"Nduk", ini makan singkong goreng. Ajak ibuku saat aku masuk ke dalam rumah setelah via pulang."Sudah ah bu", tadi udah sempat ngemil di mall jadi kenyang banget. "Ini bapak lagi panen banyak ya pak"? "iya nduk", ini tadi bapak sisakan beberapa singkong sebelum dijual ke pasar, ujar bapakku."Oh ya bu" untuk wisuda kakak, baju bapak dan ibu sudah ada kakak beli, ini dicoba dulu kalo kurang pas ukurannya, masih bisa di permak kan, masih beberapa hari lagi acaranya. "ini merknya batik ternama bu", ini pasti mahal belinya, bisik bapak ke ibu."Yo toh nduk", seharusnya kamu ndak usah beli mahal-mahal toh kami juga bakalan jarang pakainya, ujar ibu kepada hani."Sudah ndak apa-apa toh bu", ini kan moment penting kakak juga, ucap ku sambil memeluk ibu."Oh ya bu" sekalian pesan kan salon untuk kita berdua, si budhe yang rumah nya di belakang situ saja bu, kalau bisa ya datang kerumah abis subuhan biar ndak terlambat datang ke acara wisudaan, nanti
Ku putus kan untuk tidak membalas pesan dari pras, ku matikan hp dan segera ku pejamkan mata ku dan tidur untuk memulihkan tenaga yang lumayan terkuras setelah seharian aktivitas tadi siang."Ke esok kan hari nya, via pun datang kerumah mengantarkan undangan wisuda lalu kami pamit ke orangtuaku untuk keluar rumah sebentar.""Ayok vi", kita mau kemana sekarang? Tanya ku kepada sahabat ku via."Ada kafe dekat sana baru buka han, kita ngobrol-ngobrol disana aja yok", ajak via. "Ayoklah keburu gelap" ucap ku dan via pun melajukan motornya ke kafe yang dia maksud. "Tempatnya bagus vi", eye catching sekali enak juga ada live musicnya, Ucapku sambil memegang piano yang ada untuk perform saat acara live musik. "Opo toh han", aku ra mudeng sekarang kok kamu banyakan ngomong bahasa londo sih han. "Kan aku udah jadi bagian anak kota vi" hahahha. kami pun tertawa bersama."Han", aku kangen kamu nyanyi diiringi piano kayak jaman OSIS kita dulu masih mahir
Aku berlalu keluar kafe dan menunggu angkot yang kearah rumahku, sudah beberapa puluh menit aku tunggu tapi tidak ada yang lewat dan tidak ada tukang ojek mangkal juga, apa pesan ojek online ya, pikirku. Tiba-tiba lengan tanganku ditarik dan menghentikan aktivitas ku yang hendak memesan ojek online agar aku bisa pulang ke rumah. "Han", ayo masuk aku antar kamu pulang ya, kita damai please, ucap tirta."Aku pun masuk ke mobil sportnya" mengikuti keinginannya, karena cengkraman tangan nya membuat aku sudah tidak punya pilihan lagi.Mas tirta pun melajukan mobil sportnya dengan kencang. Hening.. tidak ada satupun dari kami yang mengucapkan sepatah katapun hanya tangannya yang masih menggenggam tanganku erat seperti yang selalu dia lakukan dulu. "Han", kamu tuh kenapa sih menghindari aku, seakan menjadikan aku seorang yang asing dihidupmu, kita kan sudah pacaran lama dari SMA, kenapa kamu nggak bisa percaya sama aku untuk memulai dari nol dalam rumah tan
"Hallo tirta", kamu dimana, pulang sekarang bawain aku mangga muda ya aku mau makan yang asem, cepetan ya jangan lama-lama, yaaaaaa.!!". Terdengar jelas jeritan seorang wanita."Sudah mas" ayo kita pulang orang ngidam itu moody loh, ucap hani."Haaahhh ngidam" kata siapa kamu, masa iya dia hamil. celetuk tirta asal."Han", aku minta maaf bukan aku nggak memperjuangkan kamu tapi sungguh aku bingung setiap hari aku dimarahin terus sama mami, aku kadang sampai nggak betah dirumah tapi setiap hari kamu sibuk kerja nggak ada waktu lagi untukku kayak dulu, terang tirta."Keluarga aku kan bukan orang kaya mas", sedangkan aku masih mau kuliah biayanya dari mana kalau nggak kerja mas, jawab hani jujur."Iya aku paham" tapi setiap aku ajakin ketemu kamu tolak, kamu selalu menghindari aku kalo ketemu di kampus, Sampai aku masuk RS juga kamu nggak tau kan? Tanya tirta."Aku tau mas", aku datang sampai depan pintu ruang rawatmu, tapi pas baru sampai di depan pintu ru
