Share

Bab 101. Ulah Maya.

Penulis: Kencana Ungu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-20 23:46:54

Rasa kesal kepada Mbak Ning dan juga rasa kantuk yang menguasai mataku sirna begitu saja saat aku mendengar suara perempuan itu di HP suamiku.

Ini Mas Danu yang ceroboh atau Mas Danu yang dengan sengaja memberikan ponselnya pada Maya atau malah Maya yang sengaja mengambil HP Mas Danu secara diam-diam?

Akan tetapi, sepertinya itu tidak mungkin karena kalau mengambil diam-diam kan, ada CCTV dan pastinya Maya akan dituduh sebagai pencuri. Berarti ini memang benar-benar Mas Danu dalam keadaan sadar memberikan HP-nya pada Maya.

Baru saja semalam di ruqyah saling meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi sesuatu perbuatan yang menyakiti hatiku ini sudah diulangi lagi, tapi kali ini aku tidak mau gegabah. Aku harus cari informasi lebih dulu.

Aku segera mengganti pakaianku lalu berdandan sekedarnya mengoleskan bedak dan juga liptint ke bibirku.

Lalu menyambar kunci motor aku akan segera datang ke toko membawakan makan siang pesanan Mas Danu.

“Lho, Ita, kamu cantik sekali mau ke man
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 102. Muka badak.

    “Mas Danu dan yang lainnya lagi salat, ya? Kamu kenapa masih main HP. Kan, harusnya kamu salat juga. Orang itu kalau istirahat gunakan waktu semaksimal mungkin! Salat Zuhur, jadi nanti kalau ada ramai pelanggan kalian semua sudah salat,” tegurku pada Maya.“Anu, itu, Ta, aku lagi enggak salat makanya main HP,” jawab Maya. Dasar alasan saja kan, lebih baik dia makan siang dari pada main HP tidak guna begitu.“Ya, sudah kamu sana makan siang kalau nunggu nanti keburu toko rame!” titahku pada Maya.Dia terlihat kesal, tapi dia tetap mengambil kotak bekal di tasnya lalu memakannya tanpa menawariku.Amarahku masih kusimpan. Aku akan meluapkannya nanti ketika ada Mas Danu.Jadi, Mas Danu tidak bisa berdalih dengan alasan apa pun lagi dan aku ingin melihat ekspresi langsung dari keduanya.Waktu menunggu Mas Danu yang biasanya 20 menit terasa sangat cepat sekarang ini terasa sangat lama. Mungkin dikarenakan aku menahan amarah yang mengebu-gebu.“Assalamualaikum ... Masya Allah, Dik, kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 103. Karim.

    “Joko, ayo, cepetan kamu makannya! Aku sudah tidak betah lama-lama di sini!” ajak Maya pada Joko untuk segera kembali di toko ke dua kami."Sombong banget kamu, kalau kamu enggak betah di sini boleh kamu pergi dari sini! Enggak usah kerja lagi di sini. Astagfirullah ada ya manusia seperti kamu, Maya. Sekali lagi kamu berani macam-macam denganku, maka tidak ada toleransi apa pun lagi untukmu. Kamu, kupecat, paham kamu?!" bentakku pada Maya. Aku sudah benar-benar hilang kesabaran untuk menghadapi sikapnya yang absurd itu.“Bu—kan begitu maksudnya. Bukan enggak betah di sini. Maksudnya aku ingin cepat-cepat sampai ke toko aku ingin cepat-cepat istirahat,” jawab Maya terbata-bata.“Aku tidak pernah percaya lagi padamu, Maya. Jadi, apa pun yang kamu katakan masuk kuping kananku dan keluar kuping kiriku. Ingat, ya, sekali lagi kamu ngomong macam-macam di sini, maka tidak segan-segan akan memecat, camkan itu!”Maya mengangguk ketakutan lalu melirik pada Mas Danu kemudian dia duduk ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 104. Rayuan Danu.

