubah pikiran. Minggu ini dia akan mulai memimpin perusahaan peninggalan mendiang papanya. Entah apa yang ada di dalam otak lelaki blasteran berusia 27 tahun itu.Pertemuannya dengan Rea hari ini tak disangka menjadi mood booster untuk Devon. Semangatnya seolah menjadi sepuluh kali lipat dari hari-hari biasanya. Dia ingin sekali membawa wanita itu kembali ke Jakarta secepatnya dan menemani setiap hari-harinya.Melangkah memasuki lift menuju apartemennya di lantai 30, Devon berjalan bagai tak berpijak, ringan sekali seolah tak ada beban apapun yang mengganggu pik

  • YOUR STUPID WIFE   REGRET

    Ternyata Devon serius dengan omongannya, hari berikutnya Rea mendapat pesan dari lelaki itu tentang lowongan kerja di perusahaan temannya. Devon bilang seorang temannya sedang membutuhkan seorang sekretaris."Tapi aku sedang hamil? Apa tidak masalah?" kata Rea di telepon."Temanku bilang dia bahkan tidak masalah jika harus mempekerjakan seorang nenek-nenek," ujar Devon sambil menahan tawa atas ucapannya sendiri."Baik sekali ya teman kamu itu. Kapan aku bisa masukkan surat lamarannya?" tanya Rea."Secepatnya katanya. Kapan kamu ada waktu? Besok bisa?""Baiklah, aku siapkan dulu berkas lamarannya."

  • YOUR STUPID WIFE   ANNOYING INTERVIEW

    Hari masih lumayan pagi saat Rea meninggalkan rumah orang tuanya. Sebenarnya ayahnya menawarkan diri untuk mengantarkannya ke perusahaan tempat dia akan melamar pekerjaan. Tapi Rea lebih nyaman berangkat sendiri dengan taksi online.Ayah Rea bilang perusahaan yang akan dia lamar itu merupakan perusahaan property yang sangat terkenal. Bahkan lelaki tua itu sempat ragu anak perempuannya akan bisa bekerja di tempat itu."Apa temanmu itu nggak salah merekomendasikanmu ke perusahaan itu, Re?" tanyanya keheranan. Satu satunya pengalaman kerja putrinya itu hanya di sebuah kantor penerbitan yang tidak begitu besar. Dia pikir perusahaan seperti itu pasti memiliki karyawan-karyawan yang berkompeten, dan ayah Rea yakin Rea tidak cukup berpengalaman di bidang itu. Apalagi sekarang kondisinya sedang hamil. Tapi

Latest chapter

  • YOUR STUPID WIFE   THE DICTATOR'S WEDDING

    Prosesi tiga jam yang membuat jantung Devon seolah berhenti berdetak itu akhirnya selesai juga. Aneh sekali, sejak semalam dia sampai tak bisa tidur memikirkan hari ini tiba. Keringat dingin, jantung berdegup kencang, tapi dia tak merasakan sakit kepala sama sekali. Tak seperti dulu ketika dia berada pada kondisi tertekan. Kepalanya akan selalu terasa sakit.Dia mengucapkan ijab kabul dengan sangat lancar, membuat mata Rea berkaca-kaca. Begitupun Pak Hanggono dan Bu Renata, serta sang Paman yang menjadi walinya hari ini. Padahal ini bukan pernikahan pertama untuk Rea.Ada hal yang sangat disayangkan Devon, bahwa ibundanya tetap belum bisa menerima Rea."Pelan-pelan saja, Sayang. Kita tidak bisa mengubah perasaan orang untuk langsung menyukai kita. Aku akan berusaha keras agar mamamu bisa menyukaiku," kata Rea beberapa hari yang lalu saat dia utarakan kesedihannya karena ibunya."Terima kasih, Rea.

