Home / Fantasi / Warisan Artefak Kuno / Payung Karakter Naga & Phoenix – Bagian Dua.

Share

Payung Karakter Naga & Phoenix – Bagian Dua.

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2024-04-07 19:11:24

Payung tersebut dibuat dari Kayu Ash, jenis kayu yang mirip dengan kayu pohon Ek. Kayu Ash dikenal memiliki kekuatan yang memadai untuk digunakan dalam pembuatan senjata. Kayu ini juga memiliki daya tahan yang baik terhadap kerusakan dan pengaruh lingkungan. Dalam beberapa budaya, Kayu Ash sering digunakan sebagai bahan senjata untuk memusnahkan mahluk sihir.

Ketika Rong Guo melihat payung yang gagangnya terbuat dari Kayu Ash, dan permukaannya dilukis dengan gambar Naga dan Phoenix yang terbang bersama seperti pasangan, hatinya dipenuhi oleh kegembiraan.

"Bagus! Aku rasa payung ini akan cocok untuk digunakan sebagai senjata. Bukankah Senior Mo Shilin pernah mengatakan bahwa pada masa jayanya, dia dikenal dengan julukan 'Si Payung Iblis'? Bukankah ini cocok dengan kultivasiku, yang berbasis energi bulan?" Meskipun wajahnya tertutupi oleh topeng Raja Neraka, namun suara Rong Guo terdengar sangat bersemangat.

Gadis yang berprofesi sebagai tenaga administrasi di Arena tersebut, langsung m
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
goodnovel comment avatar
Shofiyudin Musthofa
Thanks Thor
goodnovel comment avatar
Shofiyudin Musthofa
Apakah nantinya tidak menimbulkan kecurigaan ketika RG mengeluarkan attack damage 210? #1
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Warisan Artefak Kuno   Tiga Kemenangan.

    Imam Gangyi, dengan mata terbelalak, terpana melihat kekuatan yang dikeluarkan oleh Petarung San saat memblokir serangan pedang dari Petarung Beruang. Dia tak bisa menyembunyikan rasa takjubnya, menatap sosok bertubuh kurus namun tinggi di hadapannya, yang menutupi wajahnya yang sudah bertopeng, dengan payung bertanda Naga dan Phoenix.Meski Petarung San tampak berusaha menerapkan Teknik 'Blokir' dengan cara yang tampak sembarangan, Imam Gangyi tidak bisa dibohongi. "Siapakah sosok misterius di balik Payung Naga dan Phoenix ini, yang bersembunyi di balik topeng Raja Neraka?" tanya Imam Gangyi, dipenuhi oleh rasa penasaran yang mendalam.“Dalam perjalanan karirku sebagai seorang penatua di Sekte Wudang, aku telah berkenalan dengan banyak murid yang berbakat dan jenius. Namun, baru kali ini aku melihat seorang murid sekte yang memiliki kekuatan luar biasa, hampir menyerupai kekuatan seorang ahli tingkat menengah!” Mata, milik Imam Gangyi, tak henti-hentinya memindai sosok misterius di b

    Last Updated : 2024-04-08
  • Warisan Artefak Kuno   Di Toko Sekte.

    Malam itu, Yi Jie, dengan wajah penuh penyesalan, hanya berkata singkat, "Maafkan aku, Penatua Imam Gangyi. Aku menghormati kedudukanmu. Namun, rahasia di Arena tidak dapat aku ungkapkan kepadamu. Pekerjaan ini tampak sederhana. Namun, kami sudah bersumpah surgawi untuk tidak membocorkan rahasia tentang siapa-siapa sosok asli di balik semua petarung di Arena!"Suara Yi Jie terdengar tegas, membuat Imam Gangyi sedikit terkejut. Dengan wajah memerah, dia berkata, "Aku mengerti. Aku mengerti."Untungnya, malam itu cahaya rembulan tampak suram. Raut wajah Imam yang memerah tidak terlihat jelas, sehingga dia masih dapat menyembunyikan rasa malunya yang ingin mengetahui rahasia di Arena.Imam Gangyi kemudian mengibas lengan bajunya, lalu dengan suara yang terdengar seperti suara sayap merpati di kepak-kepak, sosoknya menghilang di balik kegelapan malam saat dia melompat dengan Teknik limu meringankan tubuhnya, tampak sempurna di mata Yi Jie.Gadis itu kemudian menghela nafas dalam-dalam da

