Share

Konfrontasi

Author: Rucaramia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Raellyn membuka kedua matanya dan kemudian mereka berdua saling bertatapan satu sama lain ketika dirinya bergerak, dia mengerang keras.

“Arnav~ milikmu terlalu besar. Ini terlalu—ugh!” Di balik keluh kesah istrinya Arnav justru malah meningkatkan tempo permainan sehingga istrinya bereaksi dengan mencengkram bahunya yang lebar sebagai pertahanan.

Tak hanya Raellyn, Arnav juga merasakannya. Pria itu menggeram ketika Raellyn memberinya perlawanan yang cukup berarti sehingga membuat napas Arnav keluar dengan cepat dan nyaris terputus-putus.

Tidak mengherankan bila pergerakannya begitu mudah, milik istrinya telah Arnav pastikan sudah sangat basah sebelum mereka memulai sehingga kini Raellyn bisa dengan mudah melakukan pergerakan tanpa adanya hambatan. Dia mendesah tiap kali Arnav mencapai ujungnya.

“Aku tidak sanggup, Arnav!” erangnya.

Jika sudah seperti ini Arnav tahu bahwa istrinya memerlukan bantuan, karena itulah dia terus bergerak meskipun Raellyn sudah luluh lantak tak berdaya dengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Once Upon a Day

    Akhir-akhir ini Arnav menemukan banyak kebiasaan baru. Seperti dia akan secara tiba-tiba selalu terbangun karena suara Raellyn yang sedang muntah di kamar mandi. Pria itu kemudian akan menghabiskan waktunya menemani sang istri hingga situasinya terlihat lebih baik. Tidak banyak yang dia lakukan, hanya sekadar mengusap punggung dan pundaknya, memberinya air putih hangat, memberinya sedikit pijatan yang bagi dia mungkin akan sedikit meringankan rasa pusing dan mual istri tercintanya walau hanya sedikit.Sudah hitungan bulan berlalu, Arnav lega karena selama itu pula tidak banyak hal yang terjadi. Dia bersyukur karena Tuhan membiarkan kehidupan rumah tangganya sangat damai dan lenggang tanpa adanya keributan apa-apa. Tidak dengan ibunya, maupun juga adiknya Arsene. Meskipun terkadang Arnav tidak bisa begitu saja melonggarkan kewaspadaannya. Dia sadar bahwa ketenangan tidak berarti kedamaian utuh, akan selalu ada ombak yang tercipta untuk meruntuhkan ketentraman yang ada.Dia kembali meli

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Balik Masa Lalu

    Arnav membuka pintu ruangan kerjanya di kantor agensi, pria itu membawa beberapa lembaran dokumen dan juga map yang berisi laporan dari beberapa divisi yang harus dia review dan tanda tangani untuk dapat di setujui bersamanya. Setelah melakukan pertemuan beberapa saat lalu, pria itu tidak banyak bicara dan hanya menyusun barang bawaannya di atas meja kerja. Meletakannya dengan sangat hati-hati, agar tidak membuat kacau beberapa dokumen dan laporan yang telah terorganisir dengan baik. Mungkin asistennya telah menyusun semua itu agar mempermudah Arnav dalam mengerjakan semuanya. Itu bagus, mungkin dia harus memberikan asistennya apresiasi untuk tindakan kecilnya yang punya makna lebih berarti.Dengan posisi yang dia tempati di kantor ini, dia punya beberapa tugas yang sedikit rumit di bandingkan sebagai atasan di tempat lain. Karena Arnav punya sisi yang terbilang perfeksionis sehingga terkadang bila ada sedikit kesalahan dia selalu tidak terima dan bawahannya perlu menyesuaikan dengan

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Ada yang Terpikirkan

    Pukul empat sore, Arnav menelepon ke rumah mengabari dan memastikan bahwa dia akan segera datang menjemput. Dia bahkan juga meminta Mrs. Maddy untuk menjaga supaya istrinya tidak pergi sendiri dan tentu saja hal itu langsung diiyakan oleh wanita setengah baya tersebut. Dia menyelesaikan pekerjaannya secara kilat dan benar-benar sangat efektif sampai melewatkan waktu makan siang untuk memastikan bisa menyelesaikannya sebelum pukul empat. Dan Arnav memang sangat cekatan sehingga pekerjaan yang menumpuk dapat teratasi dalam waktu delapan jam tanpa keliru seperti sebelumnya.Memastikan semuanya usai, Arnav langsung meluncur dari kantor. Ada alasan mengapa Arnav memilih jam empat sebagai waktu dia menjemput. Karena pria itu tahu bahwa sesungguhnya janji temu istrinya dan sang dokter adalah pukul lima sore. Arnav hanya ingin memastikan mereka bisa menghabiskan waktu berdua dan mungkin makan siang. Karena kesibukannya di kantor cukup menyita banyak waktu berkualitas yang seharusnya dapat dia

