Home / Thriller / WHO? / Flashdisk

Share

Flashdisk

Author: Sirius Star
last update Last Updated: 2021-11-04 04:05:01

Setelah aksi kebut-kebutan karna harus menghindari pria bertopeng yang tadi hampir mencelakakan Aera, kini mereka sudah berkumpul dikamar Boem Jin.

Beruntung mama dan papa Aera sedang pulang ke Seoul karna harus mengurus beberapa hal penting terkait pekerjaan papanya. Jadi, Aera tidak perlu membuat mamanya cemas atas kejadian hari ini.

“Ra, kamu beneran gak kenapa-kenapa kan?” tanya Boem Jin setelah menstabilkan nafasnya.

“Hmm aku gak papa.” Jawab Aera yang masih sedikit ngos-ngosan.

“Syukurlah,” Boem Jinpun bangkit dan keluar dari kamarnya berniat untuk mengambilkan Aera dan semua orang yang ada didalam kamarnya minuman dingin.

“Kotak yang tadi orang itu lempar dimana?” tanya Aaron ke Aera.

“Oh, ini,” Aera menyerahkan kotak yang ia dapatkan dari pria bertopeng tadi untuk dibuka oleh Aaron.

Dengan sangat hati-hati, Aaron mencoba membuka kotak yang berukuran kecil yang dipasan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • WHO?   301

    Sebuah kamar berukuran sedang yang telah dirubah fungsinya tidak hanya menjadi kamar istirahat untuk sang empunya, kini juga beralih fungsi ganda menjadi ruang kerja yang penuh dengan tempelan kertas serta foto-foto orang yang tengah ia selidiki.Dia adalah Alex, sahabat karib dari Aaron yang kini sedang tinggal bersama Aaron dan tengah disibukkan dengan mencari pelaku pembunuhan berantai yang mengancam kekasih Aaron.Alex tengah memandang gemerlap lampu gedung-gedung pencakar langit yang ada dikota Jakarta.Otaknya berkelana memikirkan keganjalan dari vidio yang ia tonton didalam sebuah flashdisk yang kemarin Aera ambil dari pria bertopeng di taman gajah.‘Kenapa pria bertopeng itu mau menunjukkan vidio rekaman saat James membunuh Gabriel?’‘Kenapa James terbunuh setelah Gabriel mati? Masalahnya, rentan waktu kematian mereka tidaklah jauh, melainkan jarak waktunya yang tidak lama setelah kematian Gabriel.’‘Dan

    Last Updated : 2021-11-04
  • WHO?   Sebuah Latar Belakang

    Dalam sebuah ruangan bernuansa hitam, hanya ada satu buah meja lebar ditengah ruangan dan dua kursi yang bersebrangan.Robert Snape sudah terduduk seorang diri didalam ruang interogasi kantor kepolisian Jakarta Pusat dengan keadaan tangan yang terpasang borgol dan duduk dengan santai seperti tidak habis melakukan kejahatan.Sedangkan, Alex dan yang lainnya masih setia memantau diruang audio yang bersebelahan dengan ruang interogasi (panic room) sambil menunggu detektif Aldi memasuki panic room tersebut.“Waah dia beneran psiko professional nih, mukanya santai banget pengen aku balurin make cabe rasanya.” Omel Aera yang merasa sangat geram.“Sssstt, sabar dong sayang, kita serahin aja sama detektif Aldi ya.” Ucap Aaron berusaha menenangkan kekasihnya yang suasana hatinya sudah memburuk.Setelah menunggu beberapa saat, detektif Aldi memasuki ruangan dengan beberapa berkas dan sebuah laptop yang ia bawa.

