Pesta sudah usai dan malam juga sudah larut tapi seperti biasa Lady Cecil masih saja kesulitan untuk memejamkan mata. Terlalu banyak pikiran yang mengganggunya sejak dansa terakhirnya dengan Houl Anderson, entah bagaimana bisa ada perasaan tidak terima ketika ternyata dirinya membiarkan pria itu mengencup bibirnya di akhir dansa mereka tadi. Walaupun sebenarnya itu hanya ciuman ringan yang singkat tapi Cecil tetap merasa sangat berdosa karena mengijinkan pria itu melakukannya.
Cecil kembali keluar dari kamarnya untuk berjalan menyusuri balkon, dia berharap udara malam Northumberland yang masih sangat alami itu mampu mengusir pikiran keruhnya. Jauh dari kebisingan dan pencemaran kota Northhumberlan memang bisa menjadi pilihan paling sempurna bagi siapapun yang ingin mendapatkan kedamaian, tapi sayang perasaan sang Lady sedang kurang bersahabat belakangan ini. Cecil kembali merapatkan mantelnya, meskipun ini sudah hampir memasuki musim panas tapi udar
Cecil masih bingung mendapati dirinya yang berada di sebuah kamar asing, sayup-sayup dia memperhatikan empat pilar yang menaungi ranjangnya, juntaian tirai-tirai lembut itu benar-benar membuatnya sadar jika dirinya tidak sedang berada di kamarnya.Cecil segera terkesiap dan bangkit dari tidurnya, alangkah terkejutnya sang Lady mendapati selimut itu meluncur jatuh begitu saja menuruni tubuh polosnya, dan dengan Houl Anderson yang masih berbaring miring setengah memeluk pinggangnya.Cecil benar-benar hampir gila mendapati kodisinya, rasanya percuma menangisi kebodohnya sekarang, entah bagaimana pria itu sudah begitu mencemari dirinya, bahkan Cecil tidak bisa mengingatnya, dia hanya merasa begitu buruk dan kotor.Cecil memperhatikan dua gelas susu hangat dan satu keranjang buah di meja yang pasti nya memang di siapkan seseorang untuk mereka, Cecil belum bisa membayangkan jika ada pelayan atau siapapun yang melihatnya berada di kamar seorang Houl Anderson deng
Cecil hanya semakin putus asa karena merasa tidak akan pernah pantas lagi untuk Henry. Berulang kali dia hanya bisa mengutuk dirinya sendiri yang kotor dan menjijikkan akibat perbuatan Houl Anderson. Sudah dua hari Cecil mengurung dirinya sendiri di dalam kamar untuk menyesali kebodohannya, Lucy yang mulai khawatir sampai harus beberapa kali membujuknya untuk keluar."Benarkah kau akan terus berdiam diri di kamar ini sampai kita kembali ke London?""Aku hanya ingin beristirahat.""Lalu untuk apa kau tidak menyentuh makananmu?" Lucy sudah berdiri tanpa menunggu jawaban kakak perempuannya, "kutunggu kau di halaman, dan jangan lewatkan jamuan terakhir nanti malam karena kita kakan pulang besok, " Lucy berjalan meninggalkan kamar Cecil dengan perasaan kesal.Setelah cukup berpikir dan mempersiapkan diri akhirnya Cecil memberanikan diri untuk keluar dari kamarnya dan langsung menyusul ke halaman di mana para laki-laki sedang berma
Lucy dan suaminya sudah bersiap di keretanya untuk langsung kembali ke Newcastle, karena dia tidak jadi mengantarkan Cecil pulang ke London. Kereta Cecil dan Hery sudah berangkat lebih dulu pagi tadi. "Apa sebenarnya rencanamu? " tanya David pada istrinya. "Apa maksudmu?" kelit Lucy sekedar ingin memprotes kecurigaan suaminya. "Membiarkan saudarimu pergi sendiri dengan seorang pria bukanlah gayamu, " tuduh David ketika menatap Lucy. "Aku menyukai Henry, " jujur Lucy. "Apa itu tidak berlebihan.""Cecil berhak bahagia, dan kupikir tidak ada lagi pria sebaik adik laki-lakimu itu di dunia ini."David masih diam coba memikirkan kebenaran kata-kata Lucy, "Tapi ingat aku tidak mau ikut campur," tegas David sekedar memperingatkan istrinya. Lucy hanya mengangguk santai menanggapinya karena dia yakin gadis secantik Cecil pasti bisa menarik sim
