Beranda / Pernikahan / WITHERED / BOCAH TERSESAT

Share

BOCAH TERSESAT

Penulis: Sisi suram
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-08 12:36:24

Saat bangun, aku langsung memastikan pakaianku masih melekat di badan. Pun, menatap pintu kamar yang tertutup rapat.

Ku tenarik nafas dalam, lega, meski saat aku menyentuh pipi, rasanya aku masih bisa merasakan kehangatan dari tangan yang bergetar.

Dengan tubuh masih berbaring di atas ranjang dan selimut hangat yang menutupi tubuh, aku menggigit bibir bagian bawahku.

Baru kali ini aku bermimpi seperti itu, bahkan rasanya kulit wajahku masih bisa merasakan sentuhan tangan yang rasanya dihafal kulitku.

Mimpiku ..., 'kurasa ini hanya karena aku bertemu dengan Ken semalam.'

Tapi, mulai hari ini aku harus mengunci pintu karena aku tak akan sadar, apa yang terjadi saat aku tidur di bawah pengaruh obat tidur. Mungkin berlebihan, karena aku baru pertama kali merasakan mimpi seperti ini sejak aku tinggal di rumah Rose.

Mimpi yang membuat batinku tidak tenang.

Sangat tidak tenang.

Tok! Tok!

"Mira, are you awake?"

Aku bangun saat mendengar pintu kamarku diketuk. Sebelum kujawab, pintu terbuka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • WITHERED   APA AKU MENGENALNYA?

    "Where are you going?"'Mau kemana?' Aku menatap Sidney."Sebentar," jawabku tak nyambung, lalu berjalan menjauh meninggalkan sepasang kekasih yang menatap dengan pandangan bingung. Dan, keduanya terlihat makin heran saat aku kembali, tanganku menggandeng tangan kecil yang begitu erat menggenggam jemariku. "Who? Your son? Aw." Carter mengaduh saat Sidney mencubit pahanya."Hay, young man. What is your name?" tanya Sidney menjajarkan wajahnya dengan Banyu yang menatapi uluran tangan Sidney. Aku bisa merasakan jemariku diremas tangan kecil yang mungkin tak menyadari apa yang ia lakukan. "Onty Sidney bertanya, siapa namamu?" ucapku mengulang tanya Sidney dengan bahasa. Banyu yang mendengar itu menoleh padaku, lalu pada Sidney juga tangannya yang terus terjulur. Tangan kecil Banyu terangkat, ia menjabat uluran tangan Sidney. "Aku, Banyu Hutama."Jawaban Banyu membuat Sidney memandangku, "a proud kid, e'? tapi, apa yang ia katakan?""His name is Banyu Hutama. Both of you can call him

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-08
  • WITHERED   AKU TIDAK SIAP

    'Ken ... orang seperti apa dia?' Suami yang kutinggalkan 5 tahun lalu.Suami yang menyentuhku karena itu sebuah kewajiban.Suami yang mengasihani istrinya sendiri sementara hatinya milik wanita lain.Suami yang membagi tubuhnya dengan wanita lain--Tidak! Bukan!-- Tapi dia adalah suami yang membagi tubuhnya denganku, istrinya sendiri.Bukan dengan Anggita, wanita yang ia cintai, tapi diriku!"Mira, is something wrong?" suara bariton Carter membuatku sadar dari lamunanku."No," jawabku mengeratkan dekapan pada bocah kecil yang tangannya terasa meregang di leherku. Entah wajah seperti apa yang kutunjukan sampai ekspresi Sidney terlihat khawatir. Sementara Carter masih memandangku yang berdiri memeluk Banyu yang tertidur, "aku- ... aku akan langsung bekerja. Kalian bisa pulang duluan dan terimakasih traktirannya." "It's no big deal, Mira, lain kali aku akan mengajakmu lagi tanpa Sidney," canda Carter tersenyum saat sang kekasih memberinya tatapan mengancam lalu melihat sup jamur ku yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-11
  • WITHERED   TIDAK ADA BEDANYA