    Last Updated : 2024-04-09
  • Warisan Artefak Kuno   Akhir Sebuah Keributan.

    Tidak peduli bagaimana, jejak kemarahan tampak di hati Rong Guo. Wajahnya yang semula pucat, perlahan berubah menjadi dingin.Ouyang Jun benar-benar telah melampaui batas. Ternyata, jauh sebelum Rong Guo memasuki Toko Sekte, dia dan teman-temannya sudah berada di sana dengan niat untuk melihat-lihat. Bahkan, Ouyang Jun telah melewati etalase yang memajang salinan Ketrampilan Meringankan Tubuh – Terbang Diatas Rumput sebanyak puluhan kali. Namun, tidak ada niat dalam hatinya untuk menyentuh, apalagi membeli salinan itu.Namun, ketika Ouyang Jun melihat Rong Guo, yang sangat dia benci, memasuki toko, matanya tampak tertuju pada Salinan – Terbang Diatas Rumput, seolah-olah memiliki keinginan besar untuk memilikinya. Rasa nakal dan keinginan untuk membuat Rong Guo merasa kesal seketika muncul di hatinya. Dia dengan cepat meraih salinan itu, menunggu saat yang tepat ketika tangan Rong Guo sudah terjulur ingin mengambil salinan itu.Di dalam Toko Sekte Wudang, atmosfer saat ini dengan cepat

    Last Updated : 2024-04-11
  • Warisan Artefak Kuno   Pelatihan Terbang Diatas Rumput.

    Saat itu, suasana di Toko Sekte Wudang seperti dilanda aura penuh kegembiraan. Semua orang yang sejak tadi melihat keributan yang ditimbulkan Ouyang Jin dan kawan-kawannya, kini mereka mendekat dan ingin menyaksikan keramaian berikutnya."Anak baru ini mencoba-coba bermain gila di hadapan Penatua Zhou Ming!" ujar salah satu murid dengan nada sinis. Suaranya bergema di antara kerumunan, menciptakan gelombang cemoohan."Lihat saja, bocah tidak tahu diri berikutnya ini, dia juga akan diseret dan dilempar ke jalanan!" timpal murid lain, menambahkan bumbu pada situasi yang sudah memanas.Kerumunan murid-murid Tingkat dua dan tiga sudah berbisik-bisik, antisipasi mereka memuncak. Mereka ingin menonton pertunjukan, ketika Rong Guo maju dengan langkah mantap untuk membayar Salinan Teknik Meringankan Tubuh itu.Namun, kenyataan berbanding terbalik dari yang mereka harapkan. Transaksi itu berhasil, point kontribusi dari Lencana anak tahun pertama itu sukses terjadi."Bagaimana mungkin?" gumam s

    Last Updated : 2024-04-12
  • Warisan Artefak Kuno   Misi Ke Desa Yunshui  Chun.

