Beranda / Semua / When I Meet You Again / BAB 34. Suapan Sayang

Share

BAB 34. Suapan Sayang

Penulis: lirinkw
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-06 23:00:29

“Hah? Apa?” Kaira menoleh kaget.

“Ah, maaf, nggak usah dijawab kalau nggak berkenan,” ucap Val buru-buru. Ia jadi salah tingkah karena sudah mengajukan pertanyaan bodoh. Oh, sial! Kenapa aku nggak bisa menahan diri? Kenapa aku harus menanyakannya terang-terangan?

Kaira lalu tertawa dan membuat Val semakin heran.

“Kelihatan seperti itu, ya?” Kaira balas bertanya setelah tawanya berhenti.

Kedua alis Val saling bertaut menandakan tanda tanya cukup besar dalam kepalanya. Kenapa dia malah bertanya padaku? Bukannya tinggal menjawab ‘iya’ kalau memang pacarnya?

Sekali lagi Kaira hanya tersenyum sebelum berkata lagi, “Aku sudah lama mengenalnya, jauh sebelum ini.”

“Oh.” Hanya itu yang keluar dari bibir Val dan membuat kesimpulan sendiri terhadap kalimat Kaira. Teman masa kecil rupanya.

“Kenapa?” Kaira menatap Val. Pandangannya menyel

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • When I Meet You Again   BAB 35. Waktu Privat

    Kaira melirik Saga yang tertidur di samping tempat duduknya. Sudut bibirnya tertarik ke samping sambil tetap fokus mengemudi.“Dasar bodoh!” gumamnya. Ia membiarkan laki-laki itu tidur hingga tiba di area parkir Tower B.“Sudah sampai?” tanya Saga sambil membuka mata perlahan. Ia meregangkan tubuh dan memijat-mijat lehernya. “Sudah dari tadi?”Kaira yang sedang memainkan ponselnya, melirik sekilas. “Nggak juga. Aku sengaja nggak bangunin. Kau terlihat lelah sekali,” jawab Kaira.“Oh. Thank’s.” Saga merapikan pakaiannya lalu bersiap turun.“Kau naik dulu. Aku akan membeli bahan makanan untukmu,” kata Kaira yang dijawab dengan anggukan pelan Saga.Yang laki-laki itu inginkan saat ini hanyalah tidur, sehingga ia langsung merebahkan diri ketika sampai di kamarnya. Saga sudah terlelap dengan dengkuran pelan ketika Kaira masuk ke kamarnya.“Untung s

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • When I Meet You Again   BAB 36. Anak Manis

    “Memangnya aku anak kecil yang bisa ketinggalan?” Val memajukan bibirnya.Saga tergelak. “Siapa yang tahu, kalau kau melamun di tengah jalan seperti itu?”“Aku nggak melamun!” bantah Val dengan wajah merah.“Kalau bukan melamun, apa namanya sampai kau nggak sadar di bawahmu ada tangga?”“A-apa?” Val menatap sebelah kakinya yang menggantung. Sementara itu, kedua tangan Saga mencengkeram bahunya untuk menahan supaya berhenti melangkah.Pria itu berdecak kecil. “Lihat?”Val memperbaiki posisi tubuhnya dan melepaskan pegangan Saga. “Thank’s.” Ia lalu menuruni tangga kecil itu mendahului Saga dengan wajah yang panas. Apa sih yang aku lamunkan? rutuknya kesal.Saga hanya tersenyum melihatnya, sementara Val kebingungan sendiri dengan apa yang ada di pikirannya.Selama Arion dirawat, Saga-lah yang menjemput dan mengantar Val, bai

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • When I Meet You Again   BAB 37. Yang Disesali

    “Rion!” Begitu sampai di kantor di hari Senin berikutnya, Saga langsung menghambur masuk ke ruangan kaca dan berteriak.Val yang datang bersama Saga kebingungan mengapa Saga bersikap seperti itu. Ia tadi memang melihat mobil Arion terparkir di tempat biasanya. Tidak disangkanya Saga akan bersikap seperti ini.Jadi, Arion sudah bekerja kembali, pikir Val. Ia berjalan mendekati ruangan kaca yang tertutup itu setelah meletakkan tas di meja.Val mencuri dengar dari pintu yang terbuka sedikit. Hanya ada mereka bertiga di sini, sehingga apa yang diucapkan Saga terdengar jelas.“Rion! Kenapa kau sudah masuk? Apa kau sudah gila? Bahumu belum sembuh benar! Kau nggak dengar apa kata dokter? Harusnya kau belum masuk secepat ini!” Saga mengomel panjang lebar.“Tenang, Ga, tenang dulu,” kata Arion berusaha menenangkan Saga.“Bagaimana bisa tenang? Kalau ada apa-apa lagi denganmu, anak itu pasti kepikiran

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • When I Meet You Again   BAB 38. Kita 'kan Teman!

