Home / Fantasi / Warisan Artefak Kuno / Ritual Pemanggilan Roh.

Share

Ritual Pemanggilan Roh.

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2024-11-25 18:55:41

Waktu terasa sangat lambat, seperti kura-kura yang menyusuri jalan panjang tanpa akhir. Rong Guo tetap waspada saat melewati lorong ruang dan waktu dalam portal antardimensi. Tubuhnya terlihat melayang seolah terbang cepat, tetapi pikirannya tetap jernih. Di tangannya, Payung Iblis terhunus, dengan ujung tajam seperti pedang yang siap menyerang musuh kapan saja.

Ia menahan napas dengan teratur, memastikan tidak terengah-engah selama perjalanan. Setiap ototnya menegang, siap menghadapi apa pun yang mungkin ada di ujung portal.

Akhirnya, saat yang ditunggu tiba ketika percikan api kecil muncul di depan mata. Rong Guo segera mempererat genggaman pada Payung Iblis, matanya tajam seperti elang yang mengawasi mangsa.

“Akhirnya… pintu portal,” bisiknya dalam hati, nada penuh ketegangan bercampur harapan. “Hari ini adalah saatnya! Aku akan melarikan diri dari istana terkutuk ini dan mencari jalan pulang ke Zhen Luo Dalu!” Ternyata, Zhen Luo Dalu adalah dimensi tempat asal Rong Guo, tempat dar
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin misterius
goodnovel comment avatar
Agos
lelet amat...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Warisan Artefak Kuno   Kebangkitan Zhan Fengxie – Bagian Pertama.

    Rong Guo berdiri di ambang pintu portal, tubuhnya menegang saat merasakan tekanan dahsyat yang datang dari arah Balairung Kekaisaran Hei Tian. Energi itu begitu menindas, membuat udara di sekelilingnya seolah bergetar."Celaka! Mereka sudah bersiaga," gumamnya dengan wajah cemas.Ia segera mengerahkan lebih banyak kekuatan, memusatkan energi Qi hingga totalnya mencapai 1.022.000 jin. Aura pelangi yang menyelimuti tubuhnya mulai berpendar terang, memancarkan tekanan luar biasa.PANG!Serigala Perak yang telah melompat hendak menerkamnya dengan kekuatan sebesar 500.000 jin, terpental jauh saat bersentuhan dengan lapisan energi Qi Rong Guo. Dentuman itu menggema, membuat pilar-pilar di balairung bergetar."Jangan biarkan dia melarikan diri!" seru Putri Jue Yin Xin, suaranya melengking penuh perintah.Dengan gerakan tangannya, Grim Reaper—makhluk spiritual bertudung hitam—muncul, mengayunkan sabit panjangnya dengan gerakan yang nyaris tak terlihat. Tebasan maut itu mengarah langsung ke ba

    Last Updated : 2024-11-25
  • Warisan Artefak Kuno   Kebangkitan Zhan Fengxie – Bagian Kedua.

    Rong Guo berdiri tegak di tengah kobaran sisa api, tubuhnya kini diselimuti armor berwarna putih yang berkilauan. Jubah sihirnya utuh, memantulkan cahaya api sang Phoenix yang kini melemah.“Zhan Fengxie tidak mati!” seru salah satu kultivator dengan suara gemetar. “Armor itu… dan jubahnya… mereka kebal terhadap api Phoenix!”Rong Guo mendengus pelan, bibirnya membentuk seringai kecil. Aura Qi-nya yang kuat kembali menyelimuti tubuhnya. Payung Iblis di tangannya terangkat perlahan, kembali berputar, menciptakan badai yang lebih besar dari sebelumnya.“Siapa yang mau mencoba payung kekuatan ini?” tantang Rong Guo, suaranya menggema di seluruh balairung yang sekarang dipenuhi hawa panas dan tekanan spiritual.Namun, dari arah singgasana, Kaisar Jue Tian Yuan hanya mendengus dingin. Dengan satu gerakan tangan, ia memberikan perintah yang sederhana namun penuh ancaman, “Bunuh dia.”Makhluk spiritual sang kaisar, seekor Phoenix raksasa yang tubuhnya diselimuti api berwarna keemasan, mengep

    Last Updated : 2024-11-25
  • Warisan Artefak Kuno   Benteng Kekacauan?.