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Curiga Berlebih

    “Pesanan meja sebelas,” potong seorang pelayan yang tiba-tiba datang menyela perbincangan mereka seraya menata pesanan yang telah Arnav pesan beberapa saat yang lalu.Itu benar-benar hal yang merusak momentum, dan dari sudut matanya Arnav jelas dapat menangkap adanya mimik wajah Raellyn yang langsung berubah ketika wanita itu menatap hidangan favoritnya tersuguh di atas meja. Entah kemana raut penuh intimidasi yang hendak mengintogasinya. Namun selama hal itu memiliki progress ke arah yang baik maka Arnav tentu tidak akan terlalu memusingkannya. Lebih baik begitu. Dia lebih senang istrinya tersenyum cerah dari pada berdiam diri dengan wajah yang di tekuk dan masam.“Selamat makan Arnav,” ujar istrinya tak lama kemudian.Dia segera mengambil sendok dan juga garpu, kemudian melahap pesanannya sendiri dengan penuh nikmat. Melihat istrinya telah memulai maka kemudian Arnav mengikuti langkahnya dan ikut menyuapi bibirnya sendiri dengan pesanan yang di sukainya. Meskipun bisa di bilang dia

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Moment Berdua

    Raellyn sudah bersiap di ranjang, wanita itu menarik sweater yang dia kenakan sehingga memperlihatkan perutnya yang buncit di depan sang dokter. Arnav hanya memperhatikan bagaimana sang dokter bekerja, wanita itu memulainya dengan menyebarkan gel di sepanjang perut istrinya. Raellyn sedikit terkesiap merasakan gel tersebut karena terasa dingin di kulit perutnya. Pemeriksaan di mulai dengan gerakan-gerakan kecil, dan kemudian gumpalan mulai terlihat di layar. Calon orang tua hanya bisa tahu bahwa gumpalan yang terdapat di monitor tersebut adalah bagian kepala dan tubuh sementara bagian tangan dan kaki masih agak samar. Ketika alat tersebut menyentuh ke bawah ada sedikit pergerakan berupa tendangan yang membuat Raellyn mengernyit. Bukan sakit, hanya saja lebih ke arah geli.“Dia aktif sekali nyonya, apa kau kesulitan?”Mendengar dokter menyebut kata aktif, Raellyn bisa melihat bahwa suaminya terlihat sangat sumringah. Raellyn kini kembali memfokuskan perhatiannya pada sang dokter.“Terk

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Terpukul

    “Halo Pak Arsene istri Anda—”Arsene sudah seperti orang gila, mengendari motor ugal-ugalan di jalan raya tanpa perlu merasa memperhatikan sekitar. Isi pikirannya sedang tidak jernih, kepalanya benar-benar semraut tidak karuan sejak dia menerima telepon dari keluarga istrinya. Dia sedang syuting saat itu, dan karena hal itu terlalu mendadak dan mengejutkan Arsene bak manusia tidak professional yang langsung lari dari tanggung jawab.Dia berharap tidak ada hal yang besar terjadi kepada Sylvia. Ada setitik harapan bahwa istrinya hanyalah mengalami kelelahan biasa atau mungkin sedikit stress.Hubungannya dengan Sylvia memang tidak terlalu baik semenjak mereka pulang dari kediaman Arnav. Perbincangan soal Raellyn dan seberapa besar kecemburuannya pada sang kakak ipar membuat wanita itu barangkali memiliki jenis tekanan dan beban pikiran yang Arsene memang tidak terlalu hiraukan. Dia hanya berpikir bahwa mengalah adalah jalan yang terbaik, karena tidak ingin segalanya semakin lebih buruk s

