Musim panas akhirnya tiba......
Sepertinya Tuhan memang lebih mendengarkan doa Lily dibanding doa kakak perempuannya Cecil.
Brandon Lington benar-benar tidak datang, karena ternyata hanya dua putra Stanley yang berkunjung. Lily sangat senang, dan segera menyambut Henry dengan senyum cerianya. Kebahagiaannya terdengar agak egois jika menilai kekecewaan Cecil, tapi Lily hanya bisa memilih diam tak berani mengeluarkan pendapatnya saat Cecil mulai merancau dengan berbagai keluhannya.
"Aku merasa buruk," isak Cecil.
"Apa yang terjadi padaku, jika kau yang sempurna saja merasa buruk," timpal Lucy masih tak berpaling dari bukunya.
"Aku sudah dua puluh tiga tahun, Lucy."
"Pasti akan ada pria baik yang akan memilihmu."
Cecil adalah gadis yang terlalu cantik, lembut dan sekaligus rapuh. Maka jangan heran jika kecantikannya jadi tak berguna karena dia hanya menghabiskan waktunya untuk bersembunyi di pekarangan Harrington.
Cecil juga tidak pernah mengikuti seasons meskipun sekedar untuk bergaul dengan teman sebayanya. Seperti Putri yang lebih senang mengurung dirinya sendiri di dalam menara, Cecil hanya berharap suatu saat Ayahnya akan membawakan seorang pangeran untuknya, karena begitulah biasanya cerita-cerita indah berakhir. Tapi, siapa yang tahu jika ada ribuan gadis di luar sana yang juga sedang berburu untuk mendapatkan pangerannya.
Berbeda dengan Lucy yang memang lebih tegar dari siapapun di antara mereka bertiga. Menurut Lucy terlalu banyak peraturan di negeri ini yang sangat tidak adil bagi para wanita, semangatnya untuk mempelajari sejarah dan hukum memang tak terhentikan dengan ideologinya yang sangat lantang, seolah dirinya bakal menjadi pelopor perubahan bagi kemerdekaan wanita di seluruh Inggris pada masa depan. Andai saja dia terlahir beberapa dekade lagi mungki semua idenya akan lebih di dengar, karena pada masa itu semua ideologinya benar-benar di anggap tak berguna sama sekali. Bagi seorang wanita lebih penting mempelajari cara menjerat suami dan melahirkan bayi-bayi yang sehat dari pada hanya membuang-buang waktu dengan mempelajari buku-buku ilmu pengetahuan yang seharusnya memang hanya jadi pegangan para kaum laki-laki.
Bibi Doroty baru saja menyelesaikan sanggul Lily, seperti biasa dia selalu mendapat giliran terakhir setelah kakak-kakak nya. Keluarga Harrington akan mengadakan perjamuan untuk memperkenalkan putra-putra Stanley di lingkungan sosial mereka, untuk itu ketiga putrinya sudah harus bersiap dari pagi. Lucy yang bosan menunggu masih membolak-balik buku karya Sir Thomas yang sudah dibacanya berulang kali.
Sementara Cecil yang sudah sempurna dengan sanggul dan gaunnya justru masih terus terisak dan mulai merusak usaha Bibi Doroti yang sudah mendandaninya dari pagi, mood kedua saudarinya pun mulai ikut terganggu karena isakan Cecil yang berisik.
Lama-lama Lily merasa jenuh juga saat Cecil tidak juga mau berhenti mengambil saputangan untuk meremas hidung merahnya.
"Dia memang tidak akan datang," kata Lily pada akhirnya.
"Dari mana kau tahu? " tuntut Cecil yang baru kembali mengusap air matanya.
"Dia yang mengatakannya," sebenarnya Lily tidak ingin membuat kakaknya semakin sedih tapi nyatanya Cecil tetap menangis juga, mungkin memang lebih baik jika dia mengetahui kebenaran.
"Dia tidak akan memilih siapapun," tambah Lily.
"Apa maksudmu? " Cecil kembali mendongak untuk menatap Lily dengan lebih serius.
"Bahkan kau yang paling cantik di antara kita bertiga pun tidak cukup untuk seorang Duke."
"Aku tidak percaya dia berani mengatakannya," kali ini Lucy yang bangkit dan membanting bukunya dengan suara keras di atas meja.
"Sebenarnya dia hanya ingin mengingatkanku," kelit Lily.
"Mengingatkan untuk apa? " tuntut Lucy mulai kesal.
"Mungkin tidak akan ada yang memilihku," Lily hanya mengedikkan bahu seolah perkara itu memang hanya hal sepele untuknya.
"Omong kosong ! "
Anehnya Lily jauh lebih tenang dari pada kakaknya Cecil yang masih belum berhenti menangis.
"Oh diamlah Cecil kau terlalu cantik untuk tidak mendapatkan suami,"
tegur Lucy yang segera kembali fokus memperhatikan Lily.
