Shiera mengangkat wajahnya yang kecil dan bertanya, "Jadi bagaimana kalau aku tidak mau?"Soal pernikahan, Nenek telah berulang kali mengingatkan Shiera untuk tidak mengalah begitu saja, apalagi terpaksa melakukannya.Semua keputusan itu harus mengutamakan kebahagiannya sendiri.Meskipun sekarang ini hanya sebuah drama rekaan, Shiera masih belum rela.Ketika kata-kata itu terlontar, tatapan kevin berubah menjadi suram dan berkata dengan dingin, "Apakah kamu mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Tuan Alex?"Kalau dia menolak lagi, hanya ada satu jalan yang bisa dipilihnya yaitu keluar dari Kota Cilegon ini.Shiera masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi saat bertemu dengan tatapan Kevin yang tajam, Shiera mengerti, situasi ini tidak mungkin dielak lagi. Dia harus menerima semuanya.Kevin melihat Shiera tidak mengatakan apa-apa dan langsung bertanya, "Di mana kartu keluargamu?""Di tempat kakakku," kata Shiera dengan wajah menunduk.Kevin melirik waktu di jam tangannya dan melanjutk
Akan tetapi, ada alasan lain kenapa Shiera selalu membeli barang kalau sedang berkunjung ke sana, karena Shiera terlalu mengenal ibu mertua Sovia dengan baik.Kalau Shiera pergi dengan tangan kosong, entah apa yang akan terjadi dengan Sovia nanti.Shiera yang melihat mereka hampir sampai ke Mal, segera berujar dengan nada bersikukuh, "Tidak akan membeli banyak! Cepat katakan padaku atau akan sangat sayang kalau uang kubeli nanti ukurannya kekecilan.""Shiera!" tukas Sovia."Cepatlah!" kata Shiera dengan tegas.Sovia tidak bisa berbuat apa-apa dengan keras kepala Shiera, jadi dia memberikan nomor model pakaian anaknya.Telepon ditutup.Rachel melirik Shiera, "Kakakmu ada di Kota Cilegon, kalian hanya bertemu sebulan sekali."Shiera menjawab dengan ringan, "Dia sudah menikah, aku tidak ingin terlalu mengganggunya."Dalam kasus Sovia, Shiera sangat menghargai ketika seorang wanita menikah, itu bukan tentang seorang wanita dan seorang pria.Ada terlalu banyak orang dan hal-hal yang terliba
Dengan melihat ponselnya, dia menyadari waktu sudah menunjukkan malam.Kemudian Shiera mencari Sovia untuk mengambil kartu keluarga, sambil berpamitan dengannya. Sementara itu, Sovia sedang menyiapkan tempat tidur untuk Shiera.Begitu mendengar Shiera pamit hendak pergi, dengan kecewa Sovia berkata, “Kenapa kamu pergi lagi? Malam ini, menginaplah di sini.”Shiera menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak bisa, besok aku harus bekerja.”“Kalau begitu, untuk apa kamu mengambil kartu keluarga ini?” Tadinya, Sovia tidak menyadari kalau Shiera datang kemari hanya untuk mengambil kartu keluarga.Apalagi, kartu keluarga biasanya memang jarang dipergunakan.Shiera berkata, “Ini karena perusahaan kami mengadakan reuni akhir tahun di luar negeri, aku memerlukannya untuk mengurus paspor.”Dia berbohong karena tidak ingin kakaknya khawatir.Bagaimanapun juga, ini adalah kawin kontrak yang tidak memiliki masa depan dan pada akhirnya akan berakhir dengan perceraian.Sovia mengangguk dan memberikan
