“Diam! Kau semestinya sadar kalau aku sama sekali tidak memikiki perasaan apapun padamu! Jangankan cinta, bahkan mengenal dirimu saja tidak! Bisa-bisanya kau sekarang menjadi Nyonya Wang! Kau tidak pantas menduduki hak yang seharusnya didapatkan oleh Nasya!.” Jack memaki Andira dengan kasar, ia mencekik wanita itu sampai istrinya kesulitan bernafas.
“Jangan Jack, hentikan kegilaanmu! Wanita itu sudah sejak lama mati! Aku istrimu Jack!.” ucapan Andira jelas membuat Jackson sangat murka sehingga dia mengeratkan cekikan nya.
“Bilang apa kau?! Lebih baik kau yang mati dari pada Nasya! Beraninya kau mengatakan hal demikian!.” Jack mendorong Andira sampai kepalanya terbentur dinding.
“Aah!.” Andira merasakan kepalanya seperti dihantam oleh benda keras sehingga ia jatuh dan pingsan.
Jack sama sekali tidak perduli, dia membiarkan istrinya pingsan di dalam, sementara itu dirinya pergi dan mengunci pintu tersebut.
Kebesokan nya, Andira berada di kamar dengan lingkar mata yang sedikit menghitam.
Lalu Jack masuk dengan tubuh terhuyung-huyung, Andira terkejut, ia langsung memegang Jack untuk dibaringkan ke kasur.
“Jack? Ada apa denganmu? Kau mabuk? Semalaman kau tidak pulang, aku menunggumu untuk membukakan pintu ini.” ucap Andira, Jack menghempaskan tangan Andira kemudian melepas dua kancing kemejanya agar bisa merasakan sedikit udara yang sejuk dikamar itu.
“Aku akan beritahu Mama kalau kau mabuk!.” Andira ingin segera keluar, namun tiba-tiba saja Jack menarik tangan halus itu dan tubuh Andira jatuh tepat diatas tubuh Jackson.
“Aku hanya mau kamu Nasya, bukan yang lain.” suara Jack terdengar berat, saat ini kepanikan mulai muncul diwajah Andira, dia berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan pria yang sedang mabuk ini tetapi Jack mengencangkan pelukan nya.
“Mama!!!!.” Teriak Andira, beberapa kali ia memanggil tapi sepertinya tidak ada jawaban sama sekali.
“Jangan takut Nasya, ini aku, calon suamimu.” kata Jack, entah kenapa tiba-tiba mata Andira berkaca-kaca sebelum dia menampar laki-laki itu.
PLAKKK!
“Buang jauh-jauh pikiranmu Jack! Aku Andira! Bukan Nasya!.” Wanita itu melepaskan diri dari Jack yang mulai linglung.
“Andira?.” Jack berkata dengan berat, ia memandangi wajah cantik dihadapan nya.
“Pernikahan itu bukan main-main Jack! Dulu aku berharap mendapatkan suami yang mencintaiku dengan tulus! Tapi aku malah menikah dengan laki-laki yang tak berperasaan seperti kamu! Kau tahu?! Semalaman aku menunggumu disini, kepalaku sakit Jack! Itu semua karena kebodohan kamu!.” Andira pergi meninggalkan kamar itu, ia juga keluar dan mengendarai mobilnya ke kediaman Queen.
“Nyonya, Miss. Queen pulang.” ucap pelayan rumah, Reta segera menutup majalah ditangan nya dan bergegas keluar.
“Mama!.” Andira berlari memeluk Mama nya dan menangis.
“Kamu kenapa sayang? Apa ada masalah? Lingkar matamu hitam, kau begadang semalam?.” pertanyaan Reta semakin membuat Andira menangis.
“Baru satu hari aku menikah dengan Jack, tapi dia begitu buruk memperlakukanku Ma, dia tega membiarkan aku pingsan semalaman di dalam kamar yang dingin.” Andira mengeluh kepada orang tuanya.
“Apa?! Kenapa Jack membiarkan putri kesayangan Mama pingsan didalam kamar semalaman?! Apa yang telah dia lakukan?!.” Reta terkejut saat putrinya menceritakan apa yang terjadi.