  • YOUR STUPID WIFE   UNITY

    Devon tidak pernah memiliki saudara kandung. Dia juga tidak terlalu dekat dengan saudara-saudara sepupu baik dari ibu maupun ayahnya. Seumur hidupnya dia belum pernah melihat bayi yang baru lahir sedekat ini. Matanya membulat takjub saat Bu Renata mendekatkan bayi lelaki yang baru beberapa jam dilahirkan Rea itu padanya."Kamu mau menggendongnya, Nak?" tanya Bu Renata."Boleh?" tanya Devon tak yakin. Dia belum pernah menyentuh langsung seorang bayi baru lahir."Tentu saja. Kemarikan tanganmu, Nak."Devon mengulurkan kedua tangannya ke Bu Renata yang lalu memberikannya bayi tampan yang sebentar lagi akan menjadi anaknya itu ke dalam tangannya yang terbuka.Rasanya aneh sekali membopong makhluk kecil ini di tangannya. Tangan kokoh Devon bahkan terlihat agak gemetar saat bayi itu berpindah ke tangannya. Betapa kecilnya dan betapa tidak berdosanya dia. Rea dan Bu Renata saling berpanda

  • YOUR STUPID WIFE   I QUIT

    Kini mereka tinggal berdua, duduk berhadapan di meja makan keluarga Rea yang pastinya jauh lebih sempit dari meja makan di aparteman Devon.Ayah dan Ibu Rea sudah meninggalkan mereka beberapa saat yang lalu. Sepertinya keduanya sengaja membiarkan dua insan yang sedari tadi tampak salah tingkah di meja makan itu untuk berbicara lebih leluasa.Rea ingat betapa lelaki di depannya ini sangat menikmati sarapan pagi ini dengan kedua orang tuanya. Dia bisa dengan akrab berbicara dengan ayah Rea layaknya anak lelaki dengan ayahnya. Sementara ibunya, sangat memanjakan Devon di meja makan. Seolah dia adalah anak lelaki yang hilang bertahun-tahun lamanya dan telah kembali. Rea tak habis pikir, bahkan Anggit saja tak pernah bisa seakrab itu dengan kedua orang tuanya.Devon menatap Rea aneh. Tidak biasanya wanita itu hanya menunduk saat bersamanya. Dia pasti akan melakukan hal-hal yang biasanya sangat menggemaskan, mencuri pandang ke

  • YOUR STUPID WIFE   APPROVAL

    Rea memandangi amplop coklat yang kemarin diberikan ibunya padanya. Amplop coklat itu berisi beberapa gepok uang untuknya. Teddy yang membawa uang itu ke rumahnya. Dia bilang pada ibunya bahwa itu adalah gaji Rea selama bekerja di perusahaan Devon.Ibunya yang mengetahui betapa besarnya jumlah uang yang ada di dalam amplop coklat itu segera saja bertanya penuh curiga pada Rea."Nggak ada yang kamu sembunyikan dari ibu kan, Re?" tanya wanita paruh baya itu dengan sorot penasaran."Sembunyikan apa sih, Bu? Rea nggak pernah menyembunyikan apapun dari Ibu.""Tapi uang ini sangat besar, Re. Bahkan kamu bisa beli mobil dengan ini. Kamu nggak melakukan perbuatan yang aneh-aneh kan sama boss kamu itu?" Bu Renata masih dengan kecurigaannya. Rea mendesah, sedih ibunya mencurigainya seperti itu.Namun mengetahui betapa ibunya sangat khawatir, akhirnya Rea memutuskan untuk menceritakan semuanya pada Bu Re

  • YOUR STUPID WIFE   A NEW DAY

    Kecuali dia memiliki keluarga yang begitu mencintainya, Rea merasa tak punya keberuntungan lain lagi. Pernikahannya dengan Anggit yang berantakan, sahabatnya yang tega mengkhianati, dan perasaannya pada Devon yang kandas sebelum merekah."Kamu yakin mau resign, Re?" Chika menatap lekat sahabatnya yang sedari malam baru menghentikan tangisannya. Rea mengangguk pelan. Rea sudah menyiapkan surat pengunduran dirinya pada Chika."Aku akan menata kehidupanku kembali Chik. Menyelesaikan masalahku dengan suamiku.""Lalu apa rencanamu setelah itu?""Entahlah, aku belum yakin. Tapi mungkin aku akan menenangkan diri dulu sambil menunggu anakku lahir. Aku akan bersama orang tuaku dulu.""Re, boleh aku tanya?" Dengan hati-hati Chika bicara."Apa?" lirih Rea."Ini bukan karena Anggit kan?" tanya Chika. Sahabatnya itu tahu betul Rea sudah tidak akan terpukul dengan mas