    Acara syukuran itu berakhir dua jam setelah Saga pergi. Rara, Dewi, dan Sandy bergantian pamit pada Arion dan Val, sebelum mereka sendiri masuk ke mobil yang dikemudikan sopir.“Saga kenapa, ya?” Tiba-tiba Val bertanya beberapa saat setelah kendaraan melaju menuju apartemennya. Dahinya berkerut menunjukkan keheranan.Arion yang duduk di sebelahnya melirik sekilas. Bibirnya tersenyum tipis. “Kenapa memangnya?”“Seperti bukan Saga yang biasanya.”“Kadang anak itu nggak bisa ditebak maunya apa. Kecuali soal pekerjaan.”“Aneh saja sih. Biasanya ‘kan dia bakal mengomel atau apalah yang bikin orang lain kesal.”“Kamu ‘kan tahu dia nggak setuju dengan acara ini, tapi kalah suara.”Val mengangguk. “Benar juga sih.”“Apa kamu khawatir dengannya?”“Siapa?”“Saga.”Sebelah alis Val terang

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • When I Meet You Again   BAB 39. Yang Tidak Dimengerti

    Apa ini? Nomornya sama dengan nomor kamarku? Val terkejut bukan main. Bergantian ia memandang kartu di tangannya yang bergetar, dan Saga yang masih tidak menyadari berada di tempat yang salah. Bahkan lelaki itu tidak mengenalinya.Val mendekati Saga yang masih meracau. Berusaha menatap manik matanya yang tidak fokus. “Ga! Saga! Kamu dengar aku?” Ia menepuk kedua pipi Saga. Kini, mata merah itu memandang Val.“Oh!” Pupil Saga melebar. Jarinya menunjuk hidung Val seraya mulutnya membentuk huruf O yang lebih lebar. “Oh! Val? Valerie!”Sekarang, laki-laki itu tertawa secara berlebihan sambil menunjuk-nunjuk Val. “Pak! Ini Val! Val, temanku, ada di sini!”Petugas itu hanya menggelengkan kepala sambil berusaha menopang berat tubuh Saga.“Saga!” Val memanggil keras. “Ini benar kartumu?” tanyanya. Ia memastikan Saga membaca kartu yang acungkan di depan matanya.Sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11
  • When I Meet You Again   BAB 40. Tidak Boleh Begini!

    Saga membuka mata karena sakit kepala hebat yang menyerangnya. Ia bangun dengan susah payah dan menyadari dirinya ada di tempat tidur. Spontan ia memijat-mijat dahi dan samar-samar kejadian semalam terbayang di benaknya. Dirinya yang mabuk dan meracau tidak jelas, juga sosok Val yang mengantarnya ke sini.Ia masih ingat Val menatapnya dengan pandangan iba karena bisa-bisanya ia menyasar ke apartemen sebelah. Saga juga teringat penyebab dia mabuk seperti itu. Pemandangan yang tidak ingin dia lihat, menari-nari dalam kepalanya. Walau sudah sering melihat keintiman itu, masih saja rasa perih itu menggores hatinya.“Apa yang kau pikirkan, Ga? Seharusnya kau nggak boleh begini!” Saga berkata pada dirinya sendiri. Tangannya menggaruk kepala dengan kasar, berharap sakit di dalam sana tergantikan oleh sakitnya rambut yang tertarik.“Duuuh! Malu-maluin saja, Ga! Bodoh!” Lagi, ia merutuki kebodohannya.Segera ia bangkit ke kamar mandi dan me

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • When I Meet You Again   BAB 41. Perasaan Yang Sebenarnya

