Pagi yang dingin di Hutan Cemara, ketika angin berdesir membawa bunga salju yang jatuh ke permukaan tanah, menutup semua bekas pertempuran semalam. Kini, yang terlihat hanyalah pemandangan putih dan kelabu sejauh mata memandang.Kiran berjalan berkeliling di perkemahan, ditemani oleh Roneko. Sepanjang perjalanan, ia tak henti-hentinya bertanya dan meminta Roneko, sang Kyuubi, menceritakan kejadian semalam."Roneko, ceritakan sekali lagi. Apakah Anda yakin bahwa sosok Phoenix api itu adalah manifestasi dari perbuatan sihir tingkat tinggi, yang aku rapalkan?" Kiran tetap tidak percaya.Dengan senyuman menyeringai, wajah putus asa, karena tuannya selalu tidak percaya dengan perkataannya, Roneko menegaskan. "Tuanku Kiran, bukankah anda sendiri sudah mendengar, bahkan Zephyr sudah bersaksi bahwa anda memiliki sihir yang tidak terduga – sihir Phoenix emas. Jadi, untuk apa bertanya berulang kali?"Masih dengan wajah polos dan tidak percaya, Kiran menyahuti, "Masalahnya, aku hanya melakukan r
Tahun kalender 500 versi Kekaisaran Hersen, masa dimana masa aliran energi magic penuh di permukaan Benua Ayax, yang menyebabkan mahluk-mahluk di hutan tadinya dapat berbicara, kini menghilang ke pedalaman hutan, tergilas peperangan yang terjadi di Kekaisaran Qingchang.Pohon-pohon kini membisu, burung-burung dan makhluk laut menjadi kalem, tak ada lagi keajaiban itu, keramahan bercakap-cakap dengan manusia yang sekarang dianggap serakah, mau menang sendiri dan berbahaya.Di Benua Ayax yang luasnya sama 9.600.000 km2, dimana seluruh permukaan benua di penuhi dengan Energi Sihir Berwarna Ungu tipis. Hanya ada sedikit makhluk hidup yang memiliki talenta dari sang Dewa – Tempestia untuk mengelola Energi Pesona itu menjadi kekuatan yang mengerikan. Kekuatan memanfaatkan energi ungu di permukaan dunia inilah yang menjadi sumber malapetaka.Lima Kekaisaran besar di Benua Ayax berperang memperebutkan sumber daya dan gelar penguasa benua yang berjaya mengelola sumber daya dari Kekaisaran lain
Kiran berusia 11 tahun, tinggal di Kota Begonia dengan Arhun dan Kora Wang, ayah dan ibu.Ia bukan anak tunggal. Ada dua kakaknya, Thorn Wang tewas dalam perang melawan Chosa ketika berusia 19 tahun. Menyusul kematian Aura Wang kakak perempuan nomor dua yang juga tewas di dalam perang. Semua direkrut pihak Kekaisaran Qingchang untuk membantu Hersen melawan Chosa dan Zhouya.Kiran masih ingat. Tatkala itu ada prajurit kekaisaran mengetuk pintu dan membawa membaca surat dari kekaisaran di depan pintu keras-keras,“Thorn Wang dinyatakan tewas dalam perang, Kekaisaran sangat berterima kasih atas sumbangan tenaga muda almarhum…”ibu Kiran jatuh pingsan.Sedangkan Arhun Wang berusaha tabah, mendengar berita resmi dibacakan prajurit hingga selesai. Rumah itu berduka sebulan. Arhun berhenti bicara, hanya terdiam setiap hari.Menyusul semusim kemudian, prajurit kekaisaran yang lain datang mengetuk rumah itu lagi. Berita pun dibaca, di depan Arhun, Kora dan Kiran.“Skywraith kapal roh yang ditu
