Share

Who are you (Indonesia)
Who are you (Indonesia)
Penulis: G-NaHyun

Bukan Perkenalan

Penulis: G-NaHyun
last update Terakhir Diperbarui: 2020-10-23 14:46:08

Tidak ada yang disebut luka abadi, 

semua akan bahagia pada waktunya

Menyedihkan ternyata melihat kenyataan bahwa aku tak tau kalau jatuh cinta akan semenyakitkan ini, dia yang selalu kupuja di depan Tuhan adalah bom waktu yang membuatku mati seketika. 

“Maaf Dit, orang tuaku tak setuju dengan pernikahan kita.” ucapnya tanpa basa basi

“Lho Put, bukannya kita udah tunangan? Kenapa harus memutuskan sepihak seperti ini?” tanyaku masih bingung pada Putri.

“Maaf banget, aku tuh butuh kamu selalu ada buat aku. Setelah tunangan kita, aku merasa kamu perlahan menjadi berbeda bukan seperti Adit yang kukenal.”

“Maksud kamu apa Putri?” Tanyaku dengan nada kecewa

“Maaf ya Dit, hubungan kita udahan yaa..” jawabnya sembari meninggalkanku.

Entah bagaimana rasanya seolah tersambar petir yang disiang bolong, laksana anak panah yang menghujam tepat diseluruh relung hatiku. Layaknya teroris dia pergi begitu saja setelah menghancurkanku menjadi abu. 

Tanpa sepatah katapun, dia berjalan melewatiku. Nafasku masih sesak melihatnya perlahan pergi begitu saja, hangat mengalir kurasakan ada tetesan air membasahi pipi.

Aku masih diam seribu bahasa berharap semua apa yang dia katakan adalah mimpi atau drama yang sedang aku pentaskan diatas panggung.

Tapi tidak! Ini terlalu nyata.

Aku ingin mengucap sepatah dua patah kata namun seolah bibirku terkunci rapat dan kau yang membuang kunci itu entah kemana. Kaki yang seharusnya melangkah untuk mengejarmu pergi kini seolah tertancap paku sangat dalam diatas tanah.

Saat semua harapan dan mimpiku hancur hanya karena aku yang katanya kurang perhatian padahal tidak bisakah dia mengerti bahwa aku bekerja siang dan malam untuk menjadikan dia satu-satunya perempuan yang kuistimewakan, namun balasanya sungguh tak berkemanusiaan! Dia dengan tegas mengatakan untuk mengakhiri semuanya, disini. 

Ku diam, membeku dan terbujur kaku, masih dipersimpangan jalan saat aku dan dia memutuskan untuk bertemu. Semua orang yang berlalu lalang melihatku dengan tatapan aneh. Tiba-tiba hujan turun sangat deras seolah mengisyaratkan aku untuk menangislah.

Akupun berlari kearah rumah tua yang sudah tak berpenghuni diseberang sana untuk berteduh.

Sesampainya didepan rumah tua itu ponselku berbunyi 

Tutt tutt

Ada pesan masuk

Maaf Dit, bukan maksud aku menyakitimu tapi aku memang merasa udah ga cocok lagi sama kamu dan aku cerita semuanya sama orang tuaku. Tapi respon mereka malah menjodohkanku dengan pria lain.

Duarr! Rasanya seperti aku telah mati namun teganya dia menguliti jenazahku. 

Engkau seorang tuan Putri nan ramah dan penuh senyuman ternyata lebih kejam dari perempuan manapun yang kukenal! Teganya dirimu lebih memilih pergi meninggalkanku karena lelaki lain yang lebih gagah, lebih mapan dan lebih berharta dibandingkan denganku. 

Bagimu tak ada artinya menjaga kesucian cinta selama 5 tahun ini hanya karena perihal aku kurang perhatian katamu.

Seolah waktu berhenti didepan mata saat semua persiapan untuk menikahinya yang telah aku siapkan secara diam-diam hanya sebatas mimpi dan angan. Tak terbayangkan sebelumnya jika dia yang ku percayai berkhianat atas nama cinta dan ketampanan.

Aku memanglah anak udik yang miskin, terlihat hina didepan matamu setelah sosok yang lebih gagah, yang lebih berharta datang membawa semua janji untuk menjadikanmu tuan putri di istananya, saat ini didepan matamu aku adalah anjing kecil yang menggonggong tepat diraut wajahmu. 