    Saga berdiri kikuk saat Val menatapnya. Ia mengalihkan pandang pada angka pada monitor lift yang berganti-ganti sesuai urutan."Oh, baiklah! Jangan biarkan masalah berlarut-larut. Nggak baik buat hubungan jangka panjang," tutup Val akhirnya."Iya, iya! Bawel amat sih! Sama kayak Kaira."Val merasa telinganya gatal saat dibandingkan dengan gadis itu. Tepat saat itu, pintu lift terbuka. "Semoga kalian lekas baikan,” katanya sambil berjalan menuju tempat duduk.Sebelum Saga sempat menjawab lagi, Arion memanggil dari ruangannya. Pria itu segera masuk ke ruangan kaca dan menutup pintunya.“Rupanya Arion sudah datang,” gumam Val. Ia meletakkan tasnya lalu duduk.Komputer pun dinyalakan dan Val siap mengerjakan tugasnya. Saking seriusnya bekerja, ia tidak menyadari tatapan teman-temannya dari seberang. Ia juga tidak menyadari Saga yang masih belum kembali dari ruangan Arion.Hingga jam makan siang, Val menoleh ke kursi Saga

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-13
  • When I Meet You Again   BAB 42. Segelas Kenangan

    Jam makan siang hampir berakhir saat dua orang pria masuk ke kedai kopi berpayung hijau yang berada di area perkantoran. Salah satunya duduk di kursi sambil mengamati ponsel, sementara lainnya memesan minuman dingin di kasir.“Dua Americano, satu Caramel Macchiato,” katanya.Kasir itu mengangguk. Setelah menerima pembayaran, ia pun memproses pesanan itu.“Kamu sama denganku, ‘kan, Ga?” tanyanya pada pria yang duduk di sana. “Aku sudah memesannya.”“Yup.”Tak lama, pria itu sudah membawa tiga gelas minuman di tangan dan meletakkannya di meja.“Kok tiga, Ri?” tanya Saga. Arion sudah meminum Americano-nya, sementara masih ada dua gelas lain di depannya.“Titip buat Val. Aku mau ke suatu tempat dulu," kata Arion lalu berdiri."Eh, yang ini? Val?" tanya Saga tidak yakin. Ia menunjuk gelas yang berisi cairan berwarna coklat muda itu."Iya. Kenapa?"

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14

Bab terbaru

  • When I Meet You Again   BAB 106. Love You, Hate You (END)

    “Ga …?” “Ah, apa …?” Saga baru tersadar ketika Val menggoyang-goyangkan lengan jasnya. Val menatap pria yang kini sudah menjadi suaminya. Ia lalu memandang arah yang tadi dilihat Saga, tetapi tidak menemukan ada yang aneh di sana. “Kenapa lihat ke sana terus? Sudah waktunya kita turun,” katanya. “Oh, ayo.” Saga menggandeng tangan Val dan membantunya turun dari panggung. Tak lama, Val dan Saga duduk bersama keluarga mereka. Menikmati jamuan makan malam yang disediakan. Obrolan ringan juga turut mewarnai kehangatan keluarga baru itu. Beberapa jam kemudian, acara selesai. Seluruh tamu undangan sudah meninggalkan gedung. Para keluarga sebagian meninggalkan gedung, sebagian lagi menginap di hotel yang sama dengan Val dan Saga. Mereka memang sengaja menyediakan kamar kosong untuk beberapa keluarga yang tinggal di luar kora, seperti Tante Icha dan Riska. Val dan Saga diantar Kaira dan Arion ke kamar hotel mereka. Kaira tampak bahagia dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajahnya.

  • When I Meet You Again   BAB 105. The Day

    “Kamu sudah yakin, Val?” Rima bertanya pada putrinya karena sedikit khawatir. Val mengangguk dan tersenyum. “Iya. Masa sudah begini, masih ditanya lagi sih?” Rima tersenyum sedikit. “Kamu bisa bilang ke Mama, Val. Nanti Mama yang akan cari cara.” Kali ini Val menggeleng. “Nggak usah, Ma. Memangnya Mama berani bilang sama Tante Diana? Dia teman baik Mama, ‘kan?” Rima diam sejenak lalu menjawab, “Iya, tapi … Mama rasa dia akan mengerti, Val.” “Nggak usah, Ma. Val baik-baik saja kok. Mama juga sudah lihat sendiri, ‘kan?” Val memamerkan senyum terbaik dan tercantiknya. “Saga pasti juga begitu.” Rima menatap putrinya sekali lagi. Val pun mengangguk untuk meyakinkan sang ibu. “Baiklah kalau begitu. Mama keluar dulu. Tamu-tamu sudah banyak yang datang.” Rima berdiri lalu keluar dari ruangan itu. Val mengantarnya dengan senyum bahagia. Ketika pintu di depannya tertutup, senyumnya memudar. Sungguh merupakan keputusan yang sulit baginya, tapi ia harus melakukannya. Sementara itu, di rua

