"Aaaarrrghhhhhhhh" selamat tinggal dunia, ucap tirta dan semua pun menjadi gelap dari pandangan tirta dan dia terjatuh tak sadarkan diri tergeletak di lantai kamarnya.Mendengar teriak kesakitan dari tirta, tiara langsung spontan berdiri dari meja belajarnya dan menutup buku pelajaran kuliahnya yang sedang dipelajarinya karena minggu depan akan ada ujian test kenaikan semester di kampusnya.Dengan cepat tiara berlari ke luar, dan menggedor kamar tirta serta mencoba membuka kunci pintu kamarnya."Mas.. mas.. mas tirta" bangun mas, jerit tiara sang adik dengan menggedor keras kamar tirta."Mami... papiii.." kesinii cepetan liat mas tirta, teriak tiara kepada kedua orangtuanya dengan panik.Mendengar teriakan putrinya, pak dharmawangsa berdiri dari tempat duduknya dan meletakkan koran hari ini yang belum sempat dibacanya dari pagi hari karena perkara hukum putra sulungnya yang hampir mencoreng nama baik keluarganya.Papi tirta langsung berlari mengambil kunci cadangan semua ruangan dirum
Pov Tirta ...Bangun mas, ijinkan aku bisa memelukmu dan menciummu, meredakan semua amarah di hatimu, pleassee bangun mas jangan diam dalam tidurmu, aku yakin kita juga bisa bahagia, bisik via lembut di telinga tirta yang masih belum sadarkan diri.Via meletakkan tangan tirta di dadanya, "aku harap kamu bisa merasakan debaran jantungku yang tak kuasa berdetak pelan jika kamu sedang ada di dekat ku mas", ucap via."cup""Di kecup lembut lagi pipinya tirta tak kuasa via menahan sedih melihat keadaannya seperti ini, besar harapanku kamu terbangun, aku janji kali ini akan ku ungkapkan cintaku meskipun bukan dengan kata-kata kepadamu mas", ucap via lalu diciumnya punggung tangan laki-laki yang dicintai nya kemudian via menggenggam erat jemari tirta.Dengan semua perlakuan dan ucapan via, membuat tirta sadarkan diri, dengan perlahan dia mulai menggerakkan jemari nya yang masih di gebggam erat oleh via dan mulai membuka suaranya."Hmmmm",,"Han",,"Han",,Mendengar tirta mulai sadar dan mem
POV Tirta ....Pagi menjelang, matahari mulai menyinari permukaan bumi, sinarnya menyelinap masuk melalu jendela yang tirainya telah di buka oleh via agar bisa menyinari seluruh isi ruang kamar rawat ini, kemudian via pamit ke kantor kepada pasien dadakannya, tirta."Mas, aku pamit ngantor dulu ya", nanti pulang kerja aku ke langsung kesini kok, tadi aku sudah dikabarin tiara kalau mereka sudah otw kesini, ujar via lalu mencium punggung tangan tirta untuk berpamitan."Iya nggak apa-apa" sudah kamu jalan aku udah enak kan kok, kamu hati-hati di jalan ya aku tunggu nanti sore kamu datang lagi jagain aku kalau perawat nya lembut kayak kamu mah betah aku, ucapku tersenyum menggodanya."Aduuuuh kok doyan banget nyubit sih vi" sakit tau ucapku menggodanya yang tersipu malu sambil menggenggam tangannya yang mencubitku. "Ya sudah aku jalan ya", nanti aku datang lagi sore, byeKemudian via meninggalkan tirta sendirian, namun sebelumnya via memang sudah berkomunikasi dengan tiara dan via memin
Pov Tirta ...Perlahan matahari mulai tenggelam dan warna jingga cerah kini menjadi pemandangan indah di langit, malam hari hampir datang namun sebelum menyambut kehadiran bulan dan bintang, via telah datang ke ruang rawat tirta, sepulangnya dari kantor dia langsung datang untuk menjaga pasien dadakannya itu."Selamat sore" sapa via lalu mencium tangan kedua orang tuaku. "Ehhh mbak via" sudah datang mbak, udah ditungguin pasiennya dari tadi, goda tiara yang mampu membuat pipi via menjadi merah merona."Bagaimana mas tirta keadaannya ?? Tanya via lembut"Sudah lebih baik vi" sekarang sudah lepas infus, kata dokter kalau bisa bertahan tanpa pakai infus besok sudah boleh pulang, jawab tirta."Ooohh syukurlah", ucap via."Hmmm mas tirta, mbak via", sekarang tiara, papi sama mami mau pulang dulu ya, kan sudah datang perawat cantik yang di tunggu-tunggu, ucap tiara sambil merangkul via."Mbak, nitip mas tirta lagi ya kalau dia nakal jewer aja", ucap tiara lagi. "Nggak lah wong lagi sakit
