Cecil masih bingung mendapati dirinya yang berada di sebuah kamar asing, sayup-sayup dia memperhatikan empat pilar yang menaungi ranjangnya, juntaian tirai-tirai lembut itu benar-benar membuatnya sadar jika dirinya tidak sedang berada di kamarnya.
Cecil segera terkesiap dan bangkit dari tidurnya, alangkah terkejutnya sang Lady mendapati selimut itu meluncur jatuh begitu saja menuruni tubuh polosnya, dan dengan Houl Anderson yang masih berbaring miring setengah memeluk pinggangnya.
Cecil benar-benar hampir gila mendapati kodisinya, rasanya percuma menangisi kebodohnya sekarang, entah bagaimana pria itu sudah begitu mencemari dirinya, bahkan Cecil tidak bisa mengingatnya, dia hanya merasa begitu buruk dan kotor.
Cecil memperhatikan dua gelas susu hangat dan satu keranjang buah di meja yang pasti nya memang di siapkan seseorang untuk mereka, Cecil belum bisa membayangkan jika ada pelayan atau siapapun yang melihatnya berada di kamar seorang Houl Anderson deng
Cecil hanya semakin putus asa karena merasa tidak akan pernah pantas lagi untuk Henry. Berulang kali dia hanya bisa mengutuk dirinya sendiri yang kotor dan menjijikkan akibat perbuatan Houl Anderson. Sudah dua hari Cecil mengurung dirinya sendiri di dalam kamar untuk menyesali kebodohannya, Lucy yang mulai khawatir sampai harus beberapa kali membujuknya untuk keluar."Benarkah kau akan terus berdiam diri di kamar ini sampai kita kembali ke London?""Aku hanya ingin beristirahat.""Lalu untuk apa kau tidak menyentuh makananmu?" Lucy sudah berdiri tanpa menunggu jawaban kakak perempuannya, "kutunggu kau di halaman, dan jangan lewatkan jamuan terakhir nanti malam karena kita kakan pulang besok, " Lucy berjalan meninggalkan kamar Cecil dengan perasaan kesal.Setelah cukup berpikir dan mempersiapkan diri akhirnya Cecil memberanikan diri untuk keluar dari kamarnya dan langsung menyusul ke halaman di mana para laki-laki sedang berma
Lucy dan suaminya sudah bersiap di keretanya untuk langsung kembali ke Newcastle, karena dia tidak jadi mengantarkan Cecil pulang ke London. Kereta Cecil dan Hery sudah berangkat lebih dulu pagi tadi. "Apa sebenarnya rencanamu? " tanya David pada istrinya. "Apa maksudmu?" kelit Lucy sekedar ingin memprotes kecurigaan suaminya. "Membiarkan saudarimu pergi sendiri dengan seorang pria bukanlah gayamu, " tuduh David ketika menatap Lucy. "Aku menyukai Henry, " jujur Lucy. "Apa itu tidak berlebihan.""Cecil berhak bahagia, dan kupikir tidak ada lagi pria sebaik adik laki-lakimu itu di dunia ini."David masih diam coba memikirkan kebenaran kata-kata Lucy, "Tapi ingat aku tidak mau ikut campur," tegas David sekedar memperingatkan istrinya. Lucy hanya mengangguk santai menanggapinya karena dia yakin gadis secantik Cecil pasti bisa menarik sim
Dua bulan kemudian .... Lucy dan David sedang berkunjung di Canterbury sejak dua pekan ini, dia juga membawa ke dua putrinya yang membuat keributan di mana-mana. Sepertinya energi mereka memang tidak pernah habis untuk berlari kesana kemari dan membuat semua orang di buat kerepotan karenanya, sayangnya kedua bocah ikal itu terlalu menggemaskan untuk membuat siapapun marah. Semua orang sepertinya memang sedang sibuk memperhatikan ulah kedua gadis kecil itu sampai tidak ada yang sadar jika Lady Cecil semakin jarang keluar dari kamarnya akhir-akhir ini. Lucy yang pertama menyadari hal itu langsung berinisiatif untuk mencari kakak perempuannya.Cecil yang sedang mengupas lemon terkejut mendapati Lucy yang tiba-tiba muncul di kamarnya. Cecil pun segera menumpahkan keranjang buah kedalam laci dan berhasil mendorong laci meja riasnya tersebut dengan pinggulnya tepat ketika Lucy memasuki kamarnya."Apa yang kau lakukan Cecil? " tanya Lucy heran mendapa
Lucy sempat bingung karena sudah berjanji untuk tidak melibatkan David dalam hal ini, tapi bagaimanapun dia harus bisa segera bicara dengan Henry. Rasanya hanya ingin marah tapi entah siapa yang harus menerima kemarahannya kali ini, bagaimanapun Cecil pergi ke London bersama Henry itu juga karena idenya. Lucy menyukai Henry dan sama sekali tidak bermaksud mengumpankan kakak perempuannya dengan cara seperti itu, karena dia percaya Henry bisa menjaga kehormatan Cecil, dan sekarang Lucy benar-benar kecewa jika ternyata Henry tega mencemari kakaknya dengan sangat tidak terhormat.Lucy berhasil membuat berbagai alasan untuk bisa pergi ke London bersama Cecil, tujuannya tiada lain adalah untuk membawa kakak perempuannya itu menemui Henry yang dia tau memang sedang berada di London. Dalam perjalanan beberapa jam dari Canterbury ke London Cecil berulang kali membujuk adik perempuannya untuk mengurungkan niatnya, karena sebenarnya Cecil sangat tidak setuju dengan ide Lucy untuk