“Aku tidak mau Ma memiliki suami sekejam itu, aku tidak mau.” bagaimana mungkin seorang Andira Queen diperlakukan buruk dengan suaminya? Setiap hari dia selalu diperlakukan dengan baik oleh semua orang karena Andira terkenal sebagai wanita yang cantik dan baik, dia juga sukses menjalankan bisnis restoran nya.
“Mama akan bicara dengan Jack!.” Reta menghubungi Jackson Wang berulang kali namun tak ada jawaban, lalu ia menghubungi Alien dan memberitahukan keberadaan putrinya sekarang.
Aline terkejut, dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Andira semalam, saat pagi datang, Aline pergi ke bandara mengantar Dirga, tadinya Dirga Wang ingin mengatakan kalau dia akan segera kembali keluar Negri, namun dia berpikir bahwa Andira dan Jack sudah tidur.
“Aline, saya tidak mau tahu, kalau Jackson sama sekali tidak bisa menghargai putri saya, lebih baik saya mengambil putri saya kembali, ingat Aline? Saya tidak akan membiarkan putri saya menginjakkan kaki dirumah itu sebelum Jackson sendiri yang datang kesini dan meminta maaf pada Andira!.” Reta segera menutup telepon tanpa memberi kesempatan kepada Aline untuk berbicara.
“Mama tahu kamu pasti lelah, beristirahatlah nak dikamar, kalau kau sudah bangun nanti, bibi akan memasakkan makanan kesukaanmu.” ucap Reta Queen, lalu Andira mengangguk seraya menuju kamar untuk melepas rasa lelahnya.
“Aku sudah menduga kalau hal ini akan terjadi saat kita menikah, namun ketika senuanya benar-benar menjadi nyata, hatiku tetap sakit diperlakukan sangat buruk pada suamiku sendiri, jika memang tidak ada cinta diantara kita, bisakah kau berbuat baik tanpa kekerasan seperti tadi malam?.” Andira menatap ponselnya dan menghubungi seseorang.
“Bisakah kau datang kerumahku sekarang Jen?.” rupanya Andira menghubungi teman perempuan nya untuk datang kerumah.
Tak lama Jenyfeer pun datang dan langsung dipersilahkan masuk ke dalam kamar Andira oleh sang bibi.
“Andira? Kenapa? Sepertinya kau sedang tidak baik saat berbicara ditelepon tadi.” Jeny mendekatkan dirinya ke arah Andira dan memeluk teman baiknya itu.
“Bagaimana malam pertamamu dengan laki-laki itu?.” pertanyaan Jeny membuat Andira ingin muntah.
“Justru aku megundangmu kesini karena ingin membicarakan masalahku dengan Jack.” Andira memegang tangan Jenyfeer dan menceritakan semua hal yang terjadi semalam, Jenyfeer terkejut dan langsung marah.
“Bisa-bisanya dia menyakiti temanku?! Hei Andira, jika Franky mengetahui hal ini pasti Jackson akan mati ditangan nya!.” Jeny mengepalkan tinju dan mencengkram selimut dikasur Andira.
“Tidak, Jack bukan orang lemah Jen, Franky bukan tandingan nya, aku tahu Franky akan melakukan apa saja untuk melindungi aku, tapi Jack tidak akan membiarkan Franky menyentuh ujung kulitnya sekalipun.” kata Andira Queen, wajah Jenyfeer berubah menjadi suram, dia tidak menyangka laki-laki yang menikahi teman nya sangat kejam.
“Kalau begitu lebih baik kamu tinggal disini, jangan biarkan laki-laki seperti dia menyakitimu secara hati dan fisik.” gumam Jeny, Andira menatap teman nya yang cemas sebelum ia mengangguk setuju.
“Mama memang ingin aku tinggal disini, dia bilang kalau dia tidak akan membiarkan aku menginjakkan kaki sebelum Jackson sendiri yang datang dan meminta maaf padaku.” kata Andira, setelah mereka mengobrol, Jenyfeer pun pamit pulang.
Lalu Andira membaringkan tubuh dan memejamkan matanya.
Entah sejak kapan dia terlelap dalam tidurnya, ketika bangun wajah yang familiar muncul dihadapan Andira.
“Jack?!.” Andira langsung terbangun dan mengucak matanya.
