POV Tirta ....Pagi menjelang, matahari mulai menyinari permukaan bumi, sinarnya menyelinap masuk melalu jendela yang tirainya telah di buka oleh via agar bisa menyinari seluruh isi ruang kamar rawat ini, kemudian via pamit ke kantor kepada pasien dadakannya, tirta."Mas, aku pamit ngantor dulu ya", nanti pulang kerja aku ke langsung kesini kok, tadi aku sudah dikabarin tiara kalau mereka sudah otw kesini, ujar via lalu mencium punggung tangan tirta untuk berpamitan."Iya nggak apa-apa" sudah kamu jalan aku udah enak kan kok, kamu hati-hati di jalan ya aku tunggu nanti sore kamu datang lagi jagain aku kalau perawat nya lembut kayak kamu mah betah aku, ucapku tersenyum menggodanya."Aduuuuh kok doyan banget nyubit sih vi" sakit tau ucapku menggodanya yang tersipu malu sambil menggenggam tangannya yang mencubitku. "Ya sudah aku jalan ya", nanti aku datang lagi sore, byeKemudian via meninggalkan tirta sendirian, namun sebelumnya via memang sudah berkomunikasi dengan tiara dan via memin
Pov Tirta ...Perlahan matahari mulai tenggelam dan warna jingga cerah kini menjadi pemandangan indah di langit, malam hari hampir datang namun sebelum menyambut kehadiran bulan dan bintang, via telah datang ke ruang rawat tirta, sepulangnya dari kantor dia langsung datang untuk menjaga pasien dadakannya itu."Selamat sore" sapa via lalu mencium tangan kedua orang tuaku. "Ehhh mbak via" sudah datang mbak, udah ditungguin pasiennya dari tadi, goda tiara yang mampu membuat pipi via menjadi merah merona."Bagaimana mas tirta keadaannya ?? Tanya via lembut"Sudah lebih baik vi" sekarang sudah lepas infus, kata dokter kalau bisa bertahan tanpa pakai infus besok sudah boleh pulang, jawab tirta."Ooohh syukurlah", ucap via."Hmmm mas tirta, mbak via", sekarang tiara, papi sama mami mau pulang dulu ya, kan sudah datang perawat cantik yang di tunggu-tunggu, ucap tiara sambil merangkul via."Mbak, nitip mas tirta lagi ya kalau dia nakal jewer aja", ucap tiara lagi. "Nggak lah wong lagi sakit
POV Tirta ...Kondisi tirta telah berangsur pulih bahkan kini dokter telah mengijinkannya pulang, luka di denyut nadinya untungnya masih bisa diselamatkan, ada secercah penyesalan dalam hatinya, namun dia berjanji pada dirinya sendiri akan berubah dan tidak akan mengulanginya lagi."Selamat Pagi", sapa mamiku sambil memasuki ruang rawat inap ku."Pagi" Jawab kami semua serempak yang ada di ruangan ini."Bagaimana dok keadaan anak saya ini sekarang? Tanya papi kepada dokter yang merawatku"."Keadaan pasien sudah pulih" jadi pasien sudah bisa dibawa pulang kerumah namun saya anjurkan agar jangan bekerja terlalu banyak dulu agar tidak menjadi beban pikiran lagi, ujar dokter."Baik bapak, ibu jika sudah tidak ada yang ingin ditanyakan lagi kami permisi dulu ya" nanti silahkan mengurus administrasi agar segera bisa keluar dari R.S hari ini, ucap tenaga medis lainnya."Baik terimakasih untuk perawatan anak saya selama beberapa hari ini" Ucap papi sambil mengantar semua tenaga medis ke depa
"Vi" ada yang mau aku bahas, sini duduk dulu, pintaku dengan sedikit gugup."Ada apa mas" ucap via sambil menarik bangku dan duduk disampingku."Seharian ini aku berpikir keras, kenapa kamu mau menjagaku selama aku sakit dan dirawat kemarin" apa adikku memaksa kamu untuk merawatku?? Tanya tirta.Via menggelengkan kepalanya."Justru aku yang meminta ke keluarga kamu supaya di ijinkan aku merawat kamu sampai bisa keluar R.S" ucap via yang membuat aku sedikit terkejut dengan penuturannya."Jujur vi, apa kamu punya perasaan cinta untuk ku atau nggak ?? Tanyaku serius sambil menggenggam erat tangannya."Hmmmm""Please jawab dengan jujur vi" ucapku tegas."Iya" ucap via pelan namun terdengar jelas di telingaku.Salah nggak kalau aku lama-lama ada rasa sama kamu? ucapnya lagi."Via" kamu sudah bertahun-tahun tau perasaan aku ke hani apa kamu nggak cemburu? tanyaku. "Ya pasti adalah", tapi kan kita cuma teman, aku sadar akan statusku dimata kamu kok, walaupun berat mendengar semua perasaan g