Kiran tercengang. Jantungnya berdebar kencang ketika memandang ke langit malam di Hutan terlarang. Itu adalah pertunjukan tak terlupakan selama hidupnya.“Apakah Phoenix itu, adalah mahluk kontrak sang Sage Putih, seperti yang diceritakan pendongeng Niraj Singh?” Kiran bertanya-tanya.Ia seorang anak yang sangat gemar mendengar dongeng. Di rumah arak Brimm The Liquidator, Kiran itulah Tuan Niraj Singh selalu tampil di panggung dengan kisah-kisah legendarisnya. Dan legenda tentang pertempuran di langit Benua Ayax antara Sage Putih melawan Warlock Hitam adalah kisah favoritnya. Kiran dan kawan-kawannya sangat kagum dengan pendongeng itu.Konon desas desus berkata, Niraj Singh adalah seorang ahli sihir. Dia agen rahasia dan mata-mata Klan Phoenix Merah. Tapi itu tak terbukti kebenarannya. Di sisi lain. Dua sosok itu semakin mendekat ke tanah. Bunyinya memekakan telinga, membuat tanah bergetar.Rooaar! Phoenix dan kapal roh menukik. Keduanya saling menyambar ke tanah. Debu beterbangan be
Krooong! Suara kepakan sayap terdengar bergaung di kepala Kiran.Mula-mula pelan, tapi makin lama makin keras. Bunyinya gong yang ditabuh, terdengar bergema di telinga Kiran. Ketika makin dekat, getaran sayap itu mengguncang tubuh Kiran.Kiran histeris. "Aku belum ingin mati!"Swoosh! Kiran meloncat, sejauh mungkin yang ia mampu. Tubuhnya lantas bergulingan rerumputan lapangan, Berakhir dengan batang batang pohon pinus terdekat. Kiran kesakitan. Itu adalah pohon yang besar dan masih muda. Dan ledakan itu terdengar.BOOM!Debu beterbangan, menyusul api membumbung tinggi, tatkala Phoenix membentur tanah berumput yang hangus seketika.Kiran merasakan uap panas yang melebar sampai ke tempat itu terbaring. Kulitnya seperti akan mengelupas. Api berwarna merah kuning menyala sesaat. Sesudahnya padam.Keheningan!Kiran kesakitan. Sekujur tubuhnya kaku bercampur perih. Ia berusaha berdiri, tapi tidak bisa. Dengan pasrah ia tertelungkup dalam diam, mencoba tetap hidup - bertahan dari rasa saki
Hari masih gelap, matahari belum nampak. Angin dingin bertiup dari Hutan Terlarang, ini membuat penduduk Kota Begonia makin lelap. Semua orang mengencangkan selimut bertahan dari udara yang membeku.Tapi di jantung Hutan Berbisik, di antara bayangan pohon pinus yang berdesir, tampak sekelompok militer mondar-mandir. Langit ketika itu jernih tak berawan, mulai berwarna biru gelap, pertanda subuh telah menjelang.Swish!Tiga kapal roh berukuran sedang semuanya terbuat dari Kayu Padauk, kayu khusus dengan serat kayu terlihat bercahaya indah di langit yang masih gelap. Kapal-kapal roh itu hilir-mudik di atas perbatasan dua kekaisaran. Qingchang dan Zolia.Sesekali, lampu sorot dari ketinggian dipancarkan menembus rimbunnya daun pinus. Ada hal penting yang menjadi concern orang-orang itu. Kaum militer berjumlah 100 orang itu, mondar-mandir di pinggiran hutan terlihat sibuk mencari-cari sesuatu.Pria gagah berusia tak lebih dari 30 tahun, sepertinya ia adalah komandan kelompok militer itu.
