“Courage is resistance to fear, mastery of fear, not absence of fear.” — Mark Twain
* * * * *
“Jadi kau akan kembali ke Athena minggu depan?” tanya Arion setelah mendengar cerita Flora mengenai Mareva yang hendak menikah.
Flora menganggukkan kepalanya. “Benar. Mareva sahabatku. Dia selalu membantuku. Tentu saja aku harus datang ke pernikahannya. Apa kau bisa datang bersamaku?”
“Apakah aku akan mendapatkan hadiah jika aku menemanimu?” goda Arion.
Flora tertawa mendengar candaan Arion. Dia pun memutuskan ikut permainan pria itu. “Bagaimana jika aku membuatkanmu kue? Dulu kau menyukainya.”
“Hanya kue?
Apa yang membuat Keira takut ya? Apakah kalian bisa menebaknya?
Terkadang pertolongan tidak datang dengan mudah. Namun tetap ada jalan bagi seseorang yang ingin menolong orang lain. * * * * * Xander dan Arion yang menunggu di ruang tamu langsung mendongak saat mendengar suara langkah kaki. Kedua pria itu bisa melihat Flora berjalan menghampiri mereka. Pakaian Flora tampak sedikit basah. Tapi yang paling menarik perhatian kedua pria itu adalah ekspresi wajah Flora. “Apakah Keira baik-baik saja?” tanya Xander saat melihat Flora duduk di samping Arion. Flora menghela nafas berat. “Dia baik-baik saja sekarang. Keira kelelahan sehingga sekarang dia sudah terlelap.” Xander tampak bisa berna
Sometimes the eyes can say more than the mouth. Sometimes eyes speaks louder than words. Because the eyes are the only part of your body which can never hide the emotions you hold. * * * * * “Wow!” Flora tak bisa mengagumi keindahan kota London ketika dirinya, Arion, Xander dan Keira naik kapal pesiar menyusuri sungai Thames. “Sangat indah.” Arion memeluk sang kekasih dari belakang sembari menikmati pemandangan dari kapal pesiar itu. Flora menganggukkan kepalanya. “Ya, kau benar, Arion. Tempat ini sangat indah. Tapi tetap saja aku merindukan Athena.” “Kita akan segera pulang setelah menikmati
Trust is like a paper. Once it’s crumpled it can’t be perfect again. * * * * * “Kami pergi dulu.” Ucap Arion melambaikan tangan ke arah Xander dan Keira. “Xander, kau harus menjaga Keira baik-baik. Jika kau membuatnya menangis, aku pasti akan datang untuk mencekikmu.” Ancam Flora. Xander menatap Flora tak percaya. “Kau pikir aku monster yang bisa membuatnya menangis, Flo?” “Mungkin saja kau adalah manusia serigala yang muncul saat bulan purnama.” Flora terkekeh geli membuat Arion dan Keira tertawa. Lalu Flora menghampiri Keira dan memeluknya. “Kau sudah memiliki nomorku. Jadi jika Xander menyakitimu
Kita tidak berhak ikut campur dalam keputusan orang lain. Kita hanya bisa memberikan saran yang terbaik untuknya. * * * * * Andreas Cavill baru saja berjalan keluar dari sebuah bar kecil dengan botol bir di tangannya. Wajahnya memerah karena sedikit mabuk. Bahkan langkah pria itu tampak sempoyongan tak mampu menjaga keseimbangan tubuhnya. Dia meminum kembali bir dari dalam botol itu. “Aku hari ini menang besar. Aku harus menikmatinya dengan wanita-wanita muda. Dengan begitu aku bisa menikmati hidup ini.” Oceh Andreas dengan penuh semangat. Lalu pria itu teringat pada putri tirinya. “Sialan! Jika saja iblis kecil itu tidak lolos, aku pasti sudah bisa menikmati tubuhnya yang indah. Dia bahkan tidak memiliki pacar. Aku yaki
"Our life is very difficult, but there are millions of more difficult life out there." * * * * * Xander melihat Keira makan daging steaknya dengan sangat lahap. Gadis itu tampak jauh lebih baik dari terakhir kali Xander membawanya ke rumah. Pipi Keira yang semula tirus sudah terlihat berisi. Bahkan wajahnya yang sebelumnya pucat sudah memperlihat rona merah yang sehat. Dokter juga mengatakan luka di kepala Keira sudah membaik. “Apa kau masih sekolah?” tanya Xander menyantap daging steak miliknya. Keira menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku sudah lulus. Sebenarnya aku bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran tidak jauh dari rumah. Tapi sepertinya aku harus mencari pekerjaan lain karena setelah beberapa hari tidak masuk,
Terkadang keluarga terasa seperti orang asing. Tapi terkadang orang asing bisa terasa seperti keluarga. * * * * * Tubuh Keira menegang saat melihat ibunya duduk di kursi ruang tamu rumah Xander. Ibunya terlihat berbeda dari terakhir Keira bertemu dengannya. Wajah Dona terlihat pucat. Matanya pun terlihat bengkak karena menangis. Saat mendengar langkah kaki Keira, wanita itu mendongak dan terlihat tersenyum. “Keira.” Panggil Dona dengan suara serak. Terlihat jelas Dona gugup bertemu dengan putrinya. Keira duduk di sofa tepat di hadapan ibunya. Rasanya begitu aneh jika gadis itu duduk di samping sang ibu setelah apa yang telah wanita itu lakukan padanya. “
“One step in the wrong direction will cause you a thousand years of regret.” * * * * * Dona menatap Andreas yang duduk di hadapannya dengan seragam tahanan. Dia tidak percaya pria yang sangat dicintainya telah menipunya. Dia sudah datang ke alamat yang diberikan oleh Xander. Di sanalah dia bisa melihat seorang anak kecil yang begitu mirip dengan Andreas. Perasaan bersalah Dona kepada Keira semakin besar. “Mengapa kau berbohong padaku?” tanya Dona. “Berbohong apa?” Andreas pura-pura tidak mengetahuinya. “Kau berbohong jika kau memiliki seorang anak laki-laki. Kau berbohong sudah mengambil uangku secara diam-diam dan membuatku tidak percaya pada putriku sendiri.
Tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Asalkan mau belajar dan berusaha keras, pasti bisa melakukannya. * * * * * Flora bisa melihat cincin emas dengan berlian kecil yang tidak mencolok tapi tampak terlihat cantik. Tatapannya beralih ke arah Arion yang memegang kotak cincin itu. Wanita itu tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Dia memang mencintai Arion, tapi dia tidak menyangka pria itu akan melamarnya secepat ini. “Jangan membuatku gugup, Flo. Katakanlah sesuatu. Kumohon jangan menolaknya.” Pinta Arion. Flora tak mampu menahan tawanya. “Bukankah dengan begitu kau sama saja mendesakku untuk menerima lamaranmu, Mr. Kavakos?” “Aku hanya sedang berus
Sine amor, nihil est vita ~ Without love, life is pointless. ~ * * * * * “Keira terlihat sangat cantik dengan gaun biru itu.” Puji Flora, sang pengantin wanita yang menjadi ratu dalam pesta pernikahan malam itu. Tatapan itu tertuju pada Keira yang mengenakan gaun biru tanpa lengan yang begitu cantik memeluk tubuhnya. Brokat biru berkilaunya terlihat seperti es yang membeku di sekitar gaunnya. Xander menyunggingkan senyuman melihat Keira sedang tertawa bersama seorang anak kecil. “Aku sangat yakin gaun itu sangat cocok untuknya. Dia mengatakan jika dia menjadi Elsa mengenakan gaun itu.” Flora tertawa mendengar Xander menyebut tokoh dalam film kartun Frozen. “Kupikir dia jauh lebih mir
Orang mudah menghakimi orang lain. Tapi mereka tidak tahu benar apa yang telah dialami oleh orang lain. Karena itu jangan pernah memandang rendah orang lain. * * * * * “Waahhh…. Es krim ini enak sekali.” Ucap Keira setelah menghabiskan satu cup es krim stroberinya. Xander tersenyum melihat tingkah Keira masih seperti anak kecil. Dia tidak akan menduga gadis yang bijaksana beberapa jam yang lalu sekarang menjelma menjadi anak kecil yang begitu bahagia hanya karena mendapatkan es krim. “Aku tidak akan menyangka kau ingin mengajakku kencan.” Ucap Xander memandang orang-orang yang berlalu lalang di dalam Athens Heart Mall. “K
Tapi jika aku membalas perbuatan mereka, bukankah masalah ini tidak akan ada habisnya. Jadi kupikir sebaiknya memaafkan mereka dan menyingkirkan mereka dari hadapanku. * * * * * Keira memandang Bella, Anna, Dimitra dan Eleni yang berlutut di tengah ruangan Xander. Mereka tampak sangat ketakutan setelah mendapatkan ancaman dari Xander. Pria itu mengatakan jika keputusan semua di tangan Keira. Jika Keira tidak bisa memaafkan perbuatan mereka, maka Xander akan menghancurkan hidup mereka. Keira berjalan menghampiri mereka yang terlihat menunduk ketakutan. Bahkan dia bisa melihat tubuh mereka bergetar. Langkah gadis itu berhenti di hadapan mereka. Menatap mereka satu persatu. “Aku ingin
Tak ada seorangpun yang mampu mengubah masa lalu. Karena masa lalu tidak akan pergi ke manapun. Akan berada di satu tempat yang akan selalu mengingatkanmu. * * * * * “Bagaimana bisa kau berkata seperti itu jika orang yang akan menjadi istriku adalah kau?” “Kau tidak perlu mengelaknya, Xander. Karena aku saja tidak bisa membuatmu…” Ucapan Keira terhenti saat menyadari sesuatu. Tatapan gadis itu tertuju pada Xander yang saat ini tersenyum ke arahnya. “Tadi kau mengatakan apa? Siapa yang akan menjadi istrimu?” “Aku mengatakan jika kau akan menjadi istriku, Kei.” Tubuh Keira terpaku mendengar ucapan Xander. Hatinya terasa seperti diledakkan oleh rasa bahagia mende
