Share

Tantangan?

Penulis: Jimmy Chuu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 17:44:03

Sejak hari itu, nama Hunter Guo menjadi perbincangan di seluruh lantai dua Makam Pedang.

Kehebohan ini bukan hanya disebabkan oleh kedatangannya yang dramatis—yang hampir sendirian menghabisi Boss Dunia—tetapi juga karena kelompok Rong Guo yang mampu menyelesaikan dua dungeon dalam satu hari.

Ini merupakan prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan langsung menggemparkan para pemburu.

Percakapan ini dengan cepat menyebar di kalangan para hunter yang masih berada di area Makam Pedang.

“Hei, apakah kamu sudah mendengar tentang seorang hunter baru yang bernama Hunter Guo?” tanya salah seorang hunter dengan penuh rasa ingin tahu.

“Belum. Siapa dia?” jawab temannya, penasaran.

“Astaga, kamu tidak tahu tentang Hunter Guo? Ke mana saja kamu saat acara berburu Boss Dunia kemarin?” tanya hunter itu lagi, seolah tidak percaya.

“Aku sedang sakit, jadi tidak bisa hadir. Apa yang terjadi?” jawab hunter yang lain dengan nada menyesal.

“Begini, aku akan menjelaskan sedikit. Hunter Guo ini bar
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin mantap
goodnovel comment avatar
Adhitya arbi
5 bab dong min
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Warisan Artefak Kuno   Arena Makam Pedang.

    “Yizhan, mengapa wajahmu tampak muram setelah membaca tantangan itu?” tanya Ayong dengan raut penasaran, matanya memperhatikan perubahan ekspresi gadis itu yang tampak terguncang.“Aku...” Yizhan terdiam, suaranya tertahan, seolah ada sesuatu yang berat menghimpit hatinya.“ Apakah dia gadis yang pernah kamu ceritakan? Gadis yang menjadi mimpi burukmu di masa lalu? Jika memang begitu, ini adalah kesempatan untuk membuktikan siapa dirimu sekarang! Ayo, kita tinggal sebentar di lantai Makam Pedang dan menyaksikan pertarungan yang menarik!”Ayong berbicara dengan semangat, sama sekali tidak menyadari perubahan ekspresi Yizhan. Namun, sebelum ia melanjutkan, sebuah ketukan mendarat di kepalanya.“Diam kau,” ujar Rong Guo dengan nada rendah tetapi penuh otoritas. “Tidakkah kau lihat Yizhan tampak terpukul? Jelas sekali dia memiliki trauma setelah membaca nama si penantang di arena.”Ayong langsung terdiam, menyadari bahwa ucapannya sudah melampaui batas. Ia melirik Yizhan, yang kini mengge

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Warisan Artefak Kuno   Perisai Pengorbanan.

    Suasana Arena Makam Pedang memuncak dengan riuh dan gegap gempita.Nama yang terus-menerus menggema dari kerumunan hanyalah satu: “Liang Jian!”“Hidup Liang Jian!”“Hajar gadis kurus dan lemah itu!”“Kejar dia, dia tak bisa bertarung dalam jarak dekat!”Dukungan penonton terasa sepihak. Tak ada sorakan untuk Yizhan, tak ada suara yang memanggil namanya. Semua seolah sepakat bahwa Yizhan hanyalah pelengkap cerita dalam pertarungan ini.Alasan di balik itu cukup jelas. Liang Jian adalah hunter terkemuka dari Organisasi Rajawali Iblis, sebuah sekte ternama yang mendominasi banyak arena. Sebaliknya, Yizhan dianggap bukan siapa-siapa.Di mata orang-orang, dia hanyalah gadis muda yang beruntung terhubung dengan Rong Guo, seorang hunter legendaris. Keterampilannya dianggap biasa, jauh dari level yang pantas untuk melawan Liang Jian.Sentimen itu diperburuk oleh taruhan besar di rumah judi.Sebagian besar penonton sudah memasang uang mereka untuk kemenangan Liang Jian. Mereka ingin memastikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Warisan Artefak Kuno   Kemenangan Mutlak.

