Tahun kalender 500 versi Kekaisaran Hersen, masa dimana masa aliran energi magic penuh di permukaan Benua Ayax, yang menyebabkan mahluk-mahluk di hutan tadinya dapat berbicara, kini menghilang ke pedalaman hutan, tergilas peperangan yang terjadi di Kekaisaran Qingchang.
Pohon-pohon kini membisu, burung-burung dan makhluk laut menjadi kalem, tak ada lagi keajaiban itu, keramahan bercakap-cakap dengan manusia yang sekarang dianggap serakah, mau menang sendiri dan berbahaya.Di Benua Ayax yang luasnya sama 9.600.000 km2, dimana seluruh permukaan benua di penuhi dengan Energi Sihir Berwarna Ungu tipis. Hanya ada sedikit makhluk hidup yang memiliki talenta dari sang Dewa – Tempestia untuk mengelola Energi Pesona itu menjadi kekuatan yang mengerikan. Kekuatan memanfaatkan energi ungu di permukaan dunia inilah yang menjadi sumber malapetaka.Lima Kekaisaran besar di Benua Ayax berperang memperebutkan sumber daya dan gelar penguasa benua yang berjaya mengelola sumber daya dari Kekaisaran lain, semua guna meningkatkan kemampuan jago-jago mereka untuk berperang dan terus berperang demi nama Kaisar yang Agung.Ada lima Kekaisaran di benua : Shouya di Selatan, Zolia di Barat, Chosa di Timur, dan Hersen di Utara. Terdapat Kekaisaran kecil Bernama Qingchang di dataran Tengah, dan kekaisaran kecil dianggap lima besar Bersama empat kekaisaran lainnya.Perang pecah antara Hersen melawan Zolia dan Qingchang. Hersen memenangkan perang, dan kaisar memerintah tiga negeri untuk disebut Penguasa Benua. Hersen yang menjajah dataran Tengah dan Barat, tak puas hati. Kaisar ingin menyatukan benua. Perang selanjutnya terjadi Ketika Hersen memimpin Qingchang dan Zolia untuk melawan Chosa di Timur dan Shouya di Selatan. Tapi sampai hari ini, semua tindakan invasi itu gagal.Ada satu Klan Bernama Klan Phoenix Merah, yang dipimpin seorang Sage putih – asalnya dari Kekaisaran Qingchang yang merasa terjajah dan dimanfaatkan Hersen. Klan Phoenix Merah memberontak melawan terang-terangan tirani Kaisar Agung Hersen.Akhir perseteruan Hersen melawan Klan Phoenix merah adalah Ketika Sage Alaric memimpin pemberontakan melawan pasukan kekaisaran, dan sang sage dan bertempur melawan Kaisar di langit Qingchang, pertempuran tak terlupakan yang disaksikan jutaan mata di Benua Ayax.++++++Dua sosok berkelebat di langit. Mereka membesar, dan siluetnya terlihat jelas dari bawah. Kedua figur itu dengan sengaja menebar aura yang berkekuatan absolut dan menindas, kemampuan makhluk setengah Immortal. Usia dua abadi itu berkisar awal empat puluh tahun.Yang seorang mengenakan kostum berwarna hitam, yang lainnya mengenaskan pakaian serba putih.Sosok hitam itu mengenakan mahkota tinggi, terbuat dari logam hitam. Di Atas kepala mahkota tampak menyilaukan dengan bertatahkan safir, ruby, dan emerald. Mahkotanya tampak menyala ketika cahaya matahari melewati mahkota itu.Dia adalah Kaisar Hersen - Oberon Kraviz The Enchanter.Wajah Kaisar Oberon membeku, Tanya kaisar dengan nada dingin. “Jadi kau adalah Alaric Sunburnt – Sage Putih pemberontak itu?”Kaisar Oberon adalah penyihir hitam kelas peringkat Warlock yang telah memimpin Kekaisaran Hersen selama belasan tahun.Tubuhnya melayang di angkasa, menunggang makhluk legendaris – Roc sang raksasa hitam penguasa langit. Jubah hitam, berdesir tertiup menyibak zirah dan armor spiritualnya. Senjata di tangannya adalah pedang sihir yang terbuat dari tulang naga hitam – senjata kegelapan dari bahan tergelap untuk bertujuan memperkuat sihir sesatnya.Sementara Sage Alaric hanya mengenakan tunik putih, dilengkapi mantel putih Panjang, serasi dengan sepatu dan topi hanfu putihnya. Senjata sang sage adalah Pedang Putih Salju. Sage Alaric tampak kalem mengendarai Phoenix – raja api yang menjadi mahluk kontraknya.Keduanya melambung, saling bertatapan. Siap meledak kapan saja.