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Memojokan Arsene

    Raellyn tersentak begitu pintu di buka, dia melirik dan mendapati suaminya ada disana. Menghela napas panjang.“Aku sudah menduga kalau kau akan menunggu disini. Padahal tadi sudah kusuruh untuk pulang bersama Jhon,” ujar pria itu.Raellyn hanya menggelengkan kepala. “Sepertinya dia sangat terpukul.” Raellyn tidak tahu harus berkomentar apalagi. Tapi yang pasti saat ini dia sungguh ikut bersimpati terhadap apa yang baru saja terjadi dengan pria itu. Dia tidak pernah melihat Arsene terpukul seperti itu, dia memang pernah melihatnya bersedih tapi tidak sampai seperti ini.Sisi hati nuraninya sedikit memberontak ketika pria itu di tampar oleh mertuanya sendiri di hadapan semua orang. Benar-benar sebuah rentetan kejadian yang begitu cepat dan menyisakan terlalu banyak emosi. Arnav juga terlihat sedikit terganggu dengan itu, ketenangannya tidak lagi terlihat lurus tegak seperti biasanya. Dia juga pasti ikut bersedih atas kemalangan yang harus di terima oleh adik laki-lakinya. Tapi karena p

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Fakta Baru

    “Apa maksudmu berkata begitu? Kau bilang anak yang ada di kandungan Raellyn adalah anakku?” Arsene merasa ini adalah tuduhan yang paling tidak masuk akal dari Sylvia. Terus terang saja dia pergi ke kediaman Arnav untuk membuat segalanya menjadi lebih terbuka. Dia hanya ingin mereka semua berpindah, dan memulai kehidupan baru tanpa harus berfokus pada masa lalu. Arsene tahu bahwa di masa lalu dia melakukan sebuah kesalahan tidak termaafkan karena berani menduakan istrinya. Hal yang membuat Arsene kembali pada Sylvia adalah tentu karena kehamilannya. Tapi sekarang bagaimana bisa istrinya menuduhnya bermain belakang bahkan sampai menghamili perempuan lain seperti itu?“Darimana kau dapatkan praduga itu?”Entah mengapa Arsene merasa bahwa hal ini tidak mungkin terjadi atas inisiatif istrinya. Sylvia bukan tipe orang yang akan meledak-ledak seperti ini. Dia sangat lemah lembut dan selalu menerima apapun. Dia perempuan yang cenderung penurut. Tapi melihatnya menatap garang seperti ini sepu

Latest chapter

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   My Happy Ending

    Satu pekan kemudian, resepsi pernikahan digelar. Tidak banyak persiapan yang dilakukan, karena Arnav telah menyerahkan seluruh urusan tersebut kepada wedding orgaziner terkemuka dan professional dibidangnya. Sehingga, meskipun serba dadakan tapi hasilnya terkesan seperti sebuah pesta yang telah direncanakan jauh-jauh hari dan ini lebih seperti pertama kalinya Raellyn dinikahi. Belum lagi keramaian ini juga karena ada beberapa wartawan yang meliput acara pesta dan bahkan disiarkan secara langsung. Memang benar pengaruh seorang Arnav bisa mengguncangkan layar kaca dan semua orang. Padahal ini hanyalah acara resepsi tapi makna yang terkandung di dalamnya terasa seperti sebuah pernikahan yang memang selalu Raellyn impikan. Seolah Arnav memang memahami betul dirinya dan Raellyn terkejut karena detail-detailnya sesuai sekali dengan pernikahan impiannya. Padahal obrolan mengenai acara resepsi hanya berlangsung sekali dan itu pun tidak terlalu mendalam karena mereka berdua langsung sibuk deng

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Penyelesaian Luka

    “Tolong jangan merusak itikad baikku malam ini. Aku tidak memanggil kalian kemari untuk berdebat dan menuding istriku dengan sesuatu yang tidak masuk akal,” ujar Arnav yang seketika menghentikan perdebatan hanya dalam sekejap mata.Pandangan mata Sylvia berubah, wanita itu langsung menunduk begitu pula dengan adik Arnav yang baru Raellyn ingat bernama Louisa. Keduanya tidak mampu mengatakan sepatah kata pun dan kondisi meja kembali tertib.Raellyn memang sangat menyangkan situasi yang berjalan tidak seharusnya. Sebagai satu keluarga dan di dominasi oleh orang dewasa semestinya mereka memiliki pemikiran yang matang dan bisa menentukan mata yang pantas dan tidak pantas di lakukan. Toh, untuk apa pula berdebat dan mempermasalhkan hal yang tidak benar adanya? Menunjukan siapa yang paling benar dan pantas mendapatkan dukungan dan simpati? Cerita lama.“Nyonya Chyntia alasan aku memanggilmu kemari karena aku ingin minta maaf.”Semua orang di meja langsung menatap Arnav dengan pandangan tida