    Last Updated : 2021-11-04
  • WHO?   Serangan Tiga Pria Bertopeng

    Keesokan harinya, setelah Alex memutuskan untuk menyerahkan bukti latar belakang James dan Dimas kepada detektif Aldi, Alex mencoba memberitahu lebih dulu kepada sahabatnya, Aaron terkait hal ini.“Good morning,” sapa Aaron dimeja makan. Alex dan Reynald kini tengah sarapan sambil asik membaca berita terbaru di Amerika dari gadget mereka masing-masing.“Morning,” jawab Alex tanpa menoleh ke arah Aaron karna masih fokus dengan kunyahannya dan bacaannya.“Good morning Mr. Aaron.” Jawab Reynald ramah karna ia meletakkan ponselnya dan menatap Aaron ketika menjawab sapaannya.Aaronpun tersenyum kepada Reynald karna menjawab sapaannya dengan ramah.“Hari ini kemana Lex?” tanya Aaron sambil mengoles selai coklat ke rotinya.“Nemuin detektif Aldi,” jawab Alex santai.“Hah, ngapain?” tanya Aaron yang langsung menghentikan pergerakan tangannya karna mendengar jawaban sahaba

    Last Updated : 2021-11-04
  • WHO?   Tiga Jari Tangan

    Suara notifikasi email masuk ke komputer detektif Aldi, membuat detektif Aldi yang tadinya tengah fokus memperlajari kasus Robert Snape, kini langsung mengalihkan perhatiannya ke komputer dan langsung membuka email yang dikirimkan oleh Pandu.Pandu memang selalu cepat dalam mengerjakan tugas yang dirinya berikan, sehingga untuk tugas seperti ini, hanya butuh waktu kurang dari dua puluh empat jam untuk mendapatkannya.Detektif Aldi membaca dokumen latar belakang Dimas dengan sangat cermat dan teliti tanpa ada satu hal yang terlewati.Betapa terkejutnya detektif Aldi ketika ia membaca dokumen yang menerangkan informasi bahwa Dimas pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa selama enam bulan saat usianya masih menduduki kelas enam sekolah dasar.Awalnya, Dimas di diagnosa memiliki gejala psikopat. Gejala psikopat Dimas semakin parah setiap harinya, Dimas sering membunuh hewan-hewan peliharaan yang diberikan oleh papanya, Dimas juga sering membunuh hewan liar atau he

    Last Updated : 2021-11-05
  • WHO?   Pertukaran

    Setelah mendapat penjelasan dari dokter yang menangani detektif Pandu, detektif Aldi langsung bergegas pergi meninggalkan Rumah Sakit untuk menemui pimpinan terkait pembebasan Robert Snape.Sesampainya di kantor kepolisian pusat, detektif Aldi langsung masuk keruang pimpinannya dengan emosi yang sedang berusaha ia tahan.“Selamat sore Pak,” hormat detektif Aldi kepada Jendral Arief.“Sore, Aldi. Saya dengar, detektif Pandu mengalami insiden sore ini?” tanya Jendral Arief langsung mengkonfirmasi ke detektif Aldi terkait penyerangan yang diterima salah satu bawahannya sore ini.“Betul Pak, detektif Pandu diserang saat sedang berusaha mencari latar belakang seseorang yang diduga dalang dari insiden ini. Karna ada informasi yang tidak bisa diakses jika menggunakan id kantor, akhirnya, detektif Pandu meminta izin kepada saya untuk melanjutkan pencariannya dengan menggunakan id pribadi komputernya dikediaman rumahnya. Kejadian peny

    Last Updated : 2021-11-05
  • WHO?   Strategi Baru

    Empat jam sudah berlalu dengan sangat lama, tetapi proses operasi didalam ruangan operasi belum juga usai.Aaron dan Alex sudah berada di depan ruangan operasi bersama detektif Aldi dan detektif Doni. Dengan setia, mereka menunggu proses pemasangan jari tangan detektif Pandu sampai selesai.Setelah menunggu lebih dari empat jam, tim dokter yang menangani detektif Pandu akhirnya keluar dari ruangan dan menghampiri detektif Aldi dan yang lain.“Dok, bagaimana operasinya?” tanya detektif Aldi yang langsung mencecar pertanyaan itu ketika melihat tim dokter keluar ruangan.“Alhamdulillah, operasinya berjalan dengan lancar. Sekarang, kita harus menunggu pasien siuman dan akan kita cek kembali perkembangannya. Nanti tim fisioterapi juga akan membantu agar detektif Pandu bisa menggunakan jari tangannya kembali seperti sedia kala.” Jelas dokter yang bertanggung jawab dalam proses operasi detektif Pandu.“Alhamdulillah, sy