Akhirnya, Shiera dengan hati-hati mengikuti langkah Alex keluar dari mobil.Di tengah perjalanan, Shiera mengirim pesan singkat kepada Rachel untuk meminta bantuan. Ketika Rachel menerima pesan singkat tersebut, dia merasa sangat terkejut.Sungguh tak terduga, raja neraka yang selama ini mereka takuti justru membawa seorang wanita pergi ke perumahan Taman Eden, tempat yang sering dikunjungi oleh Alex.Yang lebih mengagetkan lagi, ternyata wanita yang dibawanya adalah Shiera.Apabila para wanita di Kota Cilegon yang tertarik pada Alex mengetahui hal ini, mereka mungkin akan mengancam nyawa Shiera.Rachel membalas pesan Shiera dengan sebuah emoji “Selamat berjuang.”Lagi pula, hari ini Alex sudah melamarnya, jadi masuk akal juga kalau sekarang mereka tinggal serumah dan hidup bersama.Yang tidak wajar adalah permintaan ini diajukan oleh Alex.Biasanya, wanita yang mengejar Alex, tetapi kali ini justru Alex yang membawa Shiera pulang ke rumahnya.Ketika Shiera melihat balasan pesan dari R
Saat ini, suasananya terasa membeku!Alex menyilangkan kaki, menutup buku yang ada di tangannya dan menatap Shiera dengan penuh arti, kilatan cahaya di mata Alex semakin dalam.Shiera menunduk, tidak berani mengeluarkan uneg-unegnya lagi.Mampus! Apakah kali ini, dia benar-benar telah membuat Alex kesal? Saat Alex marah, seluruh kota bagaikan terguncang.Untuk beberapa saat, Shiera merasa syok. Alex akhirnya berkata dengan dingin, "Jadi kamu mengancamku?""Aku tidak berani!" kata Shiera dengan cemas.Tidak mungkin Shiera berani mengancam Boss Alex, dia hanya tidak ingin mengulang kejadian malam itu lagi.Melihat tampang Shiera yang penakut itu bagaikan tikus yang ketakutan, sudut bibir Alex melengkung, dengan maksud tersembunyi. "Oh, kamu tidak berani!"Ini sungguh menarik!? Mau mencoba jual mahal? Tidak mungkin, dengan nyali Shiera yang kecil, dia tidak tahu cara memainkan trik seperti itu.Mengenai kondom ini, melihat betapa takutnya Shiera, bisa ditebak kondom ini pasti bukan dia y
Malam itu, Shiera dan Rachel berkomunikasi via pesan singkat cukup lama.Shiera dan Alex tinggal di bawah satu atap. Rachel adalah orang yang paling mengkhawatirkan Shiera.Sampai saat Shiera benar-benar tidak bisa bersabar mendengar ocehannya lagi, Rachel baru berhenti menasehatinya.Sepanjang malam itu, Shiera tidur dengan gelisah. Berada dalam lingkungan yang asing, membuat saraf Shiera ikut menjadi tegang, sehingga Shiera terbangun beberapa kali.Jam enam pagi, Shiera benar-benar tidak bisa tidur lagi. Ditambah lagi, perutnya terasa sangat lapar, jadi dia tidak punya pilihan lain selain bangun dari ranjang.Shiera diam-diam pergi ke dapur, memanaskan lauk yang telah dibekali oleh kakaknya kemarin. Awalnya dia ingin merebus air matang, tetapi sayangnya di Perumahan Taman Eden tidak ada apa pun yang tersedia selain roti, telur dan susu.Ketika Alex bangun, dia melihat Shiera sedang makan di ruang makan dan tanpa disadari dia mengerutkan alisnya.Ketika Shiera melihat Alex, dia menja
Shiera tidak terlalu ingin bertemu dengan orang tua Alex.Shiera teringat wajah ibu mertua Sovia, Ratna. Shiera merasa orang tua dari pihak pria umumnya tidak nyaman dalam berinteraksi.Namun, Shiera mengerti kawin kontrak antara Alex dan dirinya, tujuannya untuk diperlihatkan pada kedua orang tua AlexBiasanya keturunan dari keluarga besar suka menganggap remeh pernikahan, mereka menikah karena adanya desakan pihak orang tua.Tidak disangka, Alex yang biasanya begitu berwibawa dan mengintimidasi di kantor pun memiliki orang tua yang seperti ini.Alex berkata, "Kamu boleh beranggapan seperti itu."Apa sih yang beranggapan seperti ini. Bukankah kenyataannya memang seperti ini, ‘kan?Shiera berhenti membalas ucapan Alex, dia hanya memakan sarapannya dengan patuh. Padahal Shiera ada sedikit mysophobia.Saat Shiera masih kecil, ibunya terkadang suka membagikan sisa makanan Vincent, adiknya ini pada Shiera. Hal ini membuat Shiera merasa jijik dan mual.Namun, Shiera malah tidak merasa mual
