Share

Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku
Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku
Penulis: Moon Cherry

1. Mas, Ayo Pisah!

Penulis: Moon Cherry
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-07 08:24:49

"Mala, udah selesai nyuci piring belum? Teman Ibu sebentar lagi mau datang, nih! Buruan siapin kue sama minumannya!"

"Tinggal dikit lagi, Mbak." Bimala cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya. Dia selalu mendapat tugas di dapur jika ada acara di rumah ibu mertuanya.

 

"Sini, Non. Biar saya saja yang nyuci," tawar seorang wanita paruh baya yang sudah lama bekerja menjadi asisten rumah tangga di kediaman Aditya. Wanita itu tidak tega melihat tangan Bimala yang sudah mengkerut karena mencuci piring sejak tadi.

 

"Ndak usah, Bik. Lagian bentar lagi selesai." Bimala membilas piring terakhir yang dia cuci kemudian meletakannya di rak. Setelah itu dia menyiapkan kue dan minuman sesuai perintah kakak iparnya.

 

"Lama banget, sih! Dasar lelet!" Ucapan bernada ketus itu keluar dari mulut Sarah—kakak ipar Bimala ketika Bimala ingin mengantar kue yang dibawanya ke depan. 

 

"Maaf, Mbak." Hanya kata itu yang bisa Bimala ucapkan. Dia tidak pernah merasa kesal, apalagi marah meskipun Sarah memperlakukannya seperti pembantu.

 

"Ini, makanan sama minumannya, Bu. Selamat menikmati." Bimala ingin kembali ke dapur, tapi ibu mertuanya malah menahan.

 

"Kamu mau pergi ke mana, Mala? Sini, temani ibu. Nanti ibu kenalin sama teman ibu satu-persatu. Jangan di dapur terus."

 

Bimala sebenarnya juga ingin menyambut teman-teman ibu mertuanya, tapi Sarah pasti tidak senang jika dia ikut bergabung bersama mereka.

 

"Pekerjaan di belakang masih banyak, Bu. Mala nggak tega biarin Bik Ijah sendirian di dapur."

 

"Sudahlah tidak apa-apa, duduk sini." Rahayu menepuk kursi kosong yang ada di sebelahnya, menyuruh Bimala untuk duduk di sana.

 

"Jadi ini istrinya Prada, Yu?"

 

Rahayu mengangguk lalu memperkenalkan Bimala pada teman-temannya. Bimala pun menyalami mereka satu-persatu sambil tersenyum ramah.

 

"Cantik ya, Yu, menantumu."

 

"Ya, jelas dong. Prada memang pintar nyari istri."

 

"Terima kasih, Tante," jawab Bimala malu-malu.

 

"Mala sama Prada sudah punya anak berapa? Tante bisa bayangin anak kalian pasti lucu-lucu."

 

Bimala sontak terdiam, kesedihan tergambar jelas di wajah cantiknya. Sudah lima tahun lebih dia membina hidup rumah tangga bersama Prada, tapi Tuhan sepertinya belum memberi mereka kepercayaan untuk memiliki momongan.

 

"Prada sama Mala belum punya anak," sahut Sarah ketus sambil mencomot kue talam yang ada di hadapannya. "Padahal mereka udah nikah lima tahun. Mungkin Si Mala mandul," imbuhnya.

 

"Sarah!" Rahayu menegur Sarah agar menjaga ucapannya, tapi anak sulungnya itu terlihat tidak peduli.

 

"Kenapa Ibu marah? Apa yang Sarah katakan benar, kan? Sampai sekarang Prada sama Mala nggak punya anak tuh karena Si Mala mandul."

 

Bimala mengepalkan kedua tangannya erat-erat, berusaha menghalau sesak yang tiba-tiba menghimpit di dalam dadanya.

 

"Maaf ya, Mala." Perempuan yang bertanya tadi merasa bersalah setelah melihat wajah Bimala yang berubah sendu.

 

"Nggak papa kok, Tante. Mungkin emang belum dikasih." Bimala memaksakan diri untuk tersenyum.

 

"Sudah pernah program hamil?"

 

Bimala mengangguk. Sejak dua tahun yang lalu dia dan Prada sudah mengupayakan berbagai macam cara untuk memiliki anak, baik cara medis mau pun tradisional. Namun, mereka sampai sekarang belum juga diberi momongan.