“Kamu akan mati. Berani sekali, membentuk pemberontak di wilayah resmi jajahan Hersen!” teriak Kaisar Hersen keras. Suaranya terdengar sampai di separuh benua. Rautnya tak dapat ditebak. Ia tertutup helm spiritualnya.Sage Alaric tertawa. Katanya tak kalah menggelegar. “Tolong tak usah naif. Mana ada bangsa yang mau ditindas dan di jajah seperti ini? Apalahi penjajah itu adalah seorang penguasa kegelapan sepertimu, Oberon sang warlock?” Nada merendahkan jelas terdengar.“Lancang! Kamu darah kotor kaum hina, Berani sekali menyebut namaku, tanpa gelar kaisar!” Kaisar Oberon marah.Sage Alaric mencibir, “Jadi mau mu apa? Apakah aku harus menyebutmu dengan penyihir hitam? Atau Raja Kegelapan?” ia meledak dalam tawa. Suaranya bergema di hampir separuh dunia.“Kamu akan menyesal!” Kaisar Oberon lantas menggores langit dengan Pedang tulang naganya.Langit seketika menghitam, kabut dan awan hitam bergulung. Petir menyambar dan semua kekuatan alam bawah tanah sepertibangkit, di serap sang kaisar.Dunia dibawa, menjadi gempar. Semua orang lari menyembunyikan diri. Di langit terlihat sosok-sosok seperti bayangan roh jahat. Kekuatan gelap sang warlock terdengar menderu. Energi serangan itu dengan presisi menerjang Sage Alaric.“Kamu memang penyihir gelap! Semua sihir jahat ini tak membuatmu pantas di sebut kaisar!”Sage Alaric mencoret Pedang Putih salju kearah langit. Efeknya tak kalah mengerikan.Langit gelap mendadak berubah terang. Kala itu awan bergulung kelabu menganga sebagian terkena efek pedang putih salju. Dari celah itu masuk sinar matahari. Kekuatan pedang memanfaatkan energi matahari, melesat cepat menghantam energi hitam sang kaisar.Ledakan terdengar.Dunia berguncang! Tanah terbelah-belah. Suara jeritan terdengar dari arah bawah, ketika percikan api seperti hujan jatuh ke bumi. Setelah pelarian pertama tadi, kini semua makin rapat bersembunyi. Tak ada yang ingin mati percuma!Tapi kedua ahli di langit, tak menghentikan pertarungan mereka. Tiga hari tiga malam lamanya mereka bentrok di cakrawala.Langit telah tersobek-sobek karena kutukan. Serangan sihir mematikan dua setengah immortal itu. Pada hari ketiga, langit di Benua Ayax tampak berwarna menjadi merah, seperti terbakar. Dunia menua dan lelah. Matahari meredup seperti senja hari. Mungkin sebentar lagi akan kiamat,“Kamu akan mati. Sihir terlarang ini adalah kekuatan pamungkas yang lama ku simpan!” kaisar tertawan bengis.Dia lantas mengutuk sang Sage dengan sihir kuno, sihir terlarang, dengan menggunakan artefak dari dunia orang mati - Tongkat Zarael The Shadow. Ini adalah tongkat terlarang yang dibuat mahluk iblis, setelah dicampakkan ke dunia bawah oleh dewa – dunia orang mati.Energi orang mati itu menghantam sang sage.Dengan lolongan terakhir, menjelang akhir hidup nya, Sage Alaric masih mengeluarkan sumpah terakhir.“Kelak kamu akan mati di tangan seseorang pengendali anak muda semua elemen. Kamu mati mengenaskan di ujung Pedang Putih Salju ini. Bahkan lebih mengenaskan dari kematianku sekarang ini!” Sosoknya lalu memudar. Pedang Putih Salju juga ikut menghilang.