Lucy kembali mendapatkan kesempatan pergi ke London selama beberapa hari untuk menemani neneknya berbelanja. Tanpa ingin menyia-nyiakan kesempatan itu Lucy segera mencari cara untuk bisa menemui Edgard. Gadis itu sudah mengirimkan suratnya beberapa hari yang lalu perihal kedatangannya ke London dan mereka sudah membuat janji untuk bertemu.
Lucy menemui Edgard di sebuah bar pinggiran kota tempat di mana biasanya mereka memang sering bertemu. Lucy juga sudah cukup mengenal pemilik bar tersebut sejak Edgard memperkenalkan nya dua tahun lalu, beberapa pekerja mereka juga sudah sangat terbiasa dengan kehadiran Lucy. Gadis itu memang cukup pintar untuk membaurkan diri, Lucy selalu menyesuaikan penampilannya dengan sempurna karena bagaimanapun dia tidak ingin tampil mencolok saat berada di sekitar pemuda itu.
Lucy yang sudah biasa dengan penya
Lucy sedang menunggu David yang masih memesan tiket opera untuknya saat tiba-tiba Edgar muncul menghampirinya."Apa maumu! " tolak Lucy saat pemuda itu coba mendekatinya.Ini adalah kali pertama mereka kembali bertemu setelah kejadian itu. Jujur Lucy sedih melihat penampilan berantakan pemuda itu, tapi Lucy berusaha mengabaikannya saat Edgar terus berusaha mendekatinya."Lucy, sungguh aku menyesal tolong maafkan aku," mohon Edgar hampir ingin berlutut di depan gadis itu andai saja mereka tidak sedang berada di keramaian."Aku lah yang menyesal karena sudah pernah mempercayaimu !" Bagaimanapun kejadian itu masih sangat menyakitkan bagi Lucy, begitulah sebuah kepercayaan bisa begitu mudah di rampas hanya karena sebuah ke sembronoan.
Lucy berniat membuat kejutan untuk David, dia sengaja tidak memberitau jika dirinya sedag berada di London sejak kemarin. Seorang penjaga rumahnya segera memberi salam hormat pada sang Lady dan mempersilahkan Lucy masuk."Dimana David? " tanya Lucy pada salah seorang pengurus rumahnya."Senang melihat Anda, My Lady," pelayan itu kembali memberi sapaan hormat, "tuanku masih berada di ruang kerjanya bersama beberapa tamu, Anda bisa menunggu, saya akan memberitahukan kehadiran Anda, Lady.""Tidak perlu, biar aku ke sana sendiri,"cegah Lucy.Lucy segera berjalan cepat menuju ruang kerja David yang kebetulan pintunya tidak tertutup, ada dua orang pria terlihat sedang bicara dengannya. Kedua pria itu seperti sedang mendengarkan instruksi Da
Sepertinya Lucy benar-benar tidak ingin memaafkan David, Gadis itu bersikeras untuk kembali ke Canterbury keesokan harinya."Benarkah kau tidak ingin memaafkannya ?" tanya Lily saat mendekati saudarinya yang sudah seperti kembali pada rutinitas normalnya dengan membaca buku di beranda kediaman Harrington.Jujur Lily agak khawatir karena kebanyakan wanita yang kesal pada laki-lakinya akan lebih suka mengurung diri di kamar, tidak seperti Lucy yang seolah langsung begitu saja bisa kembali pada aktifitas normalnya. Sepertinya dia memang benar-benar sudah tidak mau peduli lagi.Lily ikut mengambil biskuit kering dari piring Lucy kemudian mengigitnya dengan suara berisik, kakak keduanya itu memang biasa membaca seharian hanya dengan ditemani teh dan biskuit nya.
