Home / Fantasi / Warisan Sang Phoenix / Bayangan Labirin

Share

Bayangan Labirin

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2023-08-21 09:33:05

Cahaya matahari pagi hari hangat terasa menyentuh tubuh. Kereta kuda itu berjalan menembus padang rumput tak berbatas, meninggalkan Kota North Zanam yang terlihat jauh dibelakang. Di Batas cakrawala, kota itu tampak kecil dan sepi.

Suara derak roda kereta kuda berlogo Institut Magentum terdengar bergemuruh. Memecah sepi di pagi hari. Ada lima anak remaja, empat laki-laki dan satu perempuan. Mereka duduk di gerbong kereta dalam diam membisu. Tak seorangpun yang bersuara.

Dari kelima remaja itu, remaja pria tampan itu wajahnya terlihat di tekuk. Ia terus cemberut sejak perjalanan itu dimulai.

"Sudahlah Jasper! Tak usah dipikirkan lagi hal semalam itu.

Anggap saja tipuan Juma itu adalah pengalaman baru, yang menjadi pelajaran berharga buatmu, untuk tidak jatuh iba secara sembarangan!" kata Freya, yang mana itu bukannya membuat Jasper terhibur, sebaliknya Jasper melotot seperti ingin melahapnya mentah-mentah.

Buru-buru Freya memalingkan muka,

Hiroshi, yang sejak awal perjalan, ia sangat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Shofiyudin Musthofa
keren... #1
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Warisan Sang Phoenix   Warrior Terakota

    Bunyi derit terdengar, ketika roda gerbong kereta pengangkut itu berhenti mendadak, beradu melawan rel kereta yang usang, sungguh memekakkan telinga.Wush!Kiran terlempar keluar dari gerbong itu Dia melayang, kira-kira enam kaki tingginya. Ia gelagapan, melambung selama tiga kedipan mata. Ia berteriak. Sesudahnya, menukik dan membentur tanah.Aduh! Beruntung di dalam gua itu penuh rumput tebal.Kiran bergulingan. Ia mencoba menyeimbangkan diri. Ia mengevaluasi tubuhnya, dan menemukan tak ada luka yang berarti.Buru-buru Kiran berdiri."Apa itu?"Kiran menatap heran dengan pintu besi, yang di atasnya tertulis huruf besar-besar. "Bayangan Labirin. Masuk dan temui dia, siapapun yang anda ingin temui!Bisa-bisanya di dalam perut bumi, tempat pertambangan seperti ini, tapi ada halaman berumput tebal, juga pintu besi mirip gerbang di kastil para raja.Kiran bertanya-tanya."Apakah ini adalah jebakan?"Lama menimbang-nimbang, karena itu satu-satunya jalan yang ada di depan mata, Kiran pun m

    Last Updated : 2023-08-21
  • Warisan Sang Phoenix   Multi Bakat?

    “Apa yang harus aku lakukan? Mereka adalah makhluk tak bernyawa – golem! Tak mungkin aku menggunakan sihir ilusi untuk mengelabui makhluk tak memiliki arwah seperti ini,” batin Kiran mulai panik.Ia berlari, dengan sengaja berputar-putar di ruangan yang tidak besar itu. Semua hanya untuk menghindari kejaran 3 Warrior Terakota – golem. Untung buat Kiran. Karena badan yang besar terbuat dari batu, gerakan tiga warrior itu terlalu kaku dan tidak gesit!Tapi ketika mereka mengayunkan pedang batu yang besar itu, hati Kiran menciut. Angin sambaran pedang terdengar mencicit, terasa menindas, dan membuat bulu kuduknya meremang.“Aku akan hancur lebur, begitu hantaman pedang itu menimpa ku!” Kiran melompat, berusaha menghindar mengandalkan kelincahan tubuh. Sesekali itu merapalkan mantra sihir, gelombang partikel kejut.Depria Felia!Partikel energi berwarna biru mencuat keluar dari The Tempest, dan menyerang bertubi-tubi tanpa henti. Ini menyebabkan Langkah tiga Warior itu terhenti beberapa s