++++++Kematian Sang Sage ditangisi jutaan orang yang menonton pertarungan di langit.The Flame, Phoenix makhluk kontrak Sang Alaric menjadi gila. Ia ditawan kaisar, akan dijadikan budak agar kelak tunduk dan menjadi makhluk kontrak selanjutnya sang kaisar, Bersama dengan makhluk gelap lain - Roc.Meski seperti mahluk gila, The Flame menolak tawaran kaisar. Akhirnya Phoenix itu di penjara di tempat berselubung sihir yang tak ada seorang pun tahu dimana letaknya.Merasa takut dengan kutukan Sage Alaric sebelum tewas, kaisar memberlakukan ketentuan. Semua pengolahan kekuatan sihir diatur secara ketat.Saat ini peraturan yang berlaku adalah sihir hanya diijinkan untuk kaum pemula, mereka kelompok anak-anak baru yang gampang dicuci otak, dan harus berlatih di akademi resmi, di bawah pengawasan Hersen Empire.Klan, Ordo dan organisasi sihir, semuanya dibubarkan. Termasuk Klan Phoenix Merah, yang kini anggotanya menjadi buronan di tiga wilayah - Kekaisaran Hersen, Qingchang, dan Zolia.++++++Waktu berlalu dengan cepat. Musim semi menjadi musim gugur lalu salju turun dan semua berputar cepat. Tanpa terasa lima tahun telah berlalu.Suara-suara tidak puasan atas penjajahan Hersen terdengar dimana-mana. Kaum pemberontak bergerilya melawan Kekaisaran Hersen. Kali ini bahkan muncul lagi nama Organisasi Phoenix Merah, Kembali terdengar. Bukan saja di Qingchang, tapi juga berkembang pesat di Kekaisaran Zolia.Banyak prasarana dan gudang senjata perang Kekaisaran Hersen dirusak dan dibakar oleh Organisasi rahasia – Klan Phoenix Merah. Semua terjadi di Qingchang maupun Zolia.Setiap kejadian kerusuhan dan insiden terjadi, Organisasi rahasia Klan Phoenix Merah, selalu mengklaim kalau merekalah yang bertanggung jawab.++++++Dan berita itu pun beredar. Berita yang membawa harapan di hati semua orang di Qingchang dan Zolia.Ada seorang penyihir, ia ahli pembaca masa depan yang hidupnya hanya mengamati pergerakan bintang-bintang di langit. Isi ramalannya sangat mengejutkan orang banyak.“Sage Alaric akan bereinkarnasi dan membangun kejayaan Klan Phoenix Merah, untuk menggulingkan Kekaisaran Hersen.”Sejak itu semua orang yang memiliki kemampuan bakat spiritual sihir, pasti di mata-matai dengan dalih dikirim dan harus bersekolah di Akademi Sihir resmi di bawah pengawasan sang kaisar. Tapi disana mereka di cuci otak agar patuh pada kekaisaran.Inilah awal ceritanya.Di Kota Begonia, udara terasa kumuh. Sekelompok orang berbisik di sudut-sudut jalan, hanya menambah muram suasana yang telah padat di kota selama bertahun-tahun terakhir ini. Kota ini dahulu sekali, pernah indah. Tapi kini, pemandangan kota hanya dipenuhi bangunan usang, kalau tidak mau disebut puing-puing.“Kembalikan kalungku!” teriak anak kecil Bernama Kiran.“Itu satu-satu nya barang peninggalan kakakku Aura! Kalian tak berhak mempermainkan barang kesayangan orang lain!” Anak Bernama Kiran itu tampak marah.Ia sangat menyukai kalung pemberian kakaknya Aura - yang telah tewas ketika berperang, panggil paksa pihak kekaisaran untuk melawan Chosa dan Shouya. Sebagai jajahan Hersen, Negeri Qingchang wajib membantu Kekaisaran Hersen untuk berperang.Dua anak laki-laki dan seorang perempuan tampak berlari meninggalkan Kiran. Mereka belum puas membully Kiran. Kalung itu ikut dibawa mereka, berlari menuju Hutan Larangan, sebuah hutan pinus yang dihindari dan terlarang untuk semua orang di Begonia city.“Aku tak akan menyerah!” teriak Kiran, kini mengejar Avena, satu-satunya perempuan di antara kelompok mereka.Kiran melangkah di tepian Hutan Terlarang.