Dengan nada bicara yang aneh, napas Shiera menjadi terengah-engah, dia sama sekali tidak tahu apa yang telah dia lakukan yang membuat Alex begitu marah. Alex tidak berkata apa-apa lagi. Setelah melewati lampu lalu lintas, dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Shiera keluar dari mobil seperti orang yang melarikan diri, dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang Alex katakan. Alex melihat punggung Shiera yang lincah seperti kelinci dan wajahnya tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. Apakah dia begitu menakutkan? Sampai-sampai Shiera ingin segera menjauh darinya? Setelah Shiera kembali ke kantor, dia langsung menuju kantor Kevin, mengatakan kalau Alex menyuruh dirinya untuk menemui Kevin dan menandatangani perjanjian. Kevin melihatnya dengan serius dan berkata, "Perjanjian ini mungkin tidak bisa dilakukan secara tertulis." "Ah? Apa maksudmu?" Shiera tidak mengerti. Bukankah perjanjian harus dilakukan secara tertulis agar sah? Jika tidak ada tanda tangan tertulis, maka t
Suara Alex terdengar sangat lembut, tetapi itu membuat Shiera merasakan bahaya dan dengan cepat menggelengkan kepalanya, sambil berkata, "Tidak, itu tidak sulit!"Benar-benar jangan mengusik sarang tebuan!"Lalu, aku harus memanggilmu apa?" Shiera bertanya dengan bingung.Alex berujar, "Apa menurutmu?"Awalnya, Shiera merasa ini adalah masalah, tetapi sekarang Alex melemparkan masalah itu langsung kepadanya.Di bawah penindasan Alex, Shiera ingin menangis lagi.Namun dia tidak berani.Shiera menarik napas dalam-dalam dan berucap, "Memanggil suamiku?"Alex terdiam.Suasana pun terasa menyesakkanMelihat wajah Alex yang langsung membeku, wajah mungil Shiera juga runtuh dan dia tahu itu tidak akan berhasil."Jadi panggil apa?""Panggillah seperti itu!" kata Alex dengan wajah dingin.Kali ini, Shiera yang tertegun.'Memanggil seperti itu? Dia bukannya tidak mau?' batin Shiera gundah.Namun di hadapan tatapan dingin Alex, Shiera tidak berani mengatakan apa-apa, hanya berkata, "Kalau begitu,
Pada saat ini, Shiera melihat ekspresi Alex yang tidak begitu baik, seluruh organ dalamnya bergetar. Mau tidak mau, Shiera memaksakan diri untuk tersenyum!"Hm, kalau kubilang bunga-bunga ini tidak ada hubungannya denganku, apakah kamu percaya?"Mendengar suara Shiera, wajah Alex tiba-tiba berubah!Perubahan drastis ini membuat wajah kecil Shiera menciut dan tidak ada tempat untuk menempatkan tangan kecilnya.Alex menatap mawar di belakang Shiera dengan muram dan berkata dengan ketus, “Masuk!"Setelah mengatakan itu, dia berbalik badan dan langsung masuk ke kantor.Shiera mengerucutkan bibirnya, seperti istri yang tertindas, dia pun mengikuti Alex masuk ke kantor.Setelah menutup pintu kantor dan berbalik, dia bertemu dengan tatapan mata dingin Alex, jantung Shiera langsung berdebar kencang.Shiera menundukkan kepalanya, “Bunga itu benar-benar tidak ada hubungannya denganku!"Saat ini, sikap Shiera saat mengakui kesalahannya cukup baik, dia takut Alex tidak memercayainya.Hanson ini ..
