Karean kecelakaan yang menimpa David, Henry memutuskan untuk ikut menunda kepulangannya ke Newcastle. Sepertinya mereka memang harus menunggu sampai kondisi David membaik, karena saudaranya itu masih sering mengeluh sakit di kepalanya dan mual. Semua khawatir jika benturan di kepala David bisa berakibat fatal, karena sudah tiga hari berlalu dan pemuda itu masih belum bisa berdiri tanpa membuat kepalanya berdenyut hebat dan mulai berputar. Dokter yang menanganinya mengatakan bahwa kemungkinan masih ada gumpalan darah di kepala David, hal itu lah yang sering membuatnya merasakan pusing dan mual yang luar biasa. Sepertinya David memang memerlukan waktu agak lama untuk penyembuhannya, paling tidak sampai gumpalan darah tersebut berangsur-angsur di serap kembali oleh metabolisme tubuhnya.
Karena itu David meminta pada Lord Harrington agar calon istrinya lah yang akan mengurusnya selama prose
David sudah banyak berpikir tentang semua kebenaran yang dikatakan Lucy, dan entah bagaimana ternyata gadis itu bisa begitu tepat menyimpulkan dirinya, bahkan dengan mulut tajamnya itu. Rasanya David bisa mengerti kenapa Lucy bisa begitu membencinya."Kupikir kau tidak akan kembali," sambut David begitu mendapati Lucy baru memasuki kamarnaya pagi ini.Sebemarnya gadis itu memang masih kesal, tapi akal licik David yang menolak makanan dari semua pelayan membuat Lucy terpaksa kembali membawakan sup untuknya."Aku benar-benar akan membiarkamu mati kelaparan jika kau berani bertingkah seperti ini lagi!" kecam Lucy sambil melirik David ketika gadis itu meletakkan mangkuk sup di meja dekat ranjang.David memilih diam karena tidak mau gadis
Lima bulan kemudian....Lucy dan kedua saudarinya pergi ke London untuk mengikuti seasons, semua itu adalah ide dari Lady Marry untuk menghibur cucunya Cecil setelah Brandon Lington memberikan pemberitahuan resmi kepada keluarga Harrington bahwa dirinya secara pribadi memutuskan kontrak pernikahan mereka secara sepihak dan siap membayar ganti rugi untuk itu. Meski sebenarnya hal itu bukan berita baru lagi bagi ketiga putri Harrington dan Lady Cecil pun juga sudah tidak terlalu berharap dirinya bakal dipilih oleh seorang Duke, tapi dengan adanya surat pemberitahuan resmi kepada keluarganya tersebut imbasnya simpatipun datang dengan begitu berlebihan kepada dirinya. Sepertinya hal itulah yang membuat Cecil merasa sedih, sang Nenekpun bertekad untuk mendapatkan suami terbaik untuk cucunya itu.Mendengar ketiga putri Harrin
David datang untuk undangan makan malam Lady Merry, sang Countess agak hawatir mengenai hubungan David dan Lucy setelah pemuda itu juga tidak pernah lagi muncul lagi di beberapa pesta untuk mengajak cucunya berdansa. Karean itu, begitu mendengar David masih berada di London sang Countess pun segera terpikir untuk mengundang David ke Townhouse nya, jadi jangan heran jika sepanjang makan malam itu sepertinya Lady Marry jadi lebih intensif memperhatikan mereka berdua."Apa kalian sudah memikirkan masalah tanggal pernikahan," pancing sang nenek membuat Lucy terkejut kenapa harus membahasnya sekarang, sementara David hanya tersenyum."Mungkin aku akan segera mendiskusikannya dengan, Lusy."David sengaja mengatakannya dengan menatap gadis yang duduk di sebelahnya, Lucy pun jadi terpaksa ikut
