Share

Berkumpul Lagi

Author: Giovanna Bee
last update Last Updated: 2023-03-23 19:22:34

Akhir minggu tiba. Semua orang datang ke restoran hotel bintang lima milik Golden Yue Group untuk makan malam bersama.

"Well, sepertinya ini hari membawa pasangan masing-masing," ujar Nathan.

Angeline mengerucutkan bibir melihat Gabriel datang bersama seorang wanita yang terlihat jauh lebih muda, bahkan mungkin hanya berusia beberapa tahun di atas Nathan. Cantik dan penampilannya cuek sih, tapi kenapa harus memilih yang sangat muda?

"Aku tidak perlu kamu untuk memperkeruh keadaan, Boy," balas Gabriel.

"Hai semuanya. Perkenalkan, aku Veronica. Panggil saja Vera." Wanita berambut pendek sebahu itu menyapa semua orang dengan keramahan yang tidak dibuat-buat.

"Hai, Vera. Duduklah di sini." Ruby melambai.

Vera pun duduk di sebelah Ruby, sementara Gabriel duduk di sebelahnya.

"Pantas saja Papa mengundang kami ke hotel. Rupanya mau memperkenalkan seseorang." Angeline tersenyum manis. Kemanisan yang menyembunyikan sindiran.

Nathan mengenali kesinisan tersel
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wanita Sang Presdir   Bahagia

    Ternyata Angeline terjaga sepanjang malam. Otaknya terus memikirkan pacar baru Gabriel, mengkhawatirkan apakah wanita itu benar-benar tulus atau tidak. Memandangi wajah Nathan yang terlelap dia berpikir, mungkin ada baiknya minta si suami menyelidiki latar belakang Vera. Namun, pada akhirnya, setelah bergulat selama beberapa waktu dengan pikirannya sendiri, Angeline memutuskan bahwa hal itu tidak perlu dilakukan. Gabriel bukan orang bodoh. Dia pasti telah terlebih dulu melakukan penyelidikan. Angeline menghela nafas. Dia memarahi otaknya yang terus bekerja. Dalam usahanya untuk bisa tidur, dia menyusup masuk ke dalam lengan Nathan. Pergerakan tersebut malah membuat si lelaki terbangun. "Hey, Baby Girl ... masih terjaga?" gumam Nathan. "Aku tidak bisa tidur," lirih Angeline. Nathan mengusap punggung istrinya dan bertanya, "Kenapa? Memikirkan papamu?" "Uhm ... iya." Lelaki itu terkekeh, "Dia beruntung punya putri sepertimu. Semoga di masa depan Oliv juga

    Last Updated : 2023-03-24
  • Wanita Sang Presdir   Bakat Rafael

    Rintik hujan menyambut tibanya keluarga kecil Nathan di Jakarta. Tanpa menunda lagi mereka segera pulang ke rumah. Olivia—seperti bayi-bayi pada umumnya—tidur nyenyak setelah menyusu, sedangkan Rafael bergerak-gerak gelisah karena terlalu lama duduk diam di pesawat. "Melihat Rafa aktif seperti ini kurasa sudah waktunya kulatih beladiri," cetus Nathan. Angeline memandangi Rafael yang sedang bermain drum imajiner, "Ide bagus. Dia bisa menyalurkan energi berlebih." Nathan mencondongkan tubuh ke arah sang istri yang duduk di sebelahnya, "Kamu juga perlu berlatih, Baby Girl." "Aku? Aduh, Nath. Badanku rasanya tidak kuat lagi. Sudah setahun lebih tidak latihan fisik, bisa-bisa aku pingsan," keluh Angeline. "Tenang saja. Aku tidak sekejam itu. Bagaimana kalau kita sparring malam ini?" "Aku lelah. Butuh istirahat," rajuk Angeline. "Kalau begitu besok pagi." "Pagi-pagi bukannya kita olahraga di tempat tidur?" bisik Angeline. Nathan nyaris tertawa, "Setel