    Last Updated : 2021-11-05
  • WHO?   Mobil Sedan Hitam

    Drrtt drrrtt drrt drrrtttAera mem-pause film drakor yang tengah ia tonton bersama Boem Jin dikamarnya saat ia merasakan getaran ponselnya yang ia letakkan secara asal diatas kasur.“Kenapa di pause?” tanya Boem Jin yang kini tengah asik menikmati drakor bersama sahabatnya itu.“Wait, Aaron nelpon.” Jawab Aera sambil menunjukkan layar ponselnya kea rah Boem Jin.Boem Jin yang melihat nama Aaron dengan emoticon hati dilayar ponsel sahabatnya itu hanya bisa menghela nafas dan mengambil minuman bersoda yang sudah mereka siapkan dari awal mereka memulai menonton.“Hallo.” Sapa Aera saat ia sudah mengangkat panggilan dari kekasihnya itu.“Belum tidur?” tanya Aaron saat mendengar suara kekasihnya yang masih nampak segar, padahal sekarang sudah pukul 12 malam.“Lagi nonton drakor sama Boem Jin, hehe. Ada apa sayang? Udah malem kok tumben nelfon?”“Hmm gak papa, kangen a

    Last Updated : 2021-11-05
  • WHO?   Hiburan Sejenak

    Keesokan harinya, setelah matahari sudah terbit, Boem Jin segera mengambil ponselnya dan mencari nomor Aaron di penyimpanan kontak.Ia ingin segera mengabari kekasih sahabatnya itu terkait apa yang ia lihat semalam.Setelah menemukan nama Aaron diponselnya, Boem Jin langsung menekan tombol panggil dan menempelkan ponselnya ke telinga kananya.Tak membutuhkan waktu lama, orang yang ia tunggu pun menyapanya dengan suara sedikit serak khas orang bangun tidur.“Halo?” Sapa Aaron dengan mata yang masih terpejam.“Aaron, ini aku, Boem Jin.”“O, iya kenapa Jin?”“Aku send beberapa foto dan potongan rekaman vidio CCTV ke kamu, kamu bisa buka dulu.”Aaron yang mendengar perintah Boem Jin dengan nadanya yang sedikit serius itupun langsung membuka pesan whatsapp yang masuk kedalam ponselnya, satu persatu ia buka foto yang sudah masuk ke WA nya itu.Alis Aaron pun mengernyit tatkala ia

    Last Updated : 2021-11-05

Latest chapter

  • WHO?   This is The End

    Semua orang terkejut saat mendengar suara peluru yang keluar dari pistol detektif Doni.Dimas terjatuh, ia mengembangkan senyumnya, “hahaha kau payah,”Mendengar celotehan Dimas, semuanya langsung ternganga tak percaya dengan apa yang mereka dengar.Mr. Charlos pun langsung memberikan instruksi kepada anak buahnya untuk memborgol Dimas,“Anda ditangkap karna telah melakukan pembunuhan berantai dan berencana kepada warga Negara Indonesia dan warga Negara Amerika. Anda berhak didampingi pengacara dan berhak diam saat sesi Interogasi nanti.”Kaki Dimas mengucur darah yang cukup banyak, Dizka pun mengikatkan kaki Dimas yang terkena tembakan dengan kain.“Aaahh,” Dimas meringis menahan sakit saat Dizka mengikat kakinya dengan kencang.“Akhirnya kau tertangkap wahai psikopat. Selamat menikmati tidur malam mu beralaskan lantai dingin di dalam sel.” Ucap Dizka dengan penuh nada mengejek setelah

  • WHO?   Terkepung

    01.00 AMSemua tim tengah menyiapkan peralatan yang akan mereka gunakan, mulai dari pakaian serba hitam, anti peluru, pistol, granat asap, dan lain-lain.“Semua sudah ready?” tanya Reynald.Semuanya mengangguk serempak,“Oke, let’s go!”Mereka memasuki mobil yang sudah disiapkan tim FBI dan tim Alex untuk menuju ke hutan pinus tempat lokasi persembunyian Dimas.Butuh waktu satu setengah jam dari tempat penginapan mereka untuk sampai ke lokasi.Anak buah Alex pun sudah siaga di lokasi dan menginfokan kalau Dimas dan anak buahnya tengah beristirahat karna tidak ada pergerakan dari mereka di dalam rumah.“Kita akan sampai jam berapa disana?” tanya Dizka,Reynald melihat jamnya, “Sekarang pukul 01.30, berarti kita akan sampai disana pukul tiga tepat.”Dizka pun mengangguk paham dan kembali terdiam. Ia melihat keluar jendela, matanya d