Setelah kepergian David Lucy kembali menemui Edgard dan mulai ikut bergabung dalam orasinya bersama para kaum sosialis lagi. Memangnya siapa yang mampu menghalagi kemauan Lucy, belum pernah ada dan tidak akan pernah bisa. Gadis itu terlalu cerdas untuk di pegang dan terlalu keras kepala untuk di jinakkan. Jika ada di antara ketiga putri Harrington yang paling tidak bisa dihentikan kemauannya dialah Lady Lucilia Harrington. Sicantik yang tidak akan segan untuk menghianati seorang David Stanley. Saat Lucy datang Edgar baru saja turun dari podium dan segera berlari menghampiri Lucy yang sudah menunggunya, gadis itu banyak memberinya masukan tentang ide-ide briliannya. Pandangan Lucy tentang kesejahteraan dan perlindungan hukum yang pasti bagi para kaum sosialis sepertinya cukup berhasil menarik dukungan mereka kembali, bahkan para pekerja yang semula pasif dan terlalu masa bodoh dengan nas
Lucy kembali mendapatkan kesempatan pergi ke London selama beberapa hari untuk menemani neneknya berbelanja. Tanpa ingin menyia-nyiakan kesempatan itu Lucy segera mencari cara untuk bisa menemui Edgard. Gadis itu sudah mengirimkan suratnya beberapa hari yang lalu perihal kedatangannya ke London dan mereka sudah membuat janji untuk bertemu.Lucy menemui Edgard di sebuah bar pinggiran kota tempat di mana biasanya mereka memang sering bertemu. Lucy juga sudah cukup mengenal pemilik bar tersebut sejak Edgard memperkenalkan nya dua tahun lalu, beberapa pekerja mereka juga sudah sangat terbiasa dengan kehadiran Lucy. Gadis itu memang cukup pintar untuk membaurkan diri, Lucy selalu menyesuaikan penampilannya dengan sempurna karena bagaimanapun dia tidak ingin tampil mencolok saat berada di sekitar pemuda itu.Lucy yang sudah biasa dengan penya
Lucy sedang menunggu David yang masih memesan tiket opera untuknya saat tiba-tiba Edgar muncul menghampirinya."Apa maumu! " tolak Lucy saat pemuda itu coba mendekatinya.Ini adalah kali pertama mereka kembali bertemu setelah kejadian itu. Jujur Lucy sedih melihat penampilan berantakan pemuda itu, tapi Lucy berusaha mengabaikannya saat Edgar terus berusaha mendekatinya."Lucy, sungguh aku menyesal tolong maafkan aku," mohon Edgar hampir ingin berlutut di depan gadis itu andai saja mereka tidak sedang berada di keramaian."Aku lah yang menyesal karena sudah pernah mempercayaimu !" Bagaimanapun kejadian itu masih sangat menyakitkan bagi Lucy, begitulah sebuah kepercayaan bisa begitu mudah di rampas hanya karena sebuah ke sembronoan.
Lucy berniat membuat kejutan untuk David, dia sengaja tidak memberitau jika dirinya sedag berada di London sejak kemarin. Seorang penjaga rumahnya segera memberi salam hormat pada sang Lady dan mempersilahkan Lucy masuk."Dimana David? " tanya Lucy pada salah seorang pengurus rumahnya."Senang melihat Anda, My Lady," pelayan itu kembali memberi sapaan hormat, "tuanku masih berada di ruang kerjanya bersama beberapa tamu, Anda bisa menunggu, saya akan memberitahukan kehadiran Anda, Lady.""Tidak perlu, biar aku ke sana sendiri,"cegah Lucy.Lucy segera berjalan cepat menuju ruang kerja David yang kebetulan pintunya tidak tertutup, ada dua orang pria terlihat sedang bicara dengannya. Kedua pria itu seperti sedang mendengarkan instruksi Da
Sepertinya Lucy benar-benar tidak ingin memaafkan David, Gadis itu bersikeras untuk kembali ke Canterbury keesokan harinya."Benarkah kau tidak ingin memaafkannya ?" tanya Lily saat mendekati saudarinya yang sudah seperti kembali pada rutinitas normalnya dengan membaca buku di beranda kediaman Harrington.Jujur Lily agak khawatir karena kebanyakan wanita yang kesal pada laki-lakinya akan lebih suka mengurung diri di kamar, tidak seperti Lucy yang seolah langsung begitu saja bisa kembali pada aktifitas normalnya. Sepertinya dia memang benar-benar sudah tidak mau peduli lagi.Lily ikut mengambil biskuit kering dari piring Lucy kemudian mengigitnya dengan suara berisik, kakak keduanya itu memang biasa membaca seharian hanya dengan ditemani teh dan biskuit nya.