 

"Yang sabar ya, Mala." Wanita itu meraih kedua tangan Bimala lalu menggenggamnya dengan lembut. "Kamu dan Prada masih muda, nikmati saja dulu masa-masa berdua sama suami. Kalau udah rezeki, nanti pasti dikasih."

 

Bimala mengangguk lalu mengucapkan terima kasih pada wanita tersebut sedangkan Sarah malah mendesis sinis.

 

Sejak awal Sarah memang tidak setuju Prada menikah dengan Bimala. Menurut Sarah, Prada pantas menikahi wanita yang jelas bibit dan bobotnya, bukan seseorang yang tidak jelas asal usulnya dan tinggal di panti asuhan seperti Bimala.

 

Bimala pun pamit ke belakang untuk membantu Bik Ijah, samar-samar telinganya menangkap pembicaraan di antara ibu mertua dan kakak iparnya.

 

"Sarah, lain kali tolong dijaga ucapannya. Kamu tadi lihat sendiri kan, gimana wajah Mala. Dia pasti sedih."

 

Sarah berdecak kesal. "Ibu kenapa belain Mala terus, sih? Memangnya Ibu nggak pengen punya cucu?"

 

"Ya, pengen. Apa lagi Prada anak laki-laki ibu satu-satunya."

 

"Coba Ibu pikirin saran Sarah baik-baik. Suruh Prada cerein Mala lalu nikah lagi."

 

"Apa nggak ada saran lain, Sar?" Rahayu tampak gelisah di tempat duduknya. Di satu sisi dia sangat mendambakan seorang cucu dari Prada, akan tetapi di lain sisi dia tidak ingin menyakiti Bimala.

 

"Nggak ada, Bu. Cuma ini satu-satunya cara biar Ibu punya cucu. Lagian di luar sana masih banyak perempuan yang lebih cantik dari pada Mala dan yang paling penting bisa ngasih Prada anak."

 

Bimala tanpa sadar mencengkeram nampan yang dibawanya dengan erat ketika mendengar ucapan Sarah. Air mata terlihat menggenang di kedua pelupuk matanya. Bimala sebenarnya sudah sering mendengar Sarah yang meminta Prada untuk menceraikannya. Namun, entah mengapa hatinya kali ini terasa sangat sakit.

 

Jujur, Bimala juga ingin memiliki anak bersama Prada. Dia pun sudah mencoba berbagai cara untuk mendapatkannya. Tapi kalau Tuhan belum menghendaki dia bisa apa?

 

Haruskah dia berpisah dengan Prada?

 

Air mata itu jatuh begitu saja membasahi pipi Bimala. Dia tidak bisa membayangkan hidup tanpa Prada. Biasanya Prada sealu berada di sisinya ketika dia merasa terpuruk seperti sekarang. Namun, Prada sekarang sedang bekerja di luar kota dan baru bisa pulang minggu depan.

 

Getaran yang berasal ponsel menyentak Bimala dari lamunan. Wanita itu cepat-cepat menghapus air matanya setelah melihat panggilan video yang masuk di ponselnya. Bimala pun masuk ke dalam kamar mandi sebelum menerima panggilan dari Prada.

 

"Halo, Mas." Bimala berusaha mengontrol suaranya agar tidak terdengar serak dan tersenyum manis pada layar ponselnya yang menampilkan wajah tampan Prada.

 

Prada hanya diam, sepasang iris hitam miliknya malah memperhatikan Bimala dengan lekat. "Kenapa wajahmu sembab, Sayang? Apa kamu habis mengangis?"

 

"Ti-tidak." Bimala mencoba mengelak sambil mengusap air matanya yang kembali jatuh tanpa permisi.

 

"Kita sudah bersama hampir delapan tahun, Bimala. Apa kamu pikir bisa membohongi mas?"

 

Bimala menggigit bibir bagian bawahnya kuat-kuat untuk menghalau air mata yang mendesak ingin keluar ketika ucapan Sarah kembali melintas di pikirannya. Bimala sepenuhnya menyadari kalau Prada sangat mendambakan seorang anak, tapi dia sampai sekarang belum bisa memberikannya.

 

Haruskah dia berpisah dengan Prada agar lelaki itu bisa mempunyai anak?