Houl tidak pernah menyangka jika dirinya akan segelisah ini begitu mendengar rencana pernikahan Lady Cecil dan Henry Stanley yang terkesan mendadak tersebut, karena sepertinya Edward juga baru menerima kabar itu pagi ini. Ella dan Edward memang baru datang dari Newcastle dua hari lalu dan sama-sama dikejutkan dengan berita pernikahan sepupunya yang akan diadakan akhir pekan ini di kediaman Harrington."Kita akan berangkat lusa, " kata Edward setelah mempertimbangkan kondisi istrinya yang masih agak lemah akibat pengaruh kehamilan mudanya. "Kau juga bisa ikut bersama kami, Houl, " tawar Edward ketika melihat sahabatnya yang masih menyandarkan punggungnya di kusen jendela."Oh, sepertinya tidak, " pemuda itu buru-buru berpikir, "aku akan menyelesaikan sisa pekerjaanmu di sini, beri Ella istirahat yang cukup, Chantebury lebih sehat untuk kehamilan mudanya."Meski cukup mengejutkan bagi Edward mendengar sahabatnya itu bisa bicara masalah kehamilan, tapi Edward menya
Cecil dan Henry menikah di depan seluruh keluarganya dalam pesta sederhana yang mereka adakan di kediaman Harrington di Canterbury, walau sederhana tapi Lady Cecil senang bisa melihat semua keluarganya bisa kembali berkumpul. Pamannya James dan Nicholas Stanley juga hadir dalam pernikahan mereka meski pun sepertinya masih enggan untuk saling bertegur sapa. Selama ini Edward juga terus berusaha untuk mendekati ayahnya dengan sesering mungkin membawa istrinya berkunjung ke kediaman Winston di kawasan Park Land meskipun demikian sepertinya semua usahanya itu juga belum terlalu berhasil.Setelah pesta berakhir dan para tamu keluarga beristirahat di manor, di rumah utama hanya tinggal keluarga inti dan pasangan pengantin. Bahkan Lucy dan David juga lebih memilih bermalam di manor karena kedua putrinya lebih menyukai keramaian, begitulah akhirnya rumah utama justru menjadi sangat sepi.Lady Cecil masih duduk di tepi ranjangnya beberapa kali dia memperhatikan gaun malam
Dua hari setelah pernikahannya Henrybenar-benar membawa Lady Cecil untuk pulang ke Newcastle. Mereka menempati salah satu property Stanley yang terpisah dari rumah utama, dan yang pasti sang Lady juga benar-benar memiliki kamarnya sendiri.Henry langsung mengantar Lady Cecil ke kamarnya, Cecil agak terkejut begitu mengetahui kamar bernuansa tosca itu memang disiapkan khusus untuknya. Cecil hanya menatap Henry karena masih bingung dengan apa yang harus diucapkannya, jendela-jendela besar yang langsung menghadap ke danau buatan membuat kamar tersebut nampak terang benderang."Ini sangat luar biasa," kata Cecil pada akhirnya sampai dia hampir lupa jika kenyataannya dirinya dan Henry tetap akan tidur terpisah."Lily bercerita terlalu banyak tentang apa yang Anda suka," terang Henry."Apa Lily juga sering berkunjung?""Hanya jika Brandon bersamanya."Cecil berjalan mendekati jendela, dan melihat beberapa angsa yang berenang di danau. Danau
Keesokan harinya Lucy menjemput Cecil dengan keretanya untuk pergi ke acara Amal. Mereka akan mengunjungi sebuah pantai asuhan di kawasan pinggiran Newcastle, di mana banyak anak terlantar dan dari keluarga miskin yang ikut di tampung di sana.Ketika baru tiba Lady Cecil benar-benar terkejut dengan kegembiraan bocah-bocah lugu itu menyambut kedatangan mereka. Lucy sepertinya memang sudah sangat akrab dengan mereka, Cecil tau bagaimana saudarinya itu memang tidak pernah risi untuk bergaul dengan berbagai kalangan.Lucy dan David langsung membagikan buku dan alat tulis untuk anak-anak, mereka semua sangat antusias dan tertib menunggu giliran, sepertinya mereka memang sudah biasa melakukan hal itu. Rencananya Lucy memang akan mengajak anak-anak itu belajar, makan siang bersama kemudian bermain bersama dan membagikan hadiah. Rasanya Cecil juga dengan senang hati menemani kegiatan saudarinya itu, kepolosan dan tawa anak-anak memang sangat menyenangkan sampai tidak sad