Share

46: SENYUM YANG SEMPURNA

“Jadi kamu akan langsung kembali ke tempat kerja kamu, Mal?” tanya Pak Ridwan ketika pagi ini, usai sarapan lelaki itu mengajak menantu barunya berbincang di teras belakang rumah.

“Iya, Pak. Karena semua terjadi tanpa persiapan, jadi saya memang tidak mengambil cuti. Apalagi sekarang sedang persiapan ujian. Anak-anak banyak yang les di rumah,” jawab Malik dengan santun.

Ridwan mengangguk mengerti.

“Aku mengerti, Mal. Tetapi kamu bisa mengajukan cuti kalau memang ingin cuti, kan? Apa kamu tidak ingin liburan untuk bulan madu kecil-kecilan? Bapak bisa memberikan fasilitas kalau kalian memang mau pergi berbulan madu.” Ridwan menawarkan.

Mendengar tawaran itu, Malik tersenyum canggung. Dia kemudian merasa berdosa karena telah membohongi mertuanya itu dengan mandi keramas pagi ini. Padahal tidak terjadi apapun semalam.

“Mungkin nanti kalau liburan kenaikan kelas saya bisa main sekalian bulan madu, Pak.” Malik berhasil mengelak.

“Baiklah kalau begitu. Tetapi, Mal. Ada yang ingin aku kataka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status