    Last Updated : 2023-08-22
  • Warisan Sang Phoenix   Wally The Clown

    “Well – well -well!” suara sini terdengar, diiringi derit suara gemuruh. Sosok itu muncul dari balik pintu batu yang tak terduga sama sekali – merupakan ruangan rahasia.Ia bertepuk tangan, berdiri di samping dua sosok lain yang terlihat bengis. Dia seorang pria berpakaian seperti badut. Dan dua figure lain itu adalah dua imp, dengan wajah yang terlihat berangasan.“Wally The Clown!”Kiran dan kawan-kawannya terperanjat.Wally the clown berdiri tegak. Ia memegang segentong besar bubuk mesiu, bahan-bahan peledak yang umum digunakan di dalam pertambangan - guna menghancurkan bebatuan.Kemeja badutnya, itu tak lebih dari sepotong kain perca tua yang penuh lubang dan kotor. Kedua sisinya tampak robek dan aus, membuat sebagian besar kelimannya terbuka. Dia mengenakan topeng badut, yang dilukis kasar dengan senyum lebar. Tak terlihat lucu seperti badut umumnya, justru tampak menyedihkan. Rambut ikal berwarna merah itu, tampak kotor, jarang, dan usang.Celananya juga tidak lebih baik dibandi

    Last Updated : 2023-08-22
  • Warisan Sang Phoenix   Gem Magical Attack Berwarna Biru

    Asap mengepul ketika segentong mesiu itu meledak. Potongan-potongan tubuh lima anak remaja sihir di depan mata, berubah menjadi serpihan daging gosong yang beterbangan. Lalu terhembus angin padang, menimbulkan bau yang tidak sedap.Hahahaha! Wally The Clown bersama dua Imp itu tertawa keras. “Mereka hanya sekelompok anak remaja bodoh, tanpa pengalaman yang mudah ditipu bukan?” salah satu Imp mencemooh.Suasana kini senyap.“Mari kita pergi. Aku kuatir rombongan remaja itu, sempat mengirimkan semacam alat telepati, untuk memanggil penyihir-penyihir besar dari Institut Magentum. Kita akan mati di kepung ahli-ahli itu!”Ketiga figure penjahat itu bergerak cepat. Bayang mereka tampak misterius di antara tiupan angin padang. Tiba-tiba saja, Wally The Clown jatuh tertelungkup, menjerit tanpa sebab. “Tolong! Tolong aku!” suaranya terdengar pilu.Dua Imp itu langsung menjadi panik.“K-kakiku tiba-tiba putus!” jerit Wally di sela-sela raut horor di wajah kotonya. Dalam pandangannya, ia melihat

    Last Updated : 2023-08-23
  • Warisan Sang Phoenix   Mantra The Black Hole

    Kiran saat itu berada di aula arena khusus para anggota klub beladiri. Bersama para peserta turnamen antar sekolah sihir, ia tampak sedang berlatih seni pertempuran sihir, di bawah bimbingan instruktur Zuge.Selama ini tiga peserta utusan Institut Magentum belum pernah sparring diantara mereka.Utusan dari Institut Magentum dala tournament nanti, selain Kiran adalah : Kiyowara. Dia seorang anak laki-laki berusia tiga belas tahun. Kiyowara saat ini duduk di kelas dua Institut, dengan level sihir di Pesona tingkat satu. Keahlian Kiyowara ini adalah ahli bermain pedang, merangkap seorang Pyromancer.Sedangkan Marmora, ia adalah remaja pria lainnya yang berusia tiga belas tahun, siswa kelas dua sama seperti Kiyowara tadi. Tingkat kemampuan sihirnya adalah ahli Pesona level satu, spesialisasi serangan menggunakan air atau Hydromancer. Marmora juga menggunakan pedang sihir sebagai senjata saat bertempur.Lama mengamati tiga calon utusan institute, Master Zuge tampaknya kurang puas dengan ke

