Kita tidak bisa memiliki segalanya yang kita inginkan. Termasuk orang yang kita cintai.
* * * * *
Flora mengusap air mata yang terjatuh dari sudut matanya. Saat ini wanita itu duduk di ruang tunggu tepat di depan ruang operasi. Beberapa jam yang lalu Arion mendapatkan telpon dari kepolisian yang mengatakan jika Xander mengalami kecelakaan karena mabuk saat mengemudi. Flora yakin benar keputusannya untuk jujur mengenai perasaannya kepada Xander pasti yang mendorong pria itu untuk minum hingga mabuk.
Flora bisa merasakan seseorang memegang tangannya dan menggenggamnya. Dia menoleh dan melihat Arion sudah duduk di sampingnya. “Jangan khawatir. Xander adalah orang yang kuat. Aku yakin dia akan baik-baik saja.”
“Aku berharap
Keputusan apa yang diambil oleh Flora?
Even though we can’t be together until the very end, I am happy that we made lovely memories. I am also glad that you were once a part of my life. * * * * * Flora membuka kamar Xander. Kamar Xander tampak tidak banyak barang. Bahkan sama sekali tidak ada foto pria itu atau keluarga dan temannya. Flora menghampiri lemari Xander dan mengemasi beberapa pakaian untuk Xander. Namun kegiatannya terhenti saat dia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Ada sebuah foto yang terselip di antar pakaian pria itu. Flora mengambilnya dan terkejut melihat foto dirinya. Wanita itu membalik foto itu dan melihat tulisan tangan Xander. Wanita yang kucintai. Seketika tubuh Flora kembali bergetar. Dia bisa merasakan cinta Xander yang tulu
“Kita manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan, Flora. Asalkan kau mau mengakui kesalahan dan bisa mempertanggungjawabkan kesalahanmu, maka itu sudah lebih dari cukup.” * * * * * Dua tahun kemudian Flora menyerahkan sebuah map kepada seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan abu-abu. Pria itu mengambil map itu dan membukanya. Terlihat sebuah desain ruang kerja di dalamya. Ruang kerja itu tampak didesain khusus untuk seseorang dengan kebutuhan khusus. Anthony yang menjadi atasan Flora memintanya membuat ruang kerja dengan penataan barang yang mudah bagi seseorang yang duduk di kursi roda. Sehingga Flora memilih tidak menggunakan lemari yang tinggi. “Aku selalu puas dengan hasil desainmu, Flora. Hanya saj
“Aku bahkan sudah melupakan perasaanku, Flo. Aku sudah bangkit dari keterpurukanku. Tapi kau masih tidak mau melakukannya. Arion adalah sahabatku, Flo. Begitu juga denganmu. Dan aku ingin kedua sahabatku bisa bahagia bersama.” * * * * * “Lama tidak bertemu, Flora.” Flora bisa melihat Xander duduk di kursi roda dengan senyuman lebar di wajahnya. Pria itu masih sama tampannya seperti terakhir kali Flora melihatnya. Seketika tubuh Flora membeku di tempat saat menyadari jika Xander telah menemukan dirinya. Lalu dia teringat dengan desain ruang kerja yang dibuatnya. Tatapan Flora tertuju pada kursi roda yang diduduki oleh Xander. Kursi roda yang dimiliki Xander tampak lebih canggih dari kursi roda biasanya. Bahkan dilengkapi dengan gadget yang terhubung dengan kursi roda itu.
I'm happy to see you happy. Even though it hurt me. * * * * * Arion memandang ponselnya di mana tampak pesan dari Xander yang memintanya untuk bertemu dengannya di sebuah kafe. Dia merasa aneh karena tiba-tiba saja Xander meminta bertemu di tempat lain. Biasanya Xander akan mengunjungi kantornya di London atau menunggunya di rumah untuk berbicara. Dia yakin ada hal penting yang ingin disampaikan oleh sahabatnya itu. Arion meraih cangkir kopi hitam dan meminumnya. Setelah itu dia meletakkan kembali cangkir itu ke atas piring kecil. Tatapan pria itu melihat sekelilingnya. Kafe itu sedikit ramai orang-orang yang sedang menikmati istirahat siangnya. Lalu tatapan Arion tertumbuk pada seseorang yang baru saja masuk ke dalam kafe. Bahkan saking terkejutnya, pria itu sampai berdiri dari ku
Tanggung jawab bukan hanya di mulut saja tapi juga dilakukan secara nyata. * * * * * Xander memandang gadis muda yang berbaring tak sadarkan diri di atas ranjang rumah sakit. Terlihat darah yang sebelumnya membasahi kulit putih wanita itu sudah dibersihkan. Sebagai gantinya kepala gadis itu sudah diobati dan diperban. Beruntung sopir Xander belum melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi sehingga luka gadis itu tidak parah. Xander tak mampu mengalihkan pandangannya dari gadis itu. Bahkan ketika sopirnya meletakkan gadis itu di belakang mobil dan membaringkan kepalanya di pangkuan Xander, pria itu tidak bisa berhenti memandang ke arah gadis itu. Xander memperkirakan usia gadis itu mendekati usia dua puluhan. Jauh sekali dengan umurnya yang saat ini mencapai usia tiga puluh dua tahu
“Courage is resistance to fear, mastery of fear, not absence of fear.” — Mark Twain * * * * * “Jadi kau akan kembali ke Athena minggu depan?” tanya Arion setelah mendengar cerita Flora mengenai Mareva yang hendak menikah. Flora menganggukkan kepalanya. “Benar. Mareva sahabatku. Dia selalu membantuku. Tentu saja aku harus datang ke pernikahannya. Apa kau bisa datang bersamaku?” “Apakah aku akan mendapatkan hadiah jika aku menemanimu?” goda Arion. Flora tertawa mendengar candaan Arion. Dia pun memutuskan ikut permainan pria itu. “Bagaimana jika aku membuatkanmu kue? Dulu kau menyukainya.” “Hanya kue?