“Kenapa kau pergi begitu saja tanpa izin dariku?.” tanya Jack, walaupun perkataan yang diucap oleh suaminya tidak sesuai yang diinginkan oleh Andira, namun dia cukup senang karena Jack masih berinisiatif untuk menjemputnya.“Untuk apa meminta izin sama kamu? Sudah jelas kalau kamu tidak perduli padaku sama sekali.” jawaban Andira membuat Jackson tak puas, lalu ia mendekati wanita itu.“Karena kamu membuat masalah, aku jadi harus menunda pekerjaanku hanya untuk menjemputmu kemari!.” Jackson mengeluh kesal.“Jack, aku beritahu padamu ya, kalau kau tidak berniat untuk membawaku pulang, yasudah! Tidak usah datang kesini untuk memjemputku!.” Andira berkata dengan sinis, lalu Jack memelototi nya.“Kau memang wanita menyusahkan! Beda sekali dengan Nasya.” mendengar ucapan itu, lagi-lagi Andira merasa kesal.“Cukup ya Jack
“Tutup mulutmu sebelum aku marah Andira!.” Jack kembali emosi dan melihat mata Andira dengan hati berapi-api“Percuma saja aku belajar jatuh cinta denganmu Jack, kau sama sekali tidak menginginkan semua itu.” Kata Andira, ia membalikkan tubuhnya dan air mata itu segera menetes.'Mana mungkin seorang suami menyiksa istrinya sendiri seperti ini, kalau saja aku bisa memilih, aku akan menceraikanmu Jack, lebih baik kau menikah saja dengan wanita yang sudah mati itu di alam lain.'“M–maaf.” suara Jack tiba-tiba terdengar canggung“Maaf kalau aku menyakitimu, jangan menangis, aku akan berusaha lebih baik.” Jack memegang bahu Andira namun Andira menepis tangan nya.“Selama kamu belum mencintai aku, jangan pernah menyentuh tubuhku sedikitpun.” Andira meminta Jack keluar dari kamar.'Cinta? Aku ba
“...” Andira membatu saat Jack mencium bibirnya dengan selembut itu.“Jangan pergi, oke?.” seperti terhipnotis dengan wajah kelembutan Jack sehingga Andira langsung mengangguk.Dikamar keduanya terdiam, lalu Jack membantu untuk merapihkan pakaian Andira ke dalam lemari.“Ini ponselmu, aku kembalikan. Walaupun begitu aku minta jangan pernah berhubungan dengan pria manapun selain aku.” Kata Jack, Andira pun setuju lalu memberikan selimut tebal kepada suaminya.“Pakailah ini, kau pasti akan kedinginan tanpa selimut.” Jack tersenyum sekilas lalu menerima pemberian itu.“Aku akan tidur.” Andira membasuh wajah dikamar mandi kemudian berbaring di ranjang.Dua jam kemudian, wanita itu terbangun karena ingin minum, lalu melihat Jackson tidur dengan tidak nyaman diatas sofa tanpa memakai selimut pemberian nya.Setela
“Ah Jack! Aku hanya ingin melihatnya.” Ucap Andira gugup.“Lancang kamu! Yang boleh membaca buku itu hanya aku! Kamu sama sekali tidak berhak!.” Jack memaki Andira sampai Andira tak mampu berkata apapun.“Kau memarahiku Jack?.” Andira bertanya dengan serius, lalu Jack mengernyit.“Kamu pikir, setelah kita tidur satu ranjang semalam, aku akan bersikap peduli padamu? Hah?! Lebih baik buang harapanmu jauh-jauh!.” Jack mengambil buku itu dari tangan Andira dengan kasar kemudian keluar kamar.BRAKK! Suara pintu itu membuat hati Andira terasa sakit, tak bisakah Jack memperlakukan istrinya dengan baik walaupun tidak ada cinta diantara mereka?“Baik, mungkin aku memang tidak seharusnya ada dihidupmu Jack.” Andira menghubungi Franky dan memintanya untuk menjemput dia dihotel ini.Karena jarak yang ditempuh dari tempa