Dua bulan kemudian .... Lucy dan David sedang berkunjung di Canterbury sejak dua pekan ini, dia juga membawa ke dua putrinya yang membuat keributan di mana-mana. Sepertinya energi mereka memang tidak pernah habis untuk berlari kesana kemari dan membuat semua orang di buat kerepotan karenanya, sayangnya kedua bocah ikal itu terlalu menggemaskan untuk membuat siapapun marah. Semua orang sepertinya memang sedang sibuk memperhatikan ulah kedua gadis kecil itu sampai tidak ada yang sadar jika Lady Cecil semakin jarang keluar dari kamarnya akhir-akhir ini. Lucy yang pertama menyadari hal itu langsung berinisiatif untuk mencari kakak perempuannya.Cecil yang sedang mengupas lemon terkejut mendapati Lucy yang tiba-tiba muncul di kamarnya. Cecil pun segera menumpahkan keranjang buah kedalam laci dan berhasil mendorong laci meja riasnya tersebut dengan pinggulnya tepat ketika Lucy memasuki kamarnya."Apa yang kau lakukan Cecil? " tanya Lucy heran mendapa
Lucy sempat bingung karena sudah berjanji untuk tidak melibatkan David dalam hal ini, tapi bagaimanapun dia harus bisa segera bicara dengan Henry. Rasanya hanya ingin marah tapi entah siapa yang harus menerima kemarahannya kali ini, bagaimanapun Cecil pergi ke London bersama Henry itu juga karena idenya. Lucy menyukai Henry dan sama sekali tidak bermaksud mengumpankan kakak perempuannya dengan cara seperti itu, karena dia percaya Henry bisa menjaga kehormatan Cecil, dan sekarang Lucy benar-benar kecewa jika ternyata Henry tega mencemari kakaknya dengan sangat tidak terhormat.Lucy berhasil membuat berbagai alasan untuk bisa pergi ke London bersama Cecil, tujuannya tiada lain adalah untuk membawa kakak perempuannya itu menemui Henry yang dia tau memang sedang berada di London. Dalam perjalanan beberapa jam dari Canterbury ke London Cecil berulang kali membujuk adik perempuannya untuk mengurungkan niatnya, karena sebenarnya Cecil sangat tidak setuju dengan ide Lucy untuk
Houl tidak pernah menyangka jika dirinya akan segelisah ini begitu mendengar rencana pernikahan Lady Cecil dan Henry Stanley yang terkesan mendadak tersebut, karena sepertinya Edward juga baru menerima kabar itu pagi ini. Ella dan Edward memang baru datang dari Newcastle dua hari lalu dan sama-sama dikejutkan dengan berita pernikahan sepupunya yang akan diadakan akhir pekan ini di kediaman Harrington."Kita akan berangkat lusa, " kata Edward setelah mempertimbangkan kondisi istrinya yang masih agak lemah akibat pengaruh kehamilan mudanya. "Kau juga bisa ikut bersama kami, Houl, " tawar Edward ketika melihat sahabatnya yang masih menyandarkan punggungnya di kusen jendela."Oh, sepertinya tidak, " pemuda itu buru-buru berpikir, "aku akan menyelesaikan sisa pekerjaanmu di sini, beri Ella istirahat yang cukup, Chantebury lebih sehat untuk kehamilan mudanya."Meski cukup mengejutkan bagi Edward mendengar sahabatnya itu bisa bicara masalah kehamilan, tapi Edward menya