“Sepi sekali.Dimana ketiga bocah nakal itu? Padahal tadi aku melihat bayangan mereka, menyelinap masuk ke sela-sela pohon pinus!” batin Kiran.Ia sedang mempertimbangkan, apakah akan masuk kedalam hutan dan melanggar aturan, ataukah menunggu di pinggir jalan, Ia iri. Mengapa Avena, Ming, dan Kai, tiga anak itu dengan berani masuk kedalam hutan yang konon angker itu? Sementara ia selalu di ancam dan di larang Kora Wang, ibunya.Sejurus kemudian, Kiran memutuskan. “Jika mereka berani, mengapa aku tidak?”Kiran tak punya pilihan lain, selain harus mendapatkan kalung pemberian Aura, yang menjadi kesayangan, Ketika ia rindu sosok kasih sayang kakak perempuannya. Jika ibunya tahu kalau kalung itu hilang dicuri anak-anak nakal, ia pasti dimarahi, alih-alih dipukul dengan tongkat bambu.Kiran melangkah. Ia melewati garis batas terlarang.Seketika terdengar suara gemuruh, mirip suara mahluk-mahluk hutan yang selalu diceritakan banyak orang di Begonia city. “Apakah aku akan langsung di santap serigala buas?” batin Kiran ngeri. Ia berbalik untuk pergi, tapi itu sudah terlambat.BersambungKiran berusia 11 tahun, tinggal di Kota Begonia dengan Arhun dan Kora Wang, ayah dan ibu.Ia bukan anak tunggal. Ada dua kakaknya, Thorn Wang tewas dalam perang melawan Chosa ketika berusia 19 tahun. Menyusul kematian Aura Wang kakak perempuan nomor dua yang juga tewas di dalam perang. Semua direkrut pihak Kekaisaran Qingchang untuk membantu Hersen melawan Chosa dan Zhouya.Kiran masih ingat. Tatkala itu ada prajurit kekaisaran mengetuk pintu dan membawa membaca surat dari kekaisaran di depan pintu keras-keras,“Thorn Wang dinyatakan tewas dalam perang, Kekaisaran sangat berterima kasih atas sumbangan tenaga muda almarhum…”ibu Kiran jatuh pingsan.Sedangkan Arhun Wang berusaha tabah, mendengar berita resmi dibacakan prajurit hingga selesai. Rumah itu berduka sebulan. Arhun berhenti bicara, hanya terdiam setiap hari.Menyusul semusim kemudian, prajurit kekaisaran yang lain datang mengetuk rumah itu lagi. Berita pun dibaca, di depan Arhun, Kora dan Kiran.“Skywraith kapal roh yang ditu
Kiran tercengang. Jantungnya berdebar kencang ketika memandang ke langit malam di Hutan terlarang. Itu adalah pertunjukan tak terlupakan selama hidupnya.“Apakah Phoenix itu, adalah mahluk kontrak sang Sage Putih, seperti yang diceritakan pendongeng Niraj Singh?” Kiran bertanya-tanya.Ia seorang anak yang sangat gemar mendengar dongeng. Di rumah arak Brimm The Liquidator, Kiran itulah Tuan Niraj Singh selalu tampil di panggung dengan kisah-kisah legendarisnya. Dan legenda tentang pertempuran di langit Benua Ayax antara Sage Putih melawan Warlock Hitam adalah kisah favoritnya. Kiran dan kawan-kawannya sangat kagum dengan pendongeng itu.Konon desas desus berkata, Niraj Singh adalah seorang ahli sihir. Dia agen rahasia dan mata-mata Klan Phoenix Merah. Tapi itu tak terbukti kebenarannya. Di sisi lain. Dua sosok itu semakin mendekat ke tanah. Bunyinya memekakan telinga, membuat tanah bergetar.Rooaar! Phoenix dan kapal roh menukik. Keduanya saling menyambar ke tanah. Debu beterbangan be
Krooong! Suara kepakan sayap terdengar bergaung di kepala Kiran.Mula-mula pelan, tapi makin lama makin keras. Bunyinya gong yang ditabuh, terdengar bergema di telinga Kiran. Ketika makin dekat, getaran sayap itu mengguncang tubuh Kiran.Kiran histeris. "Aku belum ingin mati!"Swoosh! Kiran meloncat, sejauh mungkin yang ia mampu. Tubuhnya lantas bergulingan rerumputan lapangan, Berakhir dengan batang batang pohon pinus terdekat. Kiran kesakitan. Itu adalah pohon yang besar dan masih muda. Dan ledakan itu terdengar.BOOM!Debu beterbangan, menyusul api membumbung tinggi, tatkala Phoenix membentur tanah berumput yang hangus seketika.Kiran merasakan uap panas yang melebar sampai ke tempat itu terbaring. Kulitnya seperti akan mengelupas. Api berwarna merah kuning menyala sesaat. Sesudahnya padam.Keheningan!Kiran kesakitan. Sekujur tubuhnya kaku bercampur perih. Ia berusaha berdiri, tapi tidak bisa. Dengan pasrah ia tertelungkup dalam diam, mencoba tetap hidup - bertahan dari rasa saki