    Namun, Liang Jian tidak punya waktu untuk berpikir lebih banyak. Suasana yang semula mencekam tiba-tiba menjadi sunyi, seperti angin malam yang menelan setiap suara, lalu pecah oleh sosok naga yang muncul dalam bentuk kabut putih.Kabut itu bergulung-gulung, mengarah padanya dengan kecepatan yang menakutkan, membawa aura kematian yang begitu kuat sehingga seolah menyelimuti segala sesuatu di sekitarnya.Meskipun rasa takut meliputi dirinya, Liang Jian tidak kehilangan akal.Di dalam hati, ia terus merendahkan Yizhan. "Gadis bodoh ini tak mungkin menguasai teknik telapak peringkat tinggi. Apa itu, Telapak Cakar Naga Teratai Perak?" batinnya penuh rasa penghinaan.Dengan gaya anggun, ia menggoreskan pedangnya di udara, membentuk layar pedang, berusaha menghadang gulungan kabut yang menderu ke arahnya.“Kita akan buktikan siapa yang lebih unggul dalam kekuatan energi Qi,” dengus Liang Jian, percaya diri bahwa kemenangan sudah hampir pasti berada di tangannya.Namun, saat pedangnya beradu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Warisan Artefak Kuno   Dua Assasin.

    The Jackal dan Tha Sparrow adalah dua pembunuh legendaris yang dikenal luas di dunia bawah tanah Hundun Yaosai. Keduanya memiliki tingkat keberhasilan seratus persen dalam menyelesaikan setiap misi pembunuhan, tanpa satu pun kegagalan. Nama mereka terukir harum sebagai simbol kematian yang tak terkalahkan.Namun, siapa yang bisa menduga bahwa di balik dua nama besar ini, tersembunyi pasangan suami istri yang terlihat biasa saja? Keduanya sudah berusia paruh baya, tampak lemah, dan memiliki profesi sebagai pemilik Kedai Teh Bunga Osmanthus yang sederhana di lantai tiga Kota Bayangan.Kota Bayangan, atau lantai tiga Hundun Yaosai, mendapat nama tersebut karena jalanannya dipenuhi cermin-cermin besar di sisi kiri dan kanannya. Cermin-cermin ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga sering mengecoh siapa saja yang baru pertama kali datang, menciptakan ilusi seakan-akan kota ini lebih luas dari kenyataannya.Saat senja tiba, dengan langit palsu Kota Bayangan yang berwarna merah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Warisan Artefak Kuno   Akhir Dua Legenda Assasin.

    Ketika ucapan selamat datang terdengar seperti suara robot yang dingin dan tak bernyawa, kewaspadaan Rong Guo melonjak ke titik tertinggi. Nalurinya yang terlatih menangkap ancaman yang tersembunyi di balik suasana tampak biasa.“Aku sudah pernah menghadapi kejutan serupa saat memasuki Makam Pedang di lantai dua. Tak mungkin aku terpedaya oleh trik yang sama, apalagi oleh serangan mematikan yang berniat mencabut nyawa kami,” pikir Rong Guo dalam hati.Kata-kata itu terukir dalam benaknya, mengingatkannya untuk tetap waspada.Saat bayangan sosok-sosok mulai tampak di pintu portal, angin tipis berkesiuran di sekelilingnya. Rong Guo segera mengenali suara khas: suara belati yang memotong udara dengan presisi. Kali ini, serangan dilakukan dengan perhitungan yang lebih tajam, tak lagi setengah hati.“Ingin menyerang kami diam-diam? Jangan bermimpi!” Rong Guo berseru dengan nada mengejek, matanya tajam mencari sumber serangan yang masih tak kasat mata.Yizhan dan Ayong saling pandang, bingu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Warisan Artefak Kuno   Bangsawan Kipas Merak.

    Gerai Dewa Arca adalah satu-satunya lembaga lelang di Kota Bayangan, lantai ketiga dari Hundun Yaosai, dengan reputasi terbaik di seluruh dimensi ini.Di dalam bangunan empat lantai yang kokoh, lembaga ini menjadi titik berkumpul bagi para Hunter—mereka yang berani menjelajah dungeon berbahaya atau menghadapi boss dunia yang mematikan.Gerai Dewa Arca selalu dipenuhi keramaian, dan transaksi berlangsung dinamis. Para Hunter datang untuk menjual hasil perburuan—barang-barang langka yang hanya bisa diperoleh melalui risiko besar: item dari dungeon berbahaya atau artefak yang didapat setelah mengalahkan monster atau boss dunia.Sebagian besar juga datang untuk membeli pil penyembuh, artefak, atau salinan keterampilan bela diri yang sangat berharga. Semua yang dibutuhkan seorang Hunter dapat ditemukan di sini—barang-barang hasil keberanian luar biasa.Berbeda dengan dunia luar yang masih menggunakan emas atau perak sebagai alat tukar, di Gerai Dewa Arca, alat tukar resmi adalah manna biru

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Warisan Artefak Kuno   Mahluk Kontrak Peringkat Divine.

