"PETER!! Cepat keluar dari mobil dan buka parasut!!" Seru Evan mengingatkan Peter, ia bergegas membuka sabuk pengaman lalu membuka pintu mobil dan melompat keluar."Shiitt!! Tunggu, Evan!!" Peter melakukan hal yang sama seperti yang Evan lakukan dan tanpa berpikir panjang lalu ia pun melompat dari mobil.Mobil meluncur kencang ke bawah tebing lalu meledak setelah menghantam dasar tebing yang dipenuhi oleh beruntung bagi Evan dan Peter yang keluar tepat pada waktunya sehingga nyawa keduanya terselamatkan berkat ide cemerlang sang pimpinan mafia.Evan dan Peter melayang di udara dan perlahan mendarat ke tanah akan tetapi sial menimpa Peter karena parasutnya malah tersangkut di dahan pohon sehingga ia harus berjuang keras untuk bisa melepaskan diri dari tali parasut yang masih melilit tubuhnya."Evan, hey!! Tolong aku," pekik Peter kencang.Evan menghela napas panjang sambil menggelengkan kepalanya, ia mengambil pistol dari balik baju lalu mulai menembaki ranting pohong hingga patah sehi
"IRIS, BUKA PINTUNYA!!" Evan menggedor pintu kamar mandi sangat kencang hingga dinding bergetar karena saking kerasnya ia menggedor bahkan ia hampir mendobrak pintu kamar mandi dan merusaknya untuk yang kedua kalinya.Di sisi lain."Ayo kak Julian, cepat angkat teleponku!! Sial," gumam Iris sambil terus berusaha menelepon kakaknya.Tangan Iris gemetaran bahkan ponsel yang ia pegang terus terjatuh ke lantai saat mendengar gelegar suara Evan yang bagaikan petir, ia berani berbuat nekat karena sudah benar-benar tidak tahan dengan perlakuan kejam Evan dan ia sudah mempersiapkan diri kalau harus mendapatkan hukuman dari sang mafia kejam asalkan pada akhirnya ia bisa kembali ke keluarga Marchetti dan hidup normal sebagai wanita biasa bukannya sebagai wanita tawanan yang setiap saat selalu mendapatkan pelecehan dari Evan.Tuuuuut Tuuuuuuut!!"Siapa kau?!" Tanya Julian dengan nada suara yang kaku dan sangat mengintimidasi.Panggilan Iris akhirnya dijawab oleh Julian akan tetapi tiba-tiba ....
"Jangan, tolong jangan lakukan itu!! Evaan, tolong!! Evaan," teriak Iris ketakutan."Say good bye kepada wajah cantikmu, Bitch!!" UJar Stella kepada Iris.Sambil tersenyum menyeringai, Stella mengangkat silet tajam berlumuran darah ke udara, tangannya berayun turun dan bersiap menyayat serta merusak wajah cantik Iris agar ia tidak ada lagi yang bisa merebut Evan. Akan tetapi ....Tepp!!"GOOD BYE, STELLA!!" Ujar Evan setelah menangkap pergelangan tangan Stella dan menggagalkan perbuatan jahat adik dari rekan kerjanya tersebut."Evan ...." Manik biru Stella membulat sempurna saat melihat wajah Evan yang terlihat merah padam menahan marah, ia akhirnya memutar otak mencari alasan untuk membela diri. "Evan!! Pelacur itu yang menyerangku lebih dulu makanya a--""DIAM KAU, STELLA!! Apa kau pikir aku akan memepercayai ucapanmu, hah?!" Evan merampas silet dari tangan Stella dengan sangat kasar hingga beberapa ruas jari-jari lentik Stella tidak sengaja tersayat lalu berdarah."Awwwhhh, sakit!