Terkadang pertolongan tidak datang dengan mudah. Namun tetap ada jalan bagi seseorang yang ingin menolong orang lain. * * * * * Xander dan Arion yang menunggu di ruang tamu langsung mendongak saat mendengar suara langkah kaki. Kedua pria itu bisa melihat Flora berjalan menghampiri mereka. Pakaian Flora tampak sedikit basah. Tapi yang paling menarik perhatian kedua pria itu adalah ekspresi wajah Flora. “Apakah Keira baik-baik saja?” tanya Xander saat melihat Flora duduk di samping Arion. Flora menghela nafas berat. “Dia baik-baik saja sekarang. Keira kelelahan sehingga sekarang dia sudah terlelap.” Xander tampak bisa berna
Sometimes the eyes can say more than the mouth. Sometimes eyes speaks louder than words. Because the eyes are the only part of your body which can never hide the emotions you hold. * * * * * “Wow!” Flora tak bisa mengagumi keindahan kota London ketika dirinya, Arion, Xander dan Keira naik kapal pesiar menyusuri sungai Thames. “Sangat indah.” Arion memeluk sang kekasih dari belakang sembari menikmati pemandangan dari kapal pesiar itu. Flora menganggukkan kepalanya. “Ya, kau benar, Arion. Tempat ini sangat indah. Tapi tetap saja aku merindukan Athena.” “Kita akan segera pulang setelah menikmati
Sine amor, nihil est vita ~ Without love, life is pointless. ~ * * * * * “Keira terlihat sangat cantik dengan gaun biru itu.” Puji Flora, sang pengantin wanita yang menjadi ratu dalam pesta pernikahan malam itu. Tatapan itu tertuju pada Keira yang mengenakan gaun biru tanpa lengan yang begitu cantik memeluk tubuhnya. Brokat biru berkilaunya terlihat seperti es yang membeku di sekitar gaunnya. Xander menyunggingkan senyuman melihat Keira sedang tertawa bersama seorang anak kecil. “Aku sangat yakin gaun itu sangat cocok untuknya. Dia mengatakan jika dia menjadi Elsa mengenakan gaun itu.” Flora tertawa mendengar Xander menyebut tokoh dalam film kartun Frozen. “Kupikir dia jauh lebih mir
Orang mudah menghakimi orang lain. Tapi mereka tidak tahu benar apa yang telah dialami oleh orang lain. Karena itu jangan pernah memandang rendah orang lain. * * * * * “Waahhh…. Es krim ini enak sekali.” Ucap Keira setelah menghabiskan satu cup es krim stroberinya. Xander tersenyum melihat tingkah Keira masih seperti anak kecil. Dia tidak akan menduga gadis yang bijaksana beberapa jam yang lalu sekarang menjelma menjadi anak kecil yang begitu bahagia hanya karena mendapatkan es krim. “Aku tidak akan menyangka kau ingin mengajakku kencan.” Ucap Xander memandang orang-orang yang berlalu lalang di dalam Athens Heart Mall. “K
Tapi jika aku membalas perbuatan mereka, bukankah masalah ini tidak akan ada habisnya. Jadi kupikir sebaiknya memaafkan mereka dan menyingkirkan mereka dari hadapanku. * * * * * Keira memandang Bella, Anna, Dimitra dan Eleni yang berlutut di tengah ruangan Xander. Mereka tampak sangat ketakutan setelah mendapatkan ancaman dari Xander. Pria itu mengatakan jika keputusan semua di tangan Keira. Jika Keira tidak bisa memaafkan perbuatan mereka, maka Xander akan menghancurkan hidup mereka. Keira berjalan menghampiri mereka yang terlihat menunduk ketakutan. Bahkan dia bisa melihat tubuh mereka bergetar. Langkah gadis itu berhenti di hadapan mereka. Menatap mereka satu persatu. “Aku ingin
Tak ada seorangpun yang mampu mengubah masa lalu. Karena masa lalu tidak akan pergi ke manapun. Akan berada di satu tempat yang akan selalu mengingatkanmu. * * * * * “Bagaimana bisa kau berkata seperti itu jika orang yang akan menjadi istriku adalah kau?” “Kau tidak perlu mengelaknya, Xander. Karena aku saja tidak bisa membuatmu…” Ucapan Keira terhenti saat menyadari sesuatu. Tatapan gadis itu tertuju pada Xander yang saat ini tersenyum ke arahnya. “Tadi kau mengatakan apa? Siapa yang akan menjadi istrimu?” “Aku mengatakan jika kau akan menjadi istriku, Kei.” Tubuh Keira terpaku mendengar ucapan Xander. Hatinya terasa seperti diledakkan oleh rasa bahagia mende