    “Apa-apaan ini? Mengapa kau mendorong temanku?” Ayong, yang mudah tersulut emosi, meluapkan kekesalannya tanpa ragu.Namun, Yizhan, yang lebih suka menghindari konfrontasi, segera menarik tangan Ayong, berusaha menenangkan suasana. “Ayong, jangan diladeni. Kita tetap bisa masuk tanpa harus terburu-buru,” ujarnya sambil menarik napas panjang.“Tapi dia kasar! Tidak tahu sopan santun sama sekali. Seharusnya dia antri dan menghormati orang lain!” teriak Ayong, semakin kesal.Sementara itu, pria yang disebut Bangsawan Jue Yang Tao hanya mengangkat hidungnya tinggi-tinggi, seolah tidak peduli. Ia bahkan mulai mengipas-ngipas dirinya dengan kipas bermotif merak yang dipeluk erat di tangannya, berbicara dengan suara pelan, seolah hanya untuk dirinya sendiri.“Mengapa suara lalat berdengung di sini? Apakah Gerai Dewa Arca tidak membersihkan ruangan dengan baik sehingga lalat bisa masuk?” ujarnya dengan nada merendahkan.Ia bahkan menyemprotkan minyak wangi ke udara secara dramatis, seakan uda

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Warisan Artefak Kuno   Tikus Berwarna Ungu.

    Semua mata terbelalak. Wajah para peserta lelang tampak kaku, mata membesar dan mulut terbuka lebar. Napas yang keluar dari mulut mereka membentuk huruf ‘o’, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja mereka saksikan.Keheningan melanda ruangan, hanya suara napas terengah-engah yang terdengar.Lima tarikan napas berlalu, namun tak ada seorang pun yang berbicara. Semua terfokus pada makhluk di depan podium, makhluk spiritual kontrak yang begitu mengejutkan.Hingga akhirnya, seseorang dari kerumunan tidak dapat menahan diri dan bersuara, memecah keheningan yang menekan.“Kenapa bentuknya begitu jelek?” serunya, nada penuh keheranan.Seketika, kerumunan yang tadi terdiam mulai berbicara. Suara sindiran pun bermunculan.“Apakah itu tikus? Mana ada makhluk spiritual peringkat Divine yang bentuknya seperti itu?” tambah seseorang, mengejek.Cemoohan bertambah deras.Dalam sekejap, ekspresi kekaguman yang tadinya mengisi ruangan berubah menjadi tatapan jijik dan suara ejekan yang tak terhin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17

Bab terbaru

  • Warisan Artefak Kuno   EPILOG.

    Tiga bulan telah berlalu sejak peristiwa besar yang mengguncang dunia persilatan. Di Puncak Wudang, keramaian tak biasa memenuhi setiap sudut.“Pemimpin Sekte Wudang akan menikah!” teriak seseorang di kerumunan dengan semangat.“Mari kita saksikan! Ini peristiwa yang jarang terjadi!” sahut yang lain, ikut terbawa antusias.“Pemimpin Rong akan menikahi Penatua Xiao, sahabat semasa kecilnya!”Kabar ini telah menyebar ke seluruh penjuru negeri, membuat semua orang berbondong-bondong datang, meskipun tanpa undangan.Setelah kemenangan besar melawan Kekaisaran Matahari Emas, reputasi Sekte Wudang berada di puncaknya. Dipimpin oleh Rong Guo, seorang Abadi, Sekte ini kini menjadi pusat dunia persilatan.Pagi itu, Puncak Wudang terasa hidup. Murid-murid sibuk mempersiapkan segala sesuatu dengan teliti, sementara tokoh-tokoh dari dunia persilatan turut hadir untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Para pemimpin sekte aliran putih, datuk sekte sesat, dan praktisi independen berkumpul, meningga

  • Warisan Artefak Kuno   Sosok Dibalik Topeng.