    Last Updated : 2023-03-30
  • Wanita Sang Presdir   Pengganti Cindy

    "Aku cuma cuti kok, bukan resign." Cindy tersenyum geli melihat raut wajah sedih Angeline. "Benar ya? Jangan resign. Kantor ini sepi tanpa kamu," ucap Angeline. "Tenang saja. Begitu program hamil ini sukses, aku pasti kembali." "Sip. Kalau perlu apa bilang saja. Jangan sungkan. Kita sudah berteman sekian lama, kamu sudah seperti saudara sendiri." "Iya, Angel sayang. Ya sudah, aku turun dulu. Mas-ku pasti sudah nunggu di bawah. See you." Cindy memeluk sahabatnya. "Oke. See you soon." Angeline mengantar Cindy sampai depan lift kemudian kembali ke ruangan Nathan. Lelaki itu sedang berada di ruang meeting, berbicara dengan kandidat sekretaris pengganti Cindy. Celoteh Olivia menyambut kedatangan Angeline. Bayi yang sudah berusia tujuh bulan itu duduk di pangkuan Gloria. Kedua tangan kecilnya menggapai-gapai ke arah sang ibu. "Mmmhh ... Anak Mama gemas sekali." Angeline menggendong dan menciumi kedua pipi Olivia yang bulat. Bayi kecil itu tertawa geli

    Last Updated : 2023-04-01
  • Wanita Sang Presdir   Mengusir Pergi

    Cherry melontarkan senyum manis ke arah Nathan yang baru tiba di kantor. Jantungnya berdegup kencang melihat penampilan sang Presiden Direktur yang tanpa cela. Bekas luka di alis kiri tidak mengurangi ketampanan lelaki itu, malah menambah kesan seksi. "Selamat pagi, Pak," sapa Cherry. Beberapa office boy ikut masuk ke dalam ruangan Presiden Direktur. Tidak lama kemudian orang-orang itu membawa keluar meja Nathan, mengangkutnya turun lewat lift barang. Jantung Cherry berdegup semakin kencang. "Anu, Bu, dipanggil Pak Nathan," kata salah seorang office boy. "Saya?" Wajah Cherry memucat. "Iya, Bu." Wanita itu menggigit bibir. Gelisah. Apakah ada hubungannya dengan kegilaan kemarin siang? "Ya, Pak?" Cherry menghampiri Nathan yang duduk di sofa. "Kamu tahu kenapa saya membuang meja itu?" tanya Nathan dingin. "Tidak, Pak." Nathan menatap tajam, "Perlu saya perlihatkan rekaman CCTV?" Kedua tangan Cherry saling meremas. Sikap tegas Nathan membuat

    Last Updated : 2023-04-02
  • Wanita Sang Presdir   Usaha Cherry

    Angeline mengamati wajah Nathan yang terlihat suram, "Nath, kamu baik-baik saja?" "Hmm? Aku baik. Kenapa, Baby Girl?" Lelaki itu tersenyum tipis. "Wajahmu seperti baru kehilangan uang ratusan milyar." Angeline duduk di sebelah sang suami. "Aku baik-baik saja selama ada kamu." Nathan menarik wanita itu duduk di pangkuan dan menciumnya. Tangan besar si lelaki meremas lembut tubuh Angeline. "Mmmh ... pelan-pelan, Nath ... nanti Oliv terbangun," lirih Angeline ketika lelaki itu mendorongnya rebah dan terus menciuminya. "Dia tidak pernah terbangun larut malam lagi, 'kan?" Nathan tersenyum. "Uhm ... tidak sih." "Kalau begitu kita aman." Angeline bergidik saat Nathan menjelajahi tubuhnya dengan ahli. Lelaki itu sudah hafal setiap sudut—yang tampak maupun tersembunyi—seperti telapak tangannya sendiri. Sebentar saja pakaian mereka sudah tercecer di lantai. Angeline menikmati sentuhan-sentuhan lembut dan kasar di titik sensitif tubuhnya. Nathan menikmati eksp

    Last Updated : 2023-04-02
  • Wanita Sang Presdir   Nekat!