Andira membaringkan tubuh dikasur, sementara Jack masih menatap bagian tangan istrinya yang terluka.“Untuk apa kau melihat lukaku sampai seperti itu? Apa kau sedang berpura-pura peduli padaku? Hah?.” Ucap Andira emosi.“Aku sedang berpikir, siapa orang yang ingin mencelakaimu.” Jackson menghubungi seseorang kemudian memberikan perintah.“Cepat cari orang yang ingin mencelakai Andira! Aku ingin info itu ditemukan dalam 1jam kedepan!.” Ucap Jack kemudian menutup telepon.“Hentikan aktingmu Jack!.” Andira marah.“Apa ini semua terlihat seperti akting, Nyonya Wang?.” Jack mendekati Andira dan melihat wajah wanita itu tanpa berkedip.“Ya! Kau memang akting Mrs. Wang! Mana mungkin kau peduli padaku, jika itu benar terjadi akan hujan petir malam ini!.” Tepat disaat Andira selesai berbicara, suara petir pun m
“Ups! jack! Itu Andira.” Marry menunjuk Andira yang pergi dengan kecewa. Jack sangat terkejut! Dia tidak sadar kalau Andira mengikutinya sampai ke Cafe ini.“Andira!.” Jack megejar Andira keluar Cafe, tapi Andira sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil dan melaju sangat kencang.Buru-buru Jackson mengejarnya, sekujur tubuhnya penuh oleh keringat, kali ini dia benar-benar takut akan hal buruk terjadi pada istrinya.“Itu semua belum seberapa Jack, kau tak sepantasnya menikah dengan wanita itu, jika adik ku mati, itu artinya yang pantas kau nikahi hanyalah aku!.” Marry berkata dengan marah.“Andira, hentikan mobilmu!.” Suara itu terus terulang dimulut Jack, lalu Jackson menelepon Andira, sayang sekali telepon itu tak dijawab.“Bisa-bisanya kau berselingkuh dibekakangku Jack! Kau bahkan bukan hanya sekedar menjijikan tapi kau juga termasuk manusi
Satu bulan kemudian, Andira datang menemui Jackson di perusahaan Wang.“Nyonya Wang, selamat datang!.” Ucap karyawan dikantor.“Berhenti memanggilku Nyonya Wang, panggil saja aku Andira.” Semua karyawan terdiam menatap wanita cantik yang sedang berjalan menuju lift itu.“Nyonya Wang, Tuan Jack sedang tidak bisa diganggu.” Andira menoleh ke arah sekretaris Jackson.“Kenapa?! Aku sedang ada perlu dengan Jackson!.” Ucap Andira menegaskan kata-katanya.“Tapi Nyonya, Tuan sedang menerima tamu didalam.” Tanpa berkata apapun lagi, Andira langsung masuk dan melihat Jackson bersama wanita cantik yang pernah berciuman di Cafe Pelangi dulu.“Oh, jadi ini tamunya? Sangat menarik! Maaf ya sepertinya aku sudah menganggu kebersamaan kalian, tapi jangan khawatir, aku hanya sebentar.” Andira berkata denga
“Lho ada apa??.” Reta bertanya serius, ia menatap Jack yang berlari mengejar Andira.“Aku akan bercerai dengan Jack! Jadi aku minta sama Mama untuk usir dia dari rumah ini!.” Kata Andira emosi.“Ma, bantu aku, aku sama sekali tidak mau bercerai dengan Andira.” Jack memohon kepada Reta.“Andira, ini bisa dibicarakan baik-baik, Jack sudah meminta maaf padamu kan nak.” Ucap Reta menenangkan putrinya.“Sampai kapanpun, aku tidak akan bicara baik-baik lagi dengan Jack! Dia telah mengkhianati aku!.” Andira menunjuk wajah Jack dengan marah.“Aku bersumpah, aku sama sekali tidak selingkuh dengan Marry.” Jack memegang tangan istrinya kuat-kuat.“Oh? Marry namanya? Aku akan simpan nama itu baik-baik didalam otak ku.” Mereka berdua terus beradu mulut sampai tidak menyadari kalau Aline su
“Jack!.” Teriak Marry.“Siapa yang memintamu bicara sekeras itu? Ha-ha, aku dengar ada yang minta dibebaskan ya?.” Kata Jackson.“Kau tega sekali padaku Jack, cepat keluarkan aku dari sini!.” Ucap Marry.“Aku tidak akan membebaskanmu dari sini kalau kau masih berani mencoba menyakiti istriku! Kau dengar, aku tidak akan segan-segan membunuhmu ditempat gelap ini jika kau menyentuh Andira walaupun hanya seujung jari.” Kata Jack.“Kalau kau menyentuh Nyonya Wang sama saja kau menyerahkan nyawamu ditangan Tuan.” Jelas Edward.“Lalu apa yang akan membuatmu percaya bahwa aku tidak akan menyentuh wanita sialan itu?!.” Marry Emosi.“Tutup mulutmu! Kau yang sialan!.” Edward menodongkan pisau ke arah mulut Marry, wanita itu sempat terkejut setengah mati dan akhirnya diam.