    Pintu yang sama sekali tak mengeluarkan bunyi saat di dorong seketika membuatku menutup mulutku rapat-rapat.Aku bisa merasakan keringat dingin mulai membasahi punggung.Apalagi saat pintu yang ku jadikan tempat sembunyi makin menempel bahkan hampir menyentuh tubuhku yang rasanya sudah menyatu dengan tembok.'Apa yang lebih buruk dari situasiku sekarang?'Tentu ditemukan langsung oleh orang yang sangat ingin ku hindari di belakang pintu yang sedang ia dorong.Akan seaneh apa jika itu terjadi?Entahlah, aku hanya sungguh-sungguh berharap Ken tak akan menutup pintu yang ia buka.Bahkan, pintu yang bergerak makin jauh dari tubuhku ingin ku teriaki agar tetap di tempat sama meski mulutku masih rapat tertutup.Tanganku yang berkeringat menggenggam erat jemariku sendiri dan merasa lega meski jantungku masih berdetak begitu cepat saat Ken urung menutup pintu.Tanpa menyalakan penghangat ataupun lampu ruangan, Ken yang menjauh dari pintu langsung duduk di ujung ranjang, ia melepas sepatu dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-11
  • WITHERED   PENOLAKAN

    "Jika aku ada di dalam rumah saat kamu pulang, apa kamu juga akan tetap pergi?"Tapi, apa bedanya jika saat aku pulang Ken ada di rumah atau tidak.Menyambutku yang merasakan rasa bersalah yang sama sekali tak ingin kuhilangkan dari diri karena kelalaian dan ketakpekaanku pada apa yang seharusnya tumbuh dalam rahimku pergi. Anak kami.Anak kami yang seharusnya sudah besar, berlarian kesana-kemari membuat kewalahan, membuat rumah berantakan, mencorat-coret tembok bahkan tak akan berhenti ketika mendengar teguran, memanggilku dengan sebutan ibu ataupun mama, 'Kh--'Aku menarik nafasku dalam saat merasakan sesak yang teramat sangat.Sementara mataku yang terasa perih mengingat wanita bodoh yang terus memegang gagang telepon meski sambungan diputus secara sepihak. Sementara selembar kain yang kukenakan rasanya tak mampu kutopang saking beratnya.Ia, suamiku, lelaki yang kuhubungi menolak bicara denganku yang membutuhkannya, masih mengharapkan kehadirannya, atau setidaknya sekedar mendeng

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • WITHERED   PENYATUAN MENYESAKKAN

    "Yang."Aku membuka cepat mataku yang rapat terpejam, panggilan pelan yang begitu lembut keluar dari mulut Ken. "Yang," ucap Ken lagi, membuatku melepas peganganku pada engsel pintu.'Ini gila!' Seharusnya tidak seperti ini!Seharusnya aku tetap memaksa diri untuk keluar, mendorong Ken menjauh, membuka pintu, lalu keluar secepatnya seperti niat awalku.Masuk dan keluar secepatnya setelah menidurkan Banyu. Namun, tubuhku memilih melepas gagang pintu dan membiarkan rasa takutku menghilang, berganti tangis dalam dekapan suami yang kutinggalkan 5 tahun lalu. 'Aku kembali menghianati diriku sendiri. benar-benar menghianati diriku sendiri.'Ken tak mengatakan apapun saat aku menangis, ia hanya terus memelukku, merengkuhku, mendekapku.Ia tidak perduli bajunya basah dengan air mata juga ingusku yang ikut keluar saat aku menangis. Sebanyak apa air mata yang bisa keluar dari mata manusia? Apakah akan ada habisnya?Rasanya aku sudah menangis terlalu banyak, tapi air tetap bisa keluar dari

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • WITHERED   CADANGAN

    Aku membuka mata terpejamku saat merasakan tangan kokoh yang memelukku, pemiliknya benar-benar terlelap. Perlahan aku mengangkat tangan Ken dan mengganti diriku dengan bantal agar bisa ia peluk. "Ugh...," keluhku saat bergerak merasakan tubuh bagian bawahku tak biasa.Namun, rasa tak nyaman dan basah di bagian intim kuindahkan saat aku berjalan memunguti pakaian. 'Kemana perginya celana dalamku?'Aku berkeliling tapi tak menemukan apa yang kucari.Melihat jam, kuputuskan untuk memakai apa yang sudah ada di tangan karena harus bekerja. Kuharap siapapun yang menemukan celana dalamku besok, tidak akan tahu jika salah satu tenaga pembersih-lah pemiliknya. Meski tak ingin, setelah memakai baju dengan pelan agar tak menimbulkan suara, aku menatap tubuh lelap Ken yang memeluk bantal.Posisi tidur Ken membuatku mengingat Banyu. Seketika perasaanku tak nyaman.["Mama."]Sekali lagi panggilan Banyu terngiang tak hanya di telinga. Dan, tak butuh waktu lama untuk diriku merasa aku sudah melaku

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-19
  • WITHERED   WANITA GEMBEL