    "Apa? Dia bilang begitu?" Angeline ternganga. Nathan menghela nafas, "Aku tidak menyangka dia seagresif Cassie." "Sialan ... Lain kali biar aku yang hadapi dia! Besok pagi kita ke kantor bersama!" sergah Angeline dengan emosi membara. "Kamu mau menemaniku atau berkelahi?" Nathan tersenyum geli. "Tergantung situasi!" "Aku masih bisa mengatasinya, Baby Girl. Jangan berkelahi dengan anak kecil." "Dia bukan anak kecil, Nath! Dia itu wanita dewasa yang sudah dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya!" Angeline masih berapi-api. "Kamu tahu? Sekali-sekali melihatmu cemburu ternyata cukup menyenangkan." "Ah, kamu mah, aku lagi serius nih," gerutu Angeline. "Thank you, Baby Girl. I know you love me that much." Nathan mengecup kening istrinya. "Nathaaan, bukan seharusnya 'I love you so much'?" "Apa bedanya?" "Dari jumlah kata saja berbeda." Lelaki itu tertawa, "Oke, kuralat. I love you so much, Baby Girl." Angeline pun tersenyum, "I lo

    Last Updated : 2023-04-05
  • Wanita Sang Presdir   Mike Bergerak Cepat

    "Lakukan saja," ucap Nathan tanpa ekspresi. Perkataan itu membuat rasa dingin menjalar di tubuh Cherry. Dia tidak salah dengar? Lelaki ini tidak mencegahnya?? Tangan yang memegang pisau lipat mulai goyah. "Kenapa? Berubah pikiran?" Nathan tersenyum sinis. "Tidak!" sergah Cherry dengan wajah memucat. "Kalau begitu silakan berbuat sesukamu. Aku tidak punya waktu menonton pertunjukan ini." Nathan berbalik kembali ke mobil. "Nathan! Berhenti!" Namun, lelaki yang diinginkannya tetap berjalan ke mobil. Cherry tidak dapat berbuat apa-apa kecuali memandangi mobil Nathan bergulir melewatinya. Saking kesalnya dia membanting pisau lipat ke aspal. "Sial ... Aku tidak percaya ada laki-laki yang bisa terus menolak wanita ...!" desisnya. Cepat-cepat Cherry memanggil taksi untuk mengikuti mobil Nathan. Jantungnya berdebar kencang memikirkan apa yang akan dilakukan berikutnya. "Apa? Nekat sekali dia?" Angeline ternganga mendengar cerita singkat Nathan tentang ha

    Last Updated : 2023-04-06
  • Wanita Sang Presdir   Insecure

    Angeline berdiri di depan cermin dengan hanya memakai pakaian dalam. Tubuhnya berputar sedikit ke kiri, kemudian berputar ke kanan. Ada bagian-bagian tertentu yang membuat hatinya sedih. Matanya melirik Nathan yang berjalan mendekat. "Sedang apa, Baby Girl?" tanyanya heran. "Hmm ... kamu lihat ini? Bentuknya berubah drastis, Nath. Kamu menyadarinya, 'kan?" Angeline meletakkan kedua tangan di dada dan berkata lagi, "Bagaimana mengembalikan ke bentuk semula? Apakah dengan olahraga bisa?" Nathan memperhatikan bagian yang dimaksud istrinya, "Tidak. Kelihatannya bagus." "Yang benar? Kok aku tidak merasa begitu?" Angeline mengerucutkan bibir. Matanya tidak lepas dari bagian yang ditangkup tersebut. "Benar. Ini bagian yang paling kusukai, Baby Girl." Nathan meraih ke depan tubuh Angeline, hanya untuk mendapatkan pukulan. Wanita itu menatap sedih melalui cermin, "Kamu tidak bohong padaku?" "Apakah aku harus membuktikannya? Dengan senang hati." Angeline terkesiap, "Nathan?" "Yes, Baby