Sudah beberapa minggu Andira dirawat di rumah sakit, dan saat ini sudah waktunya diperbolehkan pulang.“Jack? Kamu tidak mengatakan apapun pada Mama kan?.” Tanya Andira.“Tidak perlu khawatir begitu, aku sama sekali belum memberitahukan tentang hal ini, kita pulang ke apartemen saja ya? Kalau nanti kamu sudah pulih, baru kita pulang ke rumah Mama.” Ajak Jackson.“Hmmm.”“Kenapa? Kau tidak mau ya pulang ke apartemen?.” Tanya Jack.“Bukan Jack, maksudku bukan itu, tapi... Mobilku.” Wajah Andira seketika murung dan Jack segera memahami situasinya.“Andira, itu tidak sebanding dengan nyawamu, aku janji akan membelikan mobil yang sama persis seperti itu lagi besok.” Kata Jack.“Serius? Kau mau membelikan nya lagi dengan warna dan bentuk yang sama?!.” Wani
“Edward! Aku minta cari tahu penyebab kecelakaan istriku! Bawa dia kesini sekarang!.” Mata Jack menjadi gelap, Edward benar-benar menyadari kemurkaan bos nya.“Baik Mrs. Wang, saya segera menjalankan perintah Anda.” Edward pergi meninggalkan Jack.Beberapa jam telah berlalu namun dokter belum juga keluar dari ruangan Andira, hati Jack semakin sakit dan cemas.Lalu tiba-tiba pintu ruangan terbuka, Jack segera berdiri dan bicara dengan dokter.“B–bagaimana keadaan istriku?!.” Jack bertanya serius.“Tuan, pasien mengalami pendarahan yang hebat, denyut nadi nya pun sekarang melemah, kami harus mendapatkan donor darah secepatnya, terlebih saya juga ingin meminta maaf karena tidak bisa menyelamatkan janin didalam perut pasien, ia masih sangat muda sehingga tak mampu bertahan dengan keadaan seperti ini.” Dokter itu pergi meninggalkan Jackson yang membatu.
“Lho ada apa??.” Reta bertanya serius, ia menatap Jack yang berlari mengejar Andira.“Aku akan bercerai dengan Jack! Jadi aku minta sama Mama untuk usir dia dari rumah ini!.” Kata Andira emosi.“Ma, bantu aku, aku sama sekali tidak mau bercerai dengan Andira.” Jack memohon kepada Reta.“Andira, ini bisa dibicarakan baik-baik, Jack sudah meminta maaf padamu kan nak.” Ucap Reta menenangkan putrinya.“Sampai kapanpun, aku tidak akan bicara baik-baik lagi dengan Jack! Dia telah mengkhianati aku!.” Andira menunjuk wajah Jack dengan marah.“Aku bersumpah, aku sama sekali tidak selingkuh dengan Marry.” Jack memegang tangan istrinya kuat-kuat.“Oh? Marry namanya? Aku akan simpan nama itu baik-baik didalam otak ku.” Mereka berdua terus beradu mulut sampai tidak menyadari kalau Aline su
Satu bulan kemudian, Andira datang menemui Jackson di perusahaan Wang.“Nyonya Wang, selamat datang!.” Ucap karyawan dikantor.“Berhenti memanggilku Nyonya Wang, panggil saja aku Andira.” Semua karyawan terdiam menatap wanita cantik yang sedang berjalan menuju lift itu.“Nyonya Wang, Tuan Jack sedang tidak bisa diganggu.” Andira menoleh ke arah sekretaris Jackson.“Kenapa?! Aku sedang ada perlu dengan Jackson!.” Ucap Andira menegaskan kata-katanya.“Tapi Nyonya, Tuan sedang menerima tamu didalam.” Tanpa berkata apapun lagi, Andira langsung masuk dan melihat Jackson bersama wanita cantik yang pernah berciuman di Cafe Pelangi dulu.“Oh, jadi ini tamunya? Sangat menarik! Maaf ya sepertinya aku sudah menganggu kebersamaan kalian, tapi jangan khawatir, aku hanya sebentar.” Andira berkata denga