Kita tidak bisa memaksakan orang lain berpikir hal yang sama dengan kita, Keira. Mereka memiliki hak untuk menilai orang lain. Tapi menyakiti orang lain sangatlah tidak dibenarkan. * * * * * Keira turun dari atas motor Arion. Dia tidak menyangka Arion akan menemukannya di taman itu. Gadis itu juga semakin terkejut saat mendengar dari Arion jika Xander mencemaskannya karena belum pulang. Keira tidak sadar waktu sudah sangat larut dan gadis itu juga merasa kesulitan harus berhadapan dengan Xander. Karena ketika memandang pria itu saja langsung mengingatkan Keira pada alasan kecelakaan yang menimpa Xander. “Terimakasih sudah mengantarkanku pulang, Arion.” Keira menyerahkan helm yang tadi dikenakannya kepada pria itu.
Jelas bukan kebohongan yang berusaha dia ciptakan untuk membuat kita tidak merasa bersalah lagi. * * * * * Xander terlihat panik saat dia tidak bisa menghubungi Keira. Jam sudah menunjukkan tengah malam. Tapi Keira masih belum pulang. Sopir yang biasanya mengantar jemput Keira pun mengatakan jika dia belum melihat Keira. Pria itu begitu takut terjadi hal buruk pada Keira. “Thomas, siapkan mobil. Kita cari Keira sekarang.” Perintah Xander. Thomas yang juga mencemaskan keberadaan Keira pun menganggukkan kepalanya. “Baik, Mr. Devetzi.” Sembari menunggu Thomas, Xander pun menelpon Arion. Setelah nada tunggu beberapa saat, barulah pria itu bisa mendengar suara saha
Luka di kulit mudah disembuhkan. Tapi luka di hati sulit dihilangkan. * * * * * Sebuah tangan menghentikan gerakan tangan Anna. “Kau membukanya lagi, aku pasti akan mematahkan tanganmu.” Semua orang pun menoleh saat mendengar suara yang begitu dingin. Mereka semua terkejut saat melihat Arion berdiri dengan tatapan tajam dilayangkan ke arah Anna. Seketika tubuh Anna gemetar karena ketakutan. Tatapan Arion begitu mengerikan. Seperti seorang pembunuh berdarah dingin. Segera Anna melepaskan kancing terakhir blouse Keira yang hendak dilepaskannya. Arion melepaskan jasnya. Saat hendak menutupi tubuh Keira yang terbuka, Arion melayangkan tatapan tajam ke arah Dimitra dan Eleni sehingga kedua wa
Jangan percaya pada orang dengan begitu mudah. Karena belum tentu orang yang kita anggap baik memiliki hati malaikat. * * * * * Keira berteriak kesakitan ketika Anna menarik rambutnya masuk ke dalam sebuah toilet. Gadis itu yakin beberapa rambutnya pasti rontok karena ulah kasar Anna. Sampai di dalam kamar mandi, Anna mendorong tubuh Keira hingga menabrak dinding yang membuat punggung gadis itu terasa begitu sakit. Tatapan Keira beralih pada Anna yang berdiri di hadapannya bersama kedua temannya. “Mengapa kalian menyakitiku? Apakah aku pernah melakukan kesalahan pada kalian?” tanya Keira kesal. “Kesalahanmu adalah kau menjadi jalang kecil di hadapan kami. Bagaimana bisa gadis tidak tahu malu sepertimu menggoda Mr. Devetz
"Sincerity that comes from within is a gem that shines from within." * * * * * “Sepertinya setelah makan siang kau tampak jauh lebih bersemangat, Kei.” Ucap Bella melihat Keira tidak berhenti tersenyum sejak tadi. Keira menoleh dan melihat Bella berdiri di sampingnya. “Perut kenyang selalu membuatku bersemangat, Bella.” Wanita itu memicingkan matanya. “Kau yakin hal yang membuatmu bahagia adalah makanan? Kupikir kau terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta.” Keira melotot kaget mendengar ucapan Bella. “Kau mengetahuinya? Tapi bagaimana?” Bella tersenyum dan langsung menarik kursi di sampingnya