    Last Updated : 2023-08-24
  • Warisan Sang Phoenix   Peserta Turnamen Antar Sekolah Sihir - I

    “Anak itu berhasil menguasai mantra The Black Hole?” desis Master Zuge tak percaya.Master Zuge sampai menggelengkan kepalanya. Mau dibilang tak percaya, namun kenyataan di depan mata. Ia melihat dengan jelas ketika Kiyowara terseret arus – pusaran hitam yang makin hari makin melilitnya.“Tolong! Dia akan membunuhku!” lolongan itu kini berubah menjadi nada putus asa.Kala itu semua melihat Kiyowara yang makin berontak dan meronta-ronta, ingin menghindari hisapan black hole – efek Leech itu, tapi ia semakin dalam terjerat mendekati titik pusaran lubang hitam itu. Makin lama semakin dekat. Tak ada yang dapat menerka. Apa yang terjadi seandainya Kiyowara terhisap dan betul-betul terperangkap di titik tengah Black Hole!“Master Zuge, cepat lakukan sesuatu, atau Kiyowara itu akan mati!” desis Galen Ketua Klub petarung.Tapi Master Zuge tidak bergeming. “Biarkan saja. Aku ingin melihat sebentar. Seberapa besar efek dan kekuatan sedotan lintah yang dihasilkan anak itu!” balas Master Zuge ac

    Last Updated : 2023-08-24
  • Warisan Sang Phoenix   Peserta Turnamen Antar Sekolah Sihir - II

    Kapal roh yang ditumpangi murid-murid Academy Immortal Of Witchcraft berhenti di atas alun-alun, kapal itu tampak seperti Roc – monster rajawali raksasa. Bayangannya jatuh ketanah, menutup matahari sehingga membuat gentar siapapun yang menatap langit sana.“Ini adalah kapal terbesar yang pernah aku lihat!” kata Lila.“Bahkan besarnya kapal roh ini hampir menyerupai Skyfin - kereta yang membawa kami dari Begonia city!” desis Chen penuh kekaguman.Ketika anak-anak itu tampak mengagumi kapal roh yang ditumpangi siswa Immortal Academi – Huyuan, sekonyong-konyong pertunjukan mulai didemonstrasikan siswa-siswi akademi itu.Kiran dan semua kawan-kawannya melongo, tatkala kuda bersayap itu melayang terbang dari badan kapal. Ada kira-kira lima kuda bersayap.“Unicorn!” suara desisan terkejut keluar dari bibir semua orang.Kuda-kuda bersayap itu memang tampak seperti Unicorn. Mereka memiliki bulu seputih salju, dengan surai yang menjuntai, berkibar-kibar diterpa angin. Sayap unicorn itu sangat

    Last Updated : 2023-08-25
  • Warisan Sang Phoenix   Akademi Sihir Golden Arrow

    Semua perhatian seketika tersedot kepada Master Zuge yang dengan lembut menyambut Guru Fey Bernama Gerania itu. Tak ada yang berani bersuara, semua terpukau menyaksikan kejadian menarik itu.Yang perempuan berwajah cantik, sementara yang pria adalah seorang yang gagah, juga guru ilmu pertempuran di Institut Magentum, siapa yang berani mencela sikap romantis yang dipertontonkan dua orang itu?“Mereka adalah pasangan yang serasi bukan?” bisik-bisik terdengar dari arah pengunjung setelah dua ahli sihir itu menghilang di ujung barisan menuju moda transportasi yang disediakan panitia. Piha Institut Magentum menyediakan kendaraan kereta yang ditarik dua kuda bersurai panjang dan membawa tamu-tamu ke Institut Magentum.Hari beranjak sore, ketika matahari terik mulai mengendurkan panasnya, tapi Cahaya itu masih tampak terang menyinari alun-alun kota. Penonton masih saja betah, mereka dengan sabar menanti, untuk melihat-lihat keramaian walaupun hampir semua peserta Sekolah Sihir, hampir semuan

    Last Updated : 2023-08-25

Latest chapter

  • Warisan Sang Phoenix   Finale.

