"Ini dia kabut beracunnya," kata Old Edwin.
Di hadapan delapan remaja dan satu lelaki tua itu adalah kabut tebal yang membentuk sebuah garis. Seakan ada sesuatu yang menghalanginya, kabut itu tetap di sana dan tidak mau ataupun mundur. Kabut berwarna putih dan tebal membuat seseorang tertarik untuk menjelajahinya. Namun mereka di ingatkan sesuatu, bahwa kabut itu beracun. Tingkat toksinitasnya sangat tinggi. Orang kuat hanya akan bertahan satu jam di dalam kabut itu, kemudian dia akan mengalami ruam merah disertai dengan sesak nafas, kulitnya perlahan-lahan melepuh hingga tubuh manusia itu menjadi genangan darah yang meninggalkan tulang berulang yang mulai keropos akibat racun korosif.
"Racunnya cukup berat," kata Tanner yang mulai berjongkok di hadapan kabut beracun.
"Bearti, sesuai dengan rumornya," kata Azareel yang ikut berjongkok di
"Yey berhasil!" seru Tanner dengan mata berbinar-binar."Eh? Serius?" kata Eruza yang berhenti menyerang Leonard. Semua perhatian tertuju kepada Tanner."Ya! Mari kita coba," kata Tanner kemudian lelaki itu meminum penangkal racun yang dia buat."Kamu yakin?" tanya Azareel kepada Tanner yang sudah meminum cairan kental berwarna biru."Ya, aku akan bergegas masuk," kata Tanner kemudian lelaki berambut panjang itu mulai memasuki kawasan kabut beracun tanpa menoleh ke belakang."Dia benar-benar masuk, kita harus menyusulnya." kata Eruza panik.Semuanya dengan panik memasukkan barang-barang mereka ke cincin penyimpanan. Kemudian meminum cairan yang sudah dibuat Tanner. Beruntunglah lelaki ber
"Tanner!" seru Azareel dan yang lainnya bersamaan. Mereka semua langsung berdiri dan menghampiri Tanner yang masih linglung. Old Edwin hanya melihat mereka sambil tersenyum lega.Semuanya datang dan memeluk Tanner."Sepertinya aku sedang berhalusinasi," gumam Tanner, tatapannya masih berfokus kepada teman-temannya namun pikirannya seperti mengambang di dunia lain."Tanner! Ada apa denganmu?!" kata Eruza panik, dia melihat Tanner yang seperti orang kesurupan. Karena takut diapun memerintahkan Azareel untuk menyemburkan air ke Tanner."Aza! Cepat siram Tanner dengan air!" kata Eruza panik, begitu pula dengan Azareel yang langsung menuruti perkataan Eruza. Lelaki bermata puppy itupun mulai mengerahkan kekuatannya untuk menyiram Tanner dan teman-teman yang lainnya yang sedang berpelukan.
Keadaan suhu rumah pohon itu terasa seperti sudah di tinggalkan. Keadaan di dalam rumah pohon sangat bersih dan tidak meninggalkan jejak apapun kemana mereka akan pergi. Wanita bermata merah dengan tali pita besar di belakang punggungnya itupun mulai membalikkan badannya dan pergi menemui anak buahnya."Tidak ada jejak," kata wanita itu kemudian pergi secepat kilat. ⚛⚛⚛Azareel dan kawan-kawan kembali melanjutkan perjalanan mereka. Berbeda dengan Yellow Wood, inti hutan yang tidak pernah di jamah oleh tangan manusia adalah harta Karun bagi mereka. Bagaimana tidak? Tanaman pengumpul sihir yang berumur ribuan tahun dan masih banyak lagi tanaman-tanaman yang langka. Membawa mereka kembali adalah harta yang tak ternila
Kini mereka sudah berjalan selama satu jam, semakin ke sana semakin banyak kadal api yang mereka temui. Kesempatan untuk membawa segunung koin emas semakin besar. Tapi anehnya, kadal api yang mereka temui memiliki ukuran yang tidak biasa. Yang awalnya hanya sepanjang lima puluh centimeter, kini ada yang mencapai seratus hingga dua ratus lima puluh centimeter. Eruza dan kawan-kawan sangat menyadari hal itu. Semakin mereka berjalan udara di sekitar mereka semakin meninggi. Tanah yang mereka pinjaki terasa semakin panas. Beruntunglah Azareel membuat gelembung pelindung untuk kami mereka.Keringat terus bercucuran bagaikan air terjun yang deras, Wayne melihat ke langit, namun dia tidak merasakan sinar mentari seterik ini hingga membuatnya berkeringatan.Mereka semua sudah bermandikan keringat, untunglah berkat formula Tanner yang menciptakan penghilang bau badan berfungsi di saat sepe