  • When I Meet You Again   BAB 104. Secangkir Kenangan

    “Aaah … capek juga ternyata bikin kue!” keluh Val sambil mengempaskan tubuh ke tempat tidur. Ia baru saja memasukkan dua loyang kue ke oven dan mengatur waktunya. Sambil menunggu, ia berniat beristirahat sebentar. Dari luar, Val bisa saja tertawa lepas seolah tidak ada yang mengusiknya. Namun, hatinya menjeritkan rindu yang sama pada seseorang. Berbagai kenangan bersama Saga mulai bermunculan, menggoda dirinya, dan membawanya kembali ke masa lalu yang jauh. Masa-masa di mana ia sama sekali tidak menyadari perhatian-perhatian kecil Saga padanya. “Aku mau ke kantin! Ada yang titip?” tanya Nita sambil berdiri. Saat itu, tim mading yang terdiri dari Saga, Val, Nita, Noah, dan Andi, sedang mengerjakan proyek minggu ini. Mereka berkumpul di ruang OSIS sepulang sekolah. Segera anak-anak menyebutkan pesanannya dan Nita pun berlalu. Val tidak pernah mengetahui bahwa saat itu Saga selalu memperhatikan gerak-geriknya. Apa pun yang ia lakukan, selalu mampu membuat senyum Saga mengembang. Namun

  • When I Meet You Again   BAB 103. Bencana Kecil

    Val terbangun di Minggu pagi yang cerah. Sinar matahari sudah masuk dari jendela yang terbuka lebar. Kehangatannya memenuhi kamar dan tubuh Val yang masih memeluk guling, sambil mengejap-ngejapkan mata untuk menyesuaikan perubahan yang mendadak. Beberapa detik kemudian tubuh Val tegak di tempat tidur dengan rambut kusut dan wajah kusam. Samar-samar telinganya menangkap percakapan di luar. Ada suara ibunya dan suara lain yang tidak ia kenal. “Maaf, Bu Rima, sudah ganggu pagi-pagi.” “Oh, nggak apa-apa, Bu. Saya yang terima kasih karena sudah diberi ini.” “Itu cuma hasil kebun dari kampung, Bu. Kebetulan kemarin baru pulang dari sana.” “Pantesan kelihatan segar ini. Terima kasih banyak, Bu Nuri.” “Sama-sama, Bu. Baiklah, saya permisi dulu.” “Silakan.” “Siapa itu? Tetangga?” gumam Val lalu beringsut turun dari tempat tidur dan keluar. Baru saja ia menutup pintu di belakangnya, sang ibu muncul sambil membawa dua sisir pisang ambon di tangan. “Sudah bangun, Val?” sapa Rima. Val men

  • When I Meet You Again   BAB 102. Cinta dan Benci

    Hari pun berganti. Biasanya di akhir pekan banyak pasangan menghabiskan waktu bersama, termasuk Val dan Saga. Namun, kali ini berbeda. Pasangan yang dalam satu minggu ke depan akan melangsungkan pernikahan itu sedang ditimpa masalah. Masing-masing menghabiskan waktu di tempat yang berbeda dengan sikap yang berbeda pula. Saga seperti orang gila yang kehilangan sesuatu yang teramat berharga baginya. Telepon dari calon mertuanya membuatnya tersiksa sepanjang malam hingga tidak bisa tidur. Hari yang seharusnya cerah ini terasa begitu buruk bagi Saga. Sedari pagi, pria itu mondar-mandir di apartemennya. Seluruh penampilannya tampak berantakan. Botol-botol minuman berserak di meja dan lantai membuat ruangan itu sudah seperti kapal pecah. Bel pintu berbunyi. Buru-buru Saga membukanya dan langsung membentak. “Kai! Arion! kenapa kalian lama sekali?! Kenapa baru datang?!” Arion dan Kaira saling berpandangan lalu mengembuskan napas kesal. “Gimana bisa cepat kalau baru setengah jam lalu kau