Ku lajukan mobil sport biru ku yang baru saja ku beli dari hasil jerih payahku, semangat ku semakin membara setelah ku dapatkan restu dari orang tua via kini tinggal menjalani hal yang mungkin tidak mudah, namun kali ini aku tidak akan mengalah aku akan tetap menjalani apa yang sudah kuputuskan, menikahi via.Meskipun restu kedua orangtua ku tak ku kantongi.Tak akan ku ulangi yang kedua kalinya kehilangan wanita yang sesuai dengan kriteria ku untuk menjadi pendamping hidupku, sesampainya di rumah ternyata kedua orangtuaku ada di ruang keluarga, mami sedang menonton film berseri kesukaannya ditemani papi yang sedang membaca koran hari ini."Selamat malam papi, mami" ucapku lalu duduk di sofa dekat kedua orangtuaku."Darimana tirta" baru juga kamu keluar dari RS sudah kelayapan, tanya papi."Hmmm" "Papi, Mami" tirta mau bicara serius, ucapku sambil duduk mendekat ke kedua orangtuaku."Ada apa", ucap papi masih dengan kesibukannya membaca koran."Tirta mau melamar via jadi istri" ucapk
Pov Hani.Clark baru saja sampai ke kamar hotel tempatnya dan hani menginap sampai rumah yang di bangunnya bisa ditempati, saat masuk kamar di dapatinya istrinya sudah rapih dan bersiap untuk pergi, mungkin kalau terlambat sebentar saja hani sudah jalan."Honey", kamu mau kemana sayang, ucap clark sambil memeluk istrinya dari belakang."Aku bosan disini", rengek hani."Besok kita sudah bisa mulai belanja perabotan, abang angel yang pergi liat furniture dan kasur merk ternama di ibukota, jadi kalau barang sudah dikirim kita sudah bisa keluar dari hotel ini, kamu jadi nggak bosan lagi deh, ucap clark menenangkan."Sayang kita belanja perabotan dapur aja dulu ya", jadi kalau kitchen setnya sudah jadi tinggal dicuci dan disimpan peralatannya kan aku juga seneng bisa muter-muter di mall, ucap hani dengan senyum sumringah."Itu pasti anak-anak papa yang ngajarin mamanya ya", nanti nggak boleh kelayapan bertiga ya papa harus ikutan ngawal, titah clark.Kehamilan ku kini telah melewati tri se
Clark menutup semua tirai dan juga menyalakan semua lampu kristal yang ada di seluruh ruangan, dengan remote pengendali yang tertempel pada dinding ruangan, semua tampak indah dan megah meskipun ruangan masih belum terisi dengan banyak furniture namun mata yang memandang pasti sangat menikmati design classic elegant yang memang dirancang clark sang arsitek sekaligus pemilik rumah yang menghadiahkan seluruh keindahan ini untuk keluarga kecilnya."Indah banget sayang ruangannya", ucap hani terpukau dengan design ruangan dan furniture yang dikerjakan suamiku."Ya, menyatu dengan sempurna kan" ucap clark sambil memeluk istrinya dari belakang dan mulai melancarkan aksinya."Di kamar aja yuk" ajak hani saat suaminya itu sudah mulai mencumbuinya."Nggak ahh aku mau disini aja, mengisi kenangan di seluruh ruangan ini dengan percintaan kita, udah kamu nikmati aja ya, ucap clark lalu mengendong istrinya ke atas piano.Suara desahan dan lenguhan sepasang suami istri ini telah memenuhi seluruh ru
Hari sudah hampur malam saat kami sampai di hotel tempat kami menginap, waktunya untuk membereskan semua barang, aku langsung mulai membereskan semua barang-barang kami dan memasukkannya ke dalam koper, sedangkan clark kembali sibuk dengan laptopnya."Sayang, aku pesanin makan malam atau kita makan di luar?? Tanya hani yang sudah mulai terasa lapar."Makan disini aja honey" biar bisa santai aku suapin anak-anak dan mamanya, jawab clark."Hmmm dimanjain banget ya anak-anak dan mamanya" nanti jadi kebiasaan loh, cibirku pelan namun ternyata sampai ke kuping suamiku."Jangan mulai menyerang ya honey" nanti aku serang balik nggak selesai-selesai packingmu, ancam clark."Kamu mah gitu", perasaan aku ngomong biasa aja kamunya aja yang baperan, ucapku acuh tak acuhlalu menelephone restaurant untuk memesan makan malam.Setelah itu aku bersiap untuk masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri setelah beraktifitas seharian badan terasa lengket, saat aku melangkah masuk terdengar suara bell pintu