POV Tirta ...Kondisi tirta telah berangsur pulih bahkan kini dokter telah mengijinkannya pulang, luka di denyut nadinya untungnya masih bisa diselamatkan, ada secercah penyesalan dalam hatinya, namun dia berjanji pada dirinya sendiri akan berubah dan tidak akan mengulanginya lagi."Selamat Pagi", sapa mamiku sambil memasuki ruang rawat inap ku."Pagi" Jawab kami semua serempak yang ada di ruangan ini."Bagaimana dok keadaan anak saya ini sekarang? Tanya papi kepada dokter yang merawatku"."Keadaan pasien sudah pulih" jadi pasien sudah bisa dibawa pulang kerumah namun saya anjurkan agar jangan bekerja terlalu banyak dulu agar tidak menjadi beban pikiran lagi, ujar dokter."Baik bapak, ibu jika sudah tidak ada yang ingin ditanyakan lagi kami permisi dulu ya" nanti silahkan mengurus administrasi agar segera bisa keluar dari R.S hari ini, ucap tenaga medis lainnya."Baik terimakasih untuk perawatan anak saya selama beberapa hari ini" Ucap papi sambil mengantar semua tenaga medis ke depa
"Vi" ada yang mau aku bahas, sini duduk dulu, pintaku dengan sedikit gugup."Ada apa mas" ucap via sambil menarik bangku dan duduk disampingku."Seharian ini aku berpikir keras, kenapa kamu mau menjagaku selama aku sakit dan dirawat kemarin" apa adikku memaksa kamu untuk merawatku?? Tanya tirta.Via menggelengkan kepalanya."Justru aku yang meminta ke keluarga kamu supaya di ijinkan aku merawat kamu sampai bisa keluar R.S" ucap via yang membuat aku sedikit terkejut dengan penuturannya."Jujur vi, apa kamu punya perasaan cinta untuk ku atau nggak ?? Tanyaku serius sambil menggenggam erat tangannya."Hmmmm""Please jawab dengan jujur vi" ucapku tegas."Iya" ucap via pelan namun terdengar jelas di telingaku.Salah nggak kalau aku lama-lama ada rasa sama kamu? ucapnya lagi."Via" kamu sudah bertahun-tahun tau perasaan aku ke hani apa kamu nggak cemburu? tanyaku. "Ya pasti adalah", tapi kan kita cuma teman, aku sadar akan statusku dimata kamu kok, walaupun berat mendengar semua perasaan g
Ku lajukan mobil sport biru ku yang baru saja ku beli dari hasil jerih payahku, semangat ku semakin membara setelah ku dapatkan restu dari orang tua via kini tinggal menjalani hal yang mungkin tidak mudah, namun kali ini aku tidak akan mengalah aku akan tetap menjalani apa yang sudah kuputuskan, menikahi via.Meskipun restu kedua orangtua ku tak ku kantongi.Tak akan ku ulangi yang kedua kalinya kehilangan wanita yang sesuai dengan kriteria ku untuk menjadi pendamping hidupku, sesampainya di rumah ternyata kedua orangtuaku ada di ruang keluarga, mami sedang menonton film berseri kesukaannya ditemani papi yang sedang membaca koran hari ini."Selamat malam papi, mami" ucapku lalu duduk di sofa dekat kedua orangtuaku."Darimana tirta" baru juga kamu keluar dari RS sudah kelayapan, tanya papi."Hmmm" "Papi, Mami" tirta mau bicara serius, ucapku sambil duduk mendekat ke kedua orangtuaku."Ada apa", ucap papi masih dengan kesibukannya membaca koran."Tirta mau melamar via jadi istri" ucapk
Pov Hani.Clark baru saja sampai ke kamar hotel tempatnya dan hani menginap sampai rumah yang di bangunnya bisa ditempati, saat masuk kamar di dapatinya istrinya sudah rapih dan bersiap untuk pergi, mungkin kalau terlambat sebentar saja hani sudah jalan."Honey", kamu mau kemana sayang, ucap clark sambil memeluk istrinya dari belakang."Aku bosan disini", rengek hani."Besok kita sudah bisa mulai belanja perabotan, abang angel yang pergi liat furniture dan kasur merk ternama di ibukota, jadi kalau barang sudah dikirim kita sudah bisa keluar dari hotel ini, kamu jadi nggak bosan lagi deh, ucap clark menenangkan."Sayang kita belanja perabotan dapur aja dulu ya", jadi kalau kitchen setnya sudah jadi tinggal dicuci dan disimpan peralatannya kan aku juga seneng bisa muter-muter di mall, ucap hani dengan senyum sumringah."Itu pasti anak-anak papa yang ngajarin mamanya ya", nanti nggak boleh kelayapan bertiga ya papa harus ikutan ngawal, titah clark.Kehamilan ku kini telah melewati tri se