Kiran dan temannya mengambil langkah seribu - Bolted like a deer - mereka menghilang dalam gelapnya malam. Di Brimm the Liquidator Eve Whitehouse melayangkan tatapan dinginnya ke jendela tempat mereka mengintip tadi.++++++Avena, Kai dan Ming berlari ke arah kiri dan Kiran terus berlari di jalan berbatu itu.Kiran ikut menghilang di persimpangan jalan itu Ia berlari cepat dengan dada berdegup. Ia bahkan tidak merasa telah menempuh jarak jauh dalam sekejap mata. Tahu-tahu saja, ia telah bersembunyi di balik selimut kasar yang tidak nyaman, di kamar sempitnya.Kiran tak bisa tertidur. Matanya terbuka lebar, memandang langit-langit kamar yang bolong!Ia membayangkan tatapan dingin perempuan pucat berambut putih tadi. Aura yang terpancar dari diri Pyromancer itu, seperti sanggup membunuhnya, meski dengan tatapan. Entah mengapa, ada sesuatu di dalam pikirannya, yang membuat ia tidak suka dengan pyromancer tadi. Tapi dia mencoba mengabaikannya.Pada akhirnya rasa kantuk itu datang, dan dia
Kota Begonia menjadi geger hari itu. Aksi pertempuran kelompok misterius itu sangat menarik perhatian. Orang-orang sibuk berlari menyelamatkan diri, menghindar dari kekacauan itu. Ada yang terjatuh, bahkan ada yang terinjak-injak sekelompok pengunjung yang panik. Beruntung tidak ada korban nyawa atas insiden tersebut.Semua orang kini terlihat tanpa jubah penutup. Tak ada lagi yang mengenakan mantel berkerudung seperti awal mereka berkumpul di alun-alun.KIran menatap ke panggung. Niraj Singh betul-betul telah lenyap, menghilang bersama kelompok misterius itu."Aku bersyukur, pendongeng itu selamat"Sementara itu, Kapten Bao berdiri berkacak pinggang di tengah lapangan. Dengan wajah memburuk, dia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi ke langit, lalu dengan suara yang ia besar berteriak. Suaranya bergaung di langit alun-alun kota."Semuanya diharap tenang. Jangan menimbulkan suara keributan tak berarti, yang menambah kacau suasana. Pihak militer akan mengambil tindakan tegas terhadap p
Pagi yang dingin di Hutan Cemara, ketika angin berdesir membawa bunga salju yang jatuh ke permukaan tanah, menutup semua bekas pertempuran semalam. Kini, yang terlihat hanyalah pemandangan putih dan kelabu sejauh mata memandang.Kiran berjalan berkeliling di perkemahan, ditemani oleh Roneko. Sepanjang perjalanan, ia tak henti-hentinya bertanya dan meminta Roneko, sang Kyuubi, menceritakan kejadian semalam."Roneko, ceritakan sekali lagi. Apakah Anda yakin bahwa sosok Phoenix api itu adalah manifestasi dari perbuatan sihir tingkat tinggi, yang aku rapalkan?" Kiran tetap tidak percaya.Dengan senyuman menyeringai, wajah putus asa, karena tuannya selalu tidak percaya dengan perkataannya, Roneko menegaskan. "Tuanku Kiran, bukankah anda sendiri sudah mendengar, bahkan Zephyr sudah bersaksi bahwa anda memiliki sihir yang tidak terduga – sihir Phoenix emas. Jadi, untuk apa bertanya berulang kali?"Masih dengan wajah polos dan tidak percaya, Kiran menyahuti, "Masalahnya, aku hanya melakukan r
Beruntung, ketika Zephyr mendekati Roneko yang terbaring di tumpukan salju, ia terlihat masih bernafas, meskipun dalam keadaan tidak sadarkan diri. Beberapa pasukan dari Hutan Ternola, seperti puluhan Silent Owl – burung hantu kerdil, datang membantu.Roneko ini dibawa kembali ke tempat para penghuni Ternola dalam keadaan tidak sadarkan diri, diangkut oleh sekitar lima puluh Silent Owl.Sesuai dengan julukan mereka ‘SILENT’, setiap gerakan sayap puluhan burung hantu itu tidak meninggalkan bunyi atau suara sama sekali. Zephyr berjaga-jaga, mengikuti puluhan Silent Owl dan Roneko, agar tidak terjadi serangan balas dendam dari pihak Nymph, yang pemimpinnya baru saja dimusnahkan oleh Roneko.---Di cakrawala, pertempuran antara Phoenix Emas dan sosok Raksasa Es Ymir mencapai puncaknya.Suara deru gelombang es yang dihasilkan oleh sihir Ymir terdengar menggema, ketika dia melepaskan ribuan hujan kristal es ke arah Phoenix Emas.*WUSH!*Sekali lagi, api berwarna emas keluar dari mulut Phoen