    Di dalam sekte, terdapat tiga tingkatan misi yang tersedia. Tingkat pertama adalah misi berlevel rendah, tingkat kedua adalah misi berlevel menengah, dan tingkat terakhir adalah misi berlevel tinggi yang paling menantang.Murid-murid yang baru memasuki tahun pertama studi mereka, hanya diperbolehkan untuk mengambil misi berlevel rendah. Misi-misi ini memiliki tingkat kesulitan dan risiko yang sangat minim. Sementara itu, misi berlevel menengah hanya boleh diambil oleh murid-murid yang telah memasuki tahun ketiga pelatihan mereka atau lebih. Dan misi berlevel tinggi, hanya dapat diambil oleh murid-murid yang telah mencapai tingkat akhir dan merupakan murid dari pelataran dalam, atau murid kunci.Namun, berkat kecerdikannya, Ouyang Jun berhasil menyuap seorang penatua yang dikenal licik dan serakah di departemen misi. Dia berhasil membujuk penatua tersebut untuk memasukkan nama Rong Guo ke dalam daftar misi bersama kelompoknya. Dia juga berhasil mendapatkan sebuah misi berlevel menengah

    Last Updated : 2024-04-13
  • Warisan Artefak Kuno   Misi Ke Desa Yunshui  Chun – Bagian Kedua.

    Perjalanan yang panjang dan melelahkan menuju Desa Yunshui membutuhkan waktu lebih dari lima hari penuh, jika dilakukan dengan berjalan kaki. Sepanjang perjalanan, terdapat banyak tempat yang harus dilewati dan dihadapi sebelum akhirnya mereka bisa tiba di desa tujuan mereka.Pada pagi itu, tepat di depan Gerbang Sekte Wudang, ketika kelompok Ouyang Jun telah bersiap-siap untuk menjalankan misi sebagai kewajiban murid tahun pertama, tiba-tiba muncul seseorang yang mendekati kelompok yang dipimpin oleh Ouyang Jun."Berhenti!" teriaknya dengan keras. Pada saat itu, kelima remaja itu sudah mulai menuruni anak tangga. Sontak teriakan itu membuat semuanya terkejut.“Ada apa?” suara Ouyang Jun terdengar gugup, takut kalau rencananya terbongkar.Kelima remaja itu berbalik. Ternyata itu adalah Senior Duan, yang paruh magang di Departemen misi. Wajah Ouyang Jun langsung berubah lega.Mereka serentak membungkuk, dan memberikan penghormatan kepada pemuda yang baru saja datang itu. "Senior Duan!"

    Last Updated : 2024-04-14
  • Warisan Artefak Kuno   Kuil Awan Giok.

    Kuil Awan Giok, atau dalam bahasa setempat disebut Kuil Biyun Si, berdiri seperti peninggalan yang terlupakan. Dinding-dindingnya yang tua seakan-akan memantulkan bisikan doa-doa kuno. Letak kuil ini pada sekitar sepuluh li dari pusat keramaian Kota Tanshan, kuil ini berdiri di tepi barat—sebuah tempat di mana kemiskinan melekat pada setiap dinding batu yang sudah terlihat usang itu.Tanshan City, adalah sebuah kota dengan kisah kontras yang tajam, terbagi dalam dua area dengan jelas.Di sebelah barat, orang-orang yang terpinggirkan berjuang untuk bertahan hidup, sementara di distrik timur, kekayaan berkilauan. Kuil Awan Giok, yang dulunya merupakan tempat suci Taoisme yang ramai dikunjungi, kini hanya menyisakan reruntuhan. Kuil ini tergerus oleh waktu dan bertahan di distrik Timur. Kemundurannya mencerminkan perubahan nasib—penduduk yang lebih berada bermigrasi ke timur, meninggalkan kuil ini untuk terkikis oleh waktu.Pada malam yang dingin ini, Rong Guo mencari perlindungan di dal

    Last Updated : 2024-04-16
  • Warisan Artefak Kuno   Kuil Awan Giok – Bagian Kedua.