Hari masih gelap, matahari belum nampak. Angin dingin bertiup dari Hutan Terlarang, ini membuat penduduk Kota Begonia makin lelap. Semua orang mengencangkan selimut bertahan dari udara yang membeku.Tapi di jantung Hutan Berbisik, di antara bayangan pohon pinus yang berdesir, tampak sekelompok militer mondar-mandir. Langit ketika itu jernih tak berawan, mulai berwarna biru gelap, pertanda subuh telah menjelang.Swish!Tiga kapal roh berukuran sedang semuanya terbuat dari Kayu Padauk, kayu khusus dengan serat kayu terlihat bercahaya indah di langit yang masih gelap. Kapal-kapal roh itu hilir-mudik di atas perbatasan dua kekaisaran. Qingchang dan Zolia.Sesekali, lampu sorot dari ketinggian dipancarkan menembus rimbunnya daun pinus. Ada hal penting yang menjadi concern orang-orang itu. Kaum militer berjumlah 100 orang itu, mondar-mandir di pinggiran hutan terlihat sibuk mencari-cari sesuatu.Pria gagah berusia tak lebih dari 30 tahun, sepertinya ia adalah komandan kelompok militer itu.
Kiran dan temannya mengambil langkah seribu - Bolted like a deer - mereka menghilang dalam gelapnya malam. Di Brimm the Liquidator Eve Whitehouse melayangkan tatapan dinginnya ke jendela tempat mereka mengintip tadi.++++++Avena, Kai dan Ming berlari ke arah kiri dan Kiran terus berlari di jalan berbatu itu.Kiran ikut menghilang di persimpangan jalan itu Ia berlari cepat dengan dada berdegup. Ia bahkan tidak merasa telah menempuh jarak jauh dalam sekejap mata. Tahu-tahu saja, ia telah bersembunyi di balik selimut kasar yang tidak nyaman, di kamar sempitnya.Kiran tak bisa tertidur. Matanya terbuka lebar, memandang langit-langit kamar yang bolong!Ia membayangkan tatapan dingin perempuan pucat berambut putih tadi. Aura yang terpancar dari diri Pyromancer itu, seperti sanggup membunuhnya, meski dengan tatapan. Entah mengapa, ada sesuatu di dalam pikirannya, yang membuat ia tidak suka dengan pyromancer tadi. Tapi dia mencoba mengabaikannya.Pada akhirnya rasa kantuk itu datang, dan dia
Kota Begonia menjadi geger hari itu. Aksi pertempuran kelompok misterius itu sangat menarik perhatian. Orang-orang sibuk berlari menyelamatkan diri, menghindar dari kekacauan itu. Ada yang terjatuh, bahkan ada yang terinjak-injak sekelompok pengunjung yang panik. Beruntung tidak ada korban nyawa atas insiden tersebut.Semua orang kini terlihat tanpa jubah penutup. Tak ada lagi yang mengenakan mantel berkerudung seperti awal mereka berkumpul di alun-alun.KIran menatap ke panggung. Niraj Singh betul-betul telah lenyap, menghilang bersama kelompok misterius itu."Aku bersyukur, pendongeng itu selamat"Sementara itu, Kapten Bao berdiri berkacak pinggang di tengah lapangan. Dengan wajah memburuk, dia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi ke langit, lalu dengan suara yang ia besar berteriak. Suaranya bergaung di langit alun-alun kota."Semuanya diharap tenang. Jangan menimbulkan suara keributan tak berarti, yang menambah kacau suasana. Pihak militer akan mengambil tindakan tegas terhadap p