 

"Mas ...."

 

"Iya, Sayang."

 

Bimala menarik napas dalam-dalam, berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau keputusannya ini sudah tepat.

 

"Ayo pisah."

 

"A-apa?!"

Bab terkait

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   2. (Bukan) Istri Sempurna

    "A-apa?! Pisah?" Permintaan Bimala sukses membuat tubuh Prada menegang bagai tersambar petir di siang bolong. Bimala mengangguk. Sepertinya bercerai adalah keputusan yang terbaik bagi mereka karena ibu mertuanya sangat mendambakan cucu dari Prada. Sedangkan dia tidak bisa memberinya."A-aku ...." Suara Bimala tersendat-sendat, air mata turun semakin deras membasahi pipinya.Padahal beberapa detik yang lalu Bimala yakin sekali dengan keputusannya. Namun, dia sekarang merasa tidak rela untuk berpisah dengan Prada.Prada menghela napas panjang. Dia hanya diam melihat Bimala yang menangis untuk meluapkan kesedihannya. Tanpa perlu bertanya, Prada sudah tahu alasan yang membuat Bimala menangis.Akhir-akhir ini perasaan Bimala memang lebih sensitif, apa lagi jika sudah membahas soal anak.Rasanya Prada ingin sekali menarik tubuh rapuh Bimala ke dalam dekapan dan mengatakan kalau semua pasti akan baik-baik saja agar perasaan Bimala jauh lebih tenang. Namun, dia tidak mungkin bisa melakukanny

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   3. Siapa Wanita Itu?

    Bimala mengambil dompetnya yang tergeletak di atas meja ketika mendengar suara motor pedagang sayur yang lewat di area perumahan."Mau ke mana, Non?" tanya Bik Minah ketika melihat Bimala yang berjalan menuruni tangga."Mau belanja sayur di depan, Bik.""Mau saya yang beliin, Non?"Bimala menggeleng pelan. "Nggak usah, Bik. Hari ini kan, Mas Prada pulang. Saya pengen buat soto ayam sama jamur krispi kesukaan Mas Prada."Bik Minah tersenyum, pantas saja Bimala terlihat lebih bahagia dari pada biasanya. Ternyata suami majikannya itu akan pulang hari ini."Baik, Non. Kalau ada perlu apa-apa panggil saya saja. Saya mau mencuci baju di belakang." Bimala mengangguk lalu berjalan menuju tukang sayur yang tidak kelihatan batang hidungnya karena dikerubungi ibu-ibu yang ingin berbelanja."Mang Ujang, ayamnya masih ada?""Eh, Mbak Mala. Udah lama banget saya nggak lihat Mbak Mala?" Mang Ujang tersenyum lalu mengambil ayam yang Bimala minta."Iya nih, Mang. Saya lagi pengen belanja sendiri." Bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   4. Pilih Dia atau Aku?

    Bimala menatap Prada dengan pandangan tidak percaya sekaligus kecewa. Bimala tidak pernah menyangka Prada tega menghancurkan kepercayaan yang sudah dia berikan.Bertahun-tahun mereka hidup bersama, Bimala pikir Prada sosok suami yang setia. Namun, suaminya itu malah menikahi wanita lain tanpa sepengetahuan dirinya. Wanita itu bahkan membawa seorang bayi.Sudah sejauh apa hubungan mereka? Apa Prada sudah menikahi wanita itu sejak lama?Memikirkan masalah tersebut membuat dada Bimala seolah-olah dihantam oleh sesuatu dengan sangat kuat hingga membuatnya kesulitan bernapas. Dadanya sesak."Sayang, tolong dengarkan dulu penjelasan—" Prada tersentak ketika Bimala menarik tangannya kuat-kuat seolah-olah enggan dia sentuh."Penjelasan apa lagi?" tanya Bimala sinis. Entah mengapa dia mendadak jijik dengan Prada. Bimala tidak bisa membayangkan tangan yang biasa menyentuh tubuhnya Prada gunakan untuk menyentuh wanita lain.Apakah ada hal lain yang lebih menyakitkan dari pada ini?Bimala merasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   5. Kekalutan Prada