    Sejak hari itu, nama Zhan Fengxie resmi dinyatakan sebagai buronan di Kekaisaran Hei Tian. Di setiap sudut Kota Raja dan kota-kota lain di Kekaisaran, poster-poster besar dengan wajahnya terpampang jelas, dilengkapi rincian mengesankan tentang tingkat kultivasinya.Pagi itu, suasana pasar kota dipenuhi hiruk-pikuk. Kerumunan orang berjejal di depan papan pengumuman resmi, membaca dan bergunjing tentang sosok yang kini menjadi pusat perhatian.Di tengah keramaian, seorang pria tua dengan suara lantang mulai membacakan isi pengumuman yang baru saja ditempel.“Dicari: Hidup atau mati! Barang siapa yang dapat memberikan informasi tentang tempat persembunyian pengkhianat Zhan Fengxie akan mendapatkan hadiah sebesar dua puluh ribu butir Manna Biru tingkat tinggi!”Keributan pun langsung pecah. Beberapa orang berbisik penuh ketakutan, sementara yang lain berseru penuh semangat.“Dua puluh ribu? Itu lebih dari cukup untuk membeli sebuah rumah besar!” seru seorang warga, suaranya tak dapat men

    Last Updated : 2024-11-26
  • Warisan Artefak Kuno   Sosok Misterius Dengan Teh Pu Er.

    Bai Gu Tiang adalah anak Walikota di Kota Congju. Di usia dua puluh tujuh tahun, ia baru saja berhasil menembus ranah Pendekar Lotus Emas yang maha mulia, sebuah pencapaian yang langka dan luar biasa.Dengan prestasi ini, ia dipandang sebagai jenius di kalangan penduduk Kota Congju, mendapati perlakuan istimewa dari warga kota yang mengagumi bakatnya.Namun, semua itu tidak sepenuhnya berasal dari usaha dan kemampuannya sendiri, melainkan juga karena pengaruh dan campur tangan ayahnya yang berkuasa, sang Walikota, yang sudah lama duduk di atas takhta pemerintahan kota.Bai Gu Tiang dikenal sebagai sosok yang sangat congkak dan terlampau pemilih. Ia tidak ingin sembarangan dalam mendapatkan hadiah atau penghargaan yang diinginkannya.Suatu hari, ayahnya yang terhormat berdiri di hadapannya, wajahnya serius dan penuh harapan.“Apa kamu sudah memikirkan tentang mahluk spiritual yang akan kamu kontrak, anakku?” tanyanya.“Kamu adalah satu-satunya di keluarga Bai yang berhasil mencapai tin

    Last Updated : 2024-11-26
  • Warisan Artefak Kuno   Pedang dan Undangan.

    Seketika darah Bai Gu Tiang mendidih mendengar permintaan dari sosok yang berdiri tegak di jalanan hutan itu. Wajahnya memerah, bukan karena panas matahari, melainkan oleh amarah yang meluap tanpa kendali.“Kamu manusia tak tahu diri!” serunya dengan suara lantang yang menggema di antara pepohonan pinus. "Aku, seorang tuan muda yang terhormat, sudah merendahkan diri dengan menyapamu ramah, namun kau justru meminta lebih!”Teriakan itu membuat burung-burung yang bertengger di dahan terbang kaget, meninggalkan jejak sayap yang samar di langit senja.Bai Gu Tiang menghunus pedangnya dengan gerakan cepat, lalu mengacungkannya tinggi-tinggi."Hayo minggir! Kalau tidak, pedang ini akan berbicara!" lanjutnya dengan nada penuh penekanan. Ujung pedangnya berkilat tajam di bawah cahaya matahari yang menyusup. Sementara hembusan angin menggoyangkan daun-daun pinus, seolah mereka pun gentar akan ancaman itu.Namun, sosok bercaping jerami di hadapannya tetap tenang. Ia berdiri dari posisi duduk di

    Last Updated : 2024-11-27
  • Warisan Artefak Kuno   Ujian Di Jembatan.

    Hundun Yaosai—atau yang dikenal sebagai Benteng Kekacauan—adalah sebuah struktur kuno yang telah berdiri megah di Qi Tu Dalu selama ribuan tahun.Tidak ada yang tahu pasti kapan atau bagaimana benteng ini pertama kali dibangun. Beberapa legenda menyebutkan bahwa benteng ini tercipta saat dewa-dewa turun dari nirwana, melihat kekacauan dunia akibat perang besar antara manusia dan makhluk spiritual.Untuk menengahi kekacauan itu, mereka membangun Hundun Yaosai sebagai tempat perburuan dan penyelesaian konflik.Namun, kini Hundun Yaosai tidak hanya sebuah arena.Di dalamnya, manusia dan makhluk spiritual bersaing dalam permainan hidup dan mati. Seorang hunter bisa meraih kejayaan dengan menjinakkan makhluk spiritual dan menjadikannya kontrak, atau justru kehilangan nyawa dan menjadi mangsa para makhluk buas itu.Ren Jie berdiri di ujung jembatan penghubung yang menjulang di atas parit selebar lima puluh meter, melingkari benteng seperti naga melindungi sarangnya.Air di parit tampak tena

    Last Updated : 2024-11-27
  • Warisan Artefak Kuno   Proyek Mesin Qi.