    Pagi yang dingin di Hutan Cemara, ketika angin berdesir membawa bunga salju yang jatuh ke permukaan tanah, menutup semua bekas pertempuran semalam. Kini, yang terlihat hanyalah pemandangan putih dan kelabu sejauh mata memandang.Kiran berjalan berkeliling di perkemahan, ditemani oleh Roneko. Sepanjang perjalanan, ia tak henti-hentinya bertanya dan meminta Roneko, sang Kyuubi, menceritakan kejadian semalam."Roneko, ceritakan sekali lagi. Apakah Anda yakin bahwa sosok Phoenix api itu adalah manifestasi dari perbuatan sihir tingkat tinggi, yang aku rapalkan?" Kiran tetap tidak percaya.Dengan senyuman menyeringai, wajah putus asa, karena tuannya selalu tidak percaya dengan perkataannya, Roneko menegaskan. "Tuanku Kiran, bukankah anda sendiri sudah mendengar, bahkan Zephyr sudah bersaksi bahwa anda memiliki sihir yang tidak terduga – sihir Phoenix emas. Jadi, untuk apa bertanya berulang kali?"Masih dengan wajah polos dan tidak percaya, Kiran menyahuti, "Masalahnya, aku hanya melakukan r

  • Warisan Sang Phoenix   Akhir Pertarungan Maha Sihir.

    Beruntung, ketika Zephyr mendekati Roneko yang terbaring di tumpukan salju, ia terlihat masih bernafas, meskipun dalam keadaan tidak sadarkan diri. Beberapa pasukan dari Hutan Ternola, seperti puluhan Silent Owl – burung hantu kerdil, datang membantu.Roneko ini dibawa kembali ke tempat para penghuni Ternola dalam keadaan tidak sadarkan diri, diangkut oleh sekitar lima puluh Silent Owl.Sesuai dengan julukan mereka ‘SILENT’, setiap gerakan sayap puluhan burung hantu itu tidak meninggalkan bunyi atau suara sama sekali. Zephyr berjaga-jaga, mengikuti puluhan Silent Owl dan Roneko, agar tidak terjadi serangan balas dendam dari pihak Nymph, yang pemimpinnya baru saja dimusnahkan oleh Roneko.---Di cakrawala, pertempuran antara Phoenix Emas dan sosok Raksasa Es Ymir mencapai puncaknya.Suara deru gelombang es yang dihasilkan oleh sihir Ymir terdengar menggema, ketika dia melepaskan ribuan hujan kristal es ke arah Phoenix Emas.*WUSH!*Sekali lagi, api berwarna emas keluar dari mulut Phoen

  • Warisan Sang Phoenix   Tragedi di Cakrawala.

    Beberapa menit sebelum Elang bermata perak itu pergi, setelah dia menerima perintah dari Pemimpin Kaum Nymph, Roneko Sang Kyuubi memperhatikan semua kejadian antara si mata perak dengan Kaum Nymph.Saat semua pihak terpaku pada kejadian pertempuran di cakrawala, itulah pertarungan antara Raksasa Es - Ymir melawan Siluet Phoenix Emas, pada yang bersamaan pemimpin Nymph mencoba mencari kesempatan. Diam-diam dia memanggil Elang mata perak untuk mengabarkan keadaan genting mereka, pada penguasa di Istana Es.Siapa menyangka. Dari pihak Hutan Ternola sendiri, Roneko memperhatikan semua kejadian yang terjadi dengan penuh kewaspadaan.Ketika melihat sinar berwarna kelabu berkelebat dari kelompok Nymph, terabang cepat ke arah cakrawala, pada saat itulah sosoknya yang mengenakan gaun berwarna merah ikut berkelebat, mengejar Elang Mata Perak.Sebaliknya di pihak Nymph, detik genting seperti itu tidak terlewatkan dari pandangan Pemimpin Nymph.Dengan mata menyala, mulut yang terbuka lebar, dia b

  • Warisan Sang Phoenix   Saga Keajaiban di Hutan Cemara.