Hari wisudaku pun tiba, dari mulai sebelum subuh, jam 3 dini hari aku dan ibu sudah disibukkan dengan aktivitas salon menyalon. Hingga waktu menunjuk kan tepat PK. 06 pagi mobil yang dijanjikan mas tirta untuk mengantarku dan orang tuaku telah tiba di halaman rumah ku, sebuah mobil Alph*** dikendarai oleh seorang supir."kak" ada yang cari tuh, katanya mau antar kakak ke wisudaan, ujar dimas adikku."Iya" suruh tunggu aja, sebentar lagi selesai kok, itu bude tinggal make-up in ibu, ucap hani."Sudah" biar bapak saja yang ke depan menemui, ujar bapak sambil berjalan ke depan rumah."Aduh nduk" kamu cantik sekali, bangga sekali ibu tuh kamu bisa wisuda, semoga saja semua anak ibu bisa wisuda dan sukses kelak, Doa ibuku tulus."AMIN", Ucap kami serempak semua yang ada diruangan ini menjawab Doa Ibuku.Selesai aku dan ibu berias dan sanggul, kami langsung berangkat dan masuk mobil, pergi menuju auditorium kampus tempat diselenggarakannya wisuda angkatan kami
"Nduk", itu papinya tirta baik kok beda sama apa yang kamu ceritakan, ucap ibu saat kami sudah di dalam mobil."Sstt" sudah bu nanti kedengaran sama supir, bisikku kepada ibu."Sekarang", mau langsung diantar kemana bapak dan ibu? tanya supir mobil ini."Ke restaurant cepat saji dulu sebentar ya pak", drive thru saja nanti, setelah itu langsung kembali ke rumah saja ya pak, jawab ku kepada supir."Nanti bapak bisa langsung pulang saja", kami sudah tidak ada aktivitas lagi kok, terang ku."Baik bu" jawab supir tersebut.Setelah sampai rumah, ku berikan selembaran uang rupiah, berwarna merah, pak ini ada sedikit untuk uang rokok dan makanan yang tadi di beli ya pak, terimakasih sudah mau mengantarkan kami dari pagi sampai sore hari, Ucapku."Oh ya" terimakasih banyak bu, jawab driver.Sesampainya aku di dalam rumah, aku langsung minta ijin pulang ke jakarta kepada orang tua ku yang sedang menyantap makanan yang kami beli tadi, untuk kembali ke jaka
Pov Clark.. Hampir 10 tahun juga aku tidak menginjakkan kaki di tanah airku ini. Kalau bukan nenek ku ini bersabda supaya aku pulang, mungkin aku belum ada di indonesia lagi sekarang, pekerjaan ku masih banyak seharusnya, tetapi proposal project tidak ada yang berani ku tanda tangani untuk mengerjakannya, karena satu-satunya wanita yang kini sangat ku hormati meminta ku kembali dulu ke tanah air."Mari silahkan Tuan Muda" Ucap staff hanggar."Langsung ke Rumah Besar ya". ucapku pada pilot"Baik Tuan Muda." Sesampainya helikopter mendarat aku langsung bergegas masuk ke kamar nenek ku. Ku cium Punggung tangan wanita tua yang masih terlelap tidur, wanita yang sudah membesarkanku dan mendidik ku, menggantikan peran mami yang sudah meninggalkan ku dan saudara-saudariku."Clark", sudah sampai ya. Ucapnya terbangun karena kehadiranku."Iya pung baru aja". jawabku."Ya udah istirahat sebentar ya" masih jam 3 pagi ini. "Ya pung". Lalu aku berlalu ke kam
"Jangan digangguin ya jacy ini sudah mau menikah", okey! pertegas tante ku."Kalau honey mau menikah juga bou?", tanya ku sambil tersenyum lembut menatapnya."Hmmm" tanya sendiri aja. ucap tanteku."Non honey" saya mau tanya no telephonenya donk. tanyaku sambil menatap wajahnya lekat sambil mengeluarkan hp untuk mencatat nomornya."Loh kok jadi beda yang ditanya sih", udah ahh sana kami masih banyak kerjaan, di dorong keluar aku oleh bou claire.Bergegasku cepat untuk mandi, supaya bisa cepat menunggu di ruang makan sebelum semua selesai makan siang dan aku terlambat berkenalan dengannya. Kupakaikan parfume yang banyak, bahkan mungkin terlalu banyak hingga wanginya menyerbak ke seluruh ruangan."Sudah jam 12 ayo kita makan dulu nanti kita lanjut lagi", ku tersenyum mendengar bou telah menyudahi pekerjaan mereka.Aku sudah lama standby duduk manis di ruang makan hanya untuk memastikan aku tidak tertinggal makan siang bersama.Setelah semua keluarg