    Kenapa mereka menertawakanku, harusnya mereka mendukungku. Untung saja aku ini baik hati kalau tidak sudah pastikan mereka akan kupotong gajinya.“Sudah jangan malu-malu begitu aku saja tahu kalau kamu itu takut kehilanganku, Dik. Sama seperti aku yang takut akan kehilangan kamu. Pokoknya cintaku padamu, Nyai, tak akan pernah luntur seperti sabun mandi. Cintaku kepadamu, Nyai, akan abadi sampai ke surganya nanti. Itulah doa-doa yang selalu aku panjatkan di setiap sujudku."Lagi-lagi mendengar pernyataan Mas Danu justru ketiga temannya itu makin tertawa terbahak-bahak dan juga mengaminkan ucapan Mas Danu. Aku sebenarnya tersanjung, tapi juga malu. Mas Danu merayuku di depan orang lain tentu saja ini membuatku semakin salah tingkah.“Danu, agaknya aku harus berguru sama kamu ini agar aku bisa merayu istriku di rumah. Biar istriku itu makin cinta juga padaku,” ucap Joko.“Loh, kenapa musti belajar padaku? Aku saja belajar pada Karim, tadi itu. Karim saja bisa merayu Maya yang notabene b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 105. Meringankan beban orang lain=investasi kebaikan untuk diri sendiri.

    Aku dan Mas Danu kembali tertawa terbahak-bahak karena ceritaku yang lucu. Sampai keluar air mata.“Terus gimana nasibnya Mbak Novi dan mobilnya, Dik?” tanya Mas Danu.“Mungkin pada akhirnya berhasil. Karena tadi aku tidak melihatnya sampai selesai. Aku hanya melihat sebentar sekali langsung pulang karena tadi Mamah Atik dan Novi sempat adu mulut sebentar.”“Semoga saja bisa diambil mobilnya karena sayang sekali itu kan, mobil baru kalau lecet sana-sini biaya perawatannya sangat mahal.”“Kalau mobil begitu biasanya kan, ada asuransinya, Mas. Jugaan masih masa garansi jadi aman-aman saja.”“Aamiin ... semoga saja begitu soalnya kasihan Mbak Novinya takutnya nanti pas suaminya pulang tiba-tiba tidak terima kalau mobil barunya nyungsep di got kan, yang ada malah mereka perang mulut.“Iya, semoga saja, begitu. Tadi itu pas kami pulang dari lihat mobil Novi yang kecemplung got, Mbak Asih sedang video call dengan Mas Roni. Mamah Atik sampai kesal jadinya aku tadi matiin Wi-Fi-nya. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 106. Selfi Maya.

    “Terus sekarang, Mbak Ning masih di rumah Mas, dia bilang padaku untuk menyampaikan salamnya padamu. Katanya MBak Ning pulangnya nanti nungguin kamu kalau sudah ada di rumah.”“Bagus itu. Alhamdulillah ... kalau Mbak Ning begitu semoga selamanya dia akan bersikap begitu kepada kita,” jawab Mas Danu dengan sungguh-sungguh mencerminkan bahwa dia adalah benar-benar orang baik yang tidak meminta apa pun pada orang lain.“Sebenarnya bukan hanya itu Mas, tapi ada sesuatu. Ada udang dibalik rempeyek itulah pepatah yang tepat untuk menggambarkan Mbak Ning.“Emang kenapa Mbak Ning, kok, ada udang dibalik rempeyek segala. Enak loh, Dik.”“Mas, jangan bercanda terus ini aku lagi serius rajukku.”“Ya, sudah, Mas, tidak bercanda. Ada apa dengan Mbak Ning. Coba ceritakan secara beruntun biar Mas ini tidak penasaran dan juga tidak suuzon pada dia.”“Mbak Ning, minta uang sangu padamu untuk anak-anaknya makanya dia rela pulang malam demi menunggu kedatangan kamu.”“Oh, kalau hanya itu Mas bisa kab

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 107. Berkunjung.

