"Tanner!" seru Azareel dan yang lainnya bersamaan. Mereka semua langsung berdiri dan menghampiri Tanner yang masih linglung. Old Edwin hanya melihat mereka sambil tersenyum lega.
Semuanya datang dan memeluk Tanner.
"Sepertinya aku sedang berhalusinasi," gumam Tanner, tatapannya masih berfokus kepada teman-temannya namun pikirannya seperti mengambang di dunia lain.
"Tanner! Ada apa denganmu?!" kata Eruza panik, dia melihat Tanner yang seperti orang kesurupan. Karena takut diapun memerintahkan Azareel untuk menyemburkan air ke Tanner.
"Aza! Cepat siram Tanner dengan air!" kata Eruza panik, begitu pula dengan Azareel yang langsung menuruti perkataan Eruza. Lelaki bermata puppy itupun mulai mengerahkan kekuatannya untuk menyiram Tanner dan teman-teman yang lainnya yang sedang berpelukan.
Keadaan suhu rumah pohon itu terasa seperti sudah di tinggalkan. Keadaan di dalam rumah pohon sangat bersih dan tidak meninggalkan jejak apapun kemana mereka akan pergi. Wanita bermata merah dengan tali pita besar di belakang punggungnya itupun mulai membalikkan badannya dan pergi menemui anak buahnya."Tidak ada jejak," kata wanita itu kemudian pergi secepat kilat. ⚛⚛⚛Azareel dan kawan-kawan kembali melanjutkan perjalanan mereka. Berbeda dengan Yellow Wood, inti hutan yang tidak pernah di jamah oleh tangan manusia adalah harta Karun bagi mereka. Bagaimana tidak? Tanaman pengumpul sihir yang berumur ribuan tahun dan masih banyak lagi tanaman-tanaman yang langka. Membawa mereka kembali adalah harta yang tak ternila
Kini mereka sudah berjalan selama satu jam, semakin ke sana semakin banyak kadal api yang mereka temui. Kesempatan untuk membawa segunung koin emas semakin besar. Tapi anehnya, kadal api yang mereka temui memiliki ukuran yang tidak biasa. Yang awalnya hanya sepanjang lima puluh centimeter, kini ada yang mencapai seratus hingga dua ratus lima puluh centimeter. Eruza dan kawan-kawan sangat menyadari hal itu. Semakin mereka berjalan udara di sekitar mereka semakin meninggi. Tanah yang mereka pinjaki terasa semakin panas. Beruntunglah Azareel membuat gelembung pelindung untuk kami mereka.Keringat terus bercucuran bagaikan air terjun yang deras, Wayne melihat ke langit, namun dia tidak merasakan sinar mentari seterik ini hingga membuatnya berkeringatan.Mereka semua sudah bermandikan keringat, untunglah berkat formula Tanner yang menciptakan penghilang bau badan berfungsi di saat sepe
Sudah satu jam berlalu, namun kadal api selalu berdatangan, mereka seperti beregenerasi namun tidak. Sepertinya mereka memasuki sarang kadal api. Karena ukuran kadal yang mereka temui di sini sangat beragam.Eruza dan teman-teman sudah sangat kelelahan, namun kadal api terus menerus menyerang mereka yang membuat mereka tidak bisa lengah barang sedetik pun. Mungkin sesekali ada yang beristirahat selama dua menit kemudian kembali bertarung lagi. Karena kadal api terus berdatangan, seperti mereka telah mengganggu suasana tentram para kadal api itu.Padahal mereka tidak terlalu ribut selama di perjalanan menuju kaki gunung, apakah mungkin gara-gara mereka menyerang kaum mereka terlebih dahulu?Tapi bangkai kadal api berserakan di mana-mana, bahkan kadal yang badannya hancur akibat hantaman Wayne dan Reymond membuat inti kadal api langsu
Masih ingat bagaimana Azareel dan teman-temannya datang ke Hidden World? Mereka hanya masuk melewati pintu yang terbuat dari kumpulan partikel merah hingga membentuk sebuah pintu kamar yang tembus pandang.Sihir canggih yang memerlukan banyak sekali sihir. Terlebih gerak gerik Chimera di awasi oleh Lucifer yang tidak sengaja menemukan tempat mereka berhibernasi, itulah mengapa Chimera hanya bisa mengawasi Azareel dan kawan-kawan dari jauh dan memberitahukan info penting melalui mimpi, serta memberikan buku panduan pengguna sihir dan lain sebagainya.Panduan itupun sangat di incar oleh seluruh rakyat Hidden World, buku panduan yang dapat mengubah nasib seseorang. Siapapun yang mengetahui buku itu akan dikuasai oleh keserakahan.Kemudian, bagaimana dengan Old Edwin?Lelaki tua itu adalah utus
