Sepertinya semua orang masih sangat kelelahan setelah pesta siang tadi, banyak yang melewatkan makan malam dan memilih beristirahat di kamar mereka masing-masing. Malam memang sudah larut dan hanya Lady Cecil yang merasa berkeliaran karena masih belum bisa memejamkan mata setelah berulang kali mencobanya. Cecil bermaksud mendatangi kamar bibi Dorothy karena memang hanya wanita tua itu sekarang yang tersisa untuk menyimak segala keluhan tak bergunanya. Tapi Sepertinya Cecil harus kembali kecewa karena sang bibi tenyata malah sudah tertidur dengan posisi setengah duduk di sofa kamarnya lengkap dengan beberapa benang sulam yang ikut jatuh di dekat kakinya. Cecil sempat merapikan peralatan menyulam sang bibi dan menggeser punggungnya untuk bisa bersandar dengan nyaman.
Lady Cecil bermaksud segera kembali kekamarnya, menyusuri Lorong kamar-kamar tamu yang sudah sunyi. Karena dia tidak membawa lilin jadi harus melalalui lorong sunyi itu dengan lebih hati-hati jika tidak
Cecil ingat saat tubuhnya menggigil di atas rumput lembab setelah semalaman dirinya bermalam di taman labirin. Saat itu Henry lah yang tiba-tiba datang padanya, ikut berjongkok di rumput untuk membujuknya dengan lembut dan hati-hati, kesabaran Henry membuat Cecil percaya jika masih ada pria di dunia ini yang layak ia percaya "pria sederhana yang mau belajar" itulah Henry Stanley, seperti apa yang sering dia katakan kepada Lily.Cecil juga akan selalu ingat bagaimana gaun lembabnya yang kotor karena embun dan semak rumput waktu itu ikut mengotori kemeja putih Henry, tapi pemuda itu sama sekali tidak merasa risi atau keberatan saat mengangkat tubuh Cecil dan membawanya pulang kembali kedalam rumah. Bahkan pemuda itu rela menunggu saat bibi Dorothy membersihkan tubuhnya dari sisa rumput dan mengganti gaunnya. Henry memang baru pergi setelah berulang kali bibi Dorothy meyakinkan bahwa Nonanya akan baik-baik saja.Sejak saat itu sang Lady mulai di
Henry sudah duduk di sebelah kakak laki-lakinya Brandon, ketika Cecil bergabung untuk makan malam. Cecil berusaha mengatasi kecanggungan nya untuk meyakinkan Henry bahwa dirinya akan baik-baik saja. Cecil juga sudah cukup berhati-hati karena ada Lily di antara mereka, bagaimanapun dia tidak mau Lily mendengar pikiran sekecil apapun dari kepalanya karena dia akan mengacaukan segalanya. Cecil tau persis sifat Lily, untungnya Cecil juga memang sudah sangat ahli dalam hal mengecoh adik perempuannya itu, dia bisa memikirkan banyak hal menyenangkan untuk memenuhi pikirannya agar tak terbaca oleh Lily. Hal menyenangkan adalah sesuatu yang paling mudah untuk dipikirkan meskipun selama ini yang Cecil tau hanyalah benang sulam dan makanan manis, karena itu sebenarnya Lily tetap akan tau kapan ketika kakak perempuannya sedang berusaha menyembunyikan sesuatu dari nya.Sudah beberapa hari Cecil melewatkan makan malam, rasanya tidak mungkin dirinya akan bersembunyi terus, dan ini ada
Cecil memang tidak pernah berkuda, karena itu dia sempat bingung harus mengenakan pakaian seperti apa, bibi Dorothy bahkan sampai harus beberapa kali mengganti pakaian sang Lady."Sepertinya ini jauh lebih baik. "Cecil mengenakan pakaian musim semi dari bahan katon yang lebih ringan untuk bergerak, tidak terlalu banyak motif dan kerut, potongannya lebih simple dan nyaman untuk kegiatan di luar ruangan."Apa saya perlu mengantar Anda, My Lady? ""Tidak perlu Bibi, aku hanya akan pergi ke istal dan mereka sepertinya sudah menungguku di sana."Cecil Buru-buru keluar setelah menyambar topinya dan memakainya sambil berjalan. Sang Lady berjalan cepat menyebrangi halaman rumput, matahari sudah naik agak tinggi dan udara musim semi memang selalu terasa lebih ringan untuk dihirup. Seperti menikmati kebebasan, ternyata hal sesepele ini juga tidak pernah Cecil nikmati sebelumnya, mungkin karena selama ini dia terlalu sibuk denga jarum dan benang sulamn
Lady Cecil tidak dapat menutupi kegembiraannya ketika mendapat berita mengenai pernikahan Edward yang akan di langsungkan akhir musim semi ini. Cecil segera meletakkan benang sulam dan berlari mendatangi ruang kerja ayahnya."Papa apa kita akan pergi? " taya Cecil ketika membuka pintu tanpa mengetuk, "aku dengar dari bibi Dorothy bahwa sepupu Edward akan menikahi Lady Ellanna.""Kita harus mendukung mereka," kata George cukup tenang jika menilai antusiasme putrinya yang mengejutkan."Itu artinya kita semua akan ke Northumberland? ""Ya, " George hanya mengangguk kemudian merapikan kembali berkas-berkas di mejanya."Apa yang lain juga kan datang? ""Adik perempuanmu Lily yang memberitahu kita, sepertinya dia juga akan membawa semua orang."Cecil hanya tersenyum, dia tau seperti apa sifat adik perempuannya itu, hampir mustahil ada yang menolak keinginannya karena dengan akal cerdiknya pasti Lily tetap akan menemukan ribuan cara untuk me
Walau akhirnya James tetap tidak mau datang di pernikahan putranya tapi pernikahan Edward dan Ella tetap berlangsung dengan sangat mengharukan. Semua ikut bahagia karena tidak pernah membayangkan bagaimana akhirnya Stanley dan Winston bisa saling berbaur dalam kedamaian. Brandon dan Lily duduk satu meja bersama Edward dan Ella, andai masih ada kursi tersisa pasti Jeremy juga akan bergabung dengan mereka sayangnya memang hanya ada empat kursi dalam satu meja. George dan Nicholas juga duduk dalam satu meja sedang menyaksikan keakraban para putra putrinya. "Kuharap James akan segera bergabung bersama kita," kata George dengan cukup bangga saat menatap keharmonisan keluarga barunya. "Hanya kau yang bisa membuatnya percaya bahwa kita semua tidak akan pernah meninggalkannya. " kata Mia pada suaminya. Dan George pun tersenyum untuk meraih tangan istrinya kemudian mengecupnya bebe
Pesta sudah usai dan malam juga sudah larut tapi seperti biasa Lady Cecil masih saja kesulitan untuk memejamkan mata. Terlalu banyak pikiran yang mengganggunya sejak dansa terakhirnya dengan Houl Anderson, entah bagaimana bisa ada perasaan tidak terima ketika ternyata dirinya membiarkan pria itu mengencup bibirnya di akhir dansa mereka tadi. Walaupun sebenarnya itu hanya ciuman ringan yang singkat tapi Cecil tetap merasa sangat berdosa karena mengijinkan pria itu melakukannya. Cecil kembali keluar dari kamarnya untuk berjalan menyusuri balkon, dia berharap udara malam Northumberland yang masih sangat alami itu mampu mengusir pikiran keruhnya. Jauh dari kebisingan dan pencemaran kota Northhumberlan memang bisa menjadi pilihan paling sempurna bagi siapapun yang ingin mendapatkan kedamaian, tapi sayang perasaan sang Lady sedang kurang bersahabat belakangan ini. Cecil kembali merapatkan mantelnya, meskipun ini sudah hampir memasuki musim panas tapi udar
Cecil masih bingung mendapati dirinya yang berada di sebuah kamar asing, sayup-sayup dia memperhatikan empat pilar yang menaungi ranjangnya, juntaian tirai-tirai lembut itu benar-benar membuatnya sadar jika dirinya tidak sedang berada di kamarnya.Cecil segera terkesiap dan bangkit dari tidurnya, alangkah terkejutnya sang Lady mendapati selimut itu meluncur jatuh begitu saja menuruni tubuh polosnya, dan dengan Houl Anderson yang masih berbaring miring setengah memeluk pinggangnya.Cecil benar-benar hampir gila mendapati kodisinya, rasanya percuma menangisi kebodohnya sekarang, entah bagaimana pria itu sudah begitu mencemari dirinya, bahkan Cecil tidak bisa mengingatnya, dia hanya merasa begitu buruk dan kotor.Cecil memperhatikan dua gelas susu hangat dan satu keranjang buah di meja yang pasti nya memang di siapkan seseorang untuk mereka, Cecil belum bisa membayangkan jika ada pelayan atau siapapun yang melihatnya berada di kamar seorang Houl Anderson deng
Cecil hanya semakin putus asa karena merasa tidak akan pernah pantas lagi untuk Henry. Berulang kali dia hanya bisa mengutuk dirinya sendiri yang kotor dan menjijikkan akibat perbuatan Houl Anderson. Sudah dua hari Cecil mengurung dirinya sendiri di dalam kamar untuk menyesali kebodohannya, Lucy yang mulai khawatir sampai harus beberapa kali membujuknya untuk keluar."Benarkah kau akan terus berdiam diri di kamar ini sampai kita kembali ke London?""Aku hanya ingin beristirahat.""Lalu untuk apa kau tidak menyentuh makananmu?" Lucy sudah berdiri tanpa menunggu jawaban kakak perempuannya, "kutunggu kau di halaman, dan jangan lewatkan jamuan terakhir nanti malam karena kita kakan pulang besok, " Lucy berjalan meninggalkan kamar Cecil dengan perasaan kesal.Setelah cukup berpikir dan mempersiapkan diri akhirnya Cecil memberanikan diri untuk keluar dari kamarnya dan langsung menyusul ke halaman di mana para laki-laki sedang berma