Home / Romansa / Wanita Misterius di Kamar CEO / Bab 19 Kediaman Keluarga Tambunan

Share

Bab 19 Kediaman Keluarga Tambunan

Author: Bunga Cantik
Akan tetapi, ada alasan lain kenapa Shiera selalu membeli barang kalau sedang berkunjung ke sana, karena Shiera terlalu mengenal ibu mertua Sovia dengan baik.

Kalau Shiera pergi dengan tangan kosong, entah apa yang akan terjadi dengan Sovia nanti.

Shiera yang melihat mereka hampir sampai ke Mal, segera berujar dengan nada bersikukuh, "Tidak akan membeli banyak! Cepat katakan padaku atau akan sangat sayang kalau uang kubeli nanti ukurannya kekecilan."

"Shiera!" tukas Sovia.

"Cepatlah!" kata Shiera dengan tegas.

Sovia tidak bisa berbuat apa-apa dengan keras kepala Shiera, jadi dia memberikan nomor model pakaian anaknya.

Telepon ditutup.

Rachel melirik Shiera, "Kakakmu ada di Kota Cilegon, kalian hanya bertemu sebulan sekali."

Shiera menjawab dengan ringan, "Dia sudah menikah, aku tidak ingin terlalu mengganggunya."

Dalam kasus Sovia, Shiera sangat menghargai ketika seorang wanita menikah, itu bukan tentang seorang wanita dan seorang pria.

Ada terlalu banyak orang dan hal-hal yang terlibat saat itu.

Itu sebabnya, ketika Kevin meminta Shiera menikah dengan Tuan Alex hari ini, secara tidak sadar dia menolak.

Karena saat ini, meskipun Tuan Alex galak, dia hanya perlu menghadapi Tuan Alex sebagai atasannya.

Kalau, Shiera harus memasuki kalangan orang-orang yang sama sekali berbeda dari dirinya sendiri, Shiera takut tidak akan mampu mengatasinya sama sekali.

Rachel mendengar perkataan Shiera dengan penuh simpatik dan berucap, "Itu bukan masalah besar, dia adalah kakak kandungmu sendiri!"

Hidup Shiera cukup menderita, ayahnya meninggal terlalu dini. Sedangkan, ibunya malah tidak mencintainya.

Satu-satunya yang menemani Shiera, hanya nenek dan Sovia yang selalu mencintainya. Setelah kepergian Nenek, Sovia menikah ke dalam keluarga yang kurang harmonis.

"Itu karena Sovia adalah kakakku sendiri, aku tidak ingin mempersulitnya," kata Shiera.

Sovia telah mencintainya sejak Shiera masih kecil. Sovia selalu diam-diam mengambilkan makanan enak apa pun yang dimilikinya untuk Shiera. Bahkan, membiarkan Shiera mengenakan satu-satunya kaus kaki baru yang Sovia miliki setiap musim dingin.

Setiap kali Shiera pergi ke tempat Sovia, dia selalu memasak ayam rebus atau bebek panggang. Kalau Shiera terlalu sering pergi, mertuanya pasti akan bergosip lagi.

Tiba di Mal.

Rachel juga ingin menemaninya, tetapi ditolak oleh Shiera karena selama bersama Rachel, tentu saja Rachel yang membayar semuanya.

Shiera sudah menerima terlalu banyak perhatian dari Rachel.

Beberapa kali, Shiera merasa harus menghindarinya kalau bisa.

Namun, Rachel melemparkan sebuah kartu padanya, "Tidak apa-apa. Kalau kamu tidak membiarkanku pergi, tapi gunakan uang yang ada pada kartu ini!"

"Tidak, aku punya uang sendiri."

"Kamu punya? Kenapa aku tidak tahu?" ujar Rachel menggoda.

"Terakhir kali, kamu memperkenalkanku pada proyek patung relief yang luasnya lebih dari sepuluh meter persegi, aku mendapatkan enam puluh juta!" kata Shiera.

"Tidak apa-apa, aku akan memperkenalkan padamu lebih banyak lagi proyek besar seperti ini kelak."

"Ya!" Shiera menganggukkan kepalanya.

Shiera juga menyukai proyek konstruksi besar semacam ini. Karena kalau terlalu kecil, keuntungan pun hanya beberapa juta saja.