    Pancake dengan lelehan madu juga potongan buah menjadi pilihan Muray, ditemani kopi hitam tanpa gula yang aromanya kuat.'Orang pingsan akan sadar mencium aroma kopi yang wangi ini.' "Better than your sandwich, e'," ucap Muray menyuapkan potongan anggur ke dalam mulut saat aku mengunyah sarapanku.Aku hanya mengangguk.Muray yang memang mengenalku, tidak senang melihatku menunjukan senyum palsu yang terlalu sering ku tunjukan pada siapa saja, bahkan ibu kosku di rumah."So?"Aku yang siap memotong pancake menatap Muray. "So, what?" tanyaku balik.Ia memutar bola matanya malas. Meletakan cangkir kopi yang tak jadi ia seruput, "I am talking about our GM." Aku mengangguk, karena sejak kami belum memulai sarapan Muray begitu antusias membahas tentang Ken."Oh, come on, girl. Apa kau tidak merasa antusias sedikitpun bertemu dengan manusia yang bisa bicara bahasamu yang susah dilafalkan itu?"Aku bisa melihat mata Muray bercahaya, "baru hari pertama saja ia sudah membuat seluruh penduduk

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-19
  • WITHERED   KENAPA KAMU DATANG LAGI?

    "Lepasin aku, Ga, aku harus ngasih pelajaran sama gembel gak tahu diri ini." Pinta wanita yang tangannya terus ditahan Arga, lelaki yang tinggal di gedung apartemen sama bahkan pintu rumah kami berhadapan. "That's just a fucking damn card, Nabila! Kamu bisa meminta ayahmu menonaktifkan akses agar siapapun tak bisa menggunakannya.""Kamu tahu ini bukan hanya masalah aktif atau tidak aktifnya kartuku, kan, Ga? Ini masalah kepercayaan seorang customer untuk hotel tempat ia tinggal. Bagaimana aku bisa merasa tenang jika pegawai yang seharusnya memberi pelayanan justru mencuri dariku!"Muray dan asistennya hanya bisa saling pandang, mereka tentu tidak paham bahasa yang dilontarkan dua orang di hadapanku. Meski rasanya mereka bisa menyimpulkan garis besarnya. "And you, a fucking thief!" tunjuk wanita bernama Nabila padaku yang masih diam tak percaya siapa lelaki yang ada di hadapanku ini, "stop staring at my man and give me back my card!"'Kartu? Kartu apa yang ia maksud?' "Don't pretend

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20

Bab terbaru

  • WITHERED   210. APA MEREKA BAHAGIA?

    ***********************Selembar surat.Hai, onty Mira.Well, emm... Aku sudah lulus sekolah per-surat ini sampai padamu. Sementara Ben masih sedang mempersiapkan diri untuk ujian penerimaan siswa baru hmmm... kuharap ia diterima. Well, aku dan Muray mommy tahu ia akan berusaha yang terbaik.Oh, apa rajutan baju dan syal yang Rose kirim sudah sampai padamu? Ia menanyakan satu hal itu setiap hari. Sampai aku bosan rasanya (just kidding lol).Apa kau tahu onty? Sidney hamil anak ke 3 dan uncle Carter begitu senang sampai tak perduli pada gosip yang beredar tentang seproduktif apa dirinya. Huh! Sungguh para penggosip tua yang suka sekali membicarakan orang lain!Jika kota kecil ini bukan tempat yang indah, kurasa aku dan Ben tidak akan betah tinggal di sini (this is a BIG lie, ok?) Karena aku suka sekali dengan sandwich tuna buatan nyonya Li. Ia titip salam untukmu by the way.Oh, apa kau tahu onty? Banyak turis yang datang untuk bermain ski berkat resort baru milik kakakmu. Hmm... Ia

  • WITHERED   209. WITHERED

    Hujan masih saja turun dengan deras. Rintiknya begitu ruah bahkan tak mau berhenti saat tubuh tanpa nyawa ditimbun tanah merah yang juga basah.Apa dunia sedang ikut berduka untuk terlepasnya sebuah nyawa dari raga? Siapa yang tahu. Yang jelas, empat orang penggali makam akhirnya bisa pulang ke rumah mereka dengan mengantongi lembaran rupiah.Senyum syukur yang mereka pancarkan tidak ada hubungannya dengan punggung sepi yang menatapi makam dengan nisan baru. Obrolan mereka yang meninggalkan area makam, tak memiliki korelasi apapun dengan sorot mata yang sedang lelaki pemilik barisan gigi paling rapi tunjukan. Mungkin satu-satunya penghubung mereka dengan lelaki itu hanya cipratan air yang membawa tanah pada sepatu pun ujung celana.Entah kalimat apa yang ia ucapkan pada makam yang diguyur hujan itu. Rintik dan tetesan air dari langit seolah tak membiarkan telinga manusia mendengar apa yang lelaki pemilik barisan rapi itu sampaikan.Pun, gerakan tubuhnya yang akhirnya berbalik lal