    "Ada apa nih, Dik, kenapa kelihatannya bete begitu?” tegur Mas Danu.“Bete, Mas. Jengah dengan kelakuan Maya. Lihat saja ini Maya, dia foto-foto pakai HP kamu, ada banyak sekali dengan berbagai gaya mana belahan dadanya rendah sampai kelihatan itu auratnya,” jawabku kesal seraya aku sodorkan HP Mas Danu“Aku tidak mau melihatnya, Dik, cepat hapus aja. Bukankah melihat aurat orang lain dengan disengaja itu adalah dosa? Apakah kamu mau suamimu ini terjerumus dalam dosa?” jawaban Mas Danu.Aku tersenyum lebar mendengarkan jawaban Mas Danu. Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memberikan aku suami yang begitu baik. Semoga saja selamanya Mas Danu akan bersikap seperti ini.“Halah yang benar enggak mau lihat HPmu?” Ledekku pada Mas da Danu, meski sebenarnya hatiku kesal sekali.“Beneran. Apaan sih, Dik? Malah menggoda begitu sudah buruan hapus sebelum setan mempengaruhi pikiranku,” jawab Mas Danu lagi.Sekarang aku hapus semua foto yang ada di HP Mas Danu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 108. Kejadian di rumah Maya.

    Adiknya Maya seorang tuna wicara aku paham betul bagaimana seorang tuna wicara itu berteriak. Suaranya seperti mulut kita di bekap oleh orang lain, begitulah teriakannya.Takut terjadi sesuatu pada adiknya Maya, aku putuskan untuk masuk ke dalam. Lewat pintu depan dikunci, jadi aku mutar ke belakang untung saja pintu belakang sedikit terbuka.Pintu yang terbuat dari anyaman bambu itu segera aku geser untuk memberi ruang padaku masuk ke dalam.Aku lihat di sekeliling tidak ada siapa pun. Lalu suara tadi dari mana? Aku memutuskan untuk pergi lagi, tapi baru saja melangkahkan kaki beberapa langkah adiknya Maya berteriak lagi.Aku bergegas menuju kamar. Astagfirullah pemandangan yang sangat menjijikkan terjadi pada adiknya Maya. Dia sedang dipaksa oleh seseorang untuk melayani hawa nafsunya.Begitu melihat kedatanganku orang itu kaget lalu memakai celananya dan berusaha kabur. Orang itu berusaha untuk memukulku, tapi aku lebih gesit menghindar dan mengambil ganjalan pintu yang terbuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab. 109 Tak terima.

    Aku segera menghubungi Mas Danu. Aku mungkin akan pulang terlambat karena ada masalah di sini. Aku jelaskan juga kepada Mas Danu bahwa masalahnya bukan sesuatu yang menimpaku, tapi menimpa keluarga Maya.Perwakilan warga memanggilku dan juga adiknya Maya untuk segera datang ke tempat Pak RT.Adiknya Maya memelukku erat sekali dan dia mengucapkan terima kasih karena aku sudah menolongnya. Ya, Allah ... ternyata firasatku mengatakan benar bahwa keinginanku untuk datang ke rumahnya Maya adalah sesuatu yang tepat jika aku tidak datang ke sini pasti kejahatan itu belum terungkap.Aku mengangguk mengiyakan ucapan adiknya Maya, meski aku tidak paham apa yang dikatakan adiknya Maya, tapi aku tahu bahwa dia mengucapkan terima kasih kepadaku.Air matanya terus mengalir tidak mau berhenti luka batin yang diderita adik Maya sungguh-sungguh ikut menggoreskan luka pada siapa pun yang mengenalnya.Tujuanku datang ke sini untuk memberi tahu kelakuan Maya kepada ibunya justru dihadapkan dengan fakta l

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24

Bab terbaru

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 160. Minta kerjaan.