    Istana Hei Tian – Qi Tu DaluHawa tegang memenuhi aula megah Istana Hei Tian. Para pejabat tinggi kekaisaran berdiri dalam barisan rapi di hadapan Kaisar Jue Tian Yu, wajah mereka dipenuhi kecemasan yang sulit disembunyikan.Di atas singgasana emas yang menjulang megah, Kaisar Jue Tian Yu duduk dengan ekspresi muram. Sorot matanya tajam seperti sebilah pedang, menekan setiap jiwa yang berdiri di bawahnya. Tak satu pun dari mereka berani mengangkat kepala untuk menatap sang penguasa."Sudah hampir satu bulan sejak aku memerintahkan penangkapan Zhan Fengxie," suara Kaisar Jue Tian Yu bergema di aula, berat dan menggelegar seperti guntur di tengah badai."Namun hingga saat ini, tak ada satu jejak pun yang kalian temukan! Apa kalian semua hanya tiga puluh orang yang sibuk mencari jarum di tumpukan jerami?!"Catatan, tiga puluh orang mencari sebatang jarum adalah idiom Tiongkok, yang artinya banyak orang dengan sumber daya yan banyak, namun hanya sia-sia demi mencari satu orang.Wajah para

    Last Updated : 2024-11-28
  • Warisan Artefak Kuno   Kota Hantu - Pertama.

    "Apa yang terjadi?" desis Rong Guo terkejut.Ketika pintu gerbang besar Hundun Yaosai terbuka, ia tidak menemukan dirinya di dalam ruangan gelap seperti yang ia bayangkan. Sebaliknya, sebuah hamparan tanah luas dengan rumput hijau terbentang di hadapannya.Di sekitarnya, pohon-pohon willow menjulang tinggi dengan batang-batang besar dan daun-daun yang menjuntai hingga hampir menyentuh tanah. Pohon ek tua berusia ratusan tahun berdiri kokoh berjejeran, seakan menjadi penjaga abadi tempat itu.“Pemandangan ini... kontras sekali,” batinnya kagum.Matahari terbit memancarkan sinar hangat, menyelimuti tempat itu dengan keindahan yang bertolak belakang dengan suasana musim gugur yang dingin di luar benteng.Ia bahkan terpesona oleh kicauan burung-burung kecil yang terbang melintasi langit biru cerah, hingga tiba-tiba suara tegas namun halus menyapanya, mengalihkan perhatian."Selamat datang di Hundun Yaosai. Anda berada di lantai pertama dari dungeon ini. Silakan daftarkan status Anda untuk

    Last Updated : 2024-11-28

Latest chapter

  • Warisan Artefak Kuno   EPILOG.

    Tiga bulan telah berlalu sejak peristiwa besar yang mengguncang dunia persilatan. Di Puncak Wudang, keramaian tak biasa memenuhi setiap sudut.“Pemimpin Sekte Wudang akan menikah!” teriak seseorang di kerumunan dengan semangat.“Mari kita saksikan! Ini peristiwa yang jarang terjadi!” sahut yang lain, ikut terbawa antusias.“Pemimpin Rong akan menikahi Penatua Xiao, sahabat semasa kecilnya!”Kabar ini telah menyebar ke seluruh penjuru negeri, membuat semua orang berbondong-bondong datang, meskipun tanpa undangan.Setelah kemenangan besar melawan Kekaisaran Matahari Emas, reputasi Sekte Wudang berada di puncaknya. Dipimpin oleh Rong Guo, seorang Abadi, Sekte ini kini menjadi pusat dunia persilatan.Pagi itu, Puncak Wudang terasa hidup. Murid-murid sibuk mempersiapkan segala sesuatu dengan teliti, sementara tokoh-tokoh dari dunia persilatan turut hadir untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Para pemimpin sekte aliran putih, datuk sekte sesat, dan praktisi independen berkumpul, meningga

  • Warisan Artefak Kuno   Sosok Dibalik Topeng.

