Tiga tahun berlalu....
"Bibi bisakah kau ambilkan keranjang untuk willo ?"
"Apa dia sakit lagi, My Lady? " bibi Dorothy ikut merunduk untuk memastikan mahluk kecil di pangkuan nonanya masih bergerak.
"Dia masih agak lemah, Bibi."
"Akan kuambilkan keranjangnya, mungkin willo perlu istirahat."
Taklama Bibi Dorothy sudah kembali dengan membawa keranjang yang sudah di lapisi bantalan lembut dan selimut kecil. Pelan-pelan Lily memindahkan mahluk kecil itu dari pangkuannya dengan hati-hati. Sudah hampir satu minggu anjing kecil berbulu kuning itu kehilangan selera makannya, sampai puncaknya dua hari lalu Willo sama sekali tidak mau makan Lily sangat khawatir melihat kondisi anjing kesayangan nya itu . Lily ingat bagaimana mahluk kecil itu selalu setia menemaninya dalam setiap masalah, sejak William pergi Lily memang semakin sering menjadikan anjing pemberian kakak nya itu sebagai teman bicara, meski mahluk berbulu kuning itu hanya bisa m
Lily memang benar-benar kembali bertemu dengan Brandon Lington, dan entah bagaimana Duke of Greenock itu sama sekali tidak pernah terlihat buruk meski sepertinya sudah beberapa hari tidak ber cukur.Tanpa ingin ber lama-lama mengagumi sang Duke, Lily segera sadar jika pria itu hanya akan menyesatkannya. Selanjutnya Lily hanya tersenyum mendapati Brandon yang masih terkejut melihatnya kedatangnya bersama Henry.Sepertinya Lily memang sudah tumbuh terlalu banya selama beberapa tahun ini, dia sudah menjadi seorang wanita muda yang matang dan sulit sekali bagi Brandon Lington untuk berhenti memikirkannya meski dia tau gadis itu pasti sudah mendengar semua isi kepalanya dengan lantang dan itu memalukan.Gadis itu bersama adik laki-lakinya kali ini,Brandon coba berpikir masuk akal. Bukannya Henry tidak menyadari ketegangan kakak laki-lakinya tiap kali diam-diam memperhatikan gadis muda yang duduk di sampingnya. Henri hanya berusaha berpikir wajar, karena bagaim
Lily pergi mengetuk kamar Henry, dan menunggu tidak sabar sampai pintu kamar pria itu terbuka."Hay, kenapa kau belum tidur? ""Aku ingin bicara."Henry berpikir sebentar untuk memutuskan karena sudah larut malam, "Baiklah, tunggu sebentar aku akan mengambil manteku untukmu."Henry melihat gadis itu hanya memakai gaun tipis yang sangat tidak sesuai dengan udara malam di Utara.Henry membawa Lily untuk duduk di kursi taman tak terlalu jauh dari rumah utama. Ada kolam air mancur kecil dan tanaman teratai berbungan putih yang terlihat bersinar dalam cahaya malam. Henry sengaja ingin membuat gadis itu agar merasa lebih nyaman saat mulai bercerita."Aku tidak tau harus memulainya dari mana? " gadis itu terlihat bingung untuk megatakan sesuatu."Aku tau kalian menikah," kata Henry tiba-tiba dan Lily terkejut karena dia pikir selama ini hanya dirinya dan Brandon yang mengetahui hal itu."Oh ," Lily masih membekap mulutnya sendiri,
Tiga tahun yang lalu....Duke of Greenock dan adik laki-lakinya Henry sudah berada di dalam keretanya siap untuk meninggalkan halaman Harrington, setelah mengantarkan Lady Lilyan kembali pada keluarganya."Aku tidak tau apa yang kau lakukan ?" tanya Henry masih melihat keluar jendela keretanya di mana Lily dan kakak perempuannya masih berdiri di halaman berumput bersama sang Nenek, Cecil dan Lady Mery masih melambai kepada mereka sementara Lily hanya memilih diam memperhatikan kereta mereka sampai benar-benar meninggalkan halaman Harrington. Cuaca pagi itu tidak terlalu cerah dan agak berawan, aroma daun musim gugur yang baru tersiram hujan tadi malam masih memenuhi udara lembab yang tidak banyak bergerak, sepertinya hujan akan kembali turun malam itu.Brandon masih tak bergeming duduk kaku di dalam kereta yang akan membawa mereka kembali ke utara."Katakan padaku."Sekali lagi Brandon hanya menatap adik laki-lakinya dalam kebisuan