    "Ada, Nov. Alhamdulillah ini aku kasih jangka waktu sampai suamimu gajian, ya? Oh, ya suamimu gajiannya tanggal berapa, Nov?” tanyaku seraya memberikan uang yang aku pegang kepada Novi.“Gajiannya akhir bulan, Ita, ini kan masih tanggal 5 masih lama. Ya, makanya aku harus hemat uang satu juta ini sampai tanggal 25 nanti, ya, sudah terima kasih ya, Ta, nanti kalau suamiku sudah gajian pasti akan aku bayar,” ucap Novi senang.“Iya, Nov, santai aja pakai aja dulu pokoknya begitu suamimu gajian, kamu langsung aja datang ke rumah. Aku tidak mau menagih padamu, Nov, selain tidak enak aku juga menjaga privasimu takutnya pas aku lagi nagih, eh, ada tetangga kita atau yang lain atau ada teman kamu, jadi kan, mereka tahu kalau kamu punya utang. Jadi, aku minta tolong kamu cukup tahu diri aja ya, Nov. Kalau sudah gajian langsung ke rumah,” kataku to the point. Orang seperti Novi memang harus ditegasin. Kalau tidak dia akan menganggap remeh.“Oh, jelaslah itu. Kamu enggak usah khawatir. Ya, kalau

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 159. Utang.

    Paginya saat aku baru saja membuka pintu rumah tepatnya setelah salat subuh tiba-tiba Novi datang ke tergopoh-gopoh menghampiriku.Tumben sekali dia datang sepagi ini.“Ita! Boleh aku minta tolong padamu sekali ini saja,” tanya Novi. Aku mengangguk meskipun sedikit ragu.“Ada apa, ya, Nov? Tumben sekali kamu subuh-subuh datang ke sini,” jawabku balik bertanya.“Itu, Suamiku belum ngambil uang di ATM dan kebetulan uangku juga habis. Hari ini susu anakku habis ini dia lagi nangis karena minta susu enggak aku buatin ditambah lagi listriku tokennya sudah bunyi. Kasih aku pinjam uang satu juta saja Ita, nanti kalau suamiku sudah gajian pasti langsung aku ganti,” jawab Novi.“Oh, mau pinjam uang Nov? Pagi-pagi begini memang ada minimarket buka,” tanyaku lagi.“Ya, enggak, ada sih, Ta, tapi kan, setelah ini aku mau langsung ke minimarket mau beli susu sekalian mau beli token listrik. Kamu tahu kan, Ta, rumahku itu besar pemakainya banyak jadi boros sekali listriknya,” jawab Novi.“Kalau gitu

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 158. Siapa Novi sebenarnya?

    “Barusan ada kok. Cepat sekali mereka pergi. Kenapa kalau pulang tidak pamitan? Dasar manusia hutan tidak punya etika!” gerutu Mbak Wulan.“Sebentar, ya, aku lihat ke depan, barangkali dia ngobrol dengan Mas Danu dan yang lainnya," kataku seraya menghampiri suamiku yang sedang duduk di depan.Loh, kok tidak ada juga, ke mana, ya? Di sana hanya ada suaminya yang ikut ngobrol dengan Mas Danu. Apa Novi pulang mengantarkan anak-anak, ya?“Ti—dak kok, Nyah, semuanya aman terkendali, Nyonya di sana baik-baik, ya, pokoknya nanti pas pulang ke sini semuanya sudah beres dan nyonya pasti terkejut sama rumah barunya.” Aku mendengar suara Novi di teras, aku tengok rupanya dia sedang menerima telepon. Pantas saja aku cari ke mana-mana tidak ada. “Oh, yang taman depan rumah tenang saja, Nyah, itu juga sedang dikerjain sama suamiku. Pokoknya beres terkendali. Nyonya di sana jaga kesehatan, baik-baik pokoknya. Aku di sini akan menjaga amanah Nyonya,” ucap Novi lagi.Aku sedikit terkejut dengar ob

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 157. Bikin geregetan.