  • WITHERED   208. NILAINYA

    Pernahkan kamu merasa ingin mati sampai tak bisa melihat dirimu membayangkan hari esok? Pernahkan kamu dikhianati duniamu sampai bernafas saja terasa sesak?Pernahkan kamu merasa dirimu jadi manusia paling bodoh hanya karena mengikuti kata hatimu? Pernahkah kamu merasa sendirian diantara tawa menggema yang bahkan matamu lihat dan menyentuh kulit telingamu yang tipis?Jika tidak pernah, jangan berani-beraninya menyalahkan pilihan yang ku ambil. Aku adalah anak yang tumbuh dengan tuntutan orang tua yang lupa jika sentuhan hangat itu hal yang penting. Aku adalah anak yang tidak diajari untuk mengasihi orang lain jika orang itu tidak mampu memberiku sesuatu.Aku adalah anak yang diajari semua yang kumiliki ada harganya termasuk kehidupan nyaman yang merenggut senyum polosku. Apa aku melawan? Tidak! Karena menjalani hidup seperti itu adalah apa yang dunia kenalkan padaku! Sampai datang hari dimana seseorang bertanya, 'apa aku bahagia?'Ah, andai saja aku tidak diam seolah kalimatnya

  • WITHERED   207. EPILOQUE

    PRANGG! Bunyi cangkir yang jatuh bersama isinya itu membiat suster Yuli menoleh pada wanita yang berdiri langsung menatapi pintu.Suster yang dengan senang hati menerima tawaran Arga untuk merawat Anna ini, menatap Anna yang tangannya terkepal saat Arga masuk membawa tubuh wanita yang tangannya lunglai di udara. Tanpa kata, Arga langsung meletakkan tubuh Arini di atas lantai dingin di hadapan Anna. Wanita paruh baya yang dulu mengambil dirinya sebagain anak dengan syarat, Arga harus melupakan masa lalu. Hal yang tidak akan pernah bisa Arga lakukan meski ia begitu pandai bermain lakon."Aku ingin ibu mengenalnya, Bu," ucap Arga mengusap pipi Arini. Begitu lembut dan penuh rasa.Tatapan yang tidak pernah Anna lihat dari anak yang ia rawat dan besarkan dengan segala tuntutan kesempurnaan tanpa cela."Namanya Arini, Bu, usianya 28 tahun," ucap Arga masih menatap Arini dengan pandangan yang begitu lembut.Pandangan yang masih tersisa saat ia mendongak menatap sang ibu yang menahan nafany

  • WITHERED   206. MEREKA HARUS MENGENALMU

    Aku tidak lagi bisa melihat Banyu karena mobil yang kunaiki tenggelam semakin dalam, sementara air yang masuk dari celah-celah mobil sudah menenggelamkan separuh lututku.Bohong jika aku tidak merasa takut saat air dingin danau semakin menenggelamkan kakiku. Dan akan terus naik sampai tak ada lagi ruang tersisa untuk udara.Menenggelamkan apa pun yang ada di dalamnya termasuk diriku.Aku bisa merasakan punggungku berkeringat meski seluruh tubuhku merasa dingin. Rambut-rambut halusku berdiri sementara tanganku yang gemetar kutahan untuk menurunkan jendela karena itu satu-satunya jalan keluarku.'Apa aku menyerah pada hidupku?'Kurasa iya, aku menyerah untuk hidup. Tapi, bukan karena aku ingin mati. "Ingin mati?" Ucapku menatapi tanganku yang gemetaran. Bahkan tremor yang kulihat tidak berhenti ketika kedua tanganku, kusatukan. Rasanya ... rasanya aku bisa melihat akan berakhir seperti apa diriku. Sendirian di dalam mobil yang akan jatuh ke dasar danau. "Apa akan ada orang yang menem