Rachel yang melihat Shiera memiliki uang, dia tidak bersikukuh lagi.

Shiera membeli tiga set pakaian untuk keponakannya di Mal, juga membeli beberapa makanan ringan yang disukai oleh anak Sovia. Semua itu menghabiskan total lebih dari empat juta.

Shiera sambil membawa barang-barang itu menaiki kereta api yang memakan waktu sekitar satu setengah jam. Kemudian, Shiera masih harus melewati lima pemberhentian dengan bus sebelum akhirnya, dia tiba di rumah kakaknya.

Sovia yang tahu dia akan datang, Sovia telah menunggunya di halte bus lebih awal.

Ketika Shiera turun dari bus, dia langsung melihat Sovia mengenakan gaun katun dipadu dengan celana panjang yang sudah dicuci dan warnanya terlihat tua.

Melihat Shiera, Sovia lekas berteriak, "Shiera!"

Shiera menyembunyikan rasa pedih di hatinya. Dia tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah Sovia.

Sovia menarik anak kecil itu ke arah Shiera, kedua kakak beradik saling berpelukan dan gadis kecil itu berseru dengan renyah, "Bibi."

Shiera membungkuk dan mencubit wajah kecil Jerlyn yang merah, "Jerlyn, kenapa kamu tidak sekolah hari ini?"

Sovia mengambil barang-barang di tangan Shiera dan berkata, "Dia masuk angin hari ini jadi libur setengah hari."

Mendengar Jerlyn masuk angin, Shiera menggendong anak kecil itu dan baru pada saat itulah, Shiera menyadari wajah kecilnya memerah tidak seperti biasanya.

Shiera menyentuh dahinya dan memang agak panas, "Sakit, 'kah?"

Jerlyn mengangguk, "Sakit!"

"Sakit, tapi kamu masih keluar bersama ibu?"

"Aku rindu dengan Bibi." kata Jerlyn dengan lembut.

Mata Shiera terasa hangat.

Mereka bertiga berjalan melewati sebuah gang panjang, lalu memasuki sebuah halaman di mana buah kesemek menggantung merah di seluruh pepohonan.

Aroma sup ayam tercium dari dalam rumah.

Sovia menjatuhkan barang-barangnya dan mulai sibuk, Shiera buru-buru menyusul, "Kakak jangan membuat terlalu banyak! Aku tidak bisa makan banyak."

Shiera ingin mengatakan dia tidak akan makan, tetapi mereka bertiga sudah lama tidak bertemu satu sama lain, jadi Sovia pasti akan marah kalau dia pergi tanpa makan.

Apalagi, Shiera melihat kelihaian Sovia dengan pekerjaan rumah tangga sekarang, Shiera makin bersimpatik.

Sebaliknya, Sovia berkata, "Jarang sekali kamu datang ke sini sekali, jadi aku akan memberimu lebih banyak untuk menebusnya."

Hati Shiera menghangat dan hidungnya sedikit sesak.

Sovia membiarkannya bermain dengan keponakan kecilnya, Jerlyn, si kecil yang tertidur dalam waktu singkat karena demam.

Shiera menaruhnya di tempat tidur dan datang untuk membantu Sovia.

Sovia buru-buru berhenti, "Jangan lakukan itu! Nanti bajumu akan kotor."

"Tidak apa-apa. Aku tidak perlu ke kantor hari ini, cukup cuci saja kalau kotor," kata Shiera.

Mengatakan itu, Shiera mengambil segenggam daun bawang dan membantu Sovia mencucinya.

Sovia menatapnya dan tersenyum.

Tidak lama kemudian, suami Sovia, Yanto dan ibu mertuanya, Ratna telah kembali. Yanto yang melihat Shiera mengulas senyum yang sopan, "Shiera ada di sini."

"Kak Yanto!" sapa Shiera yang juga dengan sopan memanggil kakak iparnya.

Sementara, Ratna langsung meletakkan barang-barangnya dan berjalan masuk untuk melihat rebusan di dalam panci sambil tertawa, "Sungguh berbeda, ketika Shiera ada di sini! Sudah hampir sebulan, kami belum makan ayam."

Raut wajah Sovia terlihat merengut.