    Malam telah sunyi, rembulan di langit tampak bercahaya seperti cincin perak yang murni, dikelilingi oleh lingkaran halo yang mempesona, pemandangan ini memberikan kilauan magis yang membuat langit tampak indah dan mempesona. Namun, keindahan ini sangatlah kontras jika dibandingkan dengan suasana tegang yang terjadi di Kuil Awan Giok. Di bawah pohon Prem dengan dedaunan bergoyang tertiup angin malam, tampak empat sosok bayangan manusia berdiri dalam sikap siap bertempur. Cahaya rembulan yang temaram memantulkan bayangan mereka di tanah, menciptakan suasana yang semakin mencekam. Tiga sosok pria berpakaian serba hitam tampak mengelilingi seorang anak laki-laki yang memegang pedang dengan teguh. Ketiga pria dewasa berbaju hitam itu berdiri dalam formasi menyeroyok, siap untuk menyerang kapan anak kecil yang berdiri ditengah-tengah mereka. Meskipun demikian, wajah ketiga sosok pria dewasa berpakaian hitam itu tampak tegang, penuh dengan kekhawatiran dan ketakutan yang tersembunyi. In

    Last Updated : 2024-04-17

Latest chapter

  • Warisan Artefak Kuno   EPILOG.

    Tiga bulan telah berlalu sejak peristiwa besar yang mengguncang dunia persilatan. Di Puncak Wudang, keramaian tak biasa memenuhi setiap sudut.“Pemimpin Sekte Wudang akan menikah!” teriak seseorang di kerumunan dengan semangat.“Mari kita saksikan! Ini peristiwa yang jarang terjadi!” sahut yang lain, ikut terbawa antusias.“Pemimpin Rong akan menikahi Penatua Xiao, sahabat semasa kecilnya!”Kabar ini telah menyebar ke seluruh penjuru negeri, membuat semua orang berbondong-bondong datang, meskipun tanpa undangan.Setelah kemenangan besar melawan Kekaisaran Matahari Emas, reputasi Sekte Wudang berada di puncaknya. Dipimpin oleh Rong Guo, seorang Abadi, Sekte ini kini menjadi pusat dunia persilatan.Pagi itu, Puncak Wudang terasa hidup. Murid-murid sibuk mempersiapkan segala sesuatu dengan teliti, sementara tokoh-tokoh dari dunia persilatan turut hadir untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Para pemimpin sekte aliran putih, datuk sekte sesat, dan praktisi independen berkumpul, meningga

  • Warisan Artefak Kuno   Sosok Dibalik Topeng.

    Peristiwa pertarungan itu menyisakan kepedihan yang mendalam. Bau darah masih memenuhi udara, bercampur dengan aroma tanah basah yang terhantam ledakan energi.Langit di atas Puncak Gunung Wudang kini mulai cerah, namun suasana di bawahnya tetap mencekam.Sosok Khaganate dari Benua Podura terbaring diam di atas tanah yang hancur.Armornya yang hitam pekat kini penuh retakan, memancarkan kilau redup seperti batu obsidian yang kehilangan cahayanya.Tubuhnya yang sebelumnya memancarkan aura menakutkan kini terlihat rapuh, seperti sisa abu dari api besar yang telah padam.Dalam sekejap mata, Rong Guo melesat, gerakannya begitu cepat hingga hanya meninggalkan bayangan samar di udara.Ketika orang-orang mengedipkan mata, ia sudah berdiri di sisi jasad Khagan, seperti bayangan yang muncul dari kehampaan.Semua ahli di puncak Wudang segera berkerumun, namun tidak ada yang berani terlalu dekat.Mereka berhenti beberapa langkah di belakang Rong Guo, mata mereka penuh dengan rasa ingin tahu berc

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part II.

    Getaran ledakan meruntuhkan tebing-tebing di kejauhan, sementara retakan-retakan dalam menjalar liar di tanah, melahap apa saja yang dilewatinya.“Langit akan runtuh! Kita semua akan mati!” teriak seorang pria tua, tubuhnya gemetar ketakutan.“Lari! Jangan lihat ke atas!” jerit seorang ibu sambil menarik anaknya yang menangis, wajahnya penuh kecemasan.Penduduk berlarian kacau, beberapa terjatuh akibat guncangan, sementara yang lain terus mencari tempat berlindung.Percikan energi dari ledakan di langit jatuh seperti hujan meteor, membakar apa saja yang disentuhnya.Di langit, tubuh kedua Abadi itu terlempar jauh ke belakang akibat dampak besar serangan mereka. Rong Guo tersungkur ke tanah, tubuhnya memar dan dipenuhi luka.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya, tubuhnya bergetar karena energi yang hampir habis.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya. Tubuhnya tampak melemah, tetapi auranya tetap menguasai langit. Ia melayang dengan stabil di u

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part I.