"Aku yang tidak akan menikah di antara kalian," putus Lucy kemudian.
"Kau sudah dua puluh satu tahun Lucy, sedangkan aku masih punya cukup waktu untuk mengikuti season mulai tahun depan kau tidak perlu menghawatirkanku."
Usia Lily memang masih lima belas tahun, masih ada banyak kesempatan baginya untuk mendapatkan suami meskipun dia tidak jadi menikah dengan putra Lord Stanley. Sepupunya Edward juga sudah berjanji akan menjaganya lebih baik dari pada putra-putra Stanley. Karena setelah Jeremy Winston memilih kembali ke negaranya, akhirnya tetap Edward Winston lah satu-satunya yang bisa menjadi harapan George untuk mengurus keluarga Harrington kelak. Selama ini Duke of Northhumberland ke-5 itu memang cukup dekat dengan putri ketiganya Lily. Sebagai yang termuda tak mengherankan jika Lily selalu menjadi yang paling dimanjakan oleh putra-putra Winston yang kebetulan memang tidak memiliki saudari perempuan. Edward sering mengunjunginya di beberapa kesempatan, kadang hanya utuk sekedar mengajak Lily berkeliling atau berkuda, Lily kecil memang sangat menggemaskan bagi siapapun dengan tawa renyah yang selalu berhasil mengundang keceriaan di sekitarnya.
Karena itu Lucy sangat marah, bagaimana bisa Duke of Greenock bisa begitu tega mengatakan hal macam itu pada gadis seperti Lily.
Meski sering berbicara ketus pada Lily tapi sebenarnya Lucy adalah yang paling peduli pada adik perempuannya itu, terutama setelah kepergian William. Sebagai yang paling muda dan selalu di manjakan oleh kakak laki-lakinya, Lily sempat sangat terpuruk hingga sampai tidak pernah mau tersenyum selama hampir satu tahun. Mungkin karena Lily juga bisa ikut menyerap perasaan orang-orang di sekitarnya yang juga masih sangat berduka. Karena itu lah apa yang ditanggung Lily sepertinya ikut menjadi berlipat ganda. Karenanya selama ini Lucy cukup berhati-hati untuk tidak memikirkan apapun yang bisa membuatnya sedih saat sedang berada di sekitar Lily.
*****
Di balik drama ketiga Putri Harrington, David Stanley justru seperti mendapat kesempatan terbuka untuk mulai kembali mendekati Lady Cecil. David pun mulai mengabaikan masalahnya dengan Lucy yang ternyata juga lebih memilih mengabaikannya. Sesuatu yang aneh untuk dipikirkan kenapa Lucy sepertinya sama sekali tak menghiraukan usahanya mendekati Lady Cecil lagi, padahal terakhir mereka masih berdebat cukup sengit tentang masalah itu.David menghampiri Lady Cecil yang sedang duduk sendiri di beranda untuk menyelesaikan sulamannya."Bunga yang Indah, Lady."Cecil tersenyum mendapati bangsawan muda yang ternyata sudah berdiri di depan mejanya."Boleh kah saya duduk, Lady Cecil? ""Tentu si
Belakangan ini David dan Cecil sama sekali sudah tidak sungkan lagi saat terlihat bersama dalam beberapa kesempatan. Sepertinya Lady Cecil juga mulai benar-benar menyukai pemuda itu, Lucy pun juga sudah berulangkali mengatakan bahwa dia tidak keberatan dengan hubungan mereka berdua."Benarkah kau tidak keberatan jika David bersama Cecil? " tanya Lily yang baru datang menghampiri Lucy yang duduk di beranda seperti biasanya."Kupikir kita sudah membahasnya berulang kali."Lily masih membelai anjing kecil di pangkuannya saat kembali menatap Lucy."Jangan coba membaca pikiranku , Anak Kecil!" tegur Lucy."Kau tidak bisa membohongiku," kilah Lily membalas.