Kita tidak bisa memaksakan orang lain berpikir hal yang sama dengan kita, Keira. Mereka memiliki hak untuk menilai orang lain. Tapi menyakiti orang lain sangatlah tidak dibenarkan. * * * * * Keira turun dari atas motor Arion. Dia tidak menyangka Arion akan menemukannya di taman itu. Gadis itu juga semakin terkejut saat mendengar dari Arion jika Xander mencemaskannya karena belum pulang. Keira tidak sadar waktu sudah sangat larut dan gadis itu juga merasa kesulitan harus berhadapan dengan Xander. Karena ketika memandang pria itu saja langsung mengingatkan Keira pada alasan kecelakaan yang menimpa Xander. “Terimakasih sudah mengantarkanku pulang, Arion.” Keira menyerahkan helm yang tadi dikenakannya kepada pria itu.
Jelas bukan kebohongan yang berusaha dia ciptakan untuk membuat kita tidak merasa bersalah lagi. * * * * * Xander terlihat panik saat dia tidak bisa menghubungi Keira. Jam sudah menunjukkan tengah malam. Tapi Keira masih belum pulang. Sopir yang biasanya mengantar jemput Keira pun mengatakan jika dia belum melihat Keira. Pria itu begitu takut terjadi hal buruk pada Keira. “Thomas, siapkan mobil. Kita cari Keira sekarang.” Perintah Xander. Thomas yang juga mencemaskan keberadaan Keira pun menganggukkan kepalanya. “Baik, Mr. Devetzi.” Sembari menunggu Thomas, Xander pun menelpon Arion. Setelah nada tunggu beberapa saat, barulah pria itu bisa mendengar suara saha
Luka di kulit mudah disembuhkan. Tapi luka di hati sulit dihilangkan. * * * * * Sebuah tangan menghentikan gerakan tangan Anna. “Kau membukanya lagi, aku pasti akan mematahkan tanganmu.” Semua orang pun menoleh saat mendengar suara yang begitu dingin. Mereka semua terkejut saat melihat Arion berdiri dengan tatapan tajam dilayangkan ke arah Anna. Seketika tubuh Anna gemetar karena ketakutan. Tatapan Arion begitu mengerikan. Seperti seorang pembunuh berdarah dingin. Segera Anna melepaskan kancing terakhir blouse Keira yang hendak dilepaskannya. Arion melepaskan jasnya. Saat hendak menutupi tubuh Keira yang terbuka, Arion melayangkan tatapan tajam ke arah Dimitra dan Eleni sehingga kedua wa
Jangan percaya pada orang dengan begitu mudah. Karena belum tentu orang yang kita anggap baik memiliki hati malaikat. * * * * * Keira berteriak kesakitan ketika Anna menarik rambutnya masuk ke dalam sebuah toilet. Gadis itu yakin beberapa rambutnya pasti rontok karena ulah kasar Anna. Sampai di dalam kamar mandi, Anna mendorong tubuh Keira hingga menabrak dinding yang membuat punggung gadis itu terasa begitu sakit. Tatapan Keira beralih pada Anna yang berdiri di hadapannya bersama kedua temannya. “Mengapa kalian menyakitiku? Apakah aku pernah melakukan kesalahan pada kalian?” tanya Keira kesal. “Kesalahanmu adalah kau menjadi jalang kecil di hadapan kami. Bagaimana bisa gadis tidak tahu malu sepertimu menggoda Mr. Devetz
"Sincerity that comes from within is a gem that shines from within." * * * * * “Sepertinya setelah makan siang kau tampak jauh lebih bersemangat, Kei.” Ucap Bella melihat Keira tidak berhenti tersenyum sejak tadi. Keira menoleh dan melihat Bella berdiri di sampingnya. “Perut kenyang selalu membuatku bersemangat, Bella.” Wanita itu memicingkan matanya. “Kau yakin hal yang membuatmu bahagia adalah makanan? Kupikir kau terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta.” Keira melotot kaget mendengar ucapan Bella. “Kau mengetahuinya? Tapi bagaimana?” Bella tersenyum dan langsung menarik kursi di sampingnya