“Ups! jack! Itu Andira.” Marry menunjuk Andira yang pergi dengan kecewa. Jack sangat terkejut! Dia tidak sadar kalau Andira mengikutinya sampai ke Cafe ini.“Andira!.” Jack megejar Andira keluar Cafe, tapi Andira sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil dan melaju sangat kencang.Buru-buru Jackson mengejarnya, sekujur tubuhnya penuh oleh keringat, kali ini dia benar-benar takut akan hal buruk terjadi pada istrinya.“Itu semua belum seberapa Jack, kau tak sepantasnya menikah dengan wanita itu, jika adik ku mati, itu artinya yang pantas kau nikahi hanyalah aku!.” Marry berkata dengan marah.“Andira, hentikan mobilmu!.” Suara itu terus terulang dimulut Jack, lalu Jackson menelepon Andira, sayang sekali telepon itu tak dijawab.“Bisa-bisanya kau berselingkuh dibekakangku Jack! Kau bahkan bukan hanya sekedar menjijikan tapi kau juga termasuk manusi
Andira membaringkan tubuh dikasur, sementara Jack masih menatap bagian tangan istrinya yang terluka.“Untuk apa kau melihat lukaku sampai seperti itu? Apa kau sedang berpura-pura peduli padaku? Hah?.” Ucap Andira emosi.“Aku sedang berpikir, siapa orang yang ingin mencelakaimu.” Jackson menghubungi seseorang kemudian memberikan perintah.“Cepat cari orang yang ingin mencelakai Andira! Aku ingin info itu ditemukan dalam 1jam kedepan!.” Ucap Jack kemudian menutup telepon.“Hentikan aktingmu Jack!.” Andira marah.“Apa ini semua terlihat seperti akting, Nyonya Wang?.” Jack mendekati Andira dan melihat wajah wanita itu tanpa berkedip.“Ya! Kau memang akting Mrs. Wang! Mana mungkin kau peduli padaku, jika itu benar terjadi akan hujan petir malam ini!.” Tepat disaat Andira selesai berbicara, suara petir pun m
“Ah Jack! Aku hanya ingin melihatnya.” Ucap Andira gugup.“Lancang kamu! Yang boleh membaca buku itu hanya aku! Kamu sama sekali tidak berhak!.” Jack memaki Andira sampai Andira tak mampu berkata apapun.“Kau memarahiku Jack?.” Andira bertanya dengan serius, lalu Jack mengernyit.“Kamu pikir, setelah kita tidur satu ranjang semalam, aku akan bersikap peduli padamu? Hah?! Lebih baik buang harapanmu jauh-jauh!.” Jack mengambil buku itu dari tangan Andira dengan kasar kemudian keluar kamar.BRAKK! Suara pintu itu membuat hati Andira terasa sakit, tak bisakah Jack memperlakukan istrinya dengan baik walaupun tidak ada cinta diantara mereka?“Baik, mungkin aku memang tidak seharusnya ada dihidupmu Jack.” Andira menghubungi Franky dan memintanya untuk menjemput dia dihotel ini.Karena jarak yang ditempuh dari tempa
“...” Andira membatu saat Jack mencium bibirnya dengan selembut itu.“Jangan pergi, oke?.” seperti terhipnotis dengan wajah kelembutan Jack sehingga Andira langsung mengangguk.Dikamar keduanya terdiam, lalu Jack membantu untuk merapihkan pakaian Andira ke dalam lemari.“Ini ponselmu, aku kembalikan. Walaupun begitu aku minta jangan pernah berhubungan dengan pria manapun selain aku.” Kata Jack, Andira pun setuju lalu memberikan selimut tebal kepada suaminya.“Pakailah ini, kau pasti akan kedinginan tanpa selimut.” Jack tersenyum sekilas lalu menerima pemberian itu.“Aku akan tidur.” Andira membasuh wajah dikamar mandi kemudian berbaring di ranjang.Dua jam kemudian, wanita itu terbangun karena ingin minum, lalu melihat Jackson tidur dengan tidak nyaman diatas sofa tanpa memakai selimut pemberian nya.Setela