    Langit tampak seperti tercabik-cabik, retakannya menjalar seperti guratan api yang membakar langit malam.Setiap lapisan atmosfer bergetar hebat, seolah tak mampu lagi menahan kekuatan dahsyat dari dua ahli peringkat Abadi yang bertarung di cakrawala.Matahari memerah, cahayanya memudar seperti nyala lilin yang hampir padam.Dunia seolah berubah menjadi tua.Udara dipenuhi energi gelap dan terang yang saling bertabrakan, menciptakan ledakan menggema yang membuat tanah retak dan sungai meluap.Dua sosok raksasa, perwujudan energi mereka, melesat berpindah-pindah. Ke Utara, Selatan, Barat, dan Timur, setiap langkah mereka mengguncang bumi dan menghancurkan gunung.Bayangan mereka memanjang di atas tanah, menebar teror yang membuat semua makhluk di bawah langit merasa kecil dan tak berdaya.Di seluruh penjuru Benua Longhai, penduduk keluar dari rumah mereka.Wajah-wajah pucat pasi mendongak ke langit, menatap pemandangan apokaliptik yang terjadi di atas mereka.Napas mereka tertahan, dad

  • Warisan Artefak Kuno   Awal Kejadian.

    Secara alami, pertarungan antara dua Abadi di cakrawala adalah sesuatu yang sangat luar biasa.Pertarungan yang terjadi antara Rong Guo dan Khagan dari Benua Podura mengguncang cakrawala. Kedua sosok abadi itu bertarung dengan kekuatan luar biasa, memecah langit dan menggoncangkan bumi di sekitar mereka.Kedatangan Rong Guo yang terlambat membuatnya terkejut, melihat apa yang terjadi di puncak Gunung Wudang.“Terlambat! Kita terlambat,” tangis Biarawati Fear tak tertahankan.Ia merunduk di tanah puncak gunung, sambil menangisi satu demi satu jenazah murid-murid dari Sekte Gurun Gobi yang tergeletak kaku.Sementara Rong Guo hanya diam.Meski emosinya bergejolak, namun dengan tingkat kultivasi yang telah mencapai puncak dunia, yaitu Yongheng—atau abadi—dia tidak mudah hanyut dalam perasaan sedih yang mendalam.Sambil memindai dengan energi spiritualnya yang tajam, Rong Guo menemukan jejak aura ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas yang menyebar di Puncak Terlarang.Sedetik sorot mata

  • Warisan Artefak Kuno   Keajaiban di Cakrawala.

    "Apa yang terjadi?" suara seseorang bergetar memecah keheningan."Siapa yang melakukan ini? Siapa yang menghabisi semua tentara Matahari Emas?"Tidak ada yang mampu menjawab. Keheningan kembali menyelimuti, berat dan penuh tanda tanya.Zhang Long Yin memandang pemandangan itu dengan dahi berkerut tajam. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, tapi pikirannya dipenuhi kebingungan. Siapa yang memiliki kekuatan sebesar ini, yang mampu menyingkirkan ribuan tentara dalam sekejap?Xiao Ning menggigit bibir, emosinya bercampur aduk.Keajaiban ini mungkin telah menyelamatkan mereka, tetapi muncul pertanyaan besar: keajaiban macam apa yang terjadi di Puncak Terlarang malam tadi?>>> Di langit...Dua sosok bertarung dalam bentuk yang melampaui nalar manusia.Pemuda berbaju putih longgar berdiri di udara dengan ketenangan yang menusuk, seperti puncak gunung es yang tersembunyi.Senjata di tangannya adalah sebuah payung istimewa yang memancarkan aura magis. Angin berputar di sekelilingny

  • Warisan Artefak Kuno   Fenomena Aneh.

