Home / Romansa / Wanita Penggoda CEO / Bab 4 Dipaksa Bercinta

Share

Bab 4 Dipaksa Bercinta

Author: Hazalieza
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ancaman Rendy ternyata ampuh untuk membuat Azkara mempertimbangkan keputusannya sekali lagi. 

Atas dasar persahabatan, Azkara memandang satu per satu wajah temannya. Betapa mirisnya ketika dia melihat raut wajah Bobon yang menatap dirinya dengan tatapan memelas. 

"Ikut aja, Ka, please. Emangnya lo mau persahabatan kita hancur?" bujuk Bobon. 

Azkara gelagapan. Ia berada di ambang kebingungan dan dilema untuk memutuskan pilihannya. Di sisi lain, ia tak mau persahabatannya hancur, tapi di saat yang sama ia juga tak mau melakukan perbuatan keji seperti teman-temannya. 

Setelah lama menimbang-nimbang, akhirnya Azkara memutuskan untuk ikut, tapi dengan satu syarat. "Oke, gue bakal ikut kalian ke hotel. Tapi jangan paksa gue buat ikut-ikutan nyentuh badan penari striptis itu."

"Deal!" Rendy, Jay, dan Bobon menyetujui syarat Azkara. 

Mereka bertiga, kecuali Azkara, kompak membopong tubuh Ivy masuk ke dalam mobil sport Azkara. Ivy yang masih tak sadarkan diri itupun didudukkan di kursi tengah. Sementara itu, di samping kiri dan kanannya ada Jay dan Bobon yang bertugas untuk memegangi tubuh Ivy. 

Karena tak ada kursi kosong yang tersisa, Rendy memutuskan untuk duduk di kursi depan sebelah Azkara. Sedangkan Azkara duduk di kursi supir karena ia harus menyetir mobil malam ini. 

Azkara mengendarai mobilnya menuju sebuah hotel bintang tiga yang letaknya tidak terlalu jauh dari kelab malam Arena. Bangunan hotel itu tak terlalu besar, namun interiornya terlihat sangat megah. 

Buru-buru Rendy menggendong tubuh Ivy yang masuk ke dalam hotel. Bobon memesan satu kamar hotel supaya mereka berlima bisa check in ke dalam kamar tersebut. 

Sesampainya di kamar hotel, Rendy langsung menggeletakkan tubuh Ivy di atas kasur. Gairahnya yang menggebu sudah tak bisa lagi dibendung, begitupun dengan Jay dan Bobon. Mereka bertiga sudah tak sabar untuk menikmati tubuh sintal Ivy. 

Dengan serampangan Rendy menarik kancing bajunya, sehingga membuat tubuh bagian atasnya terpampang jelas. 

Rendy memiliki proporsi tubuh yang sempurna. Tubuhnya bugar dan atletis. Dadanya bidang, bisep tangannya kekar, dan perutnya kotak-kotak. Bentuk tubuh Rendy adalah bentuk tubuh idaman seluruh laki-laki di dunia ini. 

Setelah berhasil melepas bajunya sendiri, tangan Rendy pun kini beralih menggerayangi tubuh Ivy. Ia memulai aksinya dengan melepas gaun merah yang melekat pada tubuh Ivy. 

Namun, kali ini ia tidak membuka gaun itu secara kasar dan serampangan seperti saat ia membuka kancing bajunya sendiri. Ia justru memperlakukan Ivy dengan lembut dan berhati-hati hingga resleting gaun itu terbuka seluruhnya. 

Perlahan-lahan Rendy melepaskan gaun merah itu dari tubuh seksi Ivy. Ia melempar gaun itu ke sembarang arah, hingga yang tersisa hanya pakaian dalam. Kini, tubuh Ivy hanya dibalut oleh sepasang pakaian dalam yang menutupi bagian-bagian vitalnya. Dia masih memakai pakaian dalam yang sama seperti yang dia pakai sewaktu tampil di atas panggung tadi, yaitu hitam. 

Melihat tubuh Ivy yang tergolek lemas dengan busana minim membuat batang kemaluan Rendy, Jay, dan Bobon semakin tegang. Mereka menatap tubuh Ivy dengan tatapan lapar. Pikiran mereka seketika menjadi liar, dan mereka siap untuk memuaskan nafsu mereka malam ini. 