Kau acuhkan dan kau tak peduli terhadap perjuangan kita dulu, kau berjalan tegap seolah dirimulah satu-satunya tuan putri yang beruntung akan bergandeng dengan pangeran yang antah berantah itu.

Semua atas nama perjodohan katamu? Bukankah kau yang menerimanya dengan suka rela?

Kau berkhianat atas nama perjodohan? Itu tidak mungkin! Seharusnya kau menolak lamaranku dulu, bukan sekarang saat semuanya sudah kususun rapih untukmu.

Tidakkah kau peduli dengan janji kita saat itu? Kau berkata padaku kau mencintaiku apa adanya dan kau akan menungguku entah seberapa lama.

Namun seolah Tuhan menunjukkan padaku bahwa dirimu bukanlah seorang yang layak untuk kuperjuangkan.

Suka tidak suka, mau tidak mau aku memang harus merelakanmu

Dunia tidak berpihak padaku saat ini, bolehkah aku menangis sekarang hai awan.

___

Seutas senyum yang menjulang dikala kita pertama kali bertemu, hujan bersaksi atas diam dan aku memaknai sorotan matamu yang penuh pilu.

10 oktober 2017

Kulihat seorang perempuan menangis diseberang sana dibawah rinai hujan, membasahi sekujur tubuhnya seolah menutupi bahwa perempuan itu baik-baik saja. 

Tak bisa kualihkan pandangan menyaksikan betapa kesedihan yang selalu datang dengan kesendirian, melihat perempuan itu seolah aku melihat diriku sendiri diversi yang berbeda. 

Wajah perempuan itu kian pucat sekujur tubuhnya mulai bergetar merasakan kedinginan, langkah kakinya pun seolah tak berdaya. Ia berjalan perlahan menghampiri tempatku saat ini. 

Dibawah rumah tua aku berteduh sendirian memastikan hujan untuk segera pergi dan membawa segala kemarahan, kekecewaan dan dendam yang menyelimutiku.

“Mas, kira-kira hujannya makin deras ga ya?” suara perempuan yang terdengar lirih menyadarkanku dari lamunan

“Owh iya mba, sepertinya masih lama deh. Makin deres soalnya” jawabku sambil tersenyum mencoba seramah mungkin terhadapnya.

“Aduh.. “ jawabnya terdengar penuh kekhawatiran.

Perempuan itu terlihat semakin gelisah dan khawatir dengan sesuatu.

“Emang mbaknya mau kemana? Sepertinya gugup sekali.” tanyaku memulai percakapan

“Mau pulang mas.” jawabnya singkat

“Baru pulang kerja ya mba?” tanyaku

“Engga, tadi habis dari rumah temen.” jawabnya singkat

Percakapan singkat setelah itu membuat kita membisu, hanya terdengar suara petir yang menyambar diatas langit ditambah hujan semakin deras menyaksikan seolah-olah kita ditakdirkan bertemu dengan luka kita masing-masing.

Adakah hal yang lebih menyedihkan dari hujan setelah pertemuan kita ini?

Hujan mulai reda, angin dan petir perlahan pergi bersama dengan perginya perempuan itu.

Aku tersadar dari lamunan, apakah dia akan baik-baik saja setelah ini?

Kuberjalan perlahan dengan kaki yang masih lemas membawa hati yang penuh luka dan tentunya kekecewaan pada Putri yang lebih memilih lelaki lain.

Adakah perpisahan yang tidak meninggalkan luka?

Meskipun aku bukan seorang jawara, aku harus menjadi lelaki yang kuat untuk diriku sendiri.

Setelah kejadian ini aku harus mencoba untuk belajar ikhlas dan melupakannya, entah akan membutuhkan waktu seberapa lama yang terpenting bagiku saat ini adalah harus bangkit dari luka yang menenggelamkanku.

Jalanku masih sempoyongan menelusuri jalan yang biasa kulewati untuk pulang.

Sesampainya digubuk tua yang kusebut rumah, aku harus bersikap seolah tak terjadi apapun didepan semua keluargaku. Tak mungkin kukucurkan air mata didepan mereka yang selalu bahagia menyambut kepulanganku.