    Peristiwa pertarungan itu menyisakan kepedihan yang mendalam. Bau darah masih memenuhi udara, bercampur dengan aroma tanah basah yang terhantam ledakan energi.Langit di atas Puncak Gunung Wudang kini mulai cerah, namun suasana di bawahnya tetap mencekam.Sosok Khaganate dari Benua Podura terbaring diam di atas tanah yang hancur.Armornya yang hitam pekat kini penuh retakan, memancarkan kilau redup seperti batu obsidian yang kehilangan cahayanya.Tubuhnya yang sebelumnya memancarkan aura menakutkan kini terlihat rapuh, seperti sisa abu dari api besar yang telah padam.Dalam sekejap mata, Rong Guo melesat, gerakannya begitu cepat hingga hanya meninggalkan bayangan samar di udara.Ketika orang-orang mengedipkan mata, ia sudah berdiri di sisi jasad Khagan, seperti bayangan yang muncul dari kehampaan.Semua ahli di puncak Wudang segera berkerumun, namun tidak ada yang berani terlalu dekat.Mereka berhenti beberapa langkah di belakang Rong Guo, mata mereka penuh dengan rasa ingin tahu berc

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part II.

    Getaran ledakan meruntuhkan tebing-tebing di kejauhan, sementara retakan-retakan dalam menjalar liar di tanah, melahap apa saja yang dilewatinya.“Langit akan runtuh! Kita semua akan mati!” teriak seorang pria tua, tubuhnya gemetar ketakutan.“Lari! Jangan lihat ke atas!” jerit seorang ibu sambil menarik anaknya yang menangis, wajahnya penuh kecemasan.Penduduk berlarian kacau, beberapa terjatuh akibat guncangan, sementara yang lain terus mencari tempat berlindung.Percikan energi dari ledakan di langit jatuh seperti hujan meteor, membakar apa saja yang disentuhnya.Di langit, tubuh kedua Abadi itu terlempar jauh ke belakang akibat dampak besar serangan mereka. Rong Guo tersungkur ke tanah, tubuhnya memar dan dipenuhi luka.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya, tubuhnya bergetar karena energi yang hampir habis.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya. Tubuhnya tampak melemah, tetapi auranya tetap menguasai langit. Ia melayang dengan stabil di u

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part I.

    Langit tampak seperti tercabik-cabik, retakannya menjalar seperti guratan api yang membakar langit malam.Setiap lapisan atmosfer bergetar hebat, seolah tak mampu lagi menahan kekuatan dahsyat dari dua ahli peringkat Abadi yang bertarung di cakrawala.Matahari memerah, cahayanya memudar seperti nyala lilin yang hampir padam.Dunia seolah berubah menjadi tua.Udara dipenuhi energi gelap dan terang yang saling bertabrakan, menciptakan ledakan menggema yang membuat tanah retak dan sungai meluap.Dua sosok raksasa, perwujudan energi mereka, melesat berpindah-pindah. Ke Utara, Selatan, Barat, dan Timur, setiap langkah mereka mengguncang bumi dan menghancurkan gunung.Bayangan mereka memanjang di atas tanah, menebar teror yang membuat semua makhluk di bawah langit merasa kecil dan tak berdaya.Di seluruh penjuru Benua Longhai, penduduk keluar dari rumah mereka.Wajah-wajah pucat pasi mendongak ke langit, menatap pemandangan apokaliptik yang terjadi di atas mereka.Napas mereka tertahan, dad

  • Warisan Artefak Kuno   Awal Kejadian.

    Secara alami, pertarungan antara dua Abadi di cakrawala adalah sesuatu yang sangat luar biasa.Pertarungan yang terjadi antara Rong Guo dan Khagan dari Benua Podura mengguncang cakrawala. Kedua sosok abadi itu bertarung dengan kekuatan luar biasa, memecah langit dan menggoncangkan bumi di sekitar mereka.Kedatangan Rong Guo yang terlambat membuatnya terkejut, melihat apa yang terjadi di puncak Gunung Wudang.“Terlambat! Kita terlambat,” tangis Biarawati Fear tak tertahankan.Ia merunduk di tanah puncak gunung, sambil menangisi satu demi satu jenazah murid-murid dari Sekte Gurun Gobi yang tergeletak kaku.Sementara Rong Guo hanya diam.Meski emosinya bergejolak, namun dengan tingkat kultivasi yang telah mencapai puncak dunia, yaitu Yongheng—atau abadi—dia tidak mudah hanyut dalam perasaan sedih yang mendalam.Sambil memindai dengan energi spiritualnya yang tajam, Rong Guo menemukan jejak aura ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas yang menyebar di Puncak Terlarang.Sedetik sorot mata

  • Warisan Artefak Kuno   Keajaiban di Cakrawala.