Shiera juga tahu orang seperti apa Ratna, tetapi masih dengan sopan menyapanya, "Tante."

Tatapan Ratna sangat mencemooh, "Makanlah lebih banyak untuk sementara waktu, tidak mudah bagimu yang merantau bekerja di sini."

Shiera mempertahankan senyum di wajahnya.

Penduduk lokal di Kota Cilegon sangat memandang rendah terhadap mereka. Karena, mereka seolah-olah datang untuk mengemis makanan.

Jangan melihat Keluarga Tambunan yang tinggal di rumah semi vila ini, kehidupan mereka selalu berkecukupan. Karena itulah, selalu memandang rendah orang pada biasanya.

Karena Yanto dan Ratna, Sovia baru memasak, Shiera tidak terlalu berani makan terlalu banyak.

Ketika Ratna telah duduk di meja makan, dia pertama-tama menaruh kaki ayam di mangkuk keponakannya, Jerlyn dan memberikan yang lain kepada Yanto.

Wajah Sovia menegang saat melihatnya, tetapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa pada akhirnya. Satu per satu, Sovia juga membagikan makanan itu pada Shiera.

"Kakak, kamu makan!" Hati Shiera terasa tersentuh melihat Sovia.

Namun, Sovia menggelengkan kepalanya, "Aku biasanya memasak dan makan, tapi kamu yang sedang bekerja di luar tidak sehat juga jarang makan, jadi harus makan lebih banyak."

Shiera terpaksa makan.

Meskipun makanannya agak sulit ditelan, demi Sovia, Shiera masih mencoba untuk makan.

Pada saat ini, di Perumahan Taman Eden, Alex sudah kembali ke apartemennya.

Ketika hendak mengganti pakaiannya dan keluar, Alex membuka pintu lemari pakaian dan mendengar suara 'dentingan' sesuatu terjatuh.

Alex membungkuk dan memungut benda itu dan memegangnya di tangannya untuk melihat lebih jelas. Ketika dia melihat nama di kotak itu, wajahnya langsung menegang.

"Kondom? Biasanya ketika Alex di sini, hanya dia yang sering kembali dan juga Shiera yang sering datang untuk mengambil barang.

Dalam sekejap, Alex mengungkapkan senyum penuh arti.

Alex mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Shiera.

Di Kediaman Keluarga Tambunan.

Tidak lama setelah makan, Ratna tidak tahu apa yang harus dilakukan, Yanto juga keluar dan Sovia mengatakan mereka pergi bermain kartu.

Ini adalah kehidupan lokal Kota Cilegon yang khas, kecil dan membosankan.

Melihat telepon Alex, Shiera buru-buru berjalan ke halaman dan mengangkat, "Tuan Alex."

"Lagi di mana?" Suara rendah seorang pria datang dari sisi lainnya.

Hati kecil Shiera secara naluriah terangkat, buru-buru berkata, "Di tempat kakakku."

Dia tidak tahu kenapa, tetapi setiap kali Shiera menerima telepon dari Alex, secara naluriah Shiera akan merasa gugup.

Mungkin, karena Alex terlalu galak dan serius.

"Kirimkan padaku lokasinya."

"Hah?" Shiera kaget.

Kenapa diminta mengirim titik lokasinya?

Detik berikutnya, Alex yang di sisi lain telepon langsung menutupnya.

Shiera mendengarkan suara 'bip', wajahnya yang kecil itu menegang, dia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud Alex.

Apakah titik lokasi ini dikirim atau tidak?

Setelah berpikir, dia tetap mengirimkannya.

Related chapters

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 20 Mobil Hitam yang Mewah.