Seseorang menghentikan lamunan Kiran. "Ibu?" Kiran terkejut ketika Kora Wang menepuk pundaknya"Apa yang kamu lakukan di sini?" tatapnya penuh selidik."Ayo kita pulang!. Hari telah sore. Aku tak ingin kena hukuman cambuk hanya karena menunggumu bercengkerama dengan kawan-kawan bengal mu. Jam malam akan segera berlaku!" Suara Kora Wang terdengar tegas. Kumpulan pun bubar.Perjalanan ke rumah, terasa sangat cepat. Banyak orang berjalan terburu-buru, bergegas tiba di rumah sebelum jam malam berlaku.Kiran menarik selimut kasarnya hingga ke leher. Dia mencari kehangatan. Sejak Avena mengatakan bahwa calon ahli sihir terpilih harus pindah ke Kota Shanggu, dia menggigil gelisah. Rasanya tak tega untuk berpisah dengan dua orang tuanya.Setelah bolak-balik gelisah diatas ranjang, akhirnya sampai pada keputusan melegakan."Untuk apa aku berpikir terlalu banyak? Belum tentu aku akan lolos di audisi uji talenta sihir besok. Tidur lebih baik." Kiran tertawa dalam hati.Kiran tertidur pulas ses
Puluhan anak-anak yang akan mengikuti/ audisi bakat, berbaris rapi di bawah podium. Seorang petugas, dari seragam nya jelas seorang militer mengedarkan nomor urut untuk naik ke panggung mengikuti tes bakat yang di pandu Zetta Mui - gadis Peramal masa depan.Kiran mendapat nomor urut 12."Ini adalah nomor yang tidak menunjukkan rezeki tapi juga bukan angka kesialan. Semoga aku lulus audisi nanti" batin Kiran, wajahnya cemberut. Angka tiga adalah nomor keberuntungan bagi Kiran.Di Kekaisaran Qingchang ini, rakyatnya sangat percaya dengan hal-hal yang berbau mistis. Sehingga apapun itu, selalu dikait-kaitkan dengan pembawa sial atau tidak. Dari angka, atau hari, bahkan bulan sekalipun mereka selalu mempercayai ada masa keberuntungan dan ada masa tidak beruntung untuk nomor-nomor tertentu. Bulan ini, angka tiga adalah angka favorit.Alun-alun kota semakin ramai.Setelah semua anak peserta audisi menerima nomor antriannya, Zetta Mui mengundang mereka ke pentas sesuai urutan nomor."Uruta
Pagi yang dingin di Hutan Cemara, ketika angin berdesir membawa bunga salju yang jatuh ke permukaan tanah, menutup semua bekas pertempuran semalam. Kini, yang terlihat hanyalah pemandangan putih dan kelabu sejauh mata memandang.Kiran berjalan berkeliling di perkemahan, ditemani oleh Roneko. Sepanjang perjalanan, ia tak henti-hentinya bertanya dan meminta Roneko, sang Kyuubi, menceritakan kejadian semalam."Roneko, ceritakan sekali lagi. Apakah Anda yakin bahwa sosok Phoenix api itu adalah manifestasi dari perbuatan sihir tingkat tinggi, yang aku rapalkan?" Kiran tetap tidak percaya.Dengan senyuman menyeringai, wajah putus asa, karena tuannya selalu tidak percaya dengan perkataannya, Roneko menegaskan. "Tuanku Kiran, bukankah anda sendiri sudah mendengar, bahkan Zephyr sudah bersaksi bahwa anda memiliki sihir yang tidak terduga – sihir Phoenix emas. Jadi, untuk apa bertanya berulang kali?"Masih dengan wajah polos dan tidak percaya, Kiran menyahuti, "Masalahnya, aku hanya melakukan r
Beruntung, ketika Zephyr mendekati Roneko yang terbaring di tumpukan salju, ia terlihat masih bernafas, meskipun dalam keadaan tidak sadarkan diri. Beberapa pasukan dari Hutan Ternola, seperti puluhan Silent Owl – burung hantu kerdil, datang membantu.Roneko ini dibawa kembali ke tempat para penghuni Ternola dalam keadaan tidak sadarkan diri, diangkut oleh sekitar lima puluh Silent Owl.Sesuai dengan julukan mereka ‘SILENT’, setiap gerakan sayap puluhan burung hantu itu tidak meninggalkan bunyi atau suara sama sekali. Zephyr berjaga-jaga, mengikuti puluhan Silent Owl dan Roneko, agar tidak terjadi serangan balas dendam dari pihak Nymph, yang pemimpinnya baru saja dimusnahkan oleh Roneko.---Di cakrawala, pertempuran antara Phoenix Emas dan sosok Raksasa Es Ymir mencapai puncaknya.Suara deru gelombang es yang dihasilkan oleh sihir Ymir terdengar menggema, ketika dia melepaskan ribuan hujan kristal es ke arah Phoenix Emas.*WUSH!*Sekali lagi, api berwarna emas keluar dari mulut Phoen