Beberapa menit sebelum Elang bermata perak itu pergi, setelah dia menerima perintah dari Pemimpin Kaum Nymph, Roneko Sang Kyuubi memperhatikan semua kejadian antara si mata perak dengan Kaum Nymph.Saat semua pihak terpaku pada kejadian pertempuran di cakrawala, itulah pertarungan antara Raksasa Es - Ymir melawan Siluet Phoenix Emas, pada yang bersamaan pemimpin Nymph mencoba mencari kesempatan. Diam-diam dia memanggil Elang mata perak untuk mengabarkan keadaan genting mereka, pada penguasa di Istana Es.Siapa menyangka. Dari pihak Hutan Ternola sendiri, Roneko memperhatikan semua kejadian yang terjadi dengan penuh kewaspadaan.Ketika melihat sinar berwarna kelabu berkelebat dari kelompok Nymph, terabang cepat ke arah cakrawala, pada saat itulah sosoknya yang mengenakan gaun berwarna merah ikut berkelebat, mengejar Elang Mata Perak.Sebaliknya di pihak Nymph, detik genting seperti itu tidak terlewatkan dari pandangan Pemimpin Nymph.Dengan mata menyala, mulut yang terbuka lebar, dia b
Angin bertiup kencang pada malam yang dingin. Realm Wonderland dilanda hawa dingin membeku, atmosfer di satu tempat, dekat Hutan Cemara, penuh dengan aura menakutkan.Pada saat semua pihak dari Hutan Ternola merasa aman dalam lindungan perisai cermin ajaib, tiba-tiba suara teriakan panik terdengar.“Lihat! Cermin sihir akan retak!”Seketika keadaan menjadi kacau.Semua makhluk di balik perlindungan sihir 100 Twilight Turtles menjadi panik.“Seseorang harus mengambil tindakan! Jika tidak, kita semua akan tewas!”“Oh, masih adakah kekuatan sihir yang dapat mengalahkan makhluk terkutuk itu?”Suara hantaman tinju Ymir terdengar bertalu-talu, diiringi gemerincing retakan cermin sihir membuat semua panik.Pada saat mereka meraung dalam ketakutan, tiba-tiba ada satu sosok tubuh melesat terbang ke arah cermin kristal yang retakannya semakin besar… bahkan mungkin sebentar lagi akan pecah.“Siapa itu?”“Darimana datangnya sosok makhluk berwarna emas itu?”“Cahaya tubuhnya sangat menyilaukan!”S
TRING TRING TRINGSuara dawai harpa berdenting lembut ketika jemari Pemimpin Nympha memainkan nada-nada yang aneh. Para Nymph yang tersisa tampak khusyuk, menggumam dalam nada yang tidak jelas, seolah-olah bernyanyi dengan lirik dan nada yang sangat rendah. Bulu kuduk semua orang meremang.“Sihir terkutuk!”“Mereka memanggil makhluk gaib!”Ketakutan merayap di antara penghuni Hutan Ternola.Pada saat itu, langit di cakrawala seketika berubah menjadi gelap. Awan hitam bergulung-gulung, menghalangi cahaya rembulan dan sinar bintang jatuh ke permukaan tanah.Tiba-tiba, udara menjadi lebih dingin. Air yang menggenang tampak membeku, ketika aura dingin merayap, memenuhi atmosfer di tepian hutan cemara itu.Suara langkah kaki terdengar dari kejauhan, bunyinya sangat jeras membuat tanah bergetar, sepihan salju tersisa, dan percikan air seketika runtuh ke tanah.Tap – tap – tap!Dari arah utara, semua makhluk menyaksikan dengan mulut ternganga.“Ymir!”“Raksasa Es!”Ymir adalah raksasa dari e