    Dengan melihat ponselnya, dia menyadari waktu sudah menunjukkan malam.Kemudian Shiera mencari Sovia untuk mengambil kartu keluarga, sambil berpamitan dengannya. Sementara itu, Sovia sedang menyiapkan tempat tidur untuk Shiera.Begitu mendengar Shiera pamit hendak pergi, dengan kecewa Sovia berkata, “Kenapa kamu pergi lagi? Malam ini, menginaplah di sini.”Shiera menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak bisa, besok aku harus bekerja.”“Kalau begitu, untuk apa kamu mengambil kartu keluarga ini?” Tadinya, Sovia tidak menyadari kalau Shiera datang kemari hanya untuk mengambil kartu keluarga.Apalagi, kartu keluarga biasanya memang jarang dipergunakan.Shiera berkata, “Ini karena perusahaan kami mengadakan reuni akhir tahun di luar negeri, aku memerlukannya untuk mengurus paspor.”Dia berbohong karena tidak ingin kakaknya khawatir.Bagaimanapun juga, ini adalah kawin kontrak yang tidak memiliki masa depan dan pada akhirnya akan berakhir dengan perceraian.Sovia mengangguk dan memberikan

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 21 Perjanjian Baru.

    Akhirnya, Shiera dengan hati-hati mengikuti langkah Alex keluar dari mobil.Di tengah perjalanan, Shiera mengirim pesan singkat kepada Rachel untuk meminta bantuan. Ketika Rachel menerima pesan singkat tersebut, dia merasa sangat terkejut.Sungguh tak terduga, raja neraka yang selama ini mereka takuti justru membawa seorang wanita pergi ke perumahan Taman Eden, tempat yang sering dikunjungi oleh Alex.Yang lebih mengagetkan lagi, ternyata wanita yang dibawanya adalah Shiera.Apabila para wanita di Kota Cilegon yang tertarik pada Alex mengetahui hal ini, mereka mungkin akan mengancam nyawa Shiera.Rachel membalas pesan Shiera dengan sebuah emoji “Selamat berjuang.”Lagi pula, hari ini Alex sudah melamarnya, jadi masuk akal juga kalau sekarang mereka tinggal serumah dan hidup bersama.Yang tidak wajar adalah permintaan ini diajukan oleh Alex.Biasanya, wanita yang mengejar Alex, tetapi kali ini justru Alex yang membawa Shiera pulang ke rumahnya.Ketika Shiera melihat balasan pesan dari R

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 22 Kelinci Kecil Bisa Dijebak Rubah Licik Kapan Saja

    Saat ini, suasananya terasa membeku!Alex menyilangkan kaki, menutup buku yang ada di tangannya dan menatap Shiera dengan penuh arti, kilatan cahaya di mata Alex semakin dalam.Shiera menunduk, tidak berani mengeluarkan uneg-unegnya lagi.Mampus! Apakah kali ini, dia benar-benar telah membuat Alex kesal? Saat Alex marah, seluruh kota bagaikan terguncang.Untuk beberapa saat, Shiera merasa syok. Alex akhirnya berkata dengan dingin, "Jadi kamu mengancamku?""Aku tidak berani!" kata Shiera dengan cemas.Tidak mungkin Shiera berani mengancam Boss Alex, dia hanya tidak ingin mengulang kejadian malam itu lagi.Melihat tampang Shiera yang penakut itu bagaikan tikus yang ketakutan, sudut bibir Alex melengkung, dengan maksud tersembunyi. "Oh, kamu tidak berani!"Ini sungguh menarik!? Mau mencoba jual mahal? Tidak mungkin, dengan nyali Shiera yang kecil, dia tidak tahu cara memainkan trik seperti itu.Mengenai kondom ini, melihat betapa takutnya Shiera, bisa ditebak kondom ini pasti bukan dia y

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 23 Saling bertukar makanan

    Malam itu, Shiera dan Rachel berkomunikasi via pesan singkat cukup lama.Shiera dan Alex tinggal di bawah satu atap. Rachel adalah orang yang paling mengkhawatirkan Shiera.Sampai saat Shiera benar-benar tidak bisa bersabar mendengar ocehannya lagi, Rachel baru berhenti menasehatinya.Sepanjang malam itu, Shiera tidur dengan gelisah. Berada dalam lingkungan yang asing, membuat saraf Shiera ikut menjadi tegang, sehingga Shiera terbangun beberapa kali.Jam enam pagi, Shiera benar-benar tidak bisa tidur lagi. Ditambah lagi, perutnya terasa sangat lapar, jadi dia tidak punya pilihan lain selain bangun dari ranjang.Shiera diam-diam pergi ke dapur, memanaskan lauk yang telah dibekali oleh kakaknya kemarin. Awalnya dia ingin merebus air matang, tetapi sayangnya di Perumahan Taman Eden tidak ada apa pun yang tersedia selain roti, telur dan susu.Ketika Alex bangun, dia melihat Shiera sedang makan di ruang makan dan tanpa disadari dia mengerutkan alisnya.Ketika Shiera melihat Alex, dia menja