    Prada menatap nanar mobil yang dikendarai Bimala hingga menghilang dari pandangannya. Perasaan bersalah tergambar jelas di wajah tampannya. Prada sebenarnya bisa saja menahan Bimala agar tetap tinggal. Akan tetapi di lain sisi dia menyadari kalau Bimala butuh waktu untuk menenangkan diri.Prada pasti akan mencari Bimala lalu menjelaskan semuanya jika perasaan istrinya itu sudah tenang dan bisa menerima keberadaan Felia."Kak Prada ...." Prada sontak menoleh, menatap wanita yang sudah menjadi istri keduanya selama hampir satu tahun. "Masuk dulu, Fel. Di luar dingin, kasihan anakmu kalau lama-lama di luar."Prada membawa koper miliknya dan Felia masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba saja dia berhenti melangkah ketika menyadari kalau Felia tidak mengikutinya. "Kenapa kamu masih berdiri di sana, Felia? Apa kamu tidak kasihan sama anakmu?"Felia menggigit bibir bagian bawahnya kuat-kuat sebelum bicara. Raut cemas tergambar jelas di wajah cantiknya. "Aku merasa bersalah banget, Kak. Gara-gara aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   6. Duka Bimala

    Sean menghela napas panjang setelah itu menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celana. Beberapa jam yang lalu Bimala tiba-tiba datang ke panti asuhan sambil menangis dan membawa sebuah koper. Sean tidak tahu masalah apa yang terjadi di antara Bimala dan Prada hingga membuat penampilan sahabat sekaligus cinta pertamanya itu terlihat sangat menyedihkan.Sean menghampiri Bimala di kamar setelah menelepon Prada. Helaan napas panjang kembali lolos dari bibirnya ketika melihat Bimala yang sudah terlelap di atas tempat tidurnya. Wajah Bimala terlihat sembab, isakan kecil pun sesekali lolos dari bibirnya. Sean perlahan mendekat lalu menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Bimala. Dia sangat terkejut ketika telapak tangannya tanpa sengaja menyentuh kening Bimala yang terasa panas. Sepertinya Bimala demam.Sean pun cepat-cepat mengambil sebaskom air dan handuk kecil di dapur untuk mengompres Bimala."Bimala kenapa, Sean?" tanya Ibu Panti yang sudah merawat mereka sejak kecil ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   7. Bagaimana Kalau....

    Sepasang iris hitam milik Sean menatap Bimala dengan pandangan tidak percaya. Dalam hati dia berharap semoga yang Bimala katakan tidak benar karena Prada terlihat sangat mencintai Bimala.Namun, melihat kondisi Bimala yang kacau seperti sekarang membuat Sean berpikir kalau Prada memang menikah lagi."Ka-kamu bohong kan, Bi?" Sean masih mencoba menyangkal. "Sayangnya enggak, Se." Bimala menggeleng pelan lalu meraih selembar tisu yang ada di atas meja untuk mengusap air matanya. Dalam hati kecilnya Bimala berharap jika Prada tidak benar-benar menikahi wanita lain tanpa seizinnya. Namun, harapannya seketika terpatahkan ketika dia melihat seorang wanita yang datang bersama Prada."Aku tadi lihat sendiri. Mas Prada ...." Bimala menarik napas dalam-dalam untuk mengurangi sesak yang menghimpit di dalam dadanya.Sean memberanikan diri untuk meraih tangan Bimala lalu menggenggamnya dengan lembut seolah-olah memberi kekuatan."Membawa wanita itu pulang ke rumah dan bilang kalau wanita itu ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   8. Masalah Baru

    Suasana di rumah keluarga besar Aditya pagi ini begitu hening. Hanya terdengar suara sendok yang beradu dengan garpu di meja makan. Aditya memang sangat tegas mendidik putra dan putinya. Dia melarang mereka berbicara atau bermain ponsel saat sedang makan.Sarah menyantap nasi gorengnya sambil melirik sang ayah yang duduk di kursi paling ujung dengan kesal. Semalam dia meminta ayahnya untuk memberi tahu Prada agar menceraikan Bimala. Namun, dia malah dimarahi sang ayah dan dilarang mencampuri urusan rumah tangga mereka. Padahal dia melakukan semua ini demi kebaikan Prada.Aditya sebenarnya sadar jika Sarah sedang kesal pada dirinya. Namun, dia memilih tidak peduli dan melanjutkan kembali sarapannya. Lagi pula Sarah sangat keterlaluan sampai menyuruh Prada menceraikan Bimala agar memiliki anak.Aditya meletakkan sendoknya setelah itu meneguk segelas air putih yang ada di hadapannya."Ayah berangkat dulu."Rahayu buru-buru mengantar Aditya ke depan lalu mengulurkan tas yang dia bawa pad