David yang berhasil membawa Lucy ke sudut Labirin segera mencium gadis itu tanpa jeda.David baru tau jika respon yang menyenangkan dari Lucy ternyata bisa begitu mempengaruhinya, gadis yang pantang menyerah itu benar-benar hampir membuatnya gila."Menikahlah denganku, Lady Lucilia Harrington ?" kata David kemudian sambil belutut."Bukankah kita memang sudah bertunangan?""Ya, tapi aku ingin mendengarkan sendiri dari bibirmu," David masih mendongak menunggu kalimat singkat Lucy yang sepertinya akan ikut menentukan masa depan hidupnya.Namun bagi Lucy yang tidak biasa mengakui perasaannya pada siapapun tentu membuat kalimat sederhana itu menjadi sesuatu yang tidak mudah untuk dikeluar
THE LITTLE LADY"PRIA BESAR" adalah dia yang bisa meletakkan tanggung jawab di atas cintanya pada seorang wanita ....*****Lily yang sudah kesal mengambil batang kayu untuk memukuli semak-semak, namun hewan kecil berkaki empat itu belum juga menunjukkan batang hidungnya. Lily sedang mengejar anjingnya Willo yang lari ketakutan kedalam semak setelah melihat anjing liar melintas di depannya."Keluarlah atau aku akan mengurungmu di kandang angsa jika sampai aku menemukanmu anjing kecil," Lily kembali mengintip kedalam semak sambil berjongkok untuk mencari mahluk kecil berbulu kuning tersebut tapi tidak nampak juga, dia kembali berdiri untuk menggerak-gerakkan kayunya menyibak ujung semak yang lain sampai akhirnya dia mulai kesal dan kembali memukul dengan membabi buta.Matahari masih sangat terik meski sudah menjelang akhir musim gugur, udara kering dan berdebu membuat kekesalan Lily makin berlipat gand
Lily sudah rapi dan berganti pakaian saat bergabung bersama saudarinya untuk ikut menyambut kedatangan Duke of Greenock. Jelas Brandon terkejut saat mendapati gadis muda itu sudah berbaris bersama saudarinya, bahkan dengan gaun baru yang sudah rapi. Lily hanya tersenyum dan ikut memberi salam hormat bersama kedua kakaknya. Brandon segera beralih memperhatikan Lucy yang berdiri di sebelah kakanya Cecil. "Selamat buat Anda Lady. " "Terima kasih Your Grace, " Lucy tersenyum tulus saat kemudian menatap David yang sudah mengulurkan tangannya. "Mari kita bicara di dalam saudaraku." Henry membawa Lucy untuk ikut bersama mereka. "Jangan terlalu tegang Cecil," kata Lily setelah mereka tinggal berdua. "Sungguh aku tidak menyangka harus melihatnya lagi," bisik Cecil masih sambil memperhatikan punggung Brandon Lington. "Lucy akan menikah dengan Adik laki-lakinya, sebaiknya biasakan dirimu," Lily coba mengusir ketegangan Cecil yang
George menang mengundang beberapa keluaraga dan teman dekatnya untuk mengumumkan berita bahagia mengenai pernikahan putri mereka yang akan dilaksanakan satu minggu lagi.Lily dan Cecil sudah bergabung bersama ibu dan neneknya untuk ikut menyaksikan Lucy dan David yang dibawa oleh ayahnya untuk di perkenalkan di hadapan semua tamunya."Kau benar, Lucy sangat cantik," bisik Lily pada kakak perempuannya."Kau juga akan secantik kakak mu, " kali ini Mia yang berbisik di telinga putrinya."Lihatlah mereka begitu serasi.""Aku tau David mencintai Lucy, Maam.""Ya, aku juga tau sayang," Mia membelai pipi Putrinya yang merona kemerahan," nanti kau juga akan menemukan pangeranmu.""Kurasa tidak harus pangeran, Maam," canda Lily menggoda ibunya."Siapapun itu dia harus mencintaimu lebih besar dari pada kami," Mia setengah menarik Lily kedalam pelukannya dan menatap George yang kembali ikut tersenyum bersama mereka meski dari jauh tempatn
Dua hari sebelum pernikahan Lucy kediaman Harrington sudah cukup ramai dengan beberpa tamu yang sudah datang, keluarga dari Yorkshire pun sudah datang sejak kemarin sore. Pagi ini mereka sengaja mengisi waktu untuk sebuah permainan, Nathan Haris sedang menunjukkan keahliannya bermain polo ala peternakan, para tamu bersorak kagum dengan keahlian Koboy muda itu dalam mengendalikan kudanya.Dari balkon kamarnya, Lily memperhatikan para laki-laki yang sedang bermain di halaman, tanpa sengaja matanya kembali bertemu dengan sosok Brandon Lington yang hanya berdiri di sisi lapangan, seperti tak terlalu berminat untuk bergabung karena dia hanya terlibat obrolan bersama adik Laki-lakinya Henry yang baru datang pagi tadi bersama orang tuanya. Lily hanya tersenyum jahil saat Duke of Greenock juga tak sengaja melihat kearahnya, sepertinya gadis itu masih mengejek kekalahannya kemarin, Brandon pun segera membuang muka meski diam-diam juga mulai menertawakan kebodohannya sendiri. Henry sem