    "Apa yang terjadi?" suara seseorang bergetar memecah keheningan."Siapa yang melakukan ini? Siapa yang menghabisi semua tentara Matahari Emas?"Tidak ada yang mampu menjawab. Keheningan kembali menyelimuti, berat dan penuh tanda tanya.Zhang Long Yin memandang pemandangan itu dengan dahi berkerut tajam. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, tapi pikirannya dipenuhi kebingungan. Siapa yang memiliki kekuatan sebesar ini, yang mampu menyingkirkan ribuan tentara dalam sekejap?Xiao Ning menggigit bibir, emosinya bercampur aduk.Keajaiban ini mungkin telah menyelamatkan mereka, tetapi muncul pertanyaan besar: keajaiban macam apa yang terjadi di Puncak Terlarang malam tadi?>>> Di langit...Dua sosok bertarung dalam bentuk yang melampaui nalar manusia.Pemuda berbaju putih longgar berdiri di udara dengan ketenangan yang menusuk, seperti puncak gunung es yang tersembunyi.Senjata di tangannya adalah sebuah payung istimewa yang memancarkan aura magis. Angin berputar di sekelilingny

  • Warisan Artefak Kuno   Fenomena Aneh.

    Malam yang panjang berlalu dengan cepat.Di dalam array Puncak Terlarang, semua orang terdiam, menutup mata, berusaha mengabaikan hiruk pikuk di luar. Ada yang tenggelam dalam meditasi, ada pula yang sibuk mencoba menyembuhkan luka dengan sisa obat seadanya.Kesibukan itu membuat tak seorang pun memperhatikan keanehan yang muncul di luar.Di langit yang kelam, sebuah kilat tiba-tiba menyala, hanya sekejap. Namun, efeknya sungguh menggetarkan.Saat kilat itu lenyap, ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas tergeletak, saling bertumpuk di atas tanah Puncak Terlarang.Tubuh-tubuh mereka tidak bergerak tak bernyawa, nyaris menyatu dengan ribuan jasad yang sudah lebih dulu menjadi korban perang.Tak lama kemudian, matahari mulai bersinar lembut.Cahayanya menyelinap melalui celah array, menyentuh permukaan tanah yang dingin dengan kehangatan samar.Zhang Long Yin, pemimpin Sekte Wudang, membuka mata perlahan setelah semalaman bermeditasi untuk memulihkan energi Qi-nya.Di dekatnya, Xiao Nin

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Kedua.

    Jauh sebelum perang ini pecah, dalam sebuah diskusi, Zhang Long Yin pernah mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki tempat persembunyian, jika keadaan mendesak.“Aku akan bersiul sebagai kode, dan semua orang harus segera bergegas menuju Puncak Terlarang Sekte Wudang. Di sana, kita akan aman!” ujarnya dengan tegas, suaranya penuh keyakinan.Namun, siapa yang bisa membayangkan bahwa saat ini, kata-katanya akan menjadi kenyataan yang mengerikan?“Array dan formasi sihir di Puncak Terlarang sangat kuat. Tidak ada yang bisa menembusnya jika kita berlindung di sana!” jelas Zhang Long Yin lebih lanjut, seperti mengingatkan dirinya sendiri bahwa satu-satunya harapan adalah puncak terlarang itu.Para pemimpin sekte, bersama datuk-datuk dunia persilatan, bahkan telah melakukan simulasi tentang cara evakuasi ke Puncak Terlarang jika keadaan semakin genting.Namun, mereka tidak menyangka bahwa hari itu akan datang dengan begitu cepat.“Tapi semoga ini tak terjadi. Kita akan berperang mati-matia

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Pertama.

    Di belakang Sekte Wudang, terdapat satu puncak yang belum pernah tersentuh oleh siapapun. Puncak itu dikenal sebagai "Puncak Terlarang", dan hanya pemimpin sekte yang diperbolehkan menginjakkan kaki di sana.Desas-desus beredar bahwa di puncak daerah terlarang tersebut terdapat sebuah jurang yang sangat dalam, yang disebut-sebut sebagai neraka dunia.Jurang itu mendapat juluka "Neraka Dunia" karena di sanalah para praktisi Sekte Wudang yang sesat dan melanggar aturan golongan putih dibuang.Tempat itu menyimpan penderitaan yang tak terbayangkan, dan tak seorang pun yang pernah kembali untuk menceritakan kisahnya.Pagi mulai menjelang, cahaya matahari menyemburat lembut di ufuk timur, namun pertempuran yang berkecamuk tak juga mereda.Di atas Puncak Sekte Wudang, bukanlah pemandangan yang biasanya terlihat—sekarang lebih tepat disebut puncak pemakaman daripada puncak sekte dari dunia persilatan aliran putih. Lantaran darah yang berceceran, dan tubuh yang berserakan, udara terasa begit

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status