“Assalamu’alaikum.” ucapku sambil membuka pintu

“Wa’alaikumsalam, mas udah pulang.” sapa Toni menghampiriku

“Sudah dong, Toni udah makan belum?” jawabku penuh senyum

“Belum mas, Toni dari tadi nungguin Mas Adit pulang biar bisa makan bareng hehe.” Jawab Toni dengan menarik lenganku masuk kedalam rumah.

Anak inilah yang membuatku harus selalu kuat dan tegar demi menjadi seorang kakak yang baik untuknya, jangan sampai raut wajah yang masih polos ini mengetahui bahwa aku adalah seorang lelaki lemah dan menyedihkan.

“Dit, mandi dulu sebelum makan biar ga masuk angin.” Tiba-tiba Nenek menghampiriku dan menyuruhku mandi terlebih dahulu karena aku basah kuyup karena hujan

“Owh iya nek.” 

“Toni, mas mandi dulu yaa kamu makan dulu aja gapapa?” tanyaku sambil membelai rambut Toni

“Ah engga, Toni nunggu Mas Adit aja biar bisa makan bareng.” Jawab Toni dengan penuh semangat.

“Yaudah, sebentar ya.” jawabku sembari mencubit pipinya

Apapun yang terjadi hari ini aku masih belum bisa menyangkanya, tak bisa kubayangkan gadis yang kucintai sejak lama yang kukenal sebagai gadis yang penurut dan perhatian bisa melakukan hal sekejam itu terhadapku.

Ku rebahkan tubuhku diatas kasur empuk mencoba untuk memejamkan mata perlahan. Berharap semua akan baik-baik saja setelah hari ini berlalu.

Namun tiba-tiba Fika mengetok pintu kamarku

“Mas Adit, ini ada paket.” 

“Paket dari siapa Fik? Perasaan Mas ga pesen online deh?” Tanyaku bingung

“Ngga tau mas, tadi ada didepan pintu tapi ada namanya Mas Adit, jadi Fika kira itu buat Mas Adit.” jawab Fika kemudian meninggalkanku.

Ada paket atas namaku tetapi tidak ada nama pengirimnya?

Akupun penasaran dan membuka isi paket itu, ternyata didalamnya hanyalah sebuah surat entah dari siapa ini penulisnya.

Aku benar-benar sangat terkejut dari apa yang telah ku baca dari surat itu.

Bab terkait

  • Who are you (Indonesia)   Tentang Siapa?

    ‘Hai Adit, aku tahu hari ini adalah hari terberatmu.Jangan bersedih tentang Putri, suatu saat pasti kamu akan mengetahui sebenarnya yang terjadi, dan dari perempuan yang kamu temui hari ini, ingatlah dia dan belajarlah dari dia.’Tunggu, bagaimana bisa si pengirim surat ini tahu tentang Putri dan mengetahui bahwa aku bertemu dengan seorang perempuan hari ini?. Dari paragraph pertama yang kubaca aku sempat berfikir siapa dan apakah ada seseorang yang menguntitku dari belakang hari ini, aku pun tak melanjutkan membacanya dan kupilih untuk menyimpannya saja di atas laci karena aku terlalu lelah untuk memikirkan hal-hal yang tidak ingin aku fikirkan sekarang.Keesokan hari seperti biasanya aku bersiap untuk berangkat kerja namun sebelum itu aku harus mengantar Toni untuk pergi ke sekolah.Tiba-tiba Nenek menghampiriku dan berkata “Dit, nanti kalo udah pulang kerja bisa antar Nenek kerumah Pak Andre?”“Bisa Nek, insya Allah nanti Adit usahain biar bis

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-26
  • Who are you (Indonesia)   Bukan Aku

    Sebenarnya setelah pulang dari rumah Pak Andre, Nenek berencana untuk mampir sebentar kerumah Bu Ningsih, akan tetapi Nenek memutuskan untuk lain waktu saja karena ada Dinda yang menunggu kami dirumah.“Mas Adit, tadi ada orang yang nyariin mas terus dia menitipkan sesuatu untuk mas” jelas Toni padaku“Siapa yang nyariin Mas, dek? Terus dia nitip sesuatu apa dek?” tanyaku bingungKemudian Toni menyodorkan sebuah kotak kecil yang tampak asing bagiku, benar-benar kecil sehingga aku penasaran untuk membuka dan melihat isi dari kotak tersebut. Kutemukan secarik kertas dan kubaca perlahan dalam hati.‘Kenapa surat yang kemarin tidak kamu baca sampai selesai, Dit.’ Aku benar-benar langsung bingung sekaligus merinding setelah membaca apa yang tertulis dari surat itu.Aku pun berlari menuju kamar untuk mencari surat misterius kemarin. Aku mencari disisi manapun surat itu di kamarku tapi aku tidak dapat menemukannya, yang aku ingat setelah membaca surat itu adal

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-30
  • Who are you (Indonesia)   Ada Apa?