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Obrolan Meja Makan

    Seminggu berlalu sejak moment dimana Arnav bilang ingin meminta maaf pada Nyonya Chyntia dan ingin melepaskan beban masa lalu. Raellyn memang senang mendengarnya, tapi ketika hari dimana suaminya mengajaknya untuk melakukan sebuah pertemuan dengan sang ibu mertua saat itu pula pikiran Raellyn malah tidak tenang.Restaurant mewah yang mereka datangi malah membuat Raellyn dejavu. Suasana ini nyaris serupa dengan saat pertama kali dia bertemu dengan sang ibu mertua. Yang berbeda adalah dia tidak begitu mengenal ibu mertuanya saat itu dan punya tujuan untuk ikut campur bak super hero bijaksana. Tapi sekarang Raellyn hanya menjadi seorang pengamat dan dia tidak di perkenankan ikut campur sebelum Arnav menyelesaikan urusannya. Raellyn sekarang memang sudah berubah, dia sudah bisa memahami posisinya dan tidak lagi keras kepala seperti dulu. Maka beginilah yang terjadi dia menanti dengan sabar sebelum keluarga baru suaminya tiba.Kemarin, Arnav kembali menyinggung soal niatannya dan saat itu

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Moment Berharga

    Suara pintu dibuka dan sedikit mengejutkan bagi kedua insan di dalam ruangan ketika seorang pria paruh baya masuk kesana.“Paman,” panggil Raellyn begitu menyadari orang yang datang berkunjung adalah sang paman. Dia melirik kearah Arnav yang tersenyum kearahnya. Raellyn benar-benar terharu, dia pikir pria itu tidak akan membagi kabar ini kepada kerabat ataupun keluarga. Raellyn juga tidak memaksanya karena dia tahu pria itu sudah cukup sibuk dan lelah selama seharian kemarin. Makanya ketika dia melihat pamannya datang Raellyn senang bukan main. Keluarganya menjadi yang pertama mengetahui soal kelahiran putranya.“Dimana cucuku, Raellyn? Aku ingin melihatnya,” ujar sang paman dengan penuh pancaran kebahagiaan. Dia benar-benar menampakan sebuah ekspresi tak sabar untuk melihat cucunya. Perasaan bahagia itu tidak bisa dia sembunyikan setelah mendengar bahwa keponakannya baru saja melahirkan. Tentu saja pria itu langsung melesat ke rumah sakit tanpa perlu memikirkan apapun.“Ini cucumu, p

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Perkara Memberi Nama

    Operasi caesar telah usai dan berjalan dengan sangat lancar. Kini Raellyn dibawa menuju ke ruang pemulihan khusus dan dia berada di bawah pantauan tim dokter dengan sangat teratur. Tentu saja hal ini tidak lepas dari kuasa sang suami yang memberikan seluruh akses istimewa sehingga Raellyn mendapatkan perawatan secara paripurna. Infus masih terpasang di lengan kiri Raellyn selama istrinya itu masih belum bisa makan dan juga minum dengan sempurna.Arnav, dengan seluruh kuasa yang dia miliki juga meminta agar anaknya berada di dalam satu ruangan yang sama dengan Raellyn. Hal itu tidak terlalu banyak menyita waktu karena memang bayinya sehat dan tidak membutuhkan tindakan medis lebih lanjut.“Berapa lama masa penyembuhan istri saya, dok?” tanya Arnav, saat ini dia berada di ruangan sang dokter muda yang menangani persalinan istrinya.“Kurang lebih sekitar empat sampai dengan enam minggu untuk sembuh total dan bisa beraktifitas seperti biasa. Saya sangat menyarankan istri anda jangan sampa

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Kelahiran Anak Pertama

    Memasuki jadwal kontrol bulanan, di fase bulan ke sembilan. Raellyn seperti biasa di dampingi oleh Arnav kembali mengunjungi sebuah klinik yang telah di percayai untuk berkonsultasi mengenai kelahiran buah hati mereka pada dokter yang menanganinya. Bahkan Arnav sendiri juga sudah sampai pada titik melakukan reservasi sebuah kamar VVIP di sebuah rumah sakit untuk berjaga-jaga, karena dari yang dia ketahui melalui pengalaman asisten pria-nya terkadang kelahiran dapat terjadi secara tiba-tiba dan melenceng dari hari yang sudah di jadwalkan. Dalam hati terutama untuk Raellyn sendiri, tentu saja dia terkadang kerap kali di hantui oleh rasa cemas dan juga takut yang berlebih selama menantikan hari persalinan.“Arnav, aku tiba-tiba jadi merasa takut.”Arnav sendiri biar pun tampangnya terlihat tenang, tapi jauh di lubuk hati dia juga cemas bukan kepalang. Dia sangat khawatir kepada istri dan juga calon buah hati mereka. “Tenanglah, sayangku. Apapun yang terjadi nanti aku ada disampingmu.”Ra