"Mmmmh," lenguh Iris saat bibirnya dilumat oleh Evan.Teriak kesakitan Iris berubah menjadi lenguhan dan rasa sakit yang dideritanya teralihkan oleh ciuman hangat yang terasa begitu hangat di bibirnya tidak seperti biasanya yang terasa dingin dan kasar. Tatapan mata Iris dan Evan saling beradu tak bisa saling melepaskan pandangan satu sama lain hingga kelopak mata Iris tiba-tiba terpejam."Iris, bangun!! Ada apa?" Evan menangkup pipi Iris lalu menepuknya perlahan untuk membangunkan sang gadis, namun ia tidak kunjung mendapatkan respon dari Iris yang sedang pingsan. "Perawat," panggilnya kencang."Sudah selesai, Tuan. Saya akan pergi sebentar untuk mengambil obat-obatan yang diperlukan untuk perawatan nona Iris," ucap sang perawat."PAUL!!" Seru Evan memanggil anak buahnya yang sedang berjaga di depan kamar Iris."Ya, Tuan.""Antar perawat ke klinik untuk mengambil obat-obatan," titah Evan."Baik, Tuan."Perhatian Evan kembali tertuju kepada Iris yang masih pingsan dan tak kunjung sada
"Evan, kiriman heroin kita dijarah. Dan aku pikir ini semua adalah perbuatan Fabrisio karena hanya dia yang tahu rute perjalanan truk-truk kita," lapor Peter sesaat setelah masuk ke dalam ruangan kerja sang pimpinan.BRAAAAKKK!!! Evan menghantam meja kerjanya dengan kepalan tangannya yang besar nan kokoh sehingga meja kerjanya bergetar hebat, wajahnya berubah merah padam dan menunjukkan kemarahan yang teramat sangat setelah mendengar laporan Peter. Rugi banyak, jutaan dollar uang yang telah hilang itulah yang kini sedang dipikirkan oleh Evan sehingga membuat kepalanya berdenyut sakit."Apa kau sudah memastikan kalau Fabrisio adalah pelakunya?" Tanya Evan memastikan."Ya, aku sangat yakin." Jawab Peter."Fuck!! Jadi sekarang Fabrisio sedang menabuh genderang perang dan memantapkan posisinya sebagai musuhku," maki Evan."Tepat sekali," sahut Peter.TOK TOK!!"Siapa?" Seru Peter."Ini saya, Simon.""Masuk," titah Peter.Simon masuk ke dalam ruangan kerja Evan sambil membawa sepucuk surat
BOOOM!! DHUUAAAARR!! Gudang-gudang senjata serta obat-obatan yang berada di area mansion Fabrisio satu per satu meledak dan percikan api langsung menjalar lalu membakar semua area perkebunan anggur milik pimpinan Al-Capone tersebut.Asap hitam pekat membumbung tinggi ke langit dan mulai membakar semua benda hingga menjadi abu, Fabrisio menggila melihat barang-barang bernilai ratusan juta dollar miliknya telah musnah dalam sekejap mata akibat serangan balasan Evan yang sangat telak."FUUUUUCK!! FUUUCKK!! CEPAT PADAMKAN APINYA," teriak Fabrisio sambil berlari mendekati area gudang. "APA YANG KALIAN LAKUKAN?! CEPAT PADAMKAN APINYA, BODOH!!" Teriaknya kepada anak buahnya.Sementara itu ...."Pemandangan yang sangat indah," gumam Evan sambil tersenyum penuh kepuasan saat melihat api membakar seluruh kebun serta gudang senjata milik Fabrisio dari jendela kaca mobilnya.Ponsel Evan bergetar dan di layar muncul nama Peter sehingga ia langsung menjawabnya.[Evan: Hmm ....Peter: Jangan cuma hm
"Pergilah ke neraka menyusul istri seksimu yang tubuhnya telah diledakkan oleh Julian, berengsek!!""Hahaha!! Hei bodoh!! Bagaimana mereka berdua bisa bertemu di neraka? Tubuh istrinya 'kan hancur berkeping-keping, mungkin si berengsek ini hanya akan menemukan kepala atau satu kaki istrinya saja di neraka," timpal pria lainnya lalu keduanya tertawa terbahak-bahak setelah puas menghina Evan.Darah Evan seketika mendidih dan emosinya tersulut setelah mendengar ejekan anak buah Fabrisio, tenaga yang sudah terkuras habis seketika terisi penuh sehingga ia bisa melakukan perlawanan balik. Evan mengambil pisau lipat dari dalam saku celananya yang ia gunakan untuk melukai tangan pria bertubuh kekar lalu ia menyerang dua anak buah Fabrisio dengan pisau lipatnya dengan menancapkannya ke leher serta dada musuh hingga kedua pria bertubuh kekar akhirnya terjatuh di lantai lalu sekarat."FUCK YOU!! FOCK YOU!! Berani sekali kalian menghina istriku dan memanggilnya dengan panggilan yang menjijikkan,"