    Setelah sampai didepan rumah aku langsung berlari memasuki rumahku dan mengahampiri Nenek, kulihat banyak sekali barang yang ada di ruang tamu.“Ada apa ini Din?” tanyaku srius pada Dinda yang ternyata ada dirumahkuDinda diam seribu bahasa dengan raut muka yang begitu sedih sekaligus terkejut.“Nek ada apa ini? Kenapa banyak sekali barang disini?” tanyaku pada NenekNenek pun masih sama terkejutnya dengan Dinda, dan tidak menjawab pertanyaanku satu pun. Jari Nenek menunjuk ke kursi mengisyaratkanku untuk duduk, tanpa banyak tanya aku menuruti perintah Nenek.Suasana semakin tegang ditambah dengan gelegar petir menyambar mengisyarakatkan akan turunnya hujan.“Nenek kan sudah bilang” ucap Nenek memecah keheningan“Kalo kamu punya masalah, dislesaikan baik-baik kan bisa.” LanjutnyaAku semakin bingung apa yang sudah terjadi disini.“Tadi Putri datang kesini dengan kedua orang tuanya.” Ucap Nenek pelan“Mereka memutuskan untuk

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-30
  • Who are you (Indonesia)   Benarkah Hanya Kebetulan?

    Aku berlari mendekati tempat dimana kecelakaan itu terjadi, terlihat seorang perempuan pengendara mobil itu tidaklah asing, seorang perempuan yang cantik dan menawan itu adalah perempuan yang pernah kutemui di halte saat hujan lebat waktu itu, kulihat raut wajahnya yang menahan kesakitan, dari jauh ku berdiri, tanpa sadar langkah kaki ini semakin penasaran dan mendekati perempuan tersebut kutatap matanya dengan tenang berharap semoga dia segera melihatku. Saat perempuan itu menoleh dia juga menatapku lama sekali, seolah dia memberitahuku sesuatu lewat tatapannya.“Bagaimana kalo kita segera panggil ambulan?” ucap salah seorang warga“Iya benar, takut nanti tambah parah ini.” Sahut warga yang lainSemua orang semakin ramai dan bergerombol untuk melihat kecelakaan ini. Tiba tiba terdengar suaraWiuung wiuuungTak lama kemudian mobil ambulan datang untuk membawa perempuan itu dan korban yang terluka parah. Meskipun ambulan sudah sampai perempuan itu masih

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-30
  • Who are you (Indonesia)   Move On Dulu Aja

    “Move on dulu aja, Dit” saran Doni sambil memainkan HPnya“Iya Don, ini lagi aku coba, semoga aja aku bisa benar-benar lupa sama Putri.” Jawabku dengan seriusDoni pun merespon dengan tersenyum kearahku.Jam sudah menunjukkan angka 17.00 sedangkan Doni masihlah menemaniku“Pulang sana, udah sore nanti dicariin Mama kamu lho,” kataku pada Doni“Yaelah, dikira aku masih SD apa, kalo udah sore dicariin.” Jawab Doni“Ya kan ga baik bujang jam segini masih belum pulang, haha” jawabku dengan tertawa“Prawan kali dicariin!” jawab Doni dengan kesalAkhirnya Doni pun berpamitan pada Nenek untuk pulang.“Besok ngga ada alasan buat ga berangkat kerja kamu ya” ucap Doni sembari menyalakan motornya“Haha terserah aku dong mau berangkat atau tidak bukan urusanmu yee” jawabku pada Doni“Terserah!” jawab Doni dengan sinis“Ciee marah nih haha” jawabku“Jijik banget sumpah” jawab Doni sembari melototiku

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-01
  • Who are you (Indonesia)   Aku Harap Ini Kabar Bohong