    Last Updated : 2023-04-07

Latest chapter

  • Wanita Sang Presdir   Sang Pewaris (End)

    "Bagaimana keadaan sekarang? Semuanya beres?" Angeline rebah di tempat tidur sambil bertelepon dengan Nathan. Sekarang waktunya santai karena anak-anak sudah tidur. "Tentu saja beres, Baby Girl. Tidak ada yang bisa lolos dalam pengawasanku. Kamu sedang apa sekarang? Dua hari di sini aku sangat merindukanmu." Ada nada menggoda dalam suara Nathan. Angeline tertawa kecil, "Dasar kamu. Besok 'kan ketemu? Aku baru selesai mandi nih. Siap-siap mau tidur." "Apa yang kamu pakai sekarang?" lirih Nathan. "Kaosmu, Sayang," kata Angeline dengan nada menggoda. Nathan mengerang, "Aku akan terbang pulang sekarang juga." "Serius kamu? Tidak bisa tunggu besok pagi?" "Aku selalu serius kalau menyangkut istriku." "Memang sudah tidak ada urusan yang tertinggal? Bagaimana dengan Mike? Dia yang menemani kamu loh, bukan sebaliknya." "Akan kubawa dia pulang." "Astaga, Nathan. Kamu benaran sudah tidak tahan ya?" "You know me, Baby Girl. See you in two hours."

  • Wanita Sang Presdir   Tatapan Raja Neraka

    Suasana hening nan syahdu menggantung di udara, khususnya di depan sebuah makam batu besar dengan patung malaikat di atasnya. Pada nisan yang terbuat dari marmer hitam terukir nama Cornelia Wayne. Sebuah foto berbentuk oval yang sudah memudar tertempel di bagian atas nama tersebut. Tidak ada seorang pun bersuara. Bahkan Rafael dan Olivia pun sangat tenang seolah memahami kekhidmatan yang sedang terjadi di antara orang dewasa. "Baiklah. Kita kembali." Suara Jeremy memecah keheningan. Ruby menatap heran, "Sudah?" Jeremy membalas tatapan itu, "Iya. Sudah. Aku tidak pernah berlama-lama di sini. Lagipula dia juga tidak menuntutku untuk tetap tinggal." "Heiiiii, apa yang kamu katakan? Memangnya boleh bicara seperti itu? Memangnya kamu bisa dengar bisikan darinya?" Ruby mengibaskan tangan di udara seperti mengusir lalat. Lelaki yang rambutnya telah memutih itu tertawa, "Tentu saja tidak. Maksudku, aku tidak akan menahanmu berlama-lama di sini. Cornelia telah damai

  • Wanita Sang Presdir   Liburan Hampir Usai

    "Hei, hati-hati Rafa. Adikmu masih terlalu kecil." Jeremy mengingatkan karena cemas melihat kedua cucunya berlarian dengan kecepatan tinggi. "Okay, Opa!" Rafael berhenti berlari. "Aaaahhh! Ayo, Kakak, run!" rajuk Olivia. "Oliv, duduk dulu sini. Kamu sudah lari-larian dari tadi!" Angeline buka suara. Sambil merengut anak perempuan kecil itu berjalan ke sofa. Wajah mungilnya terlihat menggemaskan dengan pipi menggembung, membuat Ruby—yang duduk di sebelah Angeline—tidak tahan untuk menariknya duduk di pangkuan. "Gemas sekali sih? Anak siapa sih ini?" Angeline meringis melihat Ruby mencubit gemas pipi putrinya. "Omaaa, tidak mau! Sakit!" protes Olivia. "Oh, sakit ya? Sorry, habisnya kamu lucu sih. Sorry ya anak manis. Oliv mau apa? Oma punya home made ice cream. Coba tanya Mama, Oliv boleh makan ice cream, tidak?" Ruby melirik Angeline. Mendengar itu Olivia langsung menoleh dan memberikan tatapan penuh harap pada sang ibu, "Mama, can I eat ice crea