"Jadi, apakah kau mau bekerja sama denganku? Pikirkan baik-baik tawaranku yang pasti akan sangat menguntungkan dirimu," ujar Stella yang terus berusaha untuk meyakinkan Julian."Katakan kepadaku, siapa kau dan bagaimana kau bisa mengenal Iris yang sedang ditawan oleh Evan?" Tanya Julian sambil menatap Stella dengan tatapan selidik.Julian terlihat masih sangat ragu dengan Stella akan tetapi di satu sisi ia membutuhkan bantuan wanita bertubuh seksi itu untuk membebaskan Iris dari cengkeraman musuhnya. Manik hijau Julian terlihat sibuk mengamati Stella dari ujung rambut hingga ke ujung kaki, kaki mulus nan jenjang yang terekspos sempurna membuat tatapan matanya terpaku lama seperti sedang disihir."Kenapa? Apakah identitasku sangat penting bagimu? Bukankah yang terpenting sekarang ini ada kebebasan adikmu?" Tanya Stella tapi ia tidak kunjung mendapatkan jawaban dari Julian dan beberapa detik berikutnya ia menyadari kalau lawan bicaranya sedang memandangi kaki, payudara sintalnya serta pa
"Aku sudah melamar Zoe, aku ingin hidup tenang dan menghabiskan sisa waktuku bersama dengannya karena itulah aku ingin mengundurkan diri dari dunia mafia," ucap Peter.Evan terkejut dan ia tidak bisa berkata-kata, tidak pernah terpikirkan olehnya kalau Peter akan mengacapkan hal ini kepadanya. Meskipun ia tidak rela kehilangan Peter yang sudah dianggapnya sebagai saudara namun ia juga tidak memiliki hak untuk melarang Peter mencari kebahagiaan sendiri."Baik, aku hormati keputusanmu dan jika kau ingin kembali maka pintu rumahku selalu terbuka untukmu. Jaga Zoe baik-baik dan kau harus sering-sering datang mengunjungiku," ucap Evan."Terima kasih dan maafkan aku," ucap Peter yang kembali memeluk erat Evan.Klan Marchetti kini telah runtuh dan wilayah kekuasaan Evan semakin luas dan kuat setelah merampas semua harta kekayaan Julian. Dan sebagai tanda terima kasih karena sudah membantunya untuk mengalahkan Julian dan Kiyoka, Evan memberikan wilayah kekuasaan Kiyoka kepada Ruben sehingga m
Melihat Evan sudah tidak lagi bergerak Julian berpikir kalau dirinya sudah benar-benar menang dan bisa merebut semua yang menjadi milik Evan baik itu harta, kekuasaan, wilayah dan lain sebagainya. Julian bermimpi kalau dirinya bisa menguasai dunia setelah kematian musuh bebuyutannya hari dan tanpa mau membuang waktu untuk mengecxek kondisi lawannya, ia memutuskan untuk menghentikan peperangan dengan melakukan ikrar."EVAN TELAH MATI!! MULAI DETIK INI JUGA KLAN LUCIANO SUDAH TIDAK ADA LAGI, SEMUA YANG MASIH TERSISA ADALAH MILIKKU, MILIK KLAN MARCHETTI!!" Teriak Julian yang membuat semua orang terhenti.Simon yang tadinya sedang terpojok dan masih semangat untuk melakukan perlawanan sengit tiba-tiba terdiam mematung saat mendengarkan teriakan Julian yang menggema sampai ke seluruh penjuru arah. Simon masih tidak percaya dengan pengumuman yang disampaikan oleh Julian barusan kalau pemimpinnya yang kuat nan perkasa kini telah gugur dan nasibnya sebagai pengawal sang pimpinan Cosa Nostra
