Sepertinya Lucy benar-benar tidak ingin memaafkan David, Gadis itu bersikeras untuk kembali ke Canterbury keesokan harinya.
"Benarkah kau tidak ingin memaafkannya ?" tanya Lily saat mendekati saudarinya yang sudah seperti kembali pada rutinitas normalnya dengan membaca buku di beranda kediaman Harrington.
Jujur Lily agak khawatir karena kebanyakan wanita yang kesal pada laki-lakinya akan lebih suka mengurung diri di kamar, tidak seperti Lucy yang seolah langsung begitu saja bisa kembali pada aktifitas normalnya. Sepertinya dia memang benar-benar sudah tidak mau peduli lagi.
Lily ikut mengambil biskuit kering dari piring Lucy kemudian mengigitnya dengan suara berisik, kakak keduanya itu memang biasa membaca seharian hanya dengan ditemani teh dan biskuit nya.
David yang berhasil membawa Lucy ke sudut Labirin segera mencium gadis itu tanpa jeda.David baru tau jika respon yang menyenangkan dari Lucy ternyata bisa begitu mempengaruhinya, gadis yang pantang menyerah itu benar-benar hampir membuatnya gila."Menikahlah denganku, Lady Lucilia Harrington ?" kata David kemudian sambil belutut."Bukankah kita memang sudah bertunangan?""Ya, tapi aku ingin mendengarkan sendiri dari bibirmu," David masih mendongak menunggu kalimat singkat Lucy yang sepertinya akan ikut menentukan masa depan hidupnya.Namun bagi Lucy yang tidak biasa mengakui perasaannya pada siapapun tentu membuat kalimat sederhana itu menjadi sesuatu yang tidak mudah untuk dikeluar
THE LITTLE LADY"PRIA BESAR" adalah dia yang bisa meletakkan tanggung jawab di atas cintanya pada seorang wanita ....*****Lily yang sudah kesal mengambil batang kayu untuk memukuli semak-semak, namun hewan kecil berkaki empat itu belum juga menunjukkan batang hidungnya. Lily sedang mengejar anjingnya Willo yang lari ketakutan kedalam semak setelah melihat anjing liar melintas di depannya."Keluarlah atau aku akan mengurungmu di kandang angsa jika sampai aku menemukanmu anjing kecil," Lily kembali mengintip kedalam semak sambil berjongkok untuk mencari mahluk kecil berbulu kuning tersebut tapi tidak nampak juga, dia kembali berdiri untuk menggerak-gerakkan kayunya menyibak ujung semak yang lain sampai akhirnya dia mulai kesal dan kembali memukul dengan membabi buta.Matahari masih sangat terik meski sudah menjelang akhir musim gugur, udara kering dan berdebu membuat kekesalan Lily makin berlipat gand
Lily sudah rapi dan berganti pakaian saat bergabung bersama saudarinya untuk ikut menyambut kedatangan Duke of Greenock. Jelas Brandon terkejut saat mendapati gadis muda itu sudah berbaris bersama saudarinya, bahkan dengan gaun baru yang sudah rapi. Lily hanya tersenyum dan ikut memberi salam hormat bersama kedua kakaknya. Brandon segera beralih memperhatikan Lucy yang berdiri di sebelah kakanya Cecil. "Selamat buat Anda Lady. " "Terima kasih Your Grace, " Lucy tersenyum tulus saat kemudian menatap David yang sudah mengulurkan tangannya. "Mari kita bicara di dalam saudaraku." Henry membawa Lucy untuk ikut bersama mereka. "Jangan terlalu tegang Cecil," kata Lily setelah mereka tinggal berdua. "Sungguh aku tidak menyangka harus melihatnya lagi," bisik Cecil masih sambil memperhatikan punggung Brandon Lington. "Lucy akan menikah dengan Adik laki-lakinya, sebaiknya biasakan dirimu," Lily coba mengusir ketegangan Cecil yang
George menang mengundang beberapa keluaraga dan teman dekatnya untuk mengumumkan berita bahagia mengenai pernikahan putri mereka yang akan dilaksanakan satu minggu lagi.Lily dan Cecil sudah bergabung bersama ibu dan neneknya untuk ikut menyaksikan Lucy dan David yang dibawa oleh ayahnya untuk di perkenalkan di hadapan semua tamunya."Kau benar, Lucy sangat cantik," bisik Lily pada kakak perempuannya."Kau juga akan secantik kakak mu, " kali ini Mia yang berbisik di telinga putrinya."Lihatlah mereka begitu serasi.""Aku tau David mencintai Lucy, Maam.""Ya, aku juga tau sayang," Mia membelai pipi Putrinya yang merona kemerahan," nanti kau juga akan menemukan pangeranmu.""Kurasa tidak harus pangeran, Maam," canda Lily menggoda ibunya."Siapapun itu dia harus mencintaimu lebih besar dari pada kami," Mia setengah menarik Lily kedalam pelukannya dan menatap George yang kembali ikut tersenyum bersama mereka meski dari jauh tempatn