    Malam yang panjang berlalu dengan cepat.Di dalam array Puncak Terlarang, semua orang terdiam, menutup mata, berusaha mengabaikan hiruk pikuk di luar. Ada yang tenggelam dalam meditasi, ada pula yang sibuk mencoba menyembuhkan luka dengan sisa obat seadanya.Kesibukan itu membuat tak seorang pun memperhatikan keanehan yang muncul di luar.Di langit yang kelam, sebuah kilat tiba-tiba menyala, hanya sekejap. Namun, efeknya sungguh menggetarkan.Saat kilat itu lenyap, ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas tergeletak, saling bertumpuk di atas tanah Puncak Terlarang.Tubuh-tubuh mereka tidak bergerak tak bernyawa, nyaris menyatu dengan ribuan jasad yang sudah lebih dulu menjadi korban perang.Tak lama kemudian, matahari mulai bersinar lembut.Cahayanya menyelinap melalui celah array, menyentuh permukaan tanah yang dingin dengan kehangatan samar.Zhang Long Yin, pemimpin Sekte Wudang, membuka mata perlahan setelah semalaman bermeditasi untuk memulihkan energi Qi-nya.Di dekatnya, Xiao Nin

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Kedua.

    Jauh sebelum perang ini pecah, dalam sebuah diskusi, Zhang Long Yin pernah mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki tempat persembunyian, jika keadaan mendesak.“Aku akan bersiul sebagai kode, dan semua orang harus segera bergegas menuju Puncak Terlarang Sekte Wudang. Di sana, kita akan aman!” ujarnya dengan tegas, suaranya penuh keyakinan.Namun, siapa yang bisa membayangkan bahwa saat ini, kata-katanya akan menjadi kenyataan yang mengerikan?“Array dan formasi sihir di Puncak Terlarang sangat kuat. Tidak ada yang bisa menembusnya jika kita berlindung di sana!” jelas Zhang Long Yin lebih lanjut, seperti mengingatkan dirinya sendiri bahwa satu-satunya harapan adalah puncak terlarang itu.Para pemimpin sekte, bersama datuk-datuk dunia persilatan, bahkan telah melakukan simulasi tentang cara evakuasi ke Puncak Terlarang jika keadaan semakin genting.Namun, mereka tidak menyangka bahwa hari itu akan datang dengan begitu cepat.“Tapi semoga ini tak terjadi. Kita akan berperang mati-matia

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Pertama.

    Di belakang Sekte Wudang, terdapat satu puncak yang belum pernah tersentuh oleh siapapun. Puncak itu dikenal sebagai "Puncak Terlarang", dan hanya pemimpin sekte yang diperbolehkan menginjakkan kaki di sana.Desas-desus beredar bahwa di puncak daerah terlarang tersebut terdapat sebuah jurang yang sangat dalam, yang disebut-sebut sebagai neraka dunia.Jurang itu mendapat juluka "Neraka Dunia" karena di sanalah para praktisi Sekte Wudang yang sesat dan melanggar aturan golongan putih dibuang.Tempat itu menyimpan penderitaan yang tak terbayangkan, dan tak seorang pun yang pernah kembali untuk menceritakan kisahnya.Pagi mulai menjelang, cahaya matahari menyemburat lembut di ufuk timur, namun pertempuran yang berkecamuk tak juga mereda.Di atas Puncak Sekte Wudang, bukanlah pemandangan yang biasanya terlihat—sekarang lebih tepat disebut puncak pemakaman daripada puncak sekte dari dunia persilatan aliran putih. Lantaran darah yang berceceran, dan tubuh yang berserakan, udara terasa begit

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status