    Peristiwa pertarungan itu menyisakan kepedihan yang mendalam. Bau darah masih memenuhi udara, bercampur dengan aroma tanah basah yang terhantam ledakan energi.Langit di atas Puncak Gunung Wudang kini mulai cerah, namun suasana di bawahnya tetap mencekam.Sosok Khaganate dari Benua Podura terbaring diam di atas tanah yang hancur.Armornya yang hitam pekat kini penuh retakan, memancarkan kilau redup seperti batu obsidian yang kehilangan cahayanya.Tubuhnya yang sebelumnya memancarkan aura menakutkan kini terlihat rapuh, seperti sisa abu dari api besar yang telah padam.Dalam sekejap mata, Rong Guo melesat, gerakannya begitu cepat hingga hanya meninggalkan bayangan samar di udara.Ketika orang-orang mengedipkan mata, ia sudah berdiri di sisi jasad Khagan, seperti bayangan yang muncul dari kehampaan.Semua ahli di puncak Wudang segera berkerumun, namun tidak ada yang berani terlalu dekat.Mereka berhenti beberapa langkah di belakang Rong Guo, mata mereka penuh dengan rasa ingin tahu berc

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part II.

    Getaran ledakan meruntuhkan tebing-tebing di kejauhan, sementara retakan-retakan dalam menjalar liar di tanah, melahap apa saja yang dilewatinya.“Langit akan runtuh! Kita semua akan mati!” teriak seorang pria tua, tubuhnya gemetar ketakutan.“Lari! Jangan lihat ke atas!” jerit seorang ibu sambil menarik anaknya yang menangis, wajahnya penuh kecemasan.Penduduk berlarian kacau, beberapa terjatuh akibat guncangan, sementara yang lain terus mencari tempat berlindung.Percikan energi dari ledakan di langit jatuh seperti hujan meteor, membakar apa saja yang disentuhnya.Di langit, tubuh kedua Abadi itu terlempar jauh ke belakang akibat dampak besar serangan mereka. Rong Guo tersungkur ke tanah, tubuhnya memar dan dipenuhi luka.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya, tubuhnya bergetar karena energi yang hampir habis.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya. Tubuhnya tampak melemah, tetapi auranya tetap menguasai langit. Ia melayang dengan stabil di u

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part I.

    Langit tampak seperti tercabik-cabik, retakannya menjalar seperti guratan api yang membakar langit malam.Setiap lapisan atmosfer bergetar hebat, seolah tak mampu lagi menahan kekuatan dahsyat dari dua ahli peringkat Abadi yang bertarung di cakrawala.Matahari memerah, cahayanya memudar seperti nyala lilin yang hampir padam.Dunia seolah berubah menjadi tua.Udara dipenuhi energi gelap dan terang yang saling bertabrakan, menciptakan ledakan menggema yang membuat tanah retak dan sungai meluap.Dua sosok raksasa, perwujudan energi mereka, melesat berpindah-pindah. Ke Utara, Selatan, Barat, dan Timur, setiap langkah mereka mengguncang bumi dan menghancurkan gunung.Bayangan mereka memanjang di atas tanah, menebar teror yang membuat semua makhluk di bawah langit merasa kecil dan tak berdaya.Di seluruh penjuru Benua Longhai, penduduk keluar dari rumah mereka.Wajah-wajah pucat pasi mendongak ke langit, menatap pemandangan apokaliptik yang terjadi di atas mereka.Napas mereka tertahan, dad

  • Warisan Artefak Kuno   Awal Kejadian.

    Secara alami, pertarungan antara dua Abadi di cakrawala adalah sesuatu yang sangat luar biasa.Pertarungan yang terjadi antara Rong Guo dan Khagan dari Benua Podura mengguncang cakrawala. Kedua sosok abadi itu bertarung dengan kekuatan luar biasa, memecah langit dan menggoncangkan bumi di sekitar mereka.Kedatangan Rong Guo yang terlambat membuatnya terkejut, melihat apa yang terjadi di puncak Gunung Wudang.“Terlambat! Kita terlambat,” tangis Biarawati Fear tak tertahankan.Ia merunduk di tanah puncak gunung, sambil menangisi satu demi satu jenazah murid-murid dari Sekte Gurun Gobi yang tergeletak kaku.Sementara Rong Guo hanya diam.Meski emosinya bergejolak, namun dengan tingkat kultivasi yang telah mencapai puncak dunia, yaitu Yongheng—atau abadi—dia tidak mudah hanyut dalam perasaan sedih yang mendalam.Sambil memindai dengan energi spiritualnya yang tajam, Rong Guo menemukan jejak aura ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas yang menyebar di Puncak Terlarang.Sedetik sorot mata

  • Warisan Artefak Kuno   Keajaiban di Cakrawala.