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   9. Jilat Ludah

    "Kamu udah selesai bikin susunya, Fel?"Felia yang mendengar suara Prada seketika tergagap. "Oh, sudah, Kak."Prada pun memberikan Arkana kembali pada Felia, lalu meminta Felia agar membawa Arkana ke kamar lewat tatapan matanya. Felia yang paham pun segera menuruti perintah Prada.Entah mengapa perasaan Felia mendadak tidak tenang. Felia memiliki firasat kalau kedatangan kakak kandung Prada akan membawa masalah baru baginya padahal dia belum sempat meminta maaf pada Bimala.Semetara itu Sarah tidak pernah mengalihkan pandangannya sedikit pun dari Prada. Sudah mengenal Prada sejak lahir membuat Sarah tahu kalau adik kandungnya itu memiliki hubungan khusus dengan wanita yang membawa botol susu tadi."Siapa wanita itu, Prada? Kenapa dia bisa ada di rumahmu?"Prada memilih mengabaikan pertanyaan Sarah lalu mengambil kunci mobilnya yang ada di atas meja."Kamu denger pertanyaan mbak nggak sih, Da?" Sarah mendengkus kesal, tapi dia tidak akan menyerah sampai menemukan kebenarannya.Prada la

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13

Bab terbaru

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   33. Kecewa

    Bimala kembali mencoba untuk menelepon Prada. Namun, Prada lagi-lagi mengabaikan panggilannya. Sepertinya Prada kali ini benar-benar marah pada dirinya.Wajar saja kalau Prada marah karena dia sudah mengingkari janji yang dia buat pada lelaki itu.Bimala pun mencoba menelepon Felia. Namun, Felia juga mengabaikan teleponnya sama seperti Prada.Entah apa yang sedang Prada dan Felia lakukan sekarang. Mereka pasti sedang bersenang-senang untuk merayakan keberhasilan Prada hingga tidak memedulikan telepon darinya.Detik demi detik berlalu, tidak terasa sekarang sudah hampir jam sembilan malam, tapi Prada dan Felia belum juga pulang. Telepon dan pesan yang dia kirim untuk mereka pun tidak ada yang dibalas. Padahal dia ingin tahu bagaimana kabar mereka.Bimala memandang lesu spageti buatannya yang tersaji di atas meja makan. Bimala ingin sekali makan karena perutnya sudah sangat lapar. Namun, dia memilih menunggu Prada dan Felia pulang agar mereka bisa makan malam bersama.Bimala tiba-tiba b

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   32. Marah

    Prada mencengkeram setir mobilnya dengan erat. Wajah lelaki berusia tiga puluh tahun itu terlihat mengeras, rahangnya pun mengatup rapat. Prada merasa sangat marah sekaligus kecewa dengan Bimala.Prada mungkin bisa memaklumi alasan Bimala yang tidak bisa mendampinginya hari ini karena ingin membantu Ibu Panti. Tapi apa yang dia lihat barusan. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri Bimala pergi ke mall bersama Sean. Bimala bahkan tidak meminta izin pada dirinya sebelum pergi.Kenapa Bimala tega membohonginya? Apa Bimala tidak pernah memikirkan bagaimana perasaannya?"Sial!" desis Prada terdengar penuh amarah. Tanpa sadar dia menambah kecepatan mobilnya membuat seorang wanita bergaun merah muda yang duduk di sebelahnya ketakutan."Kak Prada ...," gumam Felia dengan suara gemetar. Jantung Felia berdetak cepat, wajahnya pun terlihat sedikit pucat, tanpa sadar kedua tangannya mencengkeram sabuk pengaman dengan erat karena Prada mengendarai mobilnya dengan sangat kencang.Felia sepenuhny