Dua hari sebelum pernikahan Lucy kediaman Harrington sudah cukup ramai dengan beberpa tamu yang sudah datang, keluarga dari Yorkshire pun sudah datang sejak kemarin sore. Pagi ini mereka sengaja mengisi waktu untuk sebuah permainan, Nathan Haris sedang menunjukkan keahliannya bermain polo ala peternakan, para tamu bersorak kagum dengan keahlian Koboy muda itu dalam mengendalikan kudanya.Dari balkon kamarnya, Lily memperhatikan para laki-laki yang sedang bermain di halaman, tanpa sengaja matanya kembali bertemu dengan sosok Brandon Lington yang hanya berdiri di sisi lapangan, seperti tak terlalu berminat untuk bergabung karena dia hanya terlibat obrolan bersama adik Laki-lakinya Henry yang baru datang pagi tadi bersama orang tuanya. Lily hanya tersenyum jahil saat Duke of Greenock juga tak sengaja melihat kearahnya, sepertinya gadis itu masih mengejek kekalahannya kemarin, Brandon pun segera membuang muka meski diam-diam juga mulai menertawakan kebodohannya sendiri. Henry sem
"Aku tidak tau apa kau tersesat mencari jalan kembali ke Manor ?" sambut Henry yang ternyata sudah lebih dulu sampai di manor, Henry hanya heran mendapati Brandon bisa sampai basah kuyuh seperti itu.Seperti biasa Brandon tak banyak bicara, dia langsung pergi untuk melepas pakaian basahnya dan hanya ingin segera berendam air dingin untuk meredam panas tubuhnya atau dia benar-benar tidak akan bisa tidur malam ini. Sebenarnya dirinya bisa membawa beberapa wanita bukannya malah melampiaskan hasratnya pada gadis muda tak berdosa seperti tadi.Hujan di luar semakin deras sepertinya di sertai badai ringan sampai tengah malam.Lily kembali menyentuh garis bibirnya, merasakan kembali sensasi asing yang bergelayar menuruni perutnya. Lily benar-benar tidak tau jika akan ada perasaan seperti ini, Lily mulai percaya jika seorang pria dengan begitu singkat bisa meracuni dunia seorang gadis polos seperti dirinya. Selama ini dia hanya sering mendengar teriakan-teriakan kotor m
Setelah pernikahan Lucy yang berjalan lancar, semua keluarga nampak ikut gembira menikmati puncak pesta perjamuan yang di adakan keluarga Harrington selama hampir satu minggu berturut-turut.Lily terlihat serasi dengan gaun pucatnya yang senada dengan rompi keemasan yang di kenakan Henry, pemuda itu menuntunnya ke lantai dansa dengan gerakan lembut. Sikap periang Lily yang dikombinasikan dengan humor ringan Henry membuat pasangan muda itu terlihat paling bersinar di antara para tamu, senyum Lily seolah tidak pernah pudar saat pemuda itu mengecup punggung tangannya berulang kali.Seperti yang di katakan Cecil, Henry adalak"Sosok lembut yang mau belajar", gambaran itu memang begitu tepat menggambarkan seorang Henry Stanley, begitulah pemuda itu selalu sabar saat mendengarkan dan memikirkan tiap perkataan sepele Lily yang kadang kurang masuk akal. Mungkin mereka memang akan bahagia jika kelak akan hidup bersama, Lily sempat merasa tenang dengan pemikiran itu samp
Dengan mengabaika pertanyaan Lily yang tersaruk-saruk mengikuti langkah lebarnya, ternyata Brandon membawa gadis itu kembali ke manor, kebetulan manor khusus tamu itu sedang sangat sepi karena semua orang masih mengikuti pesta di rumah utama."Oh tidak !" pekik Lily sudah sangat terlambat karena Brandon sudah mengangkat tubuhnya, dan melempar kannya ke atas ranjang. Ranjang tersebut sampai ikut berdencit ketika Brandon ikut merangkak naik untuk menciun Lily dengan caranya."Seharusnya Anda tidak mengajarkan seorang gadis untuk berbuat seperti ini," Lily masih mencengkram kemeja Brandon yang sebagian sudah berhasil ia buka, Lily masih tidak percaya dengan apa yang sudah dilakukannya."Lakukan saja," Brandon justru mempersilahkan Lily untuk melanjutkannya."Mungkin tidak akan lagi untuk selamanya," akhirnya Lily bisa bicara dengan tegas sambil segera membenahi gaunnya sendiri kemudian menarik pita hiasan di pinggang untuk mengikat rambut gelapnya dengan asa