    Kata Rasulullah saudara yang terdekat dengan kita adalah tetangga kita. Itu artinya kita harus bersikap baik kepada tetangga kita agar berikatan simbiosis mutualisme, saling membutuhkan satu sama lain, saling tolong menolong satu sama lain, tidak mungkin kan kita mati dikubur sendiri? Tidak mungkin juga kita dalam keadaan sakit pergi ke rumah sakit sendiri itu sebabnya kita diwajibkan selalu berbuat baik kepada orang lain terutama tetangga kita.Kalau kasusnya seperti Novi ini aku bisa apa? Dibaikin seenaknya sendiri, tidak dibaikin juga seenaknya sendiri, jadi serba salah.Jadi satu-satunya jalan yang bisa aku lakukan adalah jika dia tanya aku jawab, jika tidak, ya, sudah diam saja yang penting jika, Novi memiliki kesusahan aku harus pasang badan untuk menolong walaupun dia sangat menyebalkan, tapi Novi tetangga dekatku dan juga temanku dari kecil.Aku mengamati Novi sejak tadi terus saja berbicara mengeluarkan unek-uneknya sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain.Salahku

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 156. Lidah tak bertulang.

    “Nov, langit itu tidak perlu memberitahukan bahwa dirinya tinggi karena tanpa diberitahu semua orang pun sudah tahu. Begitu juga dengan kehidupan kita, tak perlu lagi kita memberitahu kebahagiaan kita, harta-harta kita, kalau memang itu ada pasti nampak, kalau memang itu benar semua orang akan tahu dengan sendirinya, Nov.” Nasihatku kepadanya.“Alah kamu itu, Ta, sok, bijak! Padahal aslinya kamu juga kepo kan, sama kehidupanku? Kamu, kan, dari kecil dulu memang sudah terbiasa di bawahku, jadi ketika kamu hidup kaya, kamu terus mengepoin aku karena merasa tersaingi, ya, kan? Jujur aja, Ta. Enggak apa-apa kok, kita kan memang sudah teman sejak kecil jadi aku tahu betul loh, gimana sifat kamu," jawab Novi lagi.“Ita, ngepoin hidup kamu? Noh, kalau menurutku sih, kebalikannya. Kamu yang selalu mengepoin hidupnya Ita, kalau Ita mah udah mode kalem, mode tidak pernah memamerkan hartanya, dan juga mode dermawan sedangkan kamu kebalikannya," sahut Wulan kesal.“Iya, deh iya, Nov, memang aku

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 155. Mulut jahat Novi

    “Sebenarnya ada acara apa sih, kalian makan-makan begini? Soalnya Mbak Fitri sama Mbak Wulan update status enggak ada captionnya, jadi, aku bingung acara apa. Lagi pula aku belum makan malam, nih jadi kami ke sini. Ita ada acara apa sih?" tanya Novi.“Acara makan-makan biasa aja, Nov, kumpul-kumpul biasa. Karena kan, sudah lama juga kita enggak kumpul-kumpul,” jawabku.“Kok, kamu kumpul-kumpul enggak ngajakin aku sih, Ta, pelit banget!" jawab Novi kesal.“Bukan pelit, Nov, tadi kita itu mau ngajakin kamu, tapi kamu kan, jalannya duluan sudah gitu kamu jatuh ke comberan masa kita mau teriak-teriak ngajakin kamu," jawabku beralasan.Sebenarnya memang tadi mau ngajakin Novi, tapi karena dia sudah kesal duluan pada kami dan acara kami juga dadakan, jadi ya, terpaksa dia terlewatkan walaupun rumahnya persis di samping rumahku.“Halah, alasan saja kamu itu, Ita, kan, ada HP. Kamu bisa loh telpon aku. Novi ke sini, ya, sebentar kita makan-makan gitu, ah dasar aja, kamu, Ta, pelit," ucap

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 154. Tak beretika.