Henry sadar dia sudah sangat terlambat untuk sebuah pesta, dia hanya berharap cukup beruntung untuk bisa menemukan siapapun yang mungkin masih belum tidur di malam selarut ini. Samar-samar Henry mendengar sedikit keributan dari ruang perjamuan yang seharusnya sudah kosong, dia agak terkejut karena melihat Lady Cecilia Harrington yang sedang menikmati minumannya bersama dengan Houl Anderson. Henry hanya tak berminat untuk mengusik obrolan mereka, karena sepertinya Lady Cecil juga terlihat banyak tertawa malam itu. Bahkan saat dia melihat Houl membawa sang lady ke salah satu kamar tamu sepertinya Henry juga tidak merasa memiliki hak untuk melarangnya walaupun dia tau pria macam apa Houl Anderson selama ini.*****Dua bulan kemudian Henry tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan Lucy yang mengatakan bahwa Lady Cecil sedang mengandung anaknya. Walaupun berita itu masih mengejutkan, tapi Henry memang tetap akan bertanggung jawab tanpa keraguan. Karena jika mem
Tinggal di London memang bukan pilihan mudah, Lady Cecil pasti harus bertemu kembali dengan Houl Anderson di beberapa kesempatan dalam pergaulan masyarakat London. Selain itu Henry juga memiliki beberapa urusan bisnis dengan perusahaan Anderson dalam pembelian beberapa kapal, itulah kenapa mereka jadi lebih sering bertemu akhir-akhir ini. Cecil memang sudah lebih pasrah untuk menghadapi kenyataan hidupnya, bahkan dia sudah rela jika Houl akhirnya memang memilih untuk menghancurkannya.Sementara di sisi lain Houl sepertinya juga hanya bisa menyaksikan keharmonisan keluarga Cecil dan Henry yang terlihat sempurna itu dengan rasa iri yang semakin luar biasa. Houl benar-benar tidak bisa mencegah rasa cemburunya tiap kali melihat kedekatan Henry dengan putrinya. Walaupun Houl sadar sepertinya Lady Cecil memang benar, gadis kecil itu memang sudah tidak membutuhkannya.... *****Lady Cecil sedang bermain bersama pu
Bayi montok itu sepertinya sayup-sayup mulai tertidur di pangkuan ibunya, Cecil sengaja menggunakan kebisuannya sebagai alasan untuk tidak mengganggu jam tidur siang putrinya, dan hal itu memang terlihat wajar oleh Henry. Henry juga tidak banyak bertanya ketika Cecil tadi buru-buru mengajaknya pulang. Jarak rumah mereka memang tidak terlalu jauh, sepertinya Mia kecil memang belum benar-benar terlelap ketika kereta mereka sudah kembali berhenti di halaman rumah mereka sendiri.Henry turun lebih dulu untuk mengambil Mia dari pangkuan ibunya, bayi lima bulan itu menghisab-hisab bibir bawahnya sambil tertidur, Henry cukup berhati-hati untuk tidak membangunkannya. Henry langsung membawa putrinya ke kamar bayi, sementara Cecil hanya berjalan mengekor di belakang mereka dengan langkah malas karena berbagai bayangan mengerikan di otaknya. Cecil takut kehilangan putrinya, Cecil takut kehilangan Henry tapi dari semua itu ternyata Cecil paling takut jika sampai putrinya kehilangan
"Bangunlah Lady, lihat kita sudah terlambat untuk menghadiri pesta pamanmu," bisik Henry menggelitik telinga Cecil yang masih enggan untuk bergerak akibat jam tidurnya yang semakin berantakan belakangan ini."Oh, " keluh Cecil ketika melihat Henry yang sudah duduk setengah menaunginya dengan selimut yang sekedar jatuh di garis rendah pinggangnya."Kita sama-sama bangun kesiangan.""Bagaimana dengan Putri kita? " Cecil baru ingat harus menyiapkan putrinya juga."Lily sudah membawanya, dan kita akan segera menyusul."Henry sudah menarik selimut mereka dan mengangkat Cecil tiba-tiba."Kau akan membawaku kemana? " Protes Cecil bingung."Bak mandi," tambah Henry dengan acuh, "kita perlu menghemat waktu.""Aku ragu dengan hal itu," keluh Cecil meski tidak sungguh-sungguh dengan keberatannya ketika Henry benar-benar memasukkannya kedalam bak yang sudah berisi air hangat. "Oh Tuhan, apa kau serius akan melakukan ini."Henry teta