  • Wanita Sang Presdir   Kejutan

    Tercipta keheningan yang membuat semua orang tidak nyaman, khususnya Cedrick. Kali ini dia terperangkap oleh kata-katanya sendiri. Maksud hati mau menggertak, tapi orang-orang ini ternyata tidak mempan gertakan. Bagaimana mungkin seorang General Manager bisa begitu saja menelepon pemilik hotel secara pribadi? Bertemu saja tidak pernah! "Bagaimana? Tidak bisa? Bukankah hubungan kalian sangat baik?" sinis Angeline. "Ah, Nyonya. Mungkin Anda kurang paham, tapi secara struktur organisasi jalur komunikasi tidak semudah itu. Kami memang dapat berbicara langsung dengan beliau, setelah melalui perjanjian di sela jadwal beliau yang sangat padat." Cedrick tersenyum. Nathan menahan tawa. Seandainya lelaki paruh baya ini tahu siapa yang sedang dia hadapi. "Baiklah. Kalau Anda tidak mau biar saya saja." Angeline menoleh, "Nath, tolong." "My pleasure." Nathan mengambil handphone. Ketegangan menggantung di udara. Cedrick menyembunyikan kegelisahannya dengan sangat baik di

  • Wanita Sang Presdir   General Manager

    Kekhawatiran Nathan tidak beralasan. Ternyata Angeline bisa menerima kenyataan bahwa hotel di bawah naungan Golden Yue Group ini adalah miliknya. Namun, Nathan merasa ada tujuan lain di balik ketenangan sang istri. "Apa sih?" cetus Angeline yang merasa gerah karena selama satu jam terakhir Nathan menempel padanya seperti lintah. "Aku hanya penasaran kenapa kamu tidak bereaksi negatif lagi. Bukankah kamu tidak ingin memiliki bagian apa pun dari Golden Yue?" Nathan mengungkung Angeline yang sedang berdiri di counter. "Cuma satu hotel, 'kan? Lagipula bukan aku yang menanganinya, melainkan kamu." Jemari lentik wanita itu menyusuri garis rahang suaminya. Nathan tersenyum, "Memang benar. Aku telah bekerja di balik layar sejak beberapa bulan terakhir. Kuakui dunia perhotelan ternyata rumit." "Oh ya? Apakah Anda kesulitan menghadapinya, Tuan Wayne?" Jemari Angeline bergerak turun ke dada bidang Nathan. "Tidak sesulit menebak pikiranmu, Baby Girl." Angeline ters

  • Wanita Sang Presdir   Pemilik Hotel

    Aroma percintaan yang masih tersisa di ruang tamu suite tersingkir oleh aroma penyegar ruangan yang disemprotkan Angeline. Dia menatap puas ke sekeliling ruangan. Jangan sampai Rafael atau Olivia curiga ada sesuatu yang terjadi di sini. "Hei, Baby Girl," sapa Nathan yang baru selesai mandi dan berpakaian santai. Rambut berpotongan rapi itu masih terlihat basah dan seksi. "Hei juga." Angeline bergidik saat sepasang lengan lelaki itu memeluknya dari belakang. "Kamu tidak lelah? Tidurlah sebentar." Nathan menciumi leher sang istri. "Iya, mau tidur. Ini tanganmu ya, tolong dikendalikan. Tidak cukup semalam suntuk bercinta?" Angeline pura-pura mengomel. Nathan terkekeh tanpa terburu-buru memindahkan tangan yang sedang menikmati kelembutan tubuh wanitanya, "Ini namanya gerak refleks, Baby Girl. Lagipula sesuatu yang indah tidak boleh disia-siakan." "Ya sudah, tidur deh sebelum kamu terinspirasi untuk berbuat lagi. Semalam habis berapa bungkus pengaman tuh? Dasar