Sudah satu jam berlalu, namun kadal api selalu berdatangan, mereka seperti beregenerasi namun tidak. Sepertinya mereka memasuki sarang kadal api. Karena ukuran kadal yang mereka temui di sini sangat beragam.Eruza dan teman-teman sudah sangat kelelahan, namun kadal api terus menerus menyerang mereka yang membuat mereka tidak bisa lengah barang sedetik pun. Mungkin sesekali ada yang beristirahat selama dua menit kemudian kembali bertarung lagi. Karena kadal api terus berdatangan, seperti mereka telah mengganggu suasana tentram para kadal api itu.Padahal mereka tidak terlalu ribut selama di perjalanan menuju kaki gunung, apakah mungkin gara-gara mereka menyerang kaum mereka terlebih dahulu?Tapi bangkai kadal api berserakan di mana-mana, bahkan kadal yang badannya hancur akibat hantaman Wayne dan Reymond membuat inti kadal api langsu
Masih ingat bagaimana Azareel dan teman-temannya datang ke Hidden World? Mereka hanya masuk melewati pintu yang terbuat dari kumpulan partikel merah hingga membentuk sebuah pintu kamar yang tembus pandang.Sihir canggih yang memerlukan banyak sekali sihir. Terlebih gerak gerik Chimera di awasi oleh Lucifer yang tidak sengaja menemukan tempat mereka berhibernasi, itulah mengapa Chimera hanya bisa mengawasi Azareel dan kawan-kawan dari jauh dan memberitahukan info penting melalui mimpi, serta memberikan buku panduan pengguna sihir dan lain sebagainya.Panduan itupun sangat di incar oleh seluruh rakyat Hidden World, buku panduan yang dapat mengubah nasib seseorang. Siapapun yang mengetahui buku itu akan dikuasai oleh keserakahan.Kemudian, bagaimana dengan Old Edwin?Lelaki tua itu adalah utus
"Nelson, bangun," kata Wayne lembut, lelaki itu sambil menepuk paha Nelson pelan. Takut itu akan melukai Nelson yang sudah dia anggap sebagai adiknya itu."Eum ...." gumam Nelson, namun lelaki itu masih memejamkan matanya."Bangun sebentar, kita pindah ke rumah pohon atau mau aku gendong?" tanya Wayne sedikit mengancam Nelson. Karena dia tahu lelaki yang setengah terbangun itu tidak suka jika tubuhnya di gendong oleh seseorang. Dia sangat sensitif orangnya.Mendengar itu, lelaki yang barusan tadi terpejam dengan lelap, kini mulai membuka matanya tajam. Dia memandang protes ke arah Wayne seolah-olah Wayne telah menganiaya dirinya."Ayo dedek Nelson! Bangun!" kata Wayne, sambil menarik tangan si Nelson. Lelaki itu masih mengumpulkan nyawanya yang masih mengambang di cakrawala.&n
Suara kicauan burung memenuhi pendengaran. Orang-orang itu mulai menyibukkan diri mereka sendiri. Di tengah hutan tanpa adanya orang lain selain mereka. Mereka semua mengandalkan satu sama lain dan saling membantu satu sama lain. Meskipun sibuk sendiri-sendiri mereka akan meminta bantuan orang yang ada di sekitarnya sesekali."Sarapan sudah jadi! Ayo makan sebelum berangkat," seru Darrel, lelaki itu menghampiri teman-temannya yang sibuk sendiri. Di tangan lelaki berambut pirang itu terdapat dua piring besar dengan asap yang mengepul di atasnya.Mungkin untuk sebagian orang memakan daging adalah sesuatu yang mahal. Barang mahal yang hanya bisa di nikmati oleh kalangan atas yang mempunyai kedudukan tinggi. Masyarakat di sini sangat tidak maju dan tidak mencari solusi lain. Mereka hanya memanfaatkan apa yang ada di sekitar mereka untuk bertahan hidup. Mungkin ada beberapa orang yang