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   31. Stupid

    Suasana panti hari ini lebih ramai dari pada biasanya. Ada sebuah panggung kecil yang dihiasi balon warna-warni di tengah halaman. Beberapa buah meja dan kursi pun tertata rapi di depan panggung tersebut.Semua penghuni panti tampak sibuk menyambut tamu yang akan datang, begitu pula dengan Sean. Dia sengaja mengosongkan jadwalnya hari ini untuk membantu ibu panti."Kevin, tolong taruh kursi ini di sana." Sean menyuruh seorang anak laki-laki berusia sekitar sebelas tahun untuk meletakkan kursi di tempat yang dia tunjuk.Sean mengembuskan napas panjang setelah itu menegakkan tubuhnya. Sepasang iris hitam miliknya memperhatikan sekitar dengan lekat untuk memastikan kalau semuanya sudah siap. Hari ini panti asuhan kedatangan beberapa pelajar dari luar negri. Mereka datang untuk memberi edukasi serta bantuan untuk anak-anak."Semua sudah siap, Se?" tanya Ibu Panti."Sudah, Bu." Sean melihat jam tangannya. Ternyata sekarang sudah jam sebelas kurang sepulih menit.Sean pun meminta anak-anak

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   30. Bohong

    Prada melihat jam tangan merek Rolex seharga ratusan juta yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Lelaki berusia tiga puluh tahun itu terlihat sangat tampan dalam balutan kemeja hitam dan celana bahan berwarna senada.Prada tampak siap menghadiri acara serah terima jabatannya sebagai CEO baru di perusahaan yang akan dia pimpin pukul sepuluh pagi nanti. Dia sekarang sedang menunggu Bimala bersiap-siap sambil menikmati secangkir teh hangat di ruang tamu.Sebenarnya Bimala tidak perlu ikut sebab acara tersebut hanya dihadiri oleh petinggi perusahaan, pemilik saham, dan beberapa awak media. Namun, Prada sengaja meminta satu buah kursi khusus untuk Bimala. Dia ingin Bimala hadir di acara paling berkesan dalam hidupnya. Dia ingin menunjukkan pada dunia betapa beruntungnya dia memiliki istri yang cantik dan selalu mendukungnya seperti Bimala.Waktu terus berputar. Prada kembali melihat jam tangannya, sudah lima belas menit dia menunggu, tapi Bimala belum juga turun.Apa wanita selalu mem

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   29. Memadamkan Api Cemburu

    Prada langsung masuk ke dalam rumah selepas kepergian Sean. Prada sadar seharusnya dia tidak perlu cemburu karena dia percaya kalau Bimala tidak mungkin mengkhianatinya. Namun, dia tetap saja merasa kesal. Bimala berniat menyusul Prada. Dia ingin menenangkan suaminya itu agar tidak cemburu dengan Sean. Namun, Felia tiba-tiba mencekal pergelangan tangannya."Ada apa, Fel?""Acara serah terima jabatan Kak Prada besok kan, Mbak?""Kamu tahu?!"Felia mengangguk. "Iya, Kak Prada sendiri yang ngasih tahu aku, makanya dia ajak aku tinggal di sini.""Oh ...," sahut Bimala singkat.Prada pasti akan menyembunyikan pernikahannya dan Felia jika tidak diangkat menjadi CEO. Pantas saja Prada mengajak Felia tinggal bersama mereka sekarang, ternyata itu alasannya."Aku ingin mendampingi Kak Prada di acara tersebut, tapi Kak Prada tidak mungkin mengajak kita berdua. Apa boleh aku yang pergi?" Felia menatap Bimala dengan penuh harap. Dia akan memanfaatkan kempatan itu untuk mendekati Prada jika Bimala

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   28. Cemburu

    "Kenapa belok ke arah sini, Kak? Katanya tadi mau jemput Mbak Mala sekalian?" Felia merasa heran ketika mobil yang dikendarai Prada mengarah ke rumah."Bimala tadi ngasih tahu kakak kalau dia pulang sama Sean.""Sean?!" Kening Felia berkerut dalam karena nama itu terdengar asing di telinganya. "Siapa Sean?""Sahabat baik Bimala.""Apa? Sahabat?" "Iya."Felia merasa heran melihat Prada yang mengizinkan Bimala pulang bersama lelaki lain meskipun itu sahabatnya sendiri. Lagi pula tidak ada persahabatan murni di antara laki-laki dan perempuan jika tidak ada salah satu dari mereka yang memiliki rasa."Kak Prada percaya kalau mereka cuma sahabatan?""Maksud kamu?" Prada melirik Felias sekilas lalu kembali memperhatikan jalanan yang ada di hadapan."Tidak ada persahabatan murni di antara laki-laki dan perempuan jika tidak ada salah satu dari mereka yang memiliki rasa. Bagaimana kalau Sean ternyata memiliki perasaan lebih pada Mbak Mala? Apa Kakak tidak cemburu?"Prada malah tersenyum. "Juju