  • WITHERED   205. TERTAWA BERSAMA

    ****************"Kenapa kau begitu keras kepala bertahan untuk hidup?"Suara yang terdengar begitu putus asa itu terdengar di dalam kamar penuh barang pecah yang sengaja di banting, dilempar, dihempaskan semau tangan yang memegangnya.Tangan gadis muda dengan wajah kuyu yang terlihat begitu lelah apalagi saat memandang perutnya yang membuncit."Kenapa kau begitu keras kepala untuk hidup?" Ulang gadis muda itu dengan mata menatap perutnya sendiri. Ia seolah sedang mengajak bicara bakal manusia yang tumbuh dengan sangat baik meskipun sudah banyak cara dan usaha ia upayakan agar janin yang tumbuh sehat di dalam rahimnya mati. "Apa yang kau harapkan dariku? Aku tidak akan pernah menerima kehadiranmu, aku tidak akan mau menerima keberadaanmu dan aku tidak ingin kau hadir dalam kehidupanku.""Apa yang kau harapkan dengan bertahan, hah? Kenapa kau tidak mati saja?"Anna, gadis dengan wajah begitu kuyu itu menatap wanita lain yang masuk ke dalam kamarnya setelah men

  • WITHERED   204. FORGET ME NOT

    "Kamu harus menghilang, Arini."Aku yang matanya membesar hanya bisa menatap Anggita dengan waspada. Sementara Anggita berjalan mendekati dapur, mengambil pisau yang membuat ku berteriak seperti orang kesetanan saat ia menghampiri kamar."JANGAN, ANGGITA! JANGAN LAKUKAN! AKU AKAN PERGI! AKU AKAN PERGI! ANGITA!"Brug! Aku yang berteriak bahkan jatuh tersungkur bersama kursi yang membuatku makin tak bisa bergerak saat Anggita mengangkat tubuh bulat Banyu yang tangannya jatuh lunglai."KEN! KEN!"Sampai aku tidak tahu kalimat apa saja yang kuteriakkan dalam ketakutan saat Anggita mengangkat tubuh kecil Banyu lalu menggendongnya dan menghampiriku yang terus memohon."Kenapa kamu menangis, Arini? Aku tidak akan menyakiti Banyu."Aku berusaha menghentikan isakku. Sementara mataku menatapi Anggita dengan permohonan yang terpancar dari seluruh diri. "Aku hanya membawa Banyu agar kamu tidak macam-macam."Aku benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang Anggita katakan, saat tangannya yang m

  • WITHERED   203. AKU HARUS MENGHILANG

    Nyut!!Kepalaku begitu sakit. Mungkin karena aku belum tidur sama sekali.Nyut!!Tidur? Ah, iya. Aku baru tidur tiga jam kurang sejak kemarin malam. Pantas saja kepalaku berdenyut-denyut.Nyut!"Kemarin?" Rasanya aku mengucapkan kalimat itu dengan otak yang berpikir, sementara mataku masih terpejam rapat.Bukan hal biasa, karena setelah aku menelan obat agar bisa tidur, tubuhku akan terbangun lebih dahulu dibandingkan mata. tapi, aku yang masih belum mampu membuka mata merasakan rasa tak biasa. Rasa yang membuat seluruh diriku merasa waspada.'Waspada? Waspada pada apa?' Aku yang rasanya tidak bisa menggerakkan tubuh ingin membuka mata. Tapi, mataku yang rapat terpejam terasa begitu berat sekedar untuk kuangkat.'Apa yang terjadi?' Aku yang kesadarannya belum sepenuhnya bangkit, bisa merasakan dahiku berkeringat. Sementara dadaku berdetak begitu cepat. Otakku menggali memori. Aku yang keluar dari rumah Arga bertemu dengan Nabila juga wanita tua yang kembali terkejut menatapiku, 's

  • WITHERED   202. WARNING

    Aku yang memutuskan memejamkan mata, bisa merasakan langit gelap semakin cerah. Dan benar saja saat aku membuka mata, langit pagi yang mendung sudah lebih terang. "Ga," panggilku pada lelaki yang kepalanya sudah bersender pada kepala sofa. Sementara tangannya yang memeluk pundakku sudah meregang.Aku menarik nafasku dalam, menatapi lelaki dengan barisan gigi rapi yang masih lelap tertidur. "Aku pulang dulu, terimakasih sudah mau mendengarkan ceritaku," ucapku menyentuh pipi Arga lalu bangun dari sofa yang membuatku sadar bokongku kebas. Aku menghampiri pintu yang semalam kubuka dengan password yang Arga berikan padaku, lalu membuka pintu yang otomatis tertutup begitu aku sudah keluar. Lorong tidak begitu sepi, aku bisa melihat dua anak berseragam SD berdiri di depan lift sementara empat orang dewasa di samping mereka bercengkrama. Dari lorong lain aku bisa mendengar suara langkah terburu-buru yang lalu bergabung dengan kumpulan manusia yang sudah berkumpul menunggu lift terbuka.

DMCA.com Protection Status