Beberapa menit sebelum Elang bermata perak itu pergi, setelah dia menerima perintah dari Pemimpin Kaum Nymph, Roneko Sang Kyuubi memperhatikan semua kejadian antara si mata perak dengan Kaum Nymph.Saat semua pihak terpaku pada kejadian pertempuran di cakrawala, itulah pertarungan antara Raksasa Es - Ymir melawan Siluet Phoenix Emas, pada yang bersamaan pemimpin Nymph mencoba mencari kesempatan. Diam-diam dia memanggil Elang mata perak untuk mengabarkan keadaan genting mereka, pada penguasa di Istana Es.Siapa menyangka. Dari pihak Hutan Ternola sendiri, Roneko memperhatikan semua kejadian yang terjadi dengan penuh kewaspadaan.Ketika melihat sinar berwarna kelabu berkelebat dari kelompok Nymph, terabang cepat ke arah cakrawala, pada saat itulah sosoknya yang mengenakan gaun berwarna merah ikut berkelebat, mengejar Elang Mata Perak.Sebaliknya di pihak Nymph, detik genting seperti itu tidak terlewatkan dari pandangan Pemimpin Nymph.Dengan mata menyala, mulut yang terbuka lebar, dia b
Angin bertiup kencang pada malam yang dingin. Realm Wonderland dilanda hawa dingin membeku, atmosfer di satu tempat, dekat Hutan Cemara, penuh dengan aura menakutkan.Pada saat semua pihak dari Hutan Ternola merasa aman dalam lindungan perisai cermin ajaib, tiba-tiba suara teriakan panik terdengar.“Lihat! Cermin sihir akan retak!”Seketika keadaan menjadi kacau.Semua makhluk di balik perlindungan sihir 100 Twilight Turtles menjadi panik.“Seseorang harus mengambil tindakan! Jika tidak, kita semua akan tewas!”“Oh, masih adakah kekuatan sihir yang dapat mengalahkan makhluk terkutuk itu?”Suara hantaman tinju Ymir terdengar bertalu-talu, diiringi gemerincing retakan cermin sihir membuat semua panik.Pada saat mereka meraung dalam ketakutan, tiba-tiba ada satu sosok tubuh melesat terbang ke arah cermin kristal yang retakannya semakin besar… bahkan mungkin sebentar lagi akan pecah.“Siapa itu?”“Darimana datangnya sosok makhluk berwarna emas itu?”“Cahaya tubuhnya sangat menyilaukan!”S
TRING TRING TRINGSuara dawai harpa berdenting lembut ketika jemari Pemimpin Nympha memainkan nada-nada yang aneh. Para Nymph yang tersisa tampak khusyuk, menggumam dalam nada yang tidak jelas, seolah-olah bernyanyi dengan lirik dan nada yang sangat rendah. Bulu kuduk semua orang meremang.“Sihir terkutuk!”“Mereka memanggil makhluk gaib!”Ketakutan merayap di antara penghuni Hutan Ternola.Pada saat itu, langit di cakrawala seketika berubah menjadi gelap. Awan hitam bergulung-gulung, menghalangi cahaya rembulan dan sinar bintang jatuh ke permukaan tanah.Tiba-tiba, udara menjadi lebih dingin. Air yang menggenang tampak membeku, ketika aura dingin merayap, memenuhi atmosfer di tepian hutan cemara itu.Suara langkah kaki terdengar dari kejauhan, bunyinya sangat jeras membuat tanah bergetar, sepihan salju tersisa, dan percikan air seketika runtuh ke tanah.Tap – tap – tap!Dari arah utara, semua makhluk menyaksikan dengan mulut ternganga.“Ymir!”“Raksasa Es!”Ymir adalah raksasa dari e