Terakhir kali saat berada di Bandung, Alex sangat marah. Hanson ini adalah dalangnya yang membuat keonaran waktu itu.Pria itu tidak keberatan, tetapi jangan melibatkan dirinya juga, sungguh menyebalkan sekali."Dasar tidak waras!" kutuk Shiera, lalu melempar ponselnya ke bawah selimut.Sekarang selama jam kerja, Alex memberikan Shiera kelonggaran untuk bersantai-santai, tetapi setelah Hanson membuat onar tadi, Shiera tidak ingin tidur lagi.Dia bangun dan merapikan pakaiannya!Setelah meneguk sedikit air, dia pun duduk di balkon dan mulai merajut syal lagi ...!Sekarang, perasaan Shiera berangsur-angsur lebih nyaman dan sudah tidak sekikuk sebelumnya, tetapi jemarinya benar-benar terasa sakit.Jarum yang tampak bulat ini tidak melukai tangan!Akan tetapi, terasa sakit saat merajut.Mulai sekarang, Shiera harus membiasakan diri dulu, baru bisa merajut lebih cepat.Saat Shiera sedang melihat syal di tangannya yang perlahan bertambah panjang, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu ruang is
Begitu Alex keluar, ponsel Shiera berdering. Dia mengambil ponselnya dan melihat kalau itu adalah nomor Hanson!Shiera langsung mengakhiri panggilan.Meskipun mereka tidak melakukan hal yang salah, Shiera tahu Hanson bukanlah orang baik.Ya, bagi Shiera, Hanson ini pria licik yang suka tersenyum!Terakhir kali, saat di Bandung, dia bahkan mengatur seorang wanita untuk menemani Alex. Ini bukanlah sesuatu yang baik.Namun, baru saja dia menutup telepon, panggilan Hanson sudah masuk lagi.Shiera menutup telepon lagi!Keduanya bolak-balik melakukan hal seperti ini sebanyak lima kali dan akhirnya Hanson mengirim sebuah pesan pada Shiera, “Aku berada di bawah gedung Blackthorne Grup, bagaimana kalau aku naik untuk mencarimu?"Melihat informasi ini, tangan Shiera gemetar ketakutan!Sikap bersikeras tidak menerima panggilan tadi!Sekarang langsung melembut dan menelepon kembali dengan sopan.Hanson dengan cepat mengangkat telepon, “Shiera, kamu ini tidak bisa memakai cara lembut."Dibalik tele
Shiera sangat memahami seperti apa sifat Karina itu.Dulu saat dia membeli rumah di Kabupaten Batur, dia terlihat sangat malu setiap kali kembali ke desa.Sekarang rumah di Kabupaten Batur sudah dijual, dia pasti ditertawakan oleh banyak orang.Saat ini, dia pasti berusaha mencari cara untuk pindah dari desa?Rachel mendengarkan dan mengangguk, “Ternyata begitu!"Ini memang terlalu waspada."Kalau begitu, aku akan pergi bersamamu besok.""Oke," kata Shiera mengangguk!Keduanya pun mengobrol sebentar. Dari kata-kata Rachel, Shiera tahu kalau sahabatnya ini sangat puas dengan pekerjaan barunya.Selain itu, Paman Grey juga seharusnya cukup puas.Kalau tidak, nada suara Rachel tidak akan terdengar seringan itu.Setelah mengatur masalah besok, Shiera merasa jauh lebih santai, lagi pula itu adalah Karina.Apalagi dia telah disuap Widya, jadi Shiera harus lebih berhati-hati apapun yang dia katakan.Saat sore!Shiera sudah tidur siang dulu.Ketika dia bangun, dia merasakan berat menimpa di sek