Karean kecelakaan yang menimpa David, Henry memutuskan untuk ikut menunda kepulangannya ke Newcastle. Sepertinya mereka memang harus menunggu sampai kondisi David membaik, karena saudaranya itu masih sering mengeluh sakit di kepalanya dan mual. Semua khawatir jika benturan di kepala David bisa berakibat fatal, karena sudah tiga hari berlalu dan pemuda itu masih belum bisa berdiri tanpa membuat kepalanya berdenyut hebat dan mulai berputar. Dokter yang menanganinya mengatakan bahwa kemungkinan masih ada gumpalan darah di kepala David, hal itu lah yang sering membuatnya merasakan pusing dan mual yang luar biasa. Sepertinya David memang memerlukan waktu agak lama untuk penyembuhannya, paling tidak sampai gumpalan darah tersebut berangsur-angsur di serap kembali oleh metabolisme tubuhnya. Karena itu David meminta pada Lord Harrington agar calon istrinya lah yang akan mengurusnya selama prose
David sudah banyak berpikir tentang semua kebenaran yang dikatakan Lucy, dan entah bagaimana ternyata gadis itu bisa begitu tepat menyimpulkan dirinya, bahkan dengan mulut tajamnya itu. Rasanya David bisa mengerti kenapa Lucy bisa begitu membencinya."Kupikir kau tidak akan kembali," sambut David begitu mendapati Lucy baru memasuki kamarnaya pagi ini.Sebemarnya gadis itu memang masih kesal, tapi akal licik David yang menolak makanan dari semua pelayan membuat Lucy terpaksa kembali membawakan sup untuknya."Aku benar-benar akan membiarkamu mati kelaparan jika kau berani bertingkah seperti ini lagi!" kecam Lucy sambil melirik David ketika gadis itu meletakkan mangkuk sup di meja dekat ranjang.David memilih diam karena tidak mau gadis
Lima bulan kemudian....Lucy dan kedua saudarinya pergi ke London untuk mengikuti seasons, semua itu adalah ide dari Lady Marry untuk menghibur cucunya Cecil setelah Brandon Lington memberikan pemberitahuan resmi kepada keluarga Harrington bahwa dirinya secara pribadi memutuskan kontrak pernikahan mereka secara sepihak dan siap membayar ganti rugi untuk itu. Meski sebenarnya hal itu bukan berita baru lagi bagi ketiga putri Harrington dan Lady Cecil pun juga sudah tidak terlalu berharap dirinya bakal dipilih oleh seorang Duke, tapi dengan adanya surat pemberitahuan resmi kepada keluarganya tersebut imbasnya simpatipun datang dengan begitu berlebihan kepada dirinya. Sepertinya hal itulah yang membuat Cecil merasa sedih, sang Nenekpun bertekad untuk mendapatkan suami terbaik untuk cucunya itu.Mendengar ketiga putri Harrin
David datang untuk undangan makan malam Lady Merry, sang Countess agak hawatir mengenai hubungan David dan Lucy setelah pemuda itu juga tidak pernah lagi muncul lagi di beberapa pesta untuk mengajak cucunya berdansa. Karean itu, begitu mendengar David masih berada di London sang Countess pun segera terpikir untuk mengundang David ke Townhouse nya, jadi jangan heran jika sepanjang makan malam itu sepertinya Lady Marry jadi lebih intensif memperhatikan mereka berdua."Apa kalian sudah memikirkan masalah tanggal pernikahan," pancing sang nenek membuat Lucy terkejut kenapa harus membahasnya sekarang, sementara David hanya tersenyum."Mungkin aku akan segera mendiskusikannya dengan, Lusy."David sengaja mengatakannya dengan menatap gadis yang duduk di sebelahnya, Lucy pun jadi terpaksa ikut
Setelah kepergian David Lucy kembali menemui Edgard dan mulai ikut bergabung dalam orasinya bersama para kaum sosialis lagi. Memangnya siapa yang mampu menghalagi kemauan Lucy, belum pernah ada dan tidak akan pernah bisa. Gadis itu terlalu cerdas untuk di pegang dan terlalu keras kepala untuk di jinakkan. Jika ada di antara ketiga putri Harrington yang paling tidak bisa dihentikan kemauannya dialah Lady Lucilia Harrington. Sicantik yang tidak akan segan untuk menghianati seorang David Stanley. Saat Lucy datang Edgar baru saja turun dari podium dan segera berlari menghampiri Lucy yang sudah menunggunya, gadis itu banyak memberinya masukan tentang ide-ide briliannya. Pandangan Lucy tentang kesejahteraan dan perlindungan hukum yang pasti bagi para kaum sosialis sepertinya cukup berhasil menarik dukungan mereka kembali, bahkan para pekerja yang semula pasif dan terlalu masa bodoh dengan nas
Lucy kembali mendapatkan kesempatan pergi ke London selama beberapa hari untuk menemani neneknya berbelanja. Tanpa ingin menyia-nyiakan kesempatan itu Lucy segera mencari cara untuk bisa menemui Edgard. Gadis itu sudah mengirimkan suratnya beberapa hari yang lalu perihal kedatangannya ke London dan mereka sudah membuat janji untuk bertemu.Lucy menemui Edgard di sebuah bar pinggiran kota tempat di mana biasanya mereka memang sering bertemu. Lucy juga sudah cukup mengenal pemilik bar tersebut sejak Edgard memperkenalkan nya dua tahun lalu, beberapa pekerja mereka juga sudah sangat terbiasa dengan kehadiran Lucy. Gadis itu memang cukup pintar untuk membaurkan diri, Lucy selalu menyesuaikan penampilannya dengan sempurna karena bagaimanapun dia tidak ingin tampil mencolok saat berada di sekitar pemuda itu.Lucy yang sudah biasa dengan penya