Seorang pria tewas dan susul oleh beberapa pria lainnya yang kini mati tertembus peluru, samar-samar suara gelak tawa ditengah deru kebisingan deru suara baling-baling helikopter yang memekakkan telinga."Hey, whatssap, dok!!" Seru Kade sambil memakan wortel dan meniru tokoh kartun Bugs bunny yang membuat Peter dan Iris tercengang."Shit!! Dasar bodoh, kau membuatku kaget saja," gumam Peter yang terkejut sekaligus lega dengan kedatangan Kade yang tepat waktu.Bantuan memang telah datang akan tetapi masalah lain juga ikut datang karena anak buah Kiyoka dan Julian mulai menembaki helikopter dan menyulut emosi Kade yang tanpa pikir panjang langsung menyambar granat lalu melepaskan pin kemudian melemparkannya ke sebuah bangunan kecil yang biasa digunakan untuk gudang penyimpanan senjata.DHUUAAAR!! Bangunan kecil meledak dan helikopter yang ditumpangi Kade terbang meninggi agar tidak terkena dampak ledakan yang bisa menyebabkan masalah pada baling-baling saat serpihan-serpihan bangunan be
Malam tiba, Peter dan beberapa anak buahnya bersembunyi di balik semak-semak yang berada di seberang mansion Marchetti untuk mengintai musuh serta mencari waktu yang tepat untuk menyerang akan tetapi hal aneh terjadi saat mobil-mobil hitam keluar dari gerbang mansion Marchetti termasuk mobil milik Julian."Apa-apaan ini? Mau kemana mereka semua?" Gumam Peter dengan ekspresi wajah yang tampak bingung.Drrtt drrt!! Ponsel salah satu anak buah Peter bergetar menerima sebuah pesan singkat dari mata-mata mereka di dalam mansion."Julian dan Kiyoka pergi menuju ke kediaman Luciano untuk melakukan penyerangan besar-besaran, mansion kosong hanya ada nona Iris yang dijaga 60 bodyguard." Ucap anak buah Peter yang membacakan pesan singkat dari mata-mata mereka."FUCK!! Jadi ... Julian dan Kiyoka bergerak menyerang Evan makanya mereka mengosongkan mansion?! Ini ... kenapa mereka bisa tiba-tiba merubah rencana seperti ini?!" Ujar Peter gusar. "Apakah Evan mengetahui rencana serangan ini?" Ucapnya
"Kata perawat, besok siang aku akan menjalani tes pertamaku dan aku ingin kau berada di sampingku. Aku ingin kau yang menemaniku," ucap Zoe sembari memeluk erat pinggang Peter dari belakang.Tangan Peter yang sedang memegang ponsel merosot dan dengan gerakan jempol yang meraba-raba ia memutuskan sambungan teleponnya dengan Jeremy, mulutnya terkatup rapat tak mampu mengiyakan permintaan Zoe meskipun ia telah berjanji untuk selalu berada di sisi sang model cantik saat sedang menjalani pengobatan."Zoe, ada yang ingin aku katakan kepadamu." Ucap Peter seraya melepaskan tautan tangan Zoe yang melingkar di pinggangnya lalu berbalik ke belakang hingga ia dan Zoe saling berhadapan agar ia bisa berbicara dengan nyaman."Tentang apa?" Tanya Zoe sambil mendongakkan kepalanya agar ia bisa menatap wajah Peter dengan sangat jelas.Ya, meskipun Zoe bertubuh tinggi akan tetapi masih kalah tinggi dengan tubuh Peter makanya setiap kali ia ingin menatap wajah lelaki pujaan hatinya maka ia harus mendong
"Jangan tendang!! Aku sedang hamil, tolong kasihani aku dan janin di dalam perutku, Kak. Aku mohon," pinta Iris sambil menahan kaki kakaknyta dengan menggunakan satu tangan sedangkan tangannya yang lain ia gunakan untuk melindungi perutnya agar tidak terkena tendangan kakaknya.Iris reflek mengaku bahwa ia sedang mengandung agar ia bisa melindungi janin yang sedang dikandungnya dari kemarahan sang kakak, mungkin ini terdengar sangat konyol mengingat kakaknya sangatlah membenci pria yang menanamkan benih di rahimnya akan tetapi sekarang ini keadaan sedang mendesak dan ia akan segera mencari cara untuk bisa meloloskan diri dari cengekeraman kakaknya setelah lolos dari siksaan yang ini tentunya."Apa? Hamil ...?!! Apa kau sudah gila, huh?!" Teriak Julian hingga urat-urat di lehernya mencuat ke permukaan kulitnya. "Aku tidak akan membiarkan hal ini!! Janin kotor itu harus mati sebelum hari pernikahanmu dengan Kiyoka," imbuhnya.Mata Julian melotot, wajahnya menjadi merah padam dengan bib