  • YOUR STUPID WIFE   CONGRATULATION

    Untuk pertama kali dalam hidupnya, hati Devon terasa sangat teriris mendengar tangis seorang wanita dalam dekapannya. Dia tak pernah mencintai wanitanya sedalam ini hingga membuatnya merasa tak bisa bernafas.Teddy yang melihat pemandangan mengharukan itu pun tak sanggup berkata-kata. Sahabat terbaik itu hanya bisa mengamati Devon yang tak bergerak dipeluk erat oleh Rea, menatap dari kursinya dengan menggigiti ibu jari tangan kanannya.Saat tangis Rea mereda, Devon membimbingnya duduk. Dan wajah Rea mendadak memerah saat menyadari betapa banyak pasang mata di sekitarnya yang menyaksikan aksi tangisnya tadi. Wanita itu menunduk malu dan tiba-tiba lututnya lemas.Teddy yang menyadari itu, langsung saja menggodanya."Aku nggak pernah tau Cinderella bisa menangis seperti itu." Lelaki itu terkekeh mentertawakan Rea. Wanita itu sontak memejamkan mata, menggigit bawah bibirnya menahan panas di wajahnya ka

  • YOUR STUPID WIFE   I MISS YOU

    Lelaki itu nampak sangat tampan dengan setelan jas warna putihnya. Meskipun suasana di ruangan itu penuh suka cita, namun wajah lelaki itu nampak tidak begitu bahagia. Sangat berbanding terbalik dengan gadis cantik yang berdiri di sampingnya. Dia selalu menebarkan senyum ke setiap tamu yang datang ke pesta kecil pertunangan mereka.Ketakutan akan kehilangan sang ibunda menyebabkan Devon akhirnya memutuskan untuk menerima perjodohannya dengan Cecilia.Atas permintaan Devon, pesta pertunangan kecil itu dilaksanakan di rumah orang tua Devon, hanya mengundang beberapa klien penting saja. Bu Arina yang akhirnya mendapatkan keinginannya agar putra semata wayangnya brrsanding dengan putri sang sahabat nampak mengembangkan senyum bahagianya di atas kursinya.Dokter menyatakan bahwa wanita baya itu sudah cukup sehat untuk dibawa pulang. Jadi dia memutuskan segera melangsungkan pesta pertunangan Devon dengan Cecilia.

  • YOUR STUPID WIFE   MAKE HER PROUD

    Devon tak bisa mengingat kapan terakhir kali ibundanya sakit. Sepanjang dia mengingat wanita itu jarang sekali sakit. Dan kabar tentang sakitnya ibunya ini membuat hati Devon terasa seperti tersayat. Sedih melihat ibundanya terbaring tak berdaya di ruang perawatan.Dokter Mieke, dokter pribadi yang merawat ibunya bilang, diagnosa awal Bu Arina drop karena terlalu capek. Tetapi dia juga bilang kondisi psikis sangat mempengaruhinya. Dan hasil diagnosa selanjutnya masih baru akan diketahui beberapa hari lagi.Devon tidak pernah ingat jika ibundanya itu pernah mengidap penyakit serius selama hidupnya. Yang dia ingat justru ayahandanya yang waktu itu meninggal karena serangan jantung.Entah kenapa mendadak saat ini perasaannya diliputi ketakutan. Bagaimanapun, dia belum siap kehilangan wanita itu untuk selamanya. Dia belum ingin menjalani kehidupan ini sendirian. Benar-benar sendirian tanpa orang tua.Dia mem

  • YOUR STUPID WIFE   MOM

    Teddy menatap sahabatnya dengan sedikit cemas. Dia sangat tahu apa yang akan terjadi saat Devon marah. Dan kejadian di hadapan mereka kali ini benar-benar sangat tidak bagus.Saat ini sepasang sahabat itu sedang berada di dalam mobil, tak jauh dari rumah kost Rea. Selepas makan malam tadi Devon langsung mengajak Teddy mengantarnya menemui Rea. Lelaki itu bermaksud meminta maaf pada Rea.Awalnya Teddy keheranan. Dia tidak menyangka sahabatnya itu akan menerima sarannya meminta maaf pada Rea. Dia sangat tahu karakter Devon. Tidak mungkin meminta maaf pada wanitanya. Yang ada selama ini wanita lah yang selalu mengejar-ngejar dia untuk diberi sesuatu. Entah apa yang special dari wanita bernama Rea itu. Tapi Teddy merasa dia juga menyukai wanita itu.Hanya saja, apa yang ada di hadapan mereka saat ini seolah menjungkir balikkan keadaan. Dari balik kaca mobilnya yang gelap, sepasang sahabat itu melihat Rea turun dari mobil Ang

DMCA.com Protection Status