  • When I Meet You Again   BAB 101. Ingin Sendiri

    Di ruang kerjanya, Arion mengamati layar ponsel yang berisi panggilan dari Val. Beberapa waktu lalu, gadis itu meneleponnya. Meminta izin tidak masuk hari ini. Ia sudah menduga ada sesuatu yang terjadi dengan dua sahabatnya itu. Tanpa mendapat jawaban yang sebenarnya, ia malah mendengar sesuatu yang tidak disangkanya sama sekali. Bentakan Saga, jeritan Val, ia mendengar semuanya dari ponsel yang tidak dimatikan dengan benar. Tidak tahan membayangkan apa yang terjadi di sana, Arion menekan tombol merah. “Apa yang kamu lakukan, Ga? Kenapa kamu begitu? Kenapa kalian seperti ini?” Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepala Arion. Andai saja ia bisa merebut gadis itu kembali, ia akan melarang Saga berbuat sesukanya. Sekarang ini, ia tidak berdaya untuk membantu apa pun. Itu sudah di luar kendalinya, bukan haknya. Arion mengangkat kepala ketika Saga muncul di ambang pintu ruangannya. Wajahnya tampak kacau dan ia sangat gugup. “Rion …,” katanya lirih. Arion berdiri dan mendekati Saga.

  • When I Meet You Again   BAB 100. Penyesalan

    Val yang sangat merindukan kekasihnya itu membalas cumbuan Saga di bibirnya. Namun, beberapa detik kemudian ia mendorong pria itu menjauh. Wajahnya merah. “Kenapa?” Saga heran. “Ini nggak benar,” jawab Val. “Apanya yang nggak benar?” “Masalah ini, nggak semudah itu selesai.” Saga membawa wajah Val menatapnya. “Apanya yang belum selesai?” “Apa buktinya kalau wanita itu nggak akan menganggumu lagi?” “Aku sudah melarangnya. Aku sudah memintanya untuk nggak ganggu aku, kita. Apa lagi?” “Kamu yakin dia akan menurut begitu saja? Kulihat, dia orang yang selalu bisa mendapatkan keinginannya. Dia nggak semudah itu menyerah.” “Lalu, apa maumu, Val? Aku sudah nggak mau lagi berurusan dengannya.” Val masih menatap Saga mencari kebenaran di sana. “Begini saja, kalau sampai dia menghubungiku lagi, aku akan melaporkannya ke polisi. Bagaimana?” “Apa akan berhasil?” “Aku nggak tahu, tapi nggak ada

  • When I Meet You Again   BAB 99. Penjelasan

    Setelah Erin pergi dengan wajah tak percaya dan tidak terima diperlakukan begitu, Saga terduduk di sofa dengan kepala sakit. Semua tampak berputar-putar di depan matanya. Bayangan wajah Val yang menangis membuatnya merasa jadi manusia paling bodoh di dunia. Ia merasa bersalah dan rasa itu lebih menyakitkan daripada saat Erin meninggalkannya. Tidak punya pilihan lain, Saga menghubungi seseorang yang ia percaya. “Aku butuh bantuanmu.” Sementara itu, Val menangis dalam diam di kamarnya. Ia ingin memercayai ucapan Saga, tapi apa yang dilihatnya tadi begitu menyakitkan. Sungguh ia tidak bisa membayangkan perjalanan cintanya akan sesulit ini. Pernikahan yang sudah di depan mata, bagaimana nasibnya, ia tidak tahu. Ponsel Val yang bergetar menghentikan isak tangisnya begitu melihat nama peneleponnya. Buru-buru ia menghapus sisa-sisa kesedihan dan mengatur napasnya, sebelum menjawab. “Val, kamu belum tidur?” Rima, ibunya menyapa. “Ah, Mama. Be

  • When I Meet You Again   BAB 98. Ingin Kembali

    Val menatap gedung apartemen yang menjulang tinggi di depannya. Rasanya baru sebentar lalu ia berlari ke gedung sebelah ketika mendengar Saga sakit. Kini, menatapnya hanya menambah garam di atas lukanya. Ia teringat perkataan Noah bahwa Saga butuh waktu.Meski begitu, Val benar-benar merindukan Saga. Ia ingin bertemu dengannya. Ia juga telah membuat sebuah keputusan, dengan harapan itu akan membantu Saga menyelesaikan masalah ini.Kaki Val melangkah dengan mantap ke apartemen Saga. Ia sudah mempunyai kuncinya, jadi tidak ada masalah bila langsung mendatanginya, ‘kan? Ia akan menunggu jika Saga belum pulang dari urusannya, entah apa itu.Niat seringkali bertolak belakang dengan keberanian. Tangan Val bergetar ketika hendak memindai nomor kartu di pintu. Jantungnya berdegup kencang. Ia kemudian bimbang, apakah ini tindakan yang tepat? Namun, tekadnya sudah bulat. Ia pun membuka pintu itu. Sayangnya, apa yang ia lihat di dalam sana tidak sesuai dengan keingin

DMCA.com Protection Status