    Angin bertiup kencang pada malam yang dingin. Realm Wonderland dilanda hawa dingin membeku, atmosfer di satu tempat, dekat Hutan Cemara, penuh dengan aura menakutkan.Pada saat semua pihak dari Hutan Ternola merasa aman dalam lindungan perisai cermin ajaib, tiba-tiba suara teriakan panik terdengar.“Lihat! Cermin sihir akan retak!”Seketika keadaan menjadi kacau.Semua makhluk di balik perlindungan sihir 100 Twilight Turtles menjadi panik.“Seseorang harus mengambil tindakan! Jika tidak, kita semua akan tewas!”“Oh, masih adakah kekuatan sihir yang dapat mengalahkan makhluk terkutuk itu?”Suara hantaman tinju Ymir terdengar bertalu-talu, diiringi gemerincing retakan cermin sihir membuat semua panik.Pada saat mereka meraung dalam ketakutan, tiba-tiba ada satu sosok tubuh melesat terbang ke arah cermin kristal yang retakannya semakin besar… bahkan mungkin sebentar lagi akan pecah.“Siapa itu?”“Darimana datangnya sosok makhluk berwarna emas itu?”“Cahaya tubuhnya sangat menyilaukan!”S

  • Warisan Sang Phoenix   Ymir.

    TRING TRING TRINGSuara dawai harpa berdenting lembut ketika jemari Pemimpin Nympha memainkan nada-nada yang aneh. Para Nymph yang tersisa tampak khusyuk, menggumam dalam nada yang tidak jelas, seolah-olah bernyanyi dengan lirik dan nada yang sangat rendah. Bulu kuduk semua orang meremang.“Sihir terkutuk!”“Mereka memanggil makhluk gaib!”Ketakutan merayap di antara penghuni Hutan Ternola.Pada saat itu, langit di cakrawala seketika berubah menjadi gelap. Awan hitam bergulung-gulung, menghalangi cahaya rembulan dan sinar bintang jatuh ke permukaan tanah.Tiba-tiba, udara menjadi lebih dingin. Air yang menggenang tampak membeku, ketika aura dingin merayap, memenuhi atmosfer di tepian hutan cemara itu.Suara langkah kaki terdengar dari kejauhan, bunyinya sangat jeras membuat tanah bergetar, sepihan salju tersisa, dan percikan air seketika runtuh ke tanah.Tap – tap – tap!Dari arah utara, semua makhluk menyaksikan dengan mulut ternganga.“Ymir!”“Raksasa Es!”Ymir adalah raksasa dari e

  • Warisan Sang Phoenix   Sihir Api Emas dan Teror Awan Hitam.

    Pada saat itu, api berwarna merah keemasan yang muncul dari tubuh Kiran, bukanlah api yang terlihat seperti api biasa, api yang mampu dikobarkan oleh Merak Api, meski berusia lima ratus tahun sekalipun.Ini adalah api yang aneh, api keabadian yang jarang dilihat oleh mahluk lain. Api berwarna seperti emas.Roneko, sosok Kyuubi penguasa chakra api, tentu saja yang paling dahulu sadar akan hal ini. Dia berada paling dekat dengan Kiran tatkala cahaya keabadian, dengan hawa panas yang aneh, menyeruak dari tubuh Kiran.“Tuan. Ini adalah api abadi. Bukan api yang dapat dikeluarkan oleh mahluk kontrak sejenis Merak api sekalipun…” kata Roneko tidak percaya.Dalam pandangan Kyuubi itu, mahluk yang muncul dari jiwa Kiran, itu sama sekali bukan Merak api.Meskipun itu masih sejenis burung, tapi Roneko berani memastikan, “Itu sama sekali bukan Merak. Itu Burung yang aneh. Sayangnya wujud itu seperti terkurung dengan selubung sihir, yang membuatnya terlihat sangat misterius,” batin Roneko.Pada s

  • Warisan Sang Phoenix   Chaos.