"Your Grace," Lily memberi salam hormat pada Duke of Northumberland yang baru kembali dari London. Sementara Lily sudah dayang beberapa hari yang lalu."Lily," Edward tetap saja terkejut melihat gadis itu ternyata benar-benar berada di kediamannya. Edward memang buru-buru kembali dari London begitu mendapat berita dari pengurus rumahnya tentang kedatangan sepupunya."Maaf aku tidak memberitahumu jika akan berkunjung.""Datanglah kapanpun Lilyku dan bukankah sudah sering kali kubilang akulah yang akan menjagamu dengan senang hati jika kau tidak memilih putra-putra stanley itu," Edward membawanya duduk ke sofa."Edward apa kau akan marah jika aku memilih bersama orang yang salah ?""Tentu Lilyku," Edwar setengah berjonkok di depan Lily untuk kembali mengecup kedua punggung tangannya."Apa kau juga marah pada Jeremy ?""Oh, Lily apa sebenarnya yang ingin kau katakan ?" Edward mulai curiga dengan bahasa Lily yang berputar-putar.Li
"Kupikir kau tidak akan kembali."Brandon sedang berbaring di ranjangnya saat menyaksikan gadis muda itu baru menurunkan tudung jubahnya. Lily baru datang bersama Hery dan langsung mendatangi kamar sang Duke, tak peduli meski saat itu sudah larut malam dan tidak sopan untuk mendatangi kamar seorang pria. Lily segera berjalan mendekati Brandon Lington yang masih memilih berbaring di ranjangnya, dia sudah duduk di sisi ranjang di sebelahnya saat tiba-tiba menyadari ada yang aneh dengan pria itu."Apa Anda sakit? " Tanya Lily curiga melihat Brandon seperti sedang menahan sesuatu yang menyakitkan di sisi perutnya."Oh apa ini? " Lily menyibak sebagian selimutnya dan terkejut menyaksikan bekas Luka sayatan di sisi perut Brandon yang masih agak basah, jelas itu bukan luka baru melainkan luka lama yang sudah mulai infeksi."Ini bukan apa-apa, dokter sudah menanganinya dan sudah jauh lebih baik.""Oh Tuhan, bagaimana bisa Anda mengabaikan hal seperti ini Y
Lady Annelies sedang duduk di beranda rumah pantai mereka menimang bayi perempuan berambut merahnya.Jeremy baru datang membawa surat dari keluarganya, sesuatu yang sangat jarang terjadi sebenarnya, karena memang hanya saudara laki-laki nya Edward yang tau alamat mereka sekarang."Lily," kata sang Lady saat mengoreksi kembali surat di tangannya."Aku tidak tau kenapa dia banyak bercerita tentang saudara laki-lakimu," Jeremy juga merasa heran.Anne baru saja mengusap airmatanya, karena dia tau selama ini tidak ada yang cukup peduli pada Brandon. Tidak seperti saudaranya yg lain, dari kecil Brandon memang sudah harus tinggal terpisah dari orangtuanya, Anne baru sadar ternyata dia sudah sangat merindukan saudara laki-lakinya itu."Kita akan pulang Jeremy," putus sang Lady tiba-tiba."Kau merindukan mereka? "Anneliess mengangguk, "Seharusnya Brandon juga bahagia."Bukannya Jeremy tidak pernah menawarkan untuk pulang, t
Henry sengaja membawa kereta keluarga Stanley yang lebih besar untuk membawa mereka ke Lockwood palace yang selalu di jaga ketat oleh para pengawal Duke of Greenock. Para penjaga segera membuka gerbang utama karena sudah mengenali kereta mereka."Selamat siang, Tuanku," salah seorang pengawal yang menjaga pintu gerbang memberi salam hormat pada Henry yang sengaja membuka jendela keretanya, dia hanya sedikit mengangkat telapak tangannya untuk menghormati mereka sementara kereta terus berjalan memasuki Lockwood palace.Anne hampir menangis saat menyaksikan bagaimana bangunan lima lantai itu kembali mengingatkannya betapa sudah begitu jauh dirinya pergi selama ini. Jeremy coba menyentuh telapak tangan istrinya untuk memberinya ketenangan."Tolong mengalahlah dengan saudaraku," kata Annelies saat menatap suaminya, Jeremy hanya mengangguk patuh karena apapun akan dilakukannya asal wanita yang di cintainya itu bahagia."Turunlah Anne," Henry membuka pintu
Malam sudah cukup larut dan Lily pun juga sudah hampir tertidur saat seseorang tiba-tiba mendatangi kamarnya tanpa mengetuk pintu. Lily sempat terkejut dan segera bangkit dari posisi berbaringnya sambil menarik selimut di dadanya, Lily merasa kurang nyaman karena hanya mengunakan gaun tidurnya yang tidak terlalu tebal. Meski Brandon masih berdiri tanpa bicara tapi Lily tau suasana hati pria itu sedang baik, sejak awal dia yakin Brandon pasti akan memaafkan saudarinya asal ada yang mau mulai mengalah lebih dulu."Terimakasih, Your Grace."Bersama seseorang yg bisa membaca pikiran sering kali membuat kita tidak perlu menjelaskan tentang apa pun, tapi kau juga akan kesulitan menyembunyikan kebohongan darinya. Netra biru gadis itu seperti menyala saat menatap Brandon Lington yang masih berdiri dalam keremangan. "Aku tau itu semua adalah ulahmu," Brandon mulai berjalan mendatanginya. "Saya hanya ingin melihat Anda baha