  • WHO?   Chicago

    O’HARE, BANDAR UDARA INTERNASIONAL CHICAGO, ILLINOISRombongan detektif Doni, Alex, Aaron, Renald, dan Jolie kini telah sampai di Bandar Udara Internasional O’Haro, Chicago pada malam hari.Mereka dijemput langsung oleh anak buah Alex yang memang sudah menunggu mereka tiba.“Welcome, Sir.” Sapa Aaron, anak buah Alex.“Hei, Aaron. Semua sudah siap?”“Yes, Sir. We are ready.”“Good. Antarkan para tim kepolisian Indonesia untuk menemui pihak polisi Amerika. Kita sudah membuat janji untuk itu bukan? mereka juga sudah mengurus perizinan disini.”“Yes, Sir.”“Follow me, Mr…?”“Doni,” ucap Doni memperkenalkan diri.Aaron pun menerima uluran tangannya dengan ramah. Lalu ia mengantarkan detektif Doni untuk menemui pihak kepolisian Amerika Serikat sebelum mereka bertemu pihak FBI.Bebe

  • WHO?   Ketemu

    Dua hari sudah berlalu, tidak hanya detektif Doni yang sangat menginginkan Dimas tertangkap. Melainkan, Alex pun sangat ingin menangkap Dimas dan menghabisinya.Alex dan Reynald masih terus berupaya untuk menemukan lokasi persembunyian Dimas.Entah bersembunyi dibelahan dunia mana Dimas kini berada, yang jelas, jejaknya tidak ditemukan sama sekali.Sampai pada akhirnya, Reynald menemukan petunjuk tentang Dimas yang melakukan perjalanan Luar Negrinya.“Sir, saya menemukan petunjuk Dimas berada dimana,” ucap Reynald kepada Sirnya yang kini tengah memeriksa beberapa dokumen.Alex menghentikan kegiatannya dan membenarkan posisi duduknya, “Where is him?”“Chicago, Illinois. Tiket keberangkatan satu bulan yang lalu.” Ucap Reynald sambil menyodorkan print out bukti tiket pesawat yang ber-atas namakan Dimas.Alex mengambil kertas yang Reynald sodorkan, ia pun langsung memeriksanya dengan detail.&ldq

  • WHO?   Sebuah Bom

    TAMAN MAKAM PAHLAWAN KALIBATA JAKARTA Pagi ini, di Taman Makam Pahlawan tengah dilangsungkannya pemakaman detektif Aldi secara khidmat.Istri dan anak detektif Aldi tampak menahan tangisnya karna menghormati jasa suaminya yang selalu berjuang membela kebenaran dan menangkap para kriminal-kriminal yang selalu membayangkan nyawanya.Para pasukan polisi tengah bersiap melakukan penghormatan senjata sebagai tanda simbolis penurunan peti jenazah detektif Aldi.Sang Bendera Merah Putih pun masih setia menutupi atas peti jenazah detektif Aldi.Komandan upacara pun siap memberikan instruksi hormat senjata kepada para pasukan,“Kepada, arwah almarhum, hormat senjata…… gerak!”Door!!Suara tembakan melayang ke udara, suara terompet langsung mengalun serempak mengiringi penurunan peti jenazah kedalam liang lahat.Istri dan anak detekti Aldi tidak bisa menahan tangisnya lagi,