Pada saat itu, api berwarna merah keemasan yang muncul dari tubuh Kiran, bukanlah api yang terlihat seperti api biasa, api yang mampu dikobarkan oleh Merak Api, meski berusia lima ratus tahun sekalipun.Ini adalah api yang aneh, api keabadian yang jarang dilihat oleh mahluk lain. Api berwarna seperti emas.Roneko, sosok Kyuubi penguasa chakra api, tentu saja yang paling dahulu sadar akan hal ini. Dia berada paling dekat dengan Kiran tatkala cahaya keabadian, dengan hawa panas yang aneh, menyeruak dari tubuh Kiran.“Tuan. Ini adalah api abadi. Bukan api yang dapat dikeluarkan oleh mahluk kontrak sejenis Merak api sekalipun…” kata Roneko tidak percaya.Dalam pandangan Kyuubi itu, mahluk yang muncul dari jiwa Kiran, itu sama sekali bukan Merak api.Meskipun itu masih sejenis burung, tapi Roneko berani memastikan, “Itu sama sekali bukan Merak. Itu Burung yang aneh. Sayangnya wujud itu seperti terkurung dengan selubung sihir, yang membuatnya terlihat sangat misterius,” batin Roneko.Pada s
Malam itu, ketika hawa dingin merayap dengan kelopak es turun dari langit, Diolos si Pegasus tiba-tiba merasa sangat mengantuk.Dia membatin penuh rasa penasaran. "Tidak biasanya aku mengantuk sejak awal malam," pikir Diolos. Dia meringkik dan bertanya pada Kiran, yang tampaknya juga terpengaruh kantuk, sibuk merentangkan alas tidur di bawah pohon cemara, langit malam menjadi atapnya.Merasa terganggu dengan suara Diolos yang seperti merengek, Kiran menegur Pegasus itu. “Tidurlah, Diolos. Perjalanan kita masih panjang. Istana Es penyihir Putih ada di batas Realm Wonderland ini. Anda membutuhkan tenaga ekstra besok hari!” setelah memberi nasehat, Kiran segera tertidur.Alas jerami kering yang di pintal seperti tikar menjadi tempat tidurnya, sementara selimut bulu angsa, perlengkapan termewah saat ini, mencoba memberikan perlindungan dari dingin malam kepada semua mahluk dari Hutan Ternola. Malam itu, tak seorangpun terganggu dalam tidurnya, meski bunga salju mulai gugur dari langit.Di
Pada malam sebelum kejadian aneh, ketika Kiran dan dua kelompoknya, bersama dengan Zephyr dan pasukan perang dari Hutan Ternola tiba, tempat yang luas ini tampak cocok untuk didirikan tenda darurat. "Kita akan beristirahat hingga pagi menjelang, baru melanjutkan perjalanan menuju Istana Utara!" teriak Zephyr dengan tegas. "Akhirnya beristirahat juga..." anggota-anggota pasukan perang khusus itu merasa lega ketika pemimpin perang, Zephyr, memberikan perintah. Dengan cekatan, tentara perang dari berbagai ras segera mendirikan tenda darurat, sementara yang lainnya menyiapkan makanan, yang semuanya berupa pil, dan menyodorkan air kepada setiap anggota perang. Masing-masing ras memiliki tenaga khusus yang mengatur akomodasi, jumlahnya sepuluh mahluk per ras. Di Hutan Ternola di Realm Wonderland ini, di mana keajaiban terjadi di luar nalar dan akal sehat, makanan seperti yang dikonsumsi oleh mahluk di luar realm bukan lagi prioritas utama. Di setiap ras di dalam Realm ini, mereka memil
Tet – tet – tet…Suara mirip terompet terdengar ketika lima ratus pasukan Silent Owl bersiul seperti nyanyian perang. Suara kepakan sayap ratusan Silent Owl ini dengan sengaja diperdengarkan, menimbulkan suara gema seperti bunyi ribuan capung terbang, membuat gentar perasaan siapapun yang mendengarnya.Menyusul suara derap kaki pasukan Breeze Foxes – rubah pengendali angin tampak membuka jalan dengan berbaris rapi membelah Hutan Ternola. Selanjutnya, memimpin pasukan di belakang dan berjalan di jalanan yang penuh tumpukan salju. Sesekali pasukan Breeze Foxes itu meniup siulan, lalu angin berhembus kencang dan membawa pergi tumpukan salju, sehingga jalanan ke utara menjadi bersih, membuat pasukan di belakang berjalan lancar.Di sisi kiri dan kanan jalanan, tampak ribuan makhluk penghuni Hutan Ternola yang menonton iring-iringan pasukan magical beast – yang tampak seperti parade perang pasukan manusia.Seribu pasukan Spark Sprites – mahluk kecil yang dapat memanggil percikan listrik ber