    "Apa yang terjadi?" suara seseorang bergetar memecah keheningan."Siapa yang melakukan ini? Siapa yang menghabisi semua tentara Matahari Emas?"Tidak ada yang mampu menjawab. Keheningan kembali menyelimuti, berat dan penuh tanda tanya.Zhang Long Yin memandang pemandangan itu dengan dahi berkerut tajam. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, tapi pikirannya dipenuhi kebingungan. Siapa yang memiliki kekuatan sebesar ini, yang mampu menyingkirkan ribuan tentara dalam sekejap?Xiao Ning menggigit bibir, emosinya bercampur aduk.Keajaiban ini mungkin telah menyelamatkan mereka, tetapi muncul pertanyaan besar: keajaiban macam apa yang terjadi di Puncak Terlarang malam tadi?>>> Di langit...Dua sosok bertarung dalam bentuk yang melampaui nalar manusia.Pemuda berbaju putih longgar berdiri di udara dengan ketenangan yang menusuk, seperti puncak gunung es yang tersembunyi.Senjata di tangannya adalah sebuah payung istimewa yang memancarkan aura magis. Angin berputar di sekelilingny

  • Warisan Artefak Kuno   Fenomena Aneh.

    Malam yang panjang berlalu dengan cepat.Di dalam array Puncak Terlarang, semua orang terdiam, menutup mata, berusaha mengabaikan hiruk pikuk di luar. Ada yang tenggelam dalam meditasi, ada pula yang sibuk mencoba menyembuhkan luka dengan sisa obat seadanya.Kesibukan itu membuat tak seorang pun memperhatikan keanehan yang muncul di luar.Di langit yang kelam, sebuah kilat tiba-tiba menyala, hanya sekejap. Namun, efeknya sungguh menggetarkan.Saat kilat itu lenyap, ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas tergeletak, saling bertumpuk di atas tanah Puncak Terlarang.Tubuh-tubuh mereka tidak bergerak tak bernyawa, nyaris menyatu dengan ribuan jasad yang sudah lebih dulu menjadi korban perang.Tak lama kemudian, matahari mulai bersinar lembut.Cahayanya menyelinap melalui celah array, menyentuh permukaan tanah yang dingin dengan kehangatan samar.Zhang Long Yin, pemimpin Sekte Wudang, membuka mata perlahan setelah semalaman bermeditasi untuk memulihkan energi Qi-nya.Di dekatnya, Xiao Nin

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Kedua.

    Jauh sebelum perang ini pecah, dalam sebuah diskusi, Zhang Long Yin pernah mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki tempat persembunyian, jika keadaan mendesak.“Aku akan bersiul sebagai kode, dan semua orang harus segera bergegas menuju Puncak Terlarang Sekte Wudang. Di sana, kita akan aman!” ujarnya dengan tegas, suaranya penuh keyakinan.Namun, siapa yang bisa membayangkan bahwa saat ini, kata-katanya akan menjadi kenyataan yang mengerikan?“Array dan formasi sihir di Puncak Terlarang sangat kuat. Tidak ada yang bisa menembusnya jika kita berlindung di sana!” jelas Zhang Long Yin lebih lanjut, seperti mengingatkan dirinya sendiri bahwa satu-satunya harapan adalah puncak terlarang itu.Para pemimpin sekte, bersama datuk-datuk dunia persilatan, bahkan telah melakukan simulasi tentang cara evakuasi ke Puncak Terlarang jika keadaan semakin genting.Namun, mereka tidak menyangka bahwa hari itu akan datang dengan begitu cepat.“Tapi semoga ini tak terjadi. Kita akan berperang mati-matia

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Pertama.

    Di belakang Sekte Wudang, terdapat satu puncak yang belum pernah tersentuh oleh siapapun. Puncak itu dikenal sebagai "Puncak Terlarang", dan hanya pemimpin sekte yang diperbolehkan menginjakkan kaki di sana.Desas-desus beredar bahwa di puncak daerah terlarang tersebut terdapat sebuah jurang yang sangat dalam, yang disebut-sebut sebagai neraka dunia.Jurang itu mendapat juluka "Neraka Dunia" karena di sanalah para praktisi Sekte Wudang yang sesat dan melanggar aturan golongan putih dibuang.Tempat itu menyimpan penderitaan yang tak terbayangkan, dan tak seorang pun yang pernah kembali untuk menceritakan kisahnya.Pagi mulai menjelang, cahaya matahari menyemburat lembut di ufuk timur, namun pertempuran yang berkecamuk tak juga mereda.Di atas Puncak Sekte Wudang, bukanlah pemandangan yang biasanya terlihat—sekarang lebih tepat disebut puncak pemakaman daripada puncak sekte dari dunia persilatan aliran putih. Lantaran darah yang berceceran, dan tubuh yang berserakan, udara terasa begit

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status