Pada saat itu, api berwarna merah keemasan yang muncul dari tubuh Kiran, bukanlah api yang terlihat seperti api biasa, api yang mampu dikobarkan oleh Merak Api, meski berusia lima ratus tahun sekalipun.Ini adalah api yang aneh, api keabadian yang jarang dilihat oleh mahluk lain. Api berwarna seperti emas.Roneko, sosok Kyuubi penguasa chakra api, tentu saja yang paling dahulu sadar akan hal ini. Dia berada paling dekat dengan Kiran tatkala cahaya keabadian, dengan hawa panas yang aneh, menyeruak dari tubuh Kiran.“Tuan. Ini adalah api abadi. Bukan api yang dapat dikeluarkan oleh mahluk kontrak sejenis Merak api sekalipun…” kata Roneko tidak percaya.Dalam pandangan Kyuubi itu, mahluk yang muncul dari jiwa Kiran, itu sama sekali bukan Merak api.Meskipun itu masih sejenis burung, tapi Roneko berani memastikan, “Itu sama sekali bukan Merak. Itu Burung yang aneh. Sayangnya wujud itu seperti terkurung dengan selubung sihir, yang membuatnya terlihat sangat misterius,” batin Roneko.Pada s
Malam itu, ketika hawa dingin merayap dengan kelopak es turun dari langit, Diolos si Pegasus tiba-tiba merasa sangat mengantuk.Dia membatin penuh rasa penasaran. "Tidak biasanya aku mengantuk sejak awal malam," pikir Diolos. Dia meringkik dan bertanya pada Kiran, yang tampaknya juga terpengaruh kantuk, sibuk merentangkan alas tidur di bawah pohon cemara, langit malam menjadi atapnya.Merasa terganggu dengan suara Diolos yang seperti merengek, Kiran menegur Pegasus itu. “Tidurlah, Diolos. Perjalanan kita masih panjang. Istana Es penyihir Putih ada di batas Realm Wonderland ini. Anda membutuhkan tenaga ekstra besok hari!” setelah memberi nasehat, Kiran segera tertidur.Alas jerami kering yang di pintal seperti tikar menjadi tempat tidurnya, sementara selimut bulu angsa, perlengkapan termewah saat ini, mencoba memberikan perlindungan dari dingin malam kepada semua mahluk dari Hutan Ternola. Malam itu, tak seorangpun terganggu dalam tidurnya, meski bunga salju mulai gugur dari langit.Di
Pada malam sebelum kejadian aneh, ketika Kiran dan dua kelompoknya, bersama dengan Zephyr dan pasukan perang dari Hutan Ternola tiba, tempat yang luas ini tampak cocok untuk didirikan tenda darurat. "Kita akan beristirahat hingga pagi menjelang, baru melanjutkan perjalanan menuju Istana Utara!" teriak Zephyr dengan tegas. "Akhirnya beristirahat juga..." anggota-anggota pasukan perang khusus itu merasa lega ketika pemimpin perang, Zephyr, memberikan perintah. Dengan cekatan, tentara perang dari berbagai ras segera mendirikan tenda darurat, sementara yang lainnya menyiapkan makanan, yang semuanya berupa pil, dan menyodorkan air kepada setiap anggota perang. Masing-masing ras memiliki tenaga khusus yang mengatur akomodasi, jumlahnya sepuluh mahluk per ras. Di Hutan Ternola di Realm Wonderland ini, di mana keajaiban terjadi di luar nalar dan akal sehat, makanan seperti yang dikonsumsi oleh mahluk di luar realm bukan lagi prioritas utama. Di setiap ras di dalam Realm ini, mereka memil
Tet – tet – tet…Suara mirip terompet terdengar ketika lima ratus pasukan Silent Owl bersiul seperti nyanyian perang. Suara kepakan sayap ratusan Silent Owl ini dengan sengaja diperdengarkan, menimbulkan suara gema seperti bunyi ribuan capung terbang, membuat gentar perasaan siapapun yang mendengarnya.Menyusul suara derap kaki pasukan Breeze Foxes – rubah pengendali angin tampak membuka jalan dengan berbaris rapi membelah Hutan Ternola. Selanjutnya, memimpin pasukan di belakang dan berjalan di jalanan yang penuh tumpukan salju. Sesekali pasukan Breeze Foxes itu meniup siulan, lalu angin berhembus kencang dan membawa pergi tumpukan salju, sehingga jalanan ke utara menjadi bersih, membuat pasukan di belakang berjalan lancar.Di sisi kiri dan kanan jalanan, tampak ribuan makhluk penghuni Hutan Ternola yang menonton iring-iringan pasukan magical beast – yang tampak seperti parade perang pasukan manusia.Seribu pasukan Spark Sprites – mahluk kecil yang dapat memanggil percikan listrik ber