    Pagi telah datang membawa sedikit harapan untukku, menjujung tinggi mimpi yang telah lama ku pendam sendiri. Aku harus tetap berjuang dan terus berjuang, meskipun tanpa kamu, Putri.“Dit” sapa Doni dari ujung pintu di tempatku bekerja“Tumben nyapa, kayaknya lagi bahagia banget deh” jawabku“Eh tau ngga?” tanya Doni“Ya nggaklah Bambang” jawabku dengan heran“Ehem jadi gini,” ucap Doni“Iya kenapa?” tanyaku padanya“Hari ini gue diajak Icha kondangan ketemennya” jawab Doni dengan cengengesan“Menurut lu gua nrima apa nolak nih?” lanjutnya“Yaelah gitu aja tanya. Ya trimalah, lu juga jomblo kan?” jawabku“Lagian emang lu ngga kasihan kalo nolak tawaran dia? Lu juga jomblo sih, ngapain bingung mikir gituan” lanjutku“Widih gila, bahasanya udah di upgrade nih jadi lu gue sekarang? Haha” ledek Doni“Emangnya ngga boleh ya? Gue ngomong kayak gini?” tanyaku kembali“Ya boleh sih, tapi kurang cocok buat kar

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-01
  • Who are you (Indonesia)   Perempuan Aneh

    Kuputuskan untuk segera pulang setelah mendengar kabar pernikahan Putri dari Dinda. Kupacu sepeda motorku dengan pelan menikmati awan yang semakin gelap berharap hujan kembali turun dan membasahiku seperti saat itu.Awan sudah menghitam dan angin kembali menyerbu dengan membawa dedaunan kering melintasi jalanan,

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-03
  • Who are you (Indonesia)   Hari Bahagia

    "Mas ini ada undangan" ucap Fika diujung pintu kamarku"Dari siapa Fik?" tanyaku padanya"Dari Mba.." jawab Fika kemudian terdiam

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-03

Bab terbaru

  • Who are you (Indonesia)   Datang

    Aku bingung ada apa sebenarnya Dinda tiba-tiba mengirim chat seperti ini?Me : Iya din,Setelah beberapa saat Dinda membalas

  • Who are you (Indonesia)   Siapa?

    ____

  • Who are you (Indonesia)   Chapter 15

    "Mas mau dianterin ngga?" tanya seorang perempuan itu padaku"Ah, ndak usah ngrepotin mba. Ini saja udah ngrepotin banget" jawabku ngga enak"Lumayan jauh lho mas, nanti kalo kenapa-kenapa di jalan gimana?" jawab perempuan itu padaku

  • Who are you (Indonesia)   Chapter 14

    "Mas.. Mas, bangun mas" ucap seseorang di telingaku.Ku buka mata perlahan menatap ke langit-langit."Alhamdulillah udah sadar.." ucap seseorang

  • Who are you (Indonesia)   Terulang

    Melihat sepasang mata yang penuh kebingungan dan kesedihan dihadapanku sekarang ini membuatku merasa tak baik-baik saja."Udah kamu nanti coba ketemu dulu sama pacar kamu, kamu ceritain semuanya tentang perjodohan ini. Nanti respon pacar kamu kayak gimana itulah jadi patokan langkah kaki kamu selanjutnya Din." ucapku menenangkan Dinda yang masih bercucuran air mata.

  • Who are you (Indonesia)   Segala Kemungkinan

    Mentari kali ini bersinar dengan sangat cerah, layaknya sebuah sinar bohlam dimalam hari kala ku kecil dulu.Tiba-tiba aku teringat ucapan Bapak kala itu."Le, benda apa yang tidak bisa dimusnahkan oleh api?" tanya

  • Who are you (Indonesia)   Banyak Hal

    Ku berjalan menelusuri kembali setiap jengkal tempat yang tak asing untukku sekarang, sudah terlalu lama aku tak menginjakkan kakiku kesini.Di tempat terakhir Mama dan Bapak istirahat, alangkah malunya aku sebagai anak yang paling berat menanggung keluarga justru tak pernah sedikitpun menjenguk mereka.

  • Who are you (Indonesia)   New

    27 November 20181 tahun kemudian setelah pernikahan Putri.Sekarang aku sudah bisa merasakan lebih baik pada diriku sendiri, mengenai hal-hal yang ku lalui tahun lalu memanglah berat tapi pada ken

  • Who are you (Indonesia)   Hari Bahagia

    "Mas ini ada undangan" ucap Fika diujung pintu kamarku"Dari siapa Fik?" tanyaku padanya"Dari Mba.." jawab Fika kemudian terdiam

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status