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 24 Pengambilan Akta Nikah

    Shiera tidak terlalu ingin bertemu dengan orang tua Alex.Shiera teringat wajah ibu mertua Sovia, Ratna. Shiera merasa orang tua dari pihak pria umumnya tidak nyaman dalam berinteraksi.Namun, Shiera mengerti kawin kontrak antara Alex dan dirinya, tujuannya untuk diperlihatkan pada kedua orang tua AlexBiasanya keturunan dari keluarga besar suka menganggap remeh pernikahan, mereka menikah karena adanya desakan pihak orang tua.Tidak disangka, Alex yang biasanya begitu berwibawa dan mengintimidasi di kantor pun memiliki orang tua yang seperti ini.Alex berkata, "Kamu boleh beranggapan seperti itu."Apa sih yang beranggapan seperti ini. Bukankah kenyataannya memang seperti ini, ‘kan?Shiera berhenti membalas ucapan Alex, dia hanya memakan sarapannya dengan patuh. Padahal Shiera ada sedikit mysophobia.Saat Shiera masih kecil, ibunya terkadang suka membagikan sisa makanan Vincent, adiknya ini pada Shiera. Hal ini membuat Shiera merasa jijik dan mual.Namun, Shiera malah tidak merasa mual

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 25 Aku Ingin Makan Mie

    Dengan nada bicara yang aneh, napas Shiera menjadi terengah-engah, dia sama sekali tidak tahu apa yang telah dia lakukan yang membuat Alex begitu marah. Alex tidak berkata apa-apa lagi. Setelah melewati lampu lalu lintas, dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Shiera keluar dari mobil seperti orang yang melarikan diri, dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang Alex katakan. Alex melihat punggung Shiera yang lincah seperti kelinci dan wajahnya tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. Apakah dia begitu menakutkan? Sampai-sampai Shiera ingin segera menjauh darinya? Setelah Shiera kembali ke kantor, dia langsung menuju kantor Kevin, mengatakan kalau Alex menyuruh dirinya untuk menemui Kevin dan menandatangani perjanjian. Kevin melihatnya dengan serius dan berkata, "Perjanjian ini mungkin tidak bisa dilakukan secara tertulis." "Ah? Apa maksudmu?" Shiera tidak mengerti. Bukankah perjanjian harus dilakukan secara tertulis agar sah? Jika tidak ada tanda tangan tertulis, maka t

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 26 Kamu Yakin Bisa Menghadapinya?

    Bibir Shiera berkedut lagi. Meskipun telah bekerja di sini begitu lama, Shiera bahkan tidak tahu ada dapur di kantor ini. Namun, demi dua triliun yang akan dia terima sebagai biaya cerai, dia telah bertekad untuk melayani Alex dengan baik. Shiera mengambil napas dalam-dalam, lalu menatap Alex dengan cemas.Alex menyadari keraguan Shiera dan bertanya dengan suara dingin, “Apa ada sesuatu yang ingin kamu katakan?”Shiera menjawab, “Iya, tadi Tuan Kevin tidak menandatangani perjanjian tertulis denganku!" "Apakah dia menjelaskan alasannya?" "Ya, aku hanya ingin tahu, apakah benar aku akan dibayar dua triliun sebagai biaya cerai." Semakin dia berbicara, suara Shiera semakin pelan.Shiera tahu kalau membicarakan tentang uang akan terasa tidak pantas, terutama di depan orang seperti Alex yang jelas-jelas tidak memiliki masalah finansial. Akan tetapi, dirinya hanyalah orang biasa.Meskipun Kevin telah menjelaskannya dengan teliti, dirinya hanyalah seorang asisten direktur dalam Grup Black

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 27 Aku Sekarang Punya Uang!