Awalnya, Rendy berencana untuk menggerayangi tubuh Ivy secara bersama-sama. Setidaknya, ia ingin mencoba gaya bercinta yang ekstrim malam ini. Namun setelah dipikir-pikir lagi, sepertinya akan jauh lebih nikmat kalau mereka menggerayangi tubuh Ivy secara bergantian. 

Malam yang panas di atas ranjang pun akan dimulai. Rendy mencoba lebih dulu dengan menindih tubuh Ivy. 

Dalam sekali hentakan, posisi tubuhnya pun kini menjadi berada di atas tubuh Ivy dan tubuh Ivy berada di bawah tubuhnya. 

Tangan Rendy mulai bergerilya. Pertama-tama ia membelai wajah mulus Ivy, lalu turun ke lehernya, hingga akhirnya sampai ke bagian dada. Sentuhan tangan Rendy pada tubuh Ivy membuat tubuh wanita berambut pirang itu menggeliat. 

Ivy masih dalam kondisi tak sadarkan diri ketika bibir Rendy mengulum lembut bibirnya, dan sesekali menggigitnya. Sembari memainkan bibir Ivy yang tebal, tangan Rendy pun tak tinggal diam. Ia meremas-remas dua gundukan besar yang menyembul di balik bra hitam milik Ivy secara kasar. 

Karena sentuhan Rendy yang terlalu kasar, kesadaran Ivy pun berangsur-angsur pulih. Ia mengerjap-ngerjapkan kedua matanya sampai tersadar sepenuhnya. Namun, ketika kedua matanya terbuka lebar, betapa terkejutnya ia saat mendapati tubuhnya tengah ditindih oleh seorang pria asing seperti sekarang. 

Refleks Ivy menutupi tubuhnya yang hampir telanjang dengan selimut. 

"Lo mau ngapain?" bentak Ivy. 

Sikap Ivy yang defensif membuat Rendy geram. Ia tak menyangka bila efek pingsan yang Ivy rasakan akan hilang dalam waktu secepat ini, sehingga wanita itu mendapatkan kesadarannya kembali. 

"Gue mau tidur sama lo," kata Rendy. 

"Emangnya lo mampu bayar gue berapa?" Ivy malah menyindir. 

"Lo mau dibayar berapa?" Rendy balik bertanya. 

"Seratus juta. Kasih gue duit segitu, baru lo bisa tidur sama gue malam ini."

Rendy terperanjat kaget saat mendengar nominal yang disebutkan Ivy. Sambil geleng-geleng kepala, dia mencibir, "Harga diri lo nggak semahal itu tauk! Dasar jalang! Kenapa gue harus keluarin duit sebanyak itu cuma buat nikmati tubuh lo? Gila lo!"

Ivy beranjak dari atas ranjang. Sambil tetap memegang selimut untuk menutupi tubuhnya yang hampir polos, dia membalas cibiran Rendy. 

"Asal lo tau ya, harga diri gue emang semahal itu. Cuma cowok-cowok tajir yang bisa tidur sama gue. Kalau lo gak mampu, mending lo tidur sama cewek lain aja. Gue ogah tidur sama cowok kere kayak lo!"

Detik itu juga, satu tamparan keras mendarat di pipi mulus Ivy. Siapa lagi yang melakukannya kalau bukan Rendy. 

"Brengsek lo!" rutuk Rendy. 

Tentu saja Ivy marah. Dia tak terima mendapat tamparan dari pria yang baru dikenalnya itu. 

Refleks Ivy mengambil pakaiannya yang tergeletak dan berceceran di atas lantai. Dia buru-buru memakai gaunnya, meski ada bekas sobekan di bagian bawahnya. 

Dengan perasaan dongkol, Ivy beranjak keluar dari dalam kamar hotel itu. Tapi tiba-tiba tangan Rendy meraih pergelangan tangannya. Menahan Ivy agar tidak pergi dari ruangan kamar hotel. 

Langkah Ivy terhenti. Dia mematung di tempat selama beberapa detik. 

Tak lama kemudian, Ivy bisa merasakan cengkeraman tangan Rendy yang semakin erat. Bahkan pergelangan tangannya sampai sakit. 

Dalam sekali gerakan, Rendy menarik Ivy. Mengunci tubuhnya sehingga wanita itu tak bisa berkutik. 