Ini situasi apa lagi?Sebelum Shiera dapat berbicara, Rachel melanjutkan, “Kenapa bisa ada kecurigaan seperti itu?"Ini bukan tak beralasan, setiap hari ...!Shiera tidak tahu harus bagaimana memberi tahu Rachel apa yang terjadi hari itu, jadi dia hanya berkata, “Bukan tanpa alasan, Karina-lah yang membocorkannya tanpa sengaja!"“Bukan ucapan saat kesal, ‘kan?” tanya Rachel yang membalikkan pertanyaan!Tahu ‘kan orang seperti Karina bisa mengucapkan kata-kata menyakitkan apa pun saat dia sedang marah!Shiera berkata, “Tidak, itu bukan ucapan saat kesal!"Dulu Karina juga sering mengatakan kalau dia tidak memiliki anak perempuan seperti Shiera, tetapi kali ini, Shiera mendengar dengan jelas kalau itu bukanlah ucapan yang penuh dengan kemarahan!Ketika Rachel mendengar nada bicara Shiera, dia segera memarkir mobilnya di pinggir jalan dan mengangkat ponselnya."Jadi apa yang akan kamu lakukan?"Saat Shiera mengatakan ini padanya, dia pasti sudah punya rencana, ‘kan?Shiera bilang, “Karina
Ketika Alex mendengar apa yang Shiera katakan, dia melihat ke pot bunga itu lagi. Tampak jelas, dari sudut pandang Alex.Sukulen ini bahkan tidak bisa dibilang cantik, apalagi imut.Melihat sekilas syal yang tergeletak di atas sofa. Hasil rajutannya tidak banyak, hanya sedikit saja. Dari kecepatan membuat syal ini, terlihat jelas kalau Shiera benar-benar tidak pintar membuat kerajinan tangan!Selain itu, dia sepertinya tidak bisa menenangkan diri dan melakukannya dengan santai.“Dengan kesabaranmu itu, dulu Tuan Wilman pasti sering memarahimu, ‘kan?”Melukis sama halnya dengan membuat kerajinan tangan, sama-sama membutuhkan banyak kesabaran.Shiera menggelengkan kepalanya, “Tidak, Pak Guru hanya akan memarahiku saat aku melakukan kesalahan."Pak Wilman bukanlah orang yang dikenal memiliki kesabaran!Akan tetapi, dia sangat sabar terhadap Shiera, muridnya ini.Alex berkata, “Kalau begitu, kenapa kamu memiliki kesabaran untuk belajar memahat relief?"Shiera berkata, “Karena aku menyukain
Setelah menutup telepon, Karina menarik Vincent dengan penuh semangat, “Nak, kita akan kaya!"Melihat kegembiraan Karina, Surya dan Vincent sama sekali tidak sesemangat Karina!Lagi pula, sangat sulit bagi mereka untuk menangani masalah Shiera. Mana mungkin mereka bisa mendapatkan uang sebanyak itu dengan mudah?Sekarang Vincent dan Surya sama-sama memahami hal ini! Satu-satunya orang yang masih bertahan hanya Karina saja.“Karina, lupakan saja,” kata Surya dengan dilema.Setelah membuat keributan sebelumnya itu, Karina pun dijebloskan ke penjara. Ingin Shiera ikut mereka pergi!?Apalagi batas waktunya besok? Surya berpikir, mereka tidak akan sanggup menangani masalah ini!"Apa yang lupakan? Kenapa dilupakan?" Begitu Karina mendengar Surya berkata lupakan, dia langsung merasa tidak puas!Selama ini dia hidup miskin karena pria ini.Dia sudah takut menjalani kehidupan yang sulit ini dan tidak mungkin melepaskan kesempatan berharga ini sama sekali.Surya berkata, “Kalau begitu, bisakah k
Cara berpikir pria memang tidak sepeka wanita, mereka juga tidak berpikir sebanyak wanita.Widya dapat meramalkan apa yang mungkin terjadi, setelah Alex mengambil alih Greenvista.Namun, Albus sama sekali tidak berpikir demikian!Dia bahkan merasa Widya berprasangka buruk terhadap Alex. Bocah itu memang menyebalkan, tetapi dia tidak mungkin mencelakakan saudaranya sendiri."Memangnya aku yang mengungkit Aston? Ini hanya ...."Menghadapi tatapan dingin dan tegas Albus, Widya langsung berhenti. Dia tidak tahu harus bagaimana melanjutkan pembicaraan!Lalu dia berkata, “Kamu sama sekali tidak mengkhawatirkan Aston!"“Jangan khawatir, Alex tidak akan melakukannya!”Mendengar Albus begitu percaya pada Alex, hati Widya pun menjadi dingin.“Tidak akan mencelakakan Aston, tapi bagaimana denganku?” tanya Widya dengan tidak sabar.Seberapa besar kebencian Alex pada Widya?Selama beberapa tahun terakhir ini semakin jelas terlihat.Namun, Albus berkata, “Sudah bertahun-tahun, apakah kamu masih khaw