  • Wanita Sang Presdir   Memperoleh Informasi

    "Serius? Satu minggu? Dua minggu?" Angeline melongo. "Tidak masalah, 'kan? Selama ada bos yang menanggung biaya menginap?" Nathan tersenyum miring. "Iya sih, tapi memangnya kita mau menyelidiki sedalam apa? Oke lah, mungkin ada masalah sedikit dengan stok bahan makanan di restoran dan sumber daya manusia. Tapi kurasa ...." Angeline terlihat ragu. "Baby Girl, kamu meragukan argumenmu sendiri." "Iya yah? Kamu sih." "Hmm? Sampai sekarang tetap salahku?" Nathan menahan senyum. "Iya dong. Masa aku mau menyalahkan waitress tadi?" Wanita itu mengerucutkan bibir. Nathan tertawa, "Masih keki? Sudah kubilang, mereka akan terkena serangan jantung kalau tahu siapa kamu sebenarnya." "Aku tidak mau, Nath. Hidupku cukup damai sebagai istrimu. Jangan ditambah lagi." "Baiklah. Lupakan dulu hal itu. Bagaimana kalau sekarang kita makan siang di luar sebelum anak-anak unjuk rasa? Rafa sudah diam tanda kelaparan," ujar Nathan. "Oke. Setuju." Maka sepanjan

  • Wanita Sang Presdir   Investigator

    Malam berlalu menuju subuh. Langit menjadi saksi akan sebuah pergumulan panas yang baru saja berakhir di kamar lantai dua. Sepasang pelaku pergumulan rebah tumpang tindih dengan nafas terengah. "Sial ... itu terakhir kalinya aku membiarkanmu berbuat sesuka hati," desis Angeline yang kehabisan tenaga. Nathan terkekeh, "You're welcome, Baby Girl." "Sana sedikit, aku tidak bisa bernafas." "Ya, sebentar." "Nathan ...." "What? Aku sedang menikmati kehangatan istriku tersayang." Detik berikutnya Nathan mengaduh kesakitan karena Angeline mencubitnya keras-keras. Mau tidak mau dia berguling ke samping. "Rasain." Angeline tertawa kecil. "Why? Kamu seperti ada dendam denganku." Nathan menggosok-gosok pinggangnya yang memerah. "Oh, sakit ya? Poor Nathan." Terdorong oleh sedikit rasa bersalah Angeline melihat keadaan suaminya. "Iya, sakit. Cubitanmu keras sekali," rajuk Nathan. "Sorry." "Aku butuh ciuman." Cubitan berikutnya membuat Nath

  • Wanita Sang Presdir   Permintaan Mike

    Makan siang tersaji di meja makan. Nathan sekeluarga duduk manis menyantap hasil masakan Johan yang sudah tidak diragukan rasanya. Rafael bahkan sampai menambah dua kali! Sementara Olivia yang sudah kenyang masih asyik menyeruput kaki kepiting. "By the way, Jonathan menghubungimu tidak? Aku penasaran bagaimana perkembangan mereka setelah enam bulan tidak bertemu," ujar Angeline. Sambil mengobrol tangannya sibuk membersihkan ceceran kulit kepiting di meja. "Baby Girl, kenapa kamu harus membicarakan orang itu sekarang? Dia hanya melenyapkan nafsu makanku." "Oh, sorry ... lupakan saja kalau begitu." Angeline meringis. Nathan tersenyum simpul, "Kudengar mereka berdua nyaman tinggal di Labuan Bajo." "Jadi dia menghubungimu?" "Kamu lupa aku punya mata dimana-mana?" Angeline menepuk jidat, "Astaga. Benar juga. Terlalu lama hidup berdua membuatmu terlihat normal." Nathan tertegun, "Apa? Selama ini aku tidak normal?" "Uhm ... Rafa, tolong sendoknya satu

DMCA.com Protection Status