    Padahal semalam Rachel sudah memberikan memperingatkan Shiera untuk tetap berpegang pada ceritanya! Sebenarnya Rachel juga tidak tidur semalaman. Melihat sikap Alex semalam, jelas kalau pernikahan palsu Alex dan Shiera juga akan melibatkan tinggal serumah.Shiera terlalu jujur dan tidak ada yang tahu kapan dia akan mengungkapkan semua rahasia itu."Aku tidak tahu, ya. Kalau Alex tidak bertanya tentang malam itu, seharusnya tidak ada masalah," jawab Shiera."Bagaimana kalau dia bertanya?" tanya Rachel dengan napas terengah-engahKalau dia bertanya ….Shiera dan Rachel saling memandang, lalu Rachel berkata, "Apakah kamu lupa dengan semua yang kukatakan padamu?""Apa yang kamu katakan?" kata Shiera bingung."Kalau dia bertanya, kamu harus segera mengalihkan pembicaraan dari topik itu, jangan berhenti lebih dari satu detik!"Setiap detik ekstra akan meningkatkan risiko ketahuan.Shiera mengangguk dengan bersemangat, "Baiklah, aku akan ingat itu.""Lalu, apakah kamu bisa mengalihkan pembic

Latest chapter

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 340 Memanggil Alex

    Suara Alex terdengar sangat lembut, tetapi itu membuat Shiera merasakan bahaya dan dengan cepat menggelengkan kepalanya, sambil berkata, "Tidak, itu tidak sulit!"Benar-benar jangan mengusik sarang tebuan!"Lalu, aku harus memanggilmu apa?" Shiera bertanya dengan bingung.Alex berujar, "Apa menurutmu?"Awalnya, Shiera merasa ini adalah masalah, tetapi sekarang Alex melemparkan masalah itu langsung kepadanya.Di bawah penindasan Alex, Shiera ingin menangis lagi.Namun dia tidak berani.Shiera menarik napas dalam-dalam dan berucap, "Memanggil suamiku?"Alex terdiam.Suasana pun terasa menyesakkanMelihat wajah Alex yang langsung membeku, wajah mungil Shiera juga runtuh dan dia tahu itu tidak akan berhasil."Jadi panggil apa?""Panggillah seperti itu!" kata Alex dengan wajah dingin.Kali ini, Shiera yang tertegun.'Memanggil seperti itu? Dia bukannya tidak mau?' batin Shiera gundah.Namun di hadapan tatapan dingin Alex, Shiera tidak berani mengatakan apa-apa, hanya berkata, "Kalau begitu,

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 339 Bencana

    Pada saat ini, Shiera melihat ekspresi Alex yang tidak begitu baik, seluruh organ dalamnya bergetar. Mau tidak mau, Shiera memaksakan diri untuk tersenyum!"Hm, kalau kubilang bunga-bunga ini tidak ada hubungannya denganku, apakah kamu percaya?"Mendengar suara Shiera, wajah Alex tiba-tiba berubah!Perubahan drastis ini membuat wajah kecil Shiera menciut dan tidak ada tempat untuk menempatkan tangan kecilnya.Alex menatap mawar di belakang Shiera dengan muram dan berkata dengan ketus, “Masuk!"Setelah mengatakan itu, dia berbalik badan dan langsung masuk ke kantor.Shiera mengerucutkan bibirnya, seperti istri yang tertindas, dia pun mengikuti Alex masuk ke kantor.Setelah menutup pintu kantor dan berbalik, dia bertemu dengan tatapan mata dingin Alex, jantung Shiera langsung berdebar kencang.Shiera menundukkan kepalanya, “Bunga itu benar-benar tidak ada hubungannya denganku!"Saat ini, sikap Shiera saat mengakui kesalahannya cukup baik, dia takut Alex tidak memercayainya.Hanson ini ..