"Jangan sentuh aku, dasar berengsek!!" Seru Iris memaki Kiyoka."Ayolah, Iris. Aku adalah calon suamimu dan aku memiliki hak untuk menikmati tubuhmu sebelum hari pernikahan kita," ucap Kiyoka dengan entengnya.Dengan ekspresi wajah tidak bersalah, Kiyoka kembali melecehkan Iris untuk memuaskan hasratnya saat melihat kemolekan tubuh serta kecantikan paras sang calon istri. Lelaki bertubuh tinggi nan kekar itu melumat bibir lalu kembali melumat kasar puting payudara sintal yang sangat menggugah hasratnya tanpa mau mengindahkan rintihan atau jeritan kesakitan Iris."TOLONG, KAK JULIAN!! KAK JULIAAAN!! TOLONG," teriak Iris sejadi-jadinya.Tak ada pilihan lain bagi Iris selain selain berteriak dan meminta pertolongan kepada sang kakak yang pastinya tidak akan mau membelanya akan tetapi ia tidak mau begitu saja menyerah dan membiarkan tubuhnya dinikmati oleh pria berengsek macam Kiyoka.Terlebih sekarang ini Iris sedang berbadan dua dan ia tidak ingin terjadi hal buruk menimpa janin yang s
"Kiyoka Kudou? Jadi sekarang ini Julian ingin memperkuat dan memperluas kekuasannya dengan cara menikahkan Iris dengan Kiyoka," gumam Peter dengan tangan mengepal kuat."Lalu apa yang akan anda lakukan untuk menebus kesalahan anda kepada tuan Evan?! Anda tidak akan pernah bisa merebut kembali nona Iris sekalipun anda harus mengorbankan nyawa," ketus Simon."TUTUP MULUTMU, SIMON!! Apa kau pikir tuan Peter tidak menderita dengan kejadian ini?!" Hardik Jeremy."Lalu bagaimana dengan tuan Evan?! Apa kau pikir tuan Evan tidak menderita, huh?! Setelah kehilangan nyonya Freya akhirnya tuan Evan bisa sedikit melupakan kesedihannya tapi dia malah menghancurkan kebahagiaan tuan Evan dengan pengkhianatan yang dia lakukan," sengit Simon sambil menunjuk Peter."Dasar kau berengsek!!" Jeremy mendorong dada Simon dengan sangat kasar hingga tubuh rekannya terdorong ke belakang beberapa langkah, ia benar-benar tidak terima dengan penghinaan Simon kepada orang yang sangat ia hormati makanya ia tidak ra
"Jangan lakukan ini lagi, Zoe. Tubuhmu terlalu berharga untuk sia-siakan hanya untuk memuaskan hasrat pria-pria berengsek sepertiku," ucap Peter.Peter menarik tangannya dari payudara Zoe kemudian berjalan mendekati ranjang lalu menarik selimut yang ia gunakan untuk menutupi tubuh seksi yang model cantik yang telanjang bulat. Ia mengangkat tubuh Zoe lalu membawanya ke ranjang dan dengan sangat hati-hati ia merebahkan tubuh Zoe yang masih terbungkus selimut ke ranjang."Kau bukan lagi kupu-kupu malam yang harus menjual tubuhmu untuk membiayai pengobatanmu, Zoe. Kau adalah seorang wanita terhormat dan kau harus berjanji kepadaku untuk tidak lagi menggunakan tubuhmu hanya untuk membayar kebaikanku," ucap Peter seraya mengusap lembut pipi Zoe."Aku tidak sedang membayar kebaikanmu dengan menggunakan tubuhku, aku hanya ingin memberikan tubuhku untuk pria yang aku cintai," ungkap Zoe dengan sorot mata penuh cinta."Zoe ... ada yang harus aku sampaikan kepadamu tentang perasaanku terhadap se