    “Iya, Mbak, aku juga sudah memaafkan. Alhamdulillah kalian mau memaafkanku," ucap Mbak Asih, dia beranjak dari duduknya, menyalami dan memeluk Mbak Fitri dan Mbak Wulan secara bergantian. Mereka pun menangis sesenggukan, ya, Tuhan, ini benar-benar melebihi hari raya Idul Fitri. Kami sungguh-sungguh dalam bermaaf-maafan.“Alhamdulillah kalau kita sudah saling memaafkan semuanya. Berarti malam ini lebih baik makan seruitnya ini kita khususkan untuk menyambut kebahagiaan kita atas hijrahnya Mbak Asih. Kita pimpin doa. Siapa ini yang memimpin doa, Mas Taufik, Mas Dayat atau Mas Danu?” sahut Mamah Atik.“Monggo, silakan Mas Danu atau Mas Dayat, kalau saya enggak bisa baca doa apalagi mendoakan bersama-sama begini, bisanya makan," canda Mas Taufik.“Saya juga jadi jamaah saja, silakan Mas Danu untuk memimpin doa," jawab Mas Danu.“Lah, gimana ini orang-orang di suruh mengimami doa makan tuh paling gampang tinggal baca doa mau makan allahumma bariklana sampai selesai. Ya, sudah baiklah ak

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 153. Haru.

    Tiba-tiba Mbak Asih beranjak dari duduknya dan bersujud di kaki ibu, dia menangis sejadi-jadinya sampai tidak terdengar suaranya lagi. Kami semua yang ada di sini menyaksikan adegan ini pun ikut terharu dalam suasana yang begitu menyentuh hati. Ibu mertuaku pun ikut menangis. Beliau tidak mengucapkan satu kata pun kepada Mbak Asih. Beliau hanya mengusap kepala dan bahu Mbak Asih, sesekali tangan kirinya mengusap air matanya. Mas Danu pun terlihat berkali-kali mengusap ke dua matanya. Aku yakin dia pun menahan tangis. Ini baru terjadi sepanjang aku menjadi menantu Ibu. Ini adalah kali pertamanya Mbak Asih sujud di kaki Ibu.Dulu, waktu masih sama Mas Roni, sama sekali tidak pernah sungkem. Lebaran saja hanya salaman biasa lalu pergi dengan Mas Roni ke rumah mertuanya yang lebih menyedihkan lagi adalah sebelum pergi ke rumah mertuanya dia akan membawa berbagai makanan dan meminta uang saku untuk pergi ke sana.Duhai Allah sungguh indah semua rencanaMu pada kami. Ternyata di balik ujia

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 152. Ibu mertua tak percaya.

    "Oh, iya, Mas, baik nanti akan aku terapkan itu baca ayat kursi kemarin juga aku sudah di ruqyah kata ustaznya juga gitu hanya saja kemarin aku masih bolong-bolong tidak menerapkan itu, makanya tadi sempat kerasukan walaupun hanya sebentar," jawab Mbak Asih."Syukurlah Asih, aku tuh sebenarnya sebagai tetangga prihatin sekali dengan kamu dan juga ibumu, tapi sekali lagi aku pribadi tidak berani ikut campur masalah keluarga orang lain,” ucap Mas topik lagi.“Assalamualaikum ...." Akhirnya Mama Atik dan ibu mertuaku datang. Wajah ibu mertuaku sudah masam. Aku yakin sekali dia marah dengan Mbak Asih karena tadi sudah menge-prank lagi pergi dari rumah tanpa pamit.“Asih, ih, kamu ke rumah Ita enggak bilng-bilang sama Ibu. Kamu tahu ibu, capek nyariin kamu keliling kampung karena tadi ibu dapat laporan dari Wak Jum, bahwa kamu sedang bertemu dengan Roni di ujung gang sana benar atau tidak?” omel ibu memarahi Mbak Asih.“Iya Bu, betul tadi sore aku ketemu dengan Mas Roni tuh dikasih coklat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status