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 338 Mawar

    Terakhir kali saat berada di Bandung, Alex sangat marah. Hanson ini adalah dalangnya yang membuat keonaran waktu itu.Pria itu tidak keberatan, tetapi jangan melibatkan dirinya juga, sungguh menyebalkan sekali."Dasar tidak waras!" kutuk Shiera, lalu melempar ponselnya ke bawah selimut.Sekarang selama jam kerja, Alex memberikan Shiera kelonggaran untuk bersantai-santai, tetapi setelah Hanson membuat onar tadi, Shiera tidak ingin tidur lagi.Dia bangun dan merapikan pakaiannya!Setelah meneguk sedikit air, dia pun duduk di balkon dan mulai merajut syal lagi ...!Sekarang, perasaan Shiera berangsur-angsur lebih nyaman dan sudah tidak sekikuk sebelumnya, tetapi jemarinya benar-benar terasa sakit.Jarum yang tampak bulat ini tidak melukai tangan!Akan tetapi, terasa sakit saat merajut.Mulai sekarang, Shiera harus membiasakan diri dulu, baru bisa merajut lebih cepat.Saat Shiera sedang melihat syal di tangannya yang perlahan bertambah panjang, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu ruang is

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 337 Panggilan dari Hanson

    Begitu Alex keluar, ponsel Shiera berdering. Dia mengambil ponselnya dan melihat kalau itu adalah nomor Hanson!Shiera langsung mengakhiri panggilan.Meskipun mereka tidak melakukan hal yang salah, Shiera tahu Hanson bukanlah orang baik.Ya, bagi Shiera, Hanson ini pria licik yang suka tersenyum!Terakhir kali, saat di Bandung, dia bahkan mengatur seorang wanita untuk menemani Alex. Ini bukanlah sesuatu yang baik.Namun, baru saja dia menutup telepon, panggilan Hanson sudah masuk lagi.Shiera menutup telepon lagi!Keduanya bolak-balik melakukan hal seperti ini sebanyak lima kali dan akhirnya Hanson mengirim sebuah pesan pada Shiera, “Aku berada di bawah gedung Blackthorne Grup, bagaimana kalau aku naik untuk mencarimu?"Melihat informasi ini, tangan Shiera gemetar ketakutan!Sikap bersikeras tidak menerima panggilan tadi!Sekarang langsung melembut dan menelepon kembali dengan sopan.Hanson dengan cepat mengangkat telepon, “Shiera, kamu ini tidak bisa memakai cara lembut."Dibalik tele

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 336 Tidur Siang

    Shiera sangat memahami seperti apa sifat Karina itu.Dulu saat dia membeli rumah di Kabupaten Batur, dia terlihat sangat malu setiap kali kembali ke desa.Sekarang rumah di Kabupaten Batur sudah dijual, dia pasti ditertawakan oleh banyak orang.Saat ini, dia pasti berusaha mencari cara untuk pindah dari desa?Rachel mendengarkan dan mengangguk, “Ternyata begitu!"Ini memang terlalu waspada."Kalau begitu, aku akan pergi bersamamu besok.""Oke," kata Shiera mengangguk!Keduanya pun mengobrol sebentar. Dari kata-kata Rachel, Shiera tahu kalau sahabatnya ini sangat puas dengan pekerjaan barunya.Selain itu, Paman Grey juga seharusnya cukup puas.Kalau tidak, nada suara Rachel tidak akan terdengar seringan itu.Setelah mengatur masalah besok, Shiera merasa jauh lebih santai, lagi pula itu adalah Karina.Apalagi dia telah disuap Widya, jadi Shiera harus lebih berhati-hati apapun yang dia katakan.Saat sore!Shiera sudah tidur siang dulu.Ketika dia bangun, dia merasakan berat menimpa di sek

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 335 Ada Udang di Balik Batu

    Ini situasi apa lagi?Sebelum Shiera dapat berbicara, Rachel melanjutkan, “Kenapa bisa ada kecurigaan seperti itu?"Ini bukan tak beralasan, setiap hari ...!Shiera tidak tahu harus bagaimana memberi tahu Rachel apa yang terjadi hari itu, jadi dia hanya berkata, “Bukan tanpa alasan, Karina-lah yang membocorkannya tanpa sengaja!"“Bukan ucapan saat kesal, ‘kan?” tanya Rachel yang membalikkan pertanyaan!Tahu ‘kan orang seperti Karina bisa mengucapkan kata-kata menyakitkan apa pun saat dia sedang marah!Shiera berkata, “Tidak, itu bukan ucapan saat kesal!"Dulu Karina juga sering mengatakan kalau dia tidak memiliki anak perempuan seperti Shiera, tetapi kali ini, Shiera mendengar dengan jelas kalau itu bukanlah ucapan yang penuh dengan kemarahan!Ketika Rachel mendengar nada bicara Shiera, dia segera memarkir mobilnya di pinggir jalan dan mengangkat ponselnya."Jadi apa yang akan kamu lakukan?"Saat Shiera mengatakan ini padanya, dia pasti sudah punya rencana, ‘kan?Shiera bilang, “Karina