  • WHO?   The Last Night

    Hari sudah semakin malam. Siang tadi, kasus Adam sudah sampai ke tahap sidang pertama. Sedangkan anak buah Dimas yang lain masih menunggu giliran karna detektif Aldi masih berusaha untuk membuat mereka buka suara.Sudah lebih dari tiga bulan detektif Aldi dan tim nya mengerjakan kasus Aera, tapi masih belum menemukan titik terang dimana Dimas berada.Selama detektif Aldi mengerjakan kasus ini, ia dan timnya jadi jarang pulang kerumah mereka masing-masing. Sehingga, ia memutuskan untuk pulang kerumah nya dan beristirahat dirumah.Entah kenapa, sudah dua hari detektif Aldi merasa tidak fit. Mungkin karena kelelahan.“Saya malam ini ingin tidur dirumah dulu, kalian tetap disini dan terus pantau area apartemen Dimas!”“Baik, Pak.”“Pak, apa kau sedang tidak enak badan?” tanya Dizka.“Kayanya iya deh, gak enak aja rasanya badan saya dari kemaren. Makanya mau istirahat dirumah dulu.&rdqu

  • WHO?   Keinginan Terakhir

    Boem Jin kembali ke kamarnya dengan perasaan yang campur aduk, pikirannya melayang memikirkan keadaan sahabatnya yang makin tertekan karna masalah tak kunjung usai.Ia tahu, kalau Aera berusaha tegar selama ini karna Aera tidak mau membuat orang-orang yang dia sayang merasa kasihan dan terbebani sama keadaannya.Boem Jin tahu betul akan hal itu, karna ia sangat tahu bagaimana watak dan kepribadian sahabat cantiknya itu.Saat sedang memikirkan keadaan Aera, suara dering ponsel yang Boem Jin letakkan asal di atas kasurnya membuyarkan fikirannya.Nama, Aaron muncul didalam layar ponsel Boem Jin. Dengan cepat, Boem Jin pun mengangkat panggilan masuk dari kekasih sahabatnya itu.“Annyeong,” sapa Boem Jin lemas.“Halo, Boem Jin… kamu udah ngasih tau Aera soal kejadian Zafran?” tanya Aaron.“Hmm, aku barusan dari kamarnya dan memberitahunya.”“Dan dia…?”“Seper

  • WHO?   Terguncang, Lagi

    Selama perjalanan menuju kantor polisi, detektif Aldi merasa seperti ada yang mengikuti.Ia mencoba melihat kaca spion di kiri dan kanan nya, tapi tidak menemukan kendaraan yang mencurigakan.“Perasaan gue aja kali ya?” gumam detektif Aldi pada dirinya sendiri.Ia pun mencoba mengabaikan firasat gak enaknya dan menambah laju kecepatan mobil yang ia bawa.Sesampainya di kantor polisi, detektif Aldi langsung menghampiri ruang atasannya untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan yang diberikan oleh Keanu.“Selamat malam, Pak.” Sapa detektif Aldi sambil memberi hormat kepada Jendral Arif.“Malam, Aldi.”“Bagaimana?” tanya Jendral.“Hasil pemeriksaan atas insiden kematian Zafran di gudang sudah keluar, Pak.” Ucap detektif Aldi sambil menyerahkan berkas dokumennya.Jendral Arif langsung membuka map yang berisi laporan dari tim forensik, ia pun membaca lebih dulu sebelum m

  • WHO?   Hasil Pemeriksaan

    Aaron keluar dari kamar dengan berlari menuju ke kamar Alex, ia pun membuka pintu kamar Alex tanpa mengetuk lagi lebih dulu.Dengan ngos-ngosan, Aaron mencoba menenangkan dirinya yang masih berdiri didepan pintu.Sedangkan Alex, ia sedikit kaget karna aksi heboh sahabat gilanya itu, “Ada apaan sih, ngagetin aja dah lu.” Ucap Alex kesal.“Inih… detektif Aldi… nelfon gueh…,” ucap Aaron dengan terbata-bata.“Iya, terus masalahnya apa sampe lo kaya begitu?” Alex yang tadinya sedang rebahan, kini ia membenarkan posisinya untuk duduk dan siap mendengarkan apa yang akan sahabatnya itu beritahukan.Perasaan Alex juga merasa tidak enak, feelingnya merasakan bahwa hal yang buruk yang akan Aaron sampaikan saat ini padanya.“Salah satu anak buah Dimas yang kemarin kita ciduk dan kita bawa ke kantor polisi, pagi ini ditemukan tewan dengan kondisi mengenaskan…,”“Lehe

DMCA.com Protection Status