Share

WHERE
WHERE
Penulis: Sharon Addeline

PROLOG

Penulis: Sharon Addeline
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Sharon Benedict.” Ucap Sharon kepada seorang laki-laki yang sedang menjabat tangannya.

"Nama gue Gideon, panggil aja ganteng.” Ucap laki-laki yang menjabat tangan Sharon dengan percaya diri.

“Pede gila, lo!” raut muka Lisa menjadi sinis melihat Gideon. Sharon hanya cekikikan.

“Udah, kan? Udah gue kenalin si ganteng dari kandang macan.” Ucap Lisa sambil merangkul pundak Sharon hendak mengajak pergi.

“Ya! Lo Macannya!” Sahut Gideon yang membuat wajah Lisa memerah hingga rangkulan dari pundak Sharon ia lepaskan. 

“Macan kesayangan.” Lanjut Gideon sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Lisa.

Wajah Lisa melunak dan sedikit salah tingkah. 

“Heh, lanjut nanti pacarannya. Gue dan Lisa mau ke kelas dulu. Bye!”

Sharon menarik tangan Lisa dan berlalu dari tempat itu.

Sharon melangkahkan kaki dengan cepat menuju kelas hingga membuat Lisa kewalahan.  “Ron, pelan-pelan aja, sih!”

“Heh, lo lupa? Ini tuh pelajarannya ibu Sarah! Gue gamau telat.” Ucap Sharon tanpa menoleh ke belakang. 

Lisa mengerutkan kening lalu memperlambat langkahnya. “Ibu Sarah siapa?”

Sharon menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang. “Ibu Sarah, lho! Gausah pura-pura lupa deh.”

Lisa melihat Sharon dengan tatapan bingung dan kesal. “Apasih? Bu Tiffany, kali?”

Sharon mengerutkan keningnya. “Ibu Sarah, kali. Ini jadwalnya Ibu Sarah. Wali kelas kita!”

“Lo ngomong apa sih? Wali kelas kita Bu Tiffany, kali. Enggak ada yang namanya Bu Sarah di sekolah ini.” Lisa menatap Sharon datar lalu berjalan mendahului Sharon yang terdiam.

Dia benar-benar mengingat jika Ibu Sarah mengajar kemarin dan memberikan tugas menulis naskah drama yang minimal 6 Scene. Astaga! Ia ingat sekali.

Lalu, mengapa Lisa tidak mengingatnya sama-sekali?

Seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

“Astaga!” Sharon mengelus dadanya.

“Danny!” Tegur Sharon ketika ia mengetahui siapa yang mengejutkannya.

Danny hanya tersenyum ringan. “Kamu kenapa gak ke kelