Cecil dan Henry menikah di depan seluruh keluarganya dalam pesta sederhana yang mereka adakan di kediaman Harrington di Canterbury, walau sederhana tapi Lady Cecil senang bisa melihat semua keluarganya bisa kembali berkumpul. Pamannya James dan Nicholas Stanley juga hadir dalam pernikahan mereka meski pun sepertinya masih enggan untuk saling bertegur sapa. Selama ini Edward juga terus berusaha untuk mendekati ayahnya dengan sesering mungkin membawa istrinya berkunjung ke kediaman Winston di kawasan Park Land meskipun demikian sepertinya semua usahanya itu juga belum terlalu berhasil.
Setelah pesta berakhir dan para tamu keluarga beristirahat di manor, di rumah utama hanya tinggal keluarga inti dan pasangan pengantin. Bahkan Lucy dan David juga lebih memilih bermalam di manor karena kedua putrinya lebih menyukai keramaian, begitulah akhirnya rumah utama justru menjadi sangat sepi.
Lady Cecil masih duduk di tepi ranjangnya beberapa kali dia memperhatikan gaun malam
Dua hari setelah pernikahannya Henrybenar-benar membawa Lady Cecil untuk pulang ke Newcastle. Mereka menempati salah satu property Stanley yang terpisah dari rumah utama, dan yang pasti sang Lady juga benar-benar memiliki kamarnya sendiri.Henry langsung mengantar Lady Cecil ke kamarnya, Cecil agak terkejut begitu mengetahui kamar bernuansa tosca itu memang disiapkan khusus untuknya. Cecil hanya menatap Henry karena masih bingung dengan apa yang harus diucapkannya, jendela-jendela besar yang langsung menghadap ke danau buatan membuat kamar tersebut nampak terang benderang."Ini sangat luar biasa," kata Cecil pada akhirnya sampai dia hampir lupa jika kenyataannya dirinya dan Henry tetap akan tidur terpisah."Lily bercerita terlalu banyak tentang apa yang Anda suka," terang Henry."Apa Lily juga sering berkunjung?""Hanya jika Brandon bersamanya."Cecil berjalan mendekati jendela, dan melihat beberapa angsa yang berenang di danau. Danau
Keesokan harinya Lucy menjemput Cecil dengan keretanya untuk pergi ke acara Amal. Mereka akan mengunjungi sebuah pantai asuhan di kawasan pinggiran Newcastle, di mana banyak anak terlantar dan dari keluarga miskin yang ikut di tampung di sana.Ketika baru tiba Lady Cecil benar-benar terkejut dengan kegembiraan bocah-bocah lugu itu menyambut kedatangan mereka. Lucy sepertinya memang sudah sangat akrab dengan mereka, Cecil tau bagaimana saudarinya itu memang tidak pernah risi untuk bergaul dengan berbagai kalangan.Lucy dan David langsung membagikan buku dan alat tulis untuk anak-anak, mereka semua sangat antusias dan tertib menunggu giliran, sepertinya mereka memang sudah biasa melakukan hal itu. Rencananya Lucy memang akan mengajak anak-anak itu belajar, makan siang bersama kemudian bermain bersama dan membagikan hadiah. Rasanya Cecil juga dengan senang hati menemani kegiatan saudarinya itu, kepolosan dan tawa anak-anak memang sangat menyenangkan sampai tidak sad
Semua keluarga sedang berkumpul di halaman untuk menyambut kedatangan Brandon dan Lily, yang rencananya akan melahirkan putra pertama mereka di Newcastle. Entah bagaimana Brandon bisa begitu percaya diri bahwa Lily memang akan melahirkan seorang putra untuknya. Sementara bagi Lily sebenarnya tidak terlalu penting entah itu bayi laki-laki atau perempuan yang ada di perutnya, dia hanya ingin melahirkan anak pertamanya di dekat kedua saudarinya Cecil dan Lucy, karena itu Brandon harus mengalah untuk menuruti keinginan istrinya. Walaupun sebenarnya Brandon masih ingin bersikeras bahwa putra pertamanya harus lahir di tanah leluhurnya sebagai seorang Lington sejati, tapi sekali lagi tidak ada yang bisa menolak kemauan Lily.Begitu turun dari kereta Lily langsung menghampiri Lucy dan Cecil, mereka sempat berpelukan sebentar sampai akhirnya Lily mulai mengeluh dengan perut besarnya yang merepotkan saat ingin memeluk Cecil. Henry tanpa sadar ikut tertawa mendapati mulut sembrono Lily
"Henry apa itu kau ?" Cecil baru akan berbaring saat menyadari ada yang membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk, karena itu memang hanya kebiasaan Henry, tapi dia tidak biasa datang selarut ini."Kenapa kau belum tidur? " tanya Cecil heran mendapati pria itu sedang berjalan mendekati ranjangnya. Karena memang tidak biasanya Henry mau mendatangai kamarnya kecuali hanya untuk mengucapkan selamat malam dan itu pun biasanya dia hanya berdiri di pintu."Boleh aku melihatnya? "Tanya Henryagak mengejutkan saat menatap perut Cecil."Oh tentu, " ya, seharusnya Cecil memang tidak boleh terburu-buru salah paham, dia tau yang diinginkan Henry memang hanyalah bayi di perutnya.Henry naik perlahan keatas tempat tidur di sampingnya, Cecil membiarkan Henry menyentuh perutnya yang mulai bergerak dan pria itu merasa takjub ketika menatap Cecil."Aku tidak tau jika dia bisa bergerak," Henry benar-benar merasa sangat Luar biasa, dia mulai merunduk untuk mene
Cecil cukup antusias karena ini adalah kali pertama Henry melibatkan dirinya dalam kegiatannya. Dua hari setelah kedatangannya di London Henry membawa Lady Cecil untuk menghadiri sebuah pesta salah seorang rekan bisnisnya. Lord Hamiltonakan melalukan penyerahan resmi seluruh kepemimpinannya pada putra tunggalnya Fredrick Hamilton. Henry sudah lama melakukan kerja sama dengan perusahaan Hamilton yang sekarang akan di pimpin oleh putra sang Earl. Henry juga sudah cukup mengenal fredrich Hamilton sejak dirinya bekerjasama dengan perusahaan orang tuanya selama hampir lima tahun ini.Di hadapan para tamu undangan Henry dan Fredrik kembali menandatangani kontrak kerja sama jangka panjang mereka dengan formasi kepemimpinan yang baru. Semua tamu undangan ikut bertepuk tangan untuk memberi selamat pada mereka berdua.Cecil yang masih berdiri tiba-tiba terkejut ketika melihat Houl Anderson berada di antar para tamu yang saat itu ikut berdiri untu
Cecil benar-benar tidak tahan jika harus membayangkan dirinya bakal bertemu lagi dengan Houl Anderson seperti tadi. Rasanya penderitaan ini sudah cukup tanpa perlu lagi ditambah dengan kehadiran pria itu lagi dalam hidupnya, karena Houl Anderson hanya akan selalu mengingatkan Cecil pada tumpukan dosa-dosanya."Bagaimana jika aku pulang labih dulu ke Canterbury?" tanya Cecil ketika mereka masih berada di dalam kereta dalam perjalanan kembali ke townhouse Stanley,"kau tau aku tidak akan memiliki teman di sini. "Henry agak terkejut saat menatap Cecil sebentar untuk menilai keseriusannya, "Maaf kupikir Anda bisa menikmati waktu bersamaku," sebenarnya Henry ingat bagaimana tadi sang Lady terlihat begitu canggung ketika harus duduk bersama para istri Ton."Maafkan aku," sesal Cecil, tiba-tiba merasa khawatir jika sudah menyinggung Henry."Aku akan mengantarkan Anda ke Canterbury jika Anda menginginkannya, Lady."Cecil tidak berani menatap Henry, karena
James dan Alex sengaja berkunjung ke Canterbury untuk berlibur di akhir pekan, kadang Alex memang masih sering rindu pada sang bibi, jadi selama dia tinggal di London Alex memang sengaja memanfaatkan waktunya untuk sesering mungkin berkunjung. Kadang hanya untuk menemani sang Bibi mengurus taman mawarnya atau hanya sekedar menghabiskan waktu untuk menyulam. Entah bagaimana kegiatan yang dulu sangat di bencinya itu belakangan mulai menjadi kegiatan yang menyenangkan, mengingat betapa Alex pernah sangat merindukan hal sepele itu selama dia tinggal di Amerika. Mungkin benar jika tempat terbaik untuk hidup itu adalah tempat dimana orang-orang yang kita kenal berada, itulah kenapa Alex mulai kembali mempertimbangkan keinginannya untuk kembali menetap di Inggris.Ini adalah kali pertama Lady Cecil bisa menemukan cukup banyak teman untuk menyulam di rumahnya, karena dulu Lucy dan Lily memang lebih sering mengabaikannya, Lucy lebih suka mengurung diri dengan buku-bukunya,dan bagi Lil
"Bangunlah Cecil... Bangun! " Henry kembali memberinya udara untuk mendorong paru-parunya kemudian memompa lagi, berulang-ulang sampai tiba-tiba nafas Lady Cecil kembali tersengal berat dan Henry merasakan jantunya ikut berdenyut kembali."Oh Tuhan...! " Mia terlonjak dari keterpurukannya dan segera kembali memeriksa denyut nadi dan jantung putrinya"George tolong aku! "Henry segera bangkit dan mundur menjauh, membiarkan George dan Mia menangani putrinya. Mia menggosok telapak tangan dan telapak kaki Cecil agar tetap hangat, George menarik batal memiringkan putrinya ke kiri sebentar sambil menekan-nekan pangkal tenggorokannya agar bisa kembali bernafas, karena Cecil seperti masih tersengal-sengal untuk mendapatkan udara. Sebuah tarikan nafas dalam mengakhiri ketegangan mereka karena selanjutnya, nafas sang Lady mulai menjadi teratur setelah sempat terbatuk-batuk kecil. George membaringkan tubuh putrinya pelahan, meluruskannya agar peredaran darahnya segera kemb