Cecil dan Henry menikah di depan seluruh keluarganya dalam pesta sederhana yang mereka adakan di kediaman Harrington di Canterbury, walau sederhana tapi Lady Cecil senang bisa melihat semua keluarganya bisa kembali berkumpul. Pamannya James dan Nicholas Stanley juga hadir dalam pernikahan mereka meski pun sepertinya masih enggan untuk saling bertegur sapa. Selama ini Edward juga terus berusaha untuk mendekati ayahnya dengan sesering mungkin membawa istrinya berkunjung ke kediaman Winston di kawasan Park Land meskipun demikian sepertinya semua usahanya itu juga belum terlalu berhasil.Setelah pesta berakhir dan para tamu keluarga beristirahat di manor, di rumah utama hanya tinggal keluarga inti dan pasangan pengantin. Bahkan Lucy dan David juga lebih memilih bermalam di manor karena kedua putrinya lebih menyukai keramaian, begitulah akhirnya rumah utama justru menjadi sangat sepi.Lady Cecil masih duduk di tepi ranjangnya beberapa kali dia memperhatikan gaun malam
Dua hari setelah pernikahannya Henrybenar-benar membawa Lady Cecil untuk pulang ke Newcastle. Mereka menempati salah satu property Stanley yang terpisah dari rumah utama, dan yang pasti sang Lady juga benar-benar memiliki kamarnya sendiri.Henry langsung mengantar Lady Cecil ke kamarnya, Cecil agak terkejut begitu mengetahui kamar bernuansa tosca itu memang disiapkan khusus untuknya. Cecil hanya menatap Henry karena masih bingung dengan apa yang harus diucapkannya, jendela-jendela besar yang langsung menghadap ke danau buatan membuat kamar tersebut nampak terang benderang."Ini sangat luar biasa," kata Cecil pada akhirnya sampai dia hampir lupa jika kenyataannya dirinya dan Henry tetap akan tidur terpisah."Lily bercerita terlalu banyak tentang apa yang Anda suka," terang Henry."Apa Lily juga sering berkunjung?""Hanya jika Brandon bersamanya."Cecil berjalan mendekati jendela, dan melihat beberapa angsa yang berenang di danau. Danau
Henry sadar dia sudah sangat terlambat untuk sebuah pesta, dia hanya berharap cukup beruntung untuk bisa menemukan siapapun yang mungkin masih belum tidur di malam selarut ini. Samar-samar Henry mendengar sedikit keributan dari ruang perjamuan yang seharusnya sudah kosong, dia agak terkejut karena melihat Lady Cecilia Harrington yang sedang menikmati minumannya bersama dengan Houl Anderson. Henry hanya tak berminat untuk mengusik obrolan mereka, karena sepertinya Lady Cecil juga terlihat banyak tertawa malam itu. Bahkan saat dia melihat Houl membawa sang lady ke salah satu kamar tamu sepertinya Henry juga tidak merasa memiliki hak untuk melarangnya walaupun dia tau pria macam apa Houl Anderson selama ini.*****Dua bulan kemudian Henry tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan Lucy yang mengatakan bahwa Lady Cecil sedang mengandung anaknya. Walaupun berita itu masih mengejutkan, tapi Henry memang tetap akan bertanggung jawab tanpa keraguan. Karena jika mem
Tinggal di London memang bukan pilihan mudah, Lady Cecil pasti harus bertemu kembali dengan Houl Anderson di beberapa kesempatan dalam pergaulan masyarakat London. Selain itu Henry juga memiliki beberapa urusan bisnis dengan perusahaan Anderson dalam pembelian beberapa kapal, itulah kenapa mereka jadi lebih sering bertemu akhir-akhir ini. Cecil memang sudah lebih pasrah untuk menghadapi kenyataan hidupnya, bahkan dia sudah rela jika Houl akhirnya memang memilih untuk menghancurkannya.Sementara di sisi lain Houl sepertinya juga hanya bisa menyaksikan keharmonisan keluarga Cecil dan Henry yang terlihat sempurna itu dengan rasa iri yang semakin luar biasa. Houl benar-benar tidak bisa mencegah rasa cemburunya tiap kali melihat kedekatan Henry dengan putrinya. Walaupun Houl sadar sepertinya Lady Cecil memang benar, gadis kecil itu memang sudah tidak membutuhkannya.... *****Lady Cecil sedang bermain bersama pu