Sementara itu, Jay dan Bobon bergegas membantu Rendy dengan memegangi kedua kaki Ivy yang menendang-nendang ke segala arah. Kedua tangan kekar mereka berdua membentangkan paha Ivy selebar mungkin, hingga posisi kaki wanita itu mengangkang. 

Posisi ini sebenarnya memudahkan Rendy untuk menghujamkan batang kemaluannya pada liang sanggama Ivy. Tapi, sayangnya liang itu masih belum dibuka. Ia masih tertutupi oleh kain tipis bernama celana dalam. 

Sebelum Rendy melucuti celana dalamnya, Ivy buru-buru mengedarkan matanya ke segala arah. Barangkali saja ia bisa menemukan barang yang bisa dipakai sebagai senjata melawan para pria yang berusaha melecehkannya ini. 

Untungnya, ketika Ivy mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar hotel, ia berhasil menemukan sesuatu. Sesuatu itu bukanlah barang, melainkan seseorang. 

Cukup lama mata Ivy menatap Azkara yang acuh tak acuh dengan segala kericuhan yang terjadi di kamar hotel ini. Pria itu malah sibuk membaca bukunya di sudut kamar hotel. 

Pria itu adalah pria paling cuek dan dingin yang pernah ditemui Ivy. Bagaimana bisa sikapnya setenang itu di saat ada seorang wanita yang hampir dilecehkan oleh teman-temannya? 

Benar-benar pria dingin yang brengsek, batin Ivy. 

Meski diabaikan, Ivy tidak menyerah. Dengan sisa tenaga seadanya, Ivy meminta tolong sekali lagi. 

"Tolongin gue," pintanya dengan suara lirih. 

"Gue mohon, tolongin gue…" Kali ini suaranya terdengar lebih parau. 

Azkara mengalihkan pandangannya dari buku. Dia melihat teman-temannya berusaha menindih seorang wanita di atas ranjang. Lantas, apakah Azkara bakal menolongnya? 

-TO BE CONTINUED-

Related chapters

  • Wanita Penggoda CEO   Bab 1 Sang Penari Striptis

    Menjelang pukul dua belas malam, kelab yang terletak di tengah-tengah kota metropolitan ini terlihat semakin ramai. Orang-orang datang bergantian. Mereka datang dan pergi, lalu keluar dan masuk ruangan kelab hanya untuk memuaskan hasrat semata.Dentuman musik EDM yang dimainkan oleh seorang DJ menggema hingga ke luar ruangan. Nyala lampu disko yang berwarna-warni turut menyemarakkan ingar bingar malam. Ditambah pula dengan kerumunan orang yang datang untuk bersenang-senang, yang semakin membuat suasana malam ini terasa lebih riuh.Ingar bingar kehidupan malam rupanya tak hanya menarik bagi sebagian orang, namun juga menarik bagi beragam kalangan, usia, pekerjaan, status sosial, hingga jenis kelamin. Mulai dari anak muda, orang dewasa, bahkan usia paruh baya pun berkumpul di kelab malam ini. Entah sebagai pengunjung atau p

  • Wanita Penggoda CEO   Bab 2 Gairah

    [Beberapa jam sebelum tiba di kelab malam Arena]Ponsel Azkara berdering nyaring. Ia langsung terbirit-birit keluar dari kamar mandi, lalu bergegas lari menuju kamarnya untuk mengambil ponsel yang ia taruh di atas nakas. Sekilas Azkara melihat layar ponselnya, lalu mengecek nama kontak yang tertera di atas sana. Setelah tahu kalau panggilan telepon itu berasal dari Rendy, Azkara pun langsung mengangkatnya."Halo?"".....""Iya. Gue baru mandi nih."".....""Alamatnya dimana?""....."