Cecil terlihat sangat buruk ketika Lucy datang, entah sejak kapan kakak perempuannya itu sudah duduk seperti mayat hidup penunggu bingkai jendela.Lucy yang baru datang dari Newcastle segera mendatangi kediaman kakaknya, entah sudah berapa lama dirinya tidak melihat Cecil, kakaknya itu terlihat agak kurus dan pucat. sambil melepas kancing mantelnya Lucy berjalan menghampiri kakak perempuannya, dia meletakkan mantel tersebut di punggung kursi yang akhirnya dia duduki untuk menghadapi Cecil yang masih diam seperti marmer beku yang sewaktu-waktu bisa hancur atau terbelah. Ya, sepertinya Cecil memang sedang labil seperti apa yang ia tulis dalam surat-suratnya."Sepertinya aku akan gila Lucy," ungkap Cecil seperti sudah benar-benar kehilangan semangat hidup."Apa yang ter jadi?" tanya Lucy yang mulai memperhatikan gadis kecil di pangkuan kakaknya, gadis kecil itu kembali menggeliat saat Cecil coba menahannya di sana. Lucy pun segera mengulurkan tangannya untuk
Bagaimana semua ini bisa terjadi, dirinya menikahi wanita yang juga tidak menginginkannya. Bahkan kali ini dirinya juga sedang melakukan saran sang Lady untuk mencari wanita untuk kesenangannya. Henry memasuki sebuah rumah hiburanyang terkenal menyajikan wanita-wanita dengan kualitas terbaik di seluruh London. Tadinya dia pikir beberapa wanita akan cukup untuk melupakan masalahnya, tapi ternyata dirinya tetap tidak bisa menikmati apa pun di tempat itu, begitulah akhirnya Henry kembali memilih pulang dengan berjalan kaki. Henry sampai kembali dirumahnya setelah lewat tengah malam, dan dia hanya ingin segera kembali melihat putrinya. Dia segera berjalan menaiki tangga tanpa memanggil pelayan dia hanya melempar mantelnya di sofa kemudian langsung menuju kamar bayi. Henry hanya tidak menyangka bakal menemukan Lady Cecil yang sedang tertidur di kamar bayinya sambil menyusui putrinya, Henry yang masih berdiri di ambang pintu hanya memperhatikannya sampai bebe
Akhirnya lady Cecil siuman setelah hampir dua minggu, bibi Dorothy segera membantu sang Lady untuk duduk."Oh, Nona, apa Anda ingin minum, " sang bibi sudah mengambil cangkir berisi air putih untuk nonanya yang sepertinya belum sepenuhnya paham dengan apa yang terjadi."Bibi dimana bayiku?, tanya Cecil setelah menyentuh perutnya yang rata."Putri Anda sedang tidur di kamarnya," terang sang bibi sambil kembali membenahi selimut Lady Cecil."Putri, " kutip Cecil, dan sang bibi hanya mengangguk dan tersenyum." Istirahatlah, Nona, ini masih larut. ""Aku ingin melihatnya," mohon Cecil."Bayi Anda masih tidur. ""Aku hanya ingin melihatnya, antarkan aku ke kamar bayiku, " Cecil benar-benar mulai berkeras sampai sang bibi tidak punya pilihan kecuali menuruti keinginan nonanya."Baik lah tapi Anda masih harus berhati-hati saat berjalan, Nona. "Cecil mengangguk dan mengikuti instruksi sang bibi untuk tetap berpegangan p
"Bangunlah Cecil... Bangun! " Henry kembali memberinya udara untuk mendorong paru-parunya kemudian memompa lagi, berulang-ulang sampai tiba-tiba nafas Lady Cecil kembali tersengal berat dan Henry merasakan jantunya ikut berdenyut kembali."Oh Tuhan...! " Mia terlonjak dari keterpurukannya dan segera kembali memeriksa denyut nadi dan jantung putrinya"George tolong aku! "Henry segera bangkit dan mundur menjauh, membiarkan George dan Mia menangani putrinya. Mia menggosok telapak tangan dan telapak kaki Cecil agar tetap hangat, George menarik batal memiringkan putrinya ke kiri sebentar sambil menekan-nekan pangkal tenggorokannya agar bisa kembali bernafas, karena Cecil seperti masih tersengal-sengal untuk mendapatkan udara. Sebuah tarikan nafas dalam mengakhiri ketegangan mereka karena selanjutnya, nafas sang Lady mulai menjadi teratur setelah sempat terbatuk-batuk kecil. George membaringkan tubuh putrinya pelahan, meluruskannya agar peredaran darahnya segera kemb
James dan Alex sengaja berkunjung ke Canterbury untuk berlibur di akhir pekan, kadang Alex memang masih sering rindu pada sang bibi, jadi selama dia tinggal di London Alex memang sengaja memanfaatkan waktunya untuk sesering mungkin berkunjung. Kadang hanya untuk menemani sang Bibi mengurus taman mawarnya atau hanya sekedar menghabiskan waktu untuk menyulam. Entah bagaimana kegiatan yang dulu sangat di bencinya itu belakangan mulai menjadi kegiatan yang menyenangkan, mengingat betapa Alex pernah sangat merindukan hal sepele itu selama dia tinggal di Amerika. Mungkin benar jika tempat terbaik untuk hidup itu adalah tempat dimana orang-orang yang kita kenal berada, itulah kenapa Alex mulai kembali mempertimbangkan keinginannya untuk kembali menetap di Inggris.Ini adalah kali pertama Lady Cecil bisa menemukan cukup banyak teman untuk menyulam di rumahnya, karena dulu Lucy dan Lily memang lebih sering mengabaikannya, Lucy lebih suka mengurung diri dengan buku-bukunya,dan bagi Lil