Bayi montok itu sepertinya sayup-sayup mulai tertidur di pangkuan ibunya, Cecil sengaja menggunakan kebisuannya sebagai alasan untuk tidak mengganggu jam tidur siang putrinya, dan hal itu memang terlihat wajar oleh Henry. Henry juga tidak banyak bertanya ketika Cecil tadi buru-buru mengajaknya pulang. Jarak rumah mereka memang tidak terlalu jauh, sepertinya Mia kecil memang belum benar-benar terlelap ketika kereta mereka sudah kembali berhenti di halaman rumah mereka sendiri.Henry turun lebih dulu untuk mengambil Mia dari pangkuan ibunya, bayi lima bulan itu menghisab-hisab bibir bawahnya sambil tertidur, Henry cukup berhati-hati untuk tidak membangunkannya. Henry langsung membawa putrinya ke kamar bayi, sementara Cecil hanya berjalan mengekor di belakang mereka dengan langkah malas karena berbagai bayangan mengerikan di otaknya. Cecil takut kehilangan putrinya, Cecil takut kehilangan Henry tapi dari semua itu ternyata Cecil paling takut jika sampai putrinya kehilangan
"Bangunlah Lady, lihat kita sudah terlambat untuk menghadiri pesta pamanmu," bisik Henry menggelitik telinga Cecil yang masih enggan untuk bergerak akibat jam tidurnya yang semakin berantakan belakangan ini."Oh, " keluh Cecil ketika melihat Henry yang sudah duduk setengah menaunginya dengan selimut yang sekedar jatuh di garis rendah pinggangnya."Kita sama-sama bangun kesiangan.""Bagaimana dengan Putri kita? " Cecil baru ingat harus menyiapkan putrinya juga."Lily sudah membawanya, dan kita akan segera menyusul."Henry sudah menarik selimut mereka dan mengangkat Cecil tiba-tiba."Kau akan membawaku kemana? " Protes Cecil bingung."Bak mandi," tambah Henry dengan acuh, "kita perlu menghemat waktu.""Aku ragu dengan hal itu," keluh Cecil meski tidak sungguh-sungguh dengan keberatannya ketika Henry benar-benar memasukkannya kedalam bak yang sudah berisi air hangat. "Oh Tuhan, apa kau serius akan melakukan ini."Henry teta
Cecil terlihat sangat buruk ketika Lucy datang, entah sejak kapan kakak perempuannya itu sudah duduk seperti mayat hidup penunggu bingkai jendela.Lucy yang baru datang dari Newcastle segera mendatangi kediaman kakaknya, entah sudah berapa lama dirinya tidak melihat Cecil, kakaknya itu terlihat agak kurus dan pucat. sambil melepas kancing mantelnya Lucy berjalan menghampiri kakak perempuannya, dia meletakkan mantel tersebut di punggung kursi yang akhirnya dia duduki untuk menghadapi Cecil yang masih diam seperti marmer beku yang sewaktu-waktu bisa hancur atau terbelah. Ya, sepertinya Cecil memang sedang labil seperti apa yang ia tulis dalam surat-suratnya."Sepertinya aku akan gila Lucy," ungkap Cecil seperti sudah benar-benar kehilangan semangat hidup."Apa yang ter jadi?" tanya Lucy yang mulai memperhatikan gadis kecil di pangkuan kakaknya, gadis kecil itu kembali menggeliat saat Cecil coba menahannya di sana. Lucy pun segera mengulurkan tangannya untuk