  • Wanita Penggoda CEO   Bab 3 Rencana Licik Rendy

    Rendy masih terbayang-bayang oleh tiap sentuhan si penari striptis tadi pada tubuhnya. Tapi sayang, ia tak bisa membalas balik sentuhan itu karena adanya larangan. Meski begitu, Rendy tak putus asa. Ia mulai menyusun strategi dan membuat rencana agar penari itu bisa tidur dengannya malam ini.Sembari menyusun strategi di dalam otaknya, Rendy tak lupa untuk bersenang-senang. Ia merayakan ulang tahunnya yang ke-30 tahun dengan mentraktir ketiga temannya untuk minum-minum di meja bar. Sebagai permulaan, Rendy membeli dua botol anggur merah cap Orang Dewasa dan segelas kopi espresso dingin."Cheers!" Mereka bersulang untuk merayakan pertambahan umur Rendy. Di antara mereka berempat, hanya Azkara yang meminum segelas kopi espresso.Gelas demi gelas berisi anggur

Latest chapter

  • Wanita Penggoda CEO   Bab 4 Dipaksa Bercinta

    Ancaman Rendy ternyata ampuh untuk membuat Azkara mempertimbangkan keputusannya sekali lagi.Atas dasar persahabatan, Azkara memandang satu per satu wajah temannya. Betapa mirisnya ketika dia melihat raut wajah Bobon yang menatap dirinya dengan tatapan memelas."Ikut aja, Ka, please. Emangnya lo mau persahabatan kita hancur?" bujuk Bobon.Azkara gelagapan. Ia berada di ambang kebingungan dan dilema untuk memutuskan pilihannya. Di sisi lain, ia tak mau persahabatannya hancur, tapi di saat yang sama ia juga tak mau melakukan perbuatan keji seperti teman-temannya.Setelah lama menimbang-nimbang, akhirnya Azkara memutuskan untuk ikut, tapi dengan satu syarat. "Oke, gue bakal ikut kalian ke hotel.

  • Wanita Penggoda CEO   Bab 3 Rencana Licik Rendy

    Rendy masih terbayang-bayang oleh tiap sentuhan si penari striptis tadi pada tubuhnya. Tapi sayang, ia tak bisa membalas balik sentuhan itu karena adanya larangan. Meski begitu, Rendy tak putus asa. Ia mulai menyusun strategi dan membuat rencana agar penari itu bisa tidur dengannya malam ini.Sembari menyusun strategi di dalam otaknya, Rendy tak lupa untuk bersenang-senang. Ia merayakan ulang tahunnya yang ke-30 tahun dengan mentraktir ketiga temannya untuk minum-minum di meja bar. Sebagai permulaan, Rendy membeli dua botol anggur merah cap Orang Dewasa dan segelas kopi espresso dingin."Cheers!" Mereka bersulang untuk merayakan pertambahan umur Rendy. Di antara mereka berempat, hanya Azkara yang meminum segelas kopi espresso.Gelas demi gelas berisi anggur

  • Wanita Penggoda CEO   Bab 2 Gairah

    [Beberapa jam sebelum tiba di kelab malam Arena]Ponsel Azkara berdering nyaring. Ia langsung terbirit-birit keluar dari kamar mandi, lalu bergegas lari menuju kamarnya untuk mengambil ponsel yang ia taruh di atas nakas. Sekilas Azkara melihat layar ponselnya, lalu mengecek nama kontak yang tertera di atas sana. Setelah tahu kalau panggilan telepon itu berasal dari Rendy, Azkara pun langsung mengangkatnya."Halo?"".....""Iya. Gue baru mandi nih."".....""Alamatnya dimana?""....."

  • Wanita Penggoda CEO   Bab 1 Sang Penari Striptis

    Menjelang pukul dua belas malam, kelab yang terletak di tengah-tengah kota metropolitan ini terlihat semakin ramai. Orang-orang datang bergantian. Mereka datang dan pergi, lalu keluar dan masuk ruangan kelab hanya untuk memuaskan hasrat semata.Dentuman musik EDM yang dimainkan oleh seorang DJ menggema hingga ke luar ruangan. Nyala lampu disko yang berwarna-warni turut menyemarakkan ingar bingar malam. Ditambah pula dengan kerumunan orang yang datang untuk bersenang-senang, yang semakin membuat suasana malam ini terasa lebih riuh.Ingar bingar kehidupan malam rupanya tak hanya menarik bagi sebagian orang, namun juga menarik bagi beragam kalangan, usia, pekerjaan, status sosial, hingga jenis kelamin. Mulai dari anak muda, orang dewasa, bahkan usia paruh baya pun berkumpul di kelab malam ini. Entah sebagai pengunjung atau p

DMCA.com Protection Status