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   27. Best Friends

    "Kamu marah sama aku?" Sean terus mengikuti Bimala, seperti anak ayam yang mengekori induknya. Sejak tadi dia mencoba berbicara dengan Bimala, tapi sahabatnya itu selalu mengabaikannya."Bi!" Bimala sontak berhenti melangkah karena Sean menghadang jalannya."Apaan sih, Se? Kamu nggak lihat tokoku sekarang lagi ramai? Minggir!" Bimala mendorong Sean agar menyingkir dari hadapannya, setelah itu menata kue yang dibawanya ke etalase.Sean menghela napas panjang. Dia merasa sangat menyesal sudah meminta Bimala agar menyuruh Prada untuk menceraikan Felia."Aku minta maaf."Bimala sontak berhenti menata kue di etalase ketika mendengar ucapan Sean. Dia berusaha keras menahan tawanya agar tidak meledak melihat Sean yang begitu frustrasi saat meminta maaf pada dirinya."Aku nggak akan meminta kamu menyuruh Prada untuk menceraikan Felia lagi. Tapi please, jangan diemin aku kayak gini." Sean menatap Bimala dengan pandangan memohon."Kamu serius nggak akan nyuruh aku buat meminta Mas Prada agar ny

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   26. Peduli

    Prada memenuhi janjinya pada Felia, sepulang dari kantor dia mengajak istri keduanya itu pergi ke makam ayahnya. Sebelum pergi mereka mampir ke toko bunga, membeli seikat bunga lily putih untuk dibawa ke sana.Perjalanan dari rumah menuju makam Rudy membutuhkan waktu yang agak lama. Prada pun meminta Felia untuk tidur dan dia akan membangunkan wanita itu ketika mereka sudah tiba di makam. Namun, Felia menolak, lagi pula dia tidak mengantuk."Padahal kakak nggak papa loh nyetir sendirian." Prada melirik Felia sekilas, setelah itu kembali memperhatikan jalanan yang ada di hadapan."Aku nggak ngantuk, Kak. Lagian aku mau nemenin Kak Prada.""Ya, sudah. Kamu nggak lupa bawa susu dan perlengkapan Arkana yang lain, kan?""Kakak tenang saja, aku udah membawa semuanya.""Bagus." Prada mengangguk lalu menambah sedikit kecepatan mobilnya agar cepat tiba makam ayah Felia."Em, Kak.""Ya?" sahut Prada tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan. Felia menggigit bibir bagian bawahnya, menimang-ni

  • Wanita yang Dibawa Pulang Suamiku   25. Fitnah

    Bimala tanpa sadar memilin kesepuluh jemari tangannya, kebiasaan jika dia sedang cemas. Bimala takut ibu-ibu tersebut curiga dengan Felia dan berpikiran buruk tentang Prada mengingat beberapa hari ini sedang marak kasus perselingkuhan.Apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia memberi tahu masalah ini pada Prada?"Kak Prada sudah berangkat, Mbak?" Pertanyaan Felia barusan membuat Bimala tergagap."Eh, iya, Fel. Mas Prada baru saja berangkat." Bimala cepat-cepat mengubah raut wajahnya kembali tenang agar Felia tidak curiga. Lagi pula dia tidak ingin membebani pikiran Felia dengan sesuatu yang belum pasti kebenarannya."Kamu udah selesai sarapannya?""Tinggal dikit lagi, Mbak," jawab Felia sambil menimang-nimang Arkana yang berada di atas pangkuannya. Dia terpaksa sarapan sambil memangku Arkana karena anak itu sempat rewel dan tidak mau ditidurkan di keranjang bayi lagi."Sini, biar Arkana sama mbak dulu." Bimala mengulurkan kedua tangannya, ingin mengambil Arkana dari pangkuan Felia aga

DMCA.com Protection Status