"Nelson, bangun," kata Wayne lembut, lelaki itu sambil menepuk paha Nelson pelan. Takut itu akan melukai Nelson yang sudah dia anggap sebagai adiknya itu."Eum ...." gumam Nelson, namun lelaki itu masih memejamkan matanya."Bangun sebentar, kita pindah ke rumah pohon atau mau aku gendong?" tanya Wayne sedikit mengancam Nelson. Karena dia tahu lelaki yang setengah terbangun itu tidak suka jika tubuhnya di gendong oleh seseorang. Dia sangat sensitif orangnya.Mendengar itu, lelaki yang barusan tadi terpejam dengan lelap, kini mulai membuka matanya tajam. Dia memandang protes ke arah Wayne seolah-olah Wayne telah menganiaya dirinya."Ayo dedek Nelson! Bangun!" kata Wayne, sambil menarik tangan si Nelson. Lelaki itu masih mengumpulkan nyawanya yang masih mengambang di cakrawala.&n
Suara kicauan burung memenuhi pendengaran. Orang-orang itu mulai menyibukkan diri mereka sendiri. Di tengah hutan tanpa adanya orang lain selain mereka. Mereka semua mengandalkan satu sama lain dan saling membantu satu sama lain. Meskipun sibuk sendiri-sendiri mereka akan meminta bantuan orang yang ada di sekitarnya sesekali."Sarapan sudah jadi! Ayo makan sebelum berangkat," seru Darrel, lelaki itu menghampiri teman-temannya yang sibuk sendiri. Di tangan lelaki berambut pirang itu terdapat dua piring besar dengan asap yang mengepul di atasnya.Mungkin untuk sebagian orang memakan daging adalah sesuatu yang mahal. Barang mahal yang hanya bisa di nikmati oleh kalangan atas yang mempunyai kedudukan tinggi. Masyarakat di sini sangat tidak maju dan tidak mencari solusi lain. Mereka hanya memanfaatkan apa yang ada di sekitar mereka untuk bertahan hidup. Mungkin ada beberapa orang yang
Eruza yang mendengarnya pun hanya menganggukkan kepalanya tanda ia paham apa yang di maksud Tanner, kemudian lelaki itu melilitkan kain di atas tongkat dan kemudian lelaki itu mulai menyalakan api dengan kekuatan sihirnya yang berelement api."Sudah selesai, ayo kita jalan lagi," kata Eruza, dia menyerahkan satu obor ke Wayne yang paling belakang, sehingga mereka dapat menjaga satu sama lain.Eruza mengarah api itu ke depan dan pemandangan di depannya benar-benar kosong, yang ada hanyalah jalan gua yang semakin mengecil, untuk saja gua itu masih cukup lebar untuk di lalui oleh semuanya. Jika tidak mungkin mereka tidak akan meneruskan perjalanan mereka lagi.Semuanya masih menggunakan perisai pelindung yang di buat oleh Aza. Mereka tidak menyadari jika udara di sekitar mereka semakin tinggi dan bahkan tercium aroma bau terbakar samar
Kedelapan pemuda dengan satu lelaki tua mulai berjalan menghampiri cahaya merah yang menyala. Mereka berjalan dengan langkah yang sangat waspada. Namun selama di perjalanan menuju ke arah cahaya merah itu, tidak terjadi apa-apa, bahkan terasa sangat mulus. Azareel tidak dapat mempercayai itu, karena dimanapun mereka pergi entah itu buah eksotis atau barang berharga lainnya, akan ada binatang penjaga yang menjaga benda-benda itu.Terasa aneh jika mereka tidak menemukan binatang penjaga atau susunan rune yang membentuk sebuah ilusi.Kini mereka tiba di area cahaya merah itu berasal. Mereka berada di ujung tebing dengan cahaya merah yang berasal dari bawah tebing. Mereka melihat cairan merah yang meletup-letup. Namun bukan itu yang menarik perhatian mereka. Mereka melihat sebuah batu berukuran sekitar dua meter dengan bunga berbentuk lotus yang melayang di atas batu itu. Bunga itu te