    Malam itu, ketika hawa dingin merayap dengan kelopak es turun dari langit, Diolos si Pegasus tiba-tiba merasa sangat mengantuk.Dia membatin penuh rasa penasaran. "Tidak biasanya aku mengantuk sejak awal malam," pikir Diolos. Dia meringkik dan bertanya pada Kiran, yang tampaknya juga terpengaruh kantuk, sibuk merentangkan alas tidur di bawah pohon cemara, langit malam menjadi atapnya.Merasa terganggu dengan suara Diolos yang seperti merengek, Kiran menegur Pegasus itu. “Tidurlah, Diolos. Perjalanan kita masih panjang. Istana Es penyihir Putih ada di batas Realm Wonderland ini. Anda membutuhkan tenaga ekstra besok hari!” setelah memberi nasehat, Kiran segera tertidur.Alas jerami kering yang di pintal seperti tikar menjadi tempat tidurnya, sementara selimut bulu angsa, perlengkapan termewah saat ini, mencoba memberikan perlindungan dari dingin malam kepada semua mahluk dari Hutan Ternola. Malam itu, tak seorangpun terganggu dalam tidurnya, meski bunga salju mulai gugur dari langit.Di

  • Warisan Sang Phoenix   Pasukan Nymph Mutant.

    Pada malam sebelum kejadian aneh, ketika Kiran dan dua kelompoknya, bersama dengan Zephyr dan pasukan perang dari Hutan Ternola tiba, tempat yang luas ini tampak cocok untuk didirikan tenda darurat. "Kita akan beristirahat hingga pagi menjelang, baru melanjutkan perjalanan menuju Istana Utara!" teriak Zephyr dengan tegas. "Akhirnya beristirahat juga..." anggota-anggota pasukan perang khusus itu merasa lega ketika pemimpin perang, Zephyr, memberikan perintah. Dengan cekatan, tentara perang dari berbagai ras segera mendirikan tenda darurat, sementara yang lainnya menyiapkan makanan, yang semuanya berupa pil, dan menyodorkan air kepada setiap anggota perang. Masing-masing ras memiliki tenaga khusus yang mengatur akomodasi, jumlahnya sepuluh mahluk per ras. Di Hutan Ternola di Realm Wonderland ini, di mana keajaiban terjadi di luar nalar dan akal sehat, makanan seperti yang dikonsumsi oleh mahluk di luar realm bukan lagi prioritas utama. Di setiap ras di dalam Realm ini, mereka memil

  • Warisan Sang Phoenix   Misteri Mata Perak.

    Tet – tet – tet…Suara mirip terompet terdengar ketika lima ratus pasukan Silent Owl bersiul seperti nyanyian perang. Suara kepakan sayap ratusan Silent Owl ini dengan sengaja diperdengarkan, menimbulkan suara gema seperti bunyi ribuan capung terbang, membuat gentar perasaan siapapun yang mendengarnya.Menyusul suara derap kaki pasukan Breeze Foxes – rubah pengendali angin tampak membuka jalan dengan berbaris rapi membelah Hutan Ternola. Selanjutnya, memimpin pasukan di belakang dan berjalan di jalanan yang penuh tumpukan salju. Sesekali pasukan Breeze Foxes itu meniup siulan, lalu angin berhembus kencang dan membawa pergi tumpukan salju, sehingga jalanan ke utara menjadi bersih, membuat pasukan di belakang berjalan lancar.Di sisi kiri dan kanan jalanan, tampak ribuan makhluk penghuni Hutan Ternola yang menonton iring-iringan pasukan magical beast – yang tampak seperti parade perang pasukan manusia.Seribu pasukan Spark Sprites – mahluk kecil yang dapat memanggil percikan listrik ber

DMCA.com Protection Status