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 334 Ibu yang Melahirkan Shiera

    Ketika Alex mendengar apa yang Shiera katakan, dia melihat ke pot bunga itu lagi. Tampak jelas, dari sudut pandang Alex.Sukulen ini bahkan tidak bisa dibilang cantik, apalagi imut.Melihat sekilas syal yang tergeletak di atas sofa. Hasil rajutannya tidak banyak, hanya sedikit saja. Dari kecepatan membuat syal ini, terlihat jelas kalau Shiera benar-benar tidak pintar membuat kerajinan tangan!Selain itu, dia sepertinya tidak bisa menenangkan diri dan melakukannya dengan santai.“Dengan kesabaranmu itu, dulu Tuan Wilman pasti sering memarahimu, ‘kan?”Melukis sama halnya dengan membuat kerajinan tangan, sama-sama membutuhkan banyak kesabaran.Shiera menggelengkan kepalanya, “Tidak, Pak Guru hanya akan memarahiku saat aku melakukan kesalahan."Pak Wilman bukanlah orang yang dikenal memiliki kesabaran!Akan tetapi, dia sangat sabar terhadap Shiera, muridnya ini.Alex berkata, “Kalau begitu, kenapa kamu memiliki kesabaran untuk belajar memahat relief?"Shiera berkata, “Karena aku menyukain

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 333 Bagi Setengah dengan Shiera

    Setelah menutup telepon, Karina menarik Vincent dengan penuh semangat, “Nak, kita akan kaya!"Melihat kegembiraan Karina, Surya dan Vincent sama sekali tidak sesemangat Karina!Lagi pula, sangat sulit bagi mereka untuk menangani masalah Shiera. Mana mungkin mereka bisa mendapatkan uang sebanyak itu dengan mudah?Sekarang Vincent dan Surya sama-sama memahami hal ini! Satu-satunya orang yang masih bertahan hanya Karina saja.“Karina, lupakan saja,” kata Surya dengan dilema.Setelah membuat keributan sebelumnya itu, Karina pun dijebloskan ke penjara. Ingin Shiera ikut mereka pergi!?Apalagi batas waktunya besok? Surya berpikir, mereka tidak akan sanggup menangani masalah ini!"Apa yang lupakan? Kenapa dilupakan?" Begitu Karina mendengar Surya berkata lupakan, dia langsung merasa tidak puas!Selama ini dia hidup miskin karena pria ini.Dia sudah takut menjalani kehidupan yang sulit ini dan tidak mungkin melepaskan kesempatan berharga ini sama sekali.Surya berkata, “Kalau begitu, bisakah k

  • Wanita Misterius di Kamar CEO   Bab 332 Sepuluh Miliar

    Cara berpikir pria memang tidak sepeka wanita, mereka juga tidak berpikir sebanyak wanita.Widya dapat meramalkan apa yang mungkin terjadi, setelah Alex mengambil alih Greenvista.Namun, Albus sama sekali tidak berpikir demikian!Dia bahkan merasa Widya berprasangka buruk terhadap Alex. Bocah itu memang menyebalkan, tetapi dia tidak mungkin mencelakakan saudaranya sendiri."Memangnya aku yang mengungkit Aston? Ini hanya ...."Menghadapi tatapan dingin dan tegas Albus, Widya langsung berhenti. Dia tidak tahu harus bagaimana melanjutkan pembicaraan!Lalu dia berkata, “Kamu sama sekali tidak mengkhawatirkan Aston!"“Jangan khawatir, Alex tidak akan melakukannya!”Mendengar Albus begitu percaya pada Alex, hati Widya pun menjadi dingin.“Tidak akan mencelakakan Aston, tapi bagaimana denganku?” tanya Widya dengan tidak sabar.Seberapa besar kebencian Alex pada Widya?Selama beberapa tahun terakhir ini semakin jelas terlihat.Namun, Albus berkata, “Sudah bertahun-tahun, apakah kamu masih khaw

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status