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Dimanjakan Suami

    Sayangnya sejak hari itu Arnav tidak pernah buka suara tentang apa yang terjadi. Arsene juga sudah tidak pernah terlihat lagi batang hidungnya. Raellyn memang penasaran dengan apa yang terjadi, tapi untuk sekarang dia merasa tidak perlu mengulik atau pun mencari tahu. Dia sudah mempercayai Arnav dan tidak lagi meragukan dirinya yang dulu. Kedua pria itu pasti punya alasan, dan Raellyn tidak akan mengusik hal tersebut.Waktu sudah berlalu, menginjak bulan ke sembilan dari kehamilannya. Raellyn makin hari makin di manjakan saja. Sesungguhnya Raellyn hanya bisa berdoa agar dia tidak meleleh setiap paginya karena pria itu selalu saja punya cara untuk memanjakannya dengan penuh cinta. Apalagi saat perutnya dibelai sambil dibisiki kata-kata mesra. Ah… sungguh, apakah Arnav memang seperti ini? rasanya dia benar-benar seperti tokoh pria fiksi idamannya jika begini terus.“Raellyn sayang, bangun.”“Tidak mau.” Raellyn masih merasa sangat berat, semalam mereka bermain cukup lama. Ini karena Arn

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Nostalgia

    Lita dan Raellyn kini asyik berceloteh ria di ruang tamu kediaman sang paman. Sepupunya itu langsung melonjak gembira begitu membuka pintu dan mendapati Raellyn ada disana dengan perut buncitnya. Padahal sedari tadi dia kata Sharon, Lita hanya menatap ponselnya tanpa memiliki niatan beranjak sedikit pun. Raellyn hanya terkikik mendengarkan celotehan adik sepupunya itu sambil sesekali Lita akan angkat bicara untuk menyanggah apa yang adiknya katakan. Reuni kecil setelah sekian lama memang membawa sedikit rasa nostalgia.Kini setelah ditinggal oleh Sharon, kedua wanita itu mulai bercerita banyak hal. Terutama topik mengenai kehamilan Raellyn yang sejak tadi selalu diungkit oleh Lita.“Kau sudah siapkan nama untuk calon anakmu belum?”Raellyn hanya menggeleng. “Aku belum punya nama untuk bayiku, tapi aku rasa Arnav sudah punya beberapa. Dia sangat antusias sejak dokter bilang bahwa calon bayi kami akan lahir sebagai bayi laki-laki.” Raellyn mengujar seraya mengusap perut besarnya dengan

  • Wanita Penakluk Direktur Muda   Tamu

    Mendengar suara Mrs. Maddy dari balik pintu Raellyn tersedak saliva-nya sendiri dan terbatuk-batuk. Muka wanita itu langsung merah padam tak tertahankan ketika melihat ke arah pintu kamar yang sudah terbuka dan menampakan si kepala pelayan. Sementara Arnav susah payah untuk menggeram menahan hasratnya yang harus dia tenangkan. Kehadiran Mrs. Maddy benar-benar sangat tidak tepat.“A-ah ya Mrs. Maddy ada apa?” Raellyn menghampiri wanita itu untuk mengurangi kecanggungan meskipun tentu saja kesalah tingkahannya tidak benar-benar bisa dia sembunyikan.“Maaf bila saya mengganggu aktivitas pagi Anda. Tapi ada tamu.”Mati aku! Raellyn sempat merutuk sebelum akhirnya dia terhenti dan menatap Mrs. Maddy dengan tatapan tidak percaya.“Tamu? Pagi-pagi begini?” tanya Raellyn yang sekarang benar-benar murni telah melepaskan seluruh kecanggungannya beberapa saat lalu menjadi sebuah tanda tanya besar di kepala.Mrs. Maddy diam sejenak, wanita itu bergantian memandangi wajah Raellyn yang ada di hadap

DMCA.com Protection Status