Bagaimana semua ini bisa terjadi, dirinya menikahi wanita yang juga tidak menginginkannya. Bahkan kali ini dirinya juga sedang melakukan saran sang Lady untuk mencari wanita untuk kesenangannya. Henry memasuki sebuah rumah hiburanyang terkenal menyajikan wanita-wanita dengan kualitas terbaik di seluruh London. Tadinya dia pikir beberapa wanita akan cukup untuk melupakan masalahnya, tapi ternyata dirinya tetap tidak bisa menikmati apa pun di tempat itu, begitulah akhirnya Henry kembali memilih pulang dengan berjalan kaki. Henry sampai kembali dirumahnya setelah lewat tengah malam, dan dia hanya ingin segera kembali melihat putrinya. Dia segera berjalan menaiki tangga tanpa memanggil pelayan dia hanya melempar mantelnya di sofa kemudian langsung menuju kamar bayi. Henry hanya tidak menyangka bakal menemukan Lady Cecil yang sedang tertidur di kamar bayinya sambil menyusui putrinya, Henry yang masih berdiri di ambang pintu hanya memperhatikannya sampai bebe
Akhirnya lady Cecil siuman setelah hampir dua minggu, bibi Dorothy segera membantu sang Lady untuk duduk."Oh, Nona, apa Anda ingin minum, " sang bibi sudah mengambil cangkir berisi air putih untuk nonanya yang sepertinya belum sepenuhnya paham dengan apa yang terjadi."Bibi dimana bayiku?, tanya Cecil setelah menyentuh perutnya yang rata."Putri Anda sedang tidur di kamarnya," terang sang bibi sambil kembali membenahi selimut Lady Cecil."Putri, " kutip Cecil, dan sang bibi hanya mengangguk dan tersenyum." Istirahatlah, Nona, ini masih larut. ""Aku ingin melihatnya," mohon Cecil."Bayi Anda masih tidur. ""Aku hanya ingin melihatnya, antarkan aku ke kamar bayiku, " Cecil benar-benar mulai berkeras sampai sang bibi tidak punya pilihan kecuali menuruti keinginan nonanya."Baik lah tapi Anda masih harus berhati-hati saat berjalan, Nona. "Cecil mengangguk dan mengikuti instruksi sang bibi untuk tetap berpegangan p
"Bangunlah Cecil... Bangun! " Henry kembali memberinya udara untuk mendorong paru-parunya kemudian memompa lagi, berulang-ulang sampai tiba-tiba nafas Lady Cecil kembali tersengal berat dan Henry merasakan jantunya ikut berdenyut kembali."Oh Tuhan...! " Mia terlonjak dari keterpurukannya dan segera kembali memeriksa denyut nadi dan jantung putrinya"George tolong aku! "Henry segera bangkit dan mundur menjauh, membiarkan George dan Mia menangani putrinya. Mia menggosok telapak tangan dan telapak kaki Cecil agar tetap hangat, George menarik batal memiringkan putrinya ke kiri sebentar sambil menekan-nekan pangkal tenggorokannya agar bisa kembali bernafas, karena Cecil seperti masih tersengal-sengal untuk mendapatkan udara. Sebuah tarikan nafas dalam mengakhiri ketegangan mereka karena selanjutnya, nafas sang Lady mulai menjadi teratur setelah sempat terbatuk-batuk kecil. George membaringkan tubuh putrinya pelahan, meluruskannya agar peredaran darahnya segera kemb
James dan Alex sengaja berkunjung ke Canterbury untuk berlibur di akhir pekan, kadang Alex memang masih sering rindu pada sang bibi, jadi selama dia tinggal di London Alex memang sengaja memanfaatkan waktunya untuk sesering mungkin berkunjung. Kadang hanya untuk menemani sang Bibi mengurus taman mawarnya atau hanya sekedar menghabiskan waktu untuk menyulam. Entah bagaimana kegiatan yang dulu sangat di bencinya itu belakangan mulai menjadi kegiatan yang menyenangkan, mengingat betapa Alex pernah sangat merindukan hal sepele itu selama dia tinggal di Amerika. Mungkin benar jika tempat terbaik untuk hidup itu adalah tempat dimana orang-orang yang kita kenal berada, itulah kenapa Alex mulai kembali mempertimbangkan keinginannya untuk kembali menetap di Inggris.Ini adalah kali pertama Lady Cecil bisa menemukan cukup banyak teman untuk menyulam di rumahnya, karena dulu Lucy dan Lily memang lebih sering mengabaikannya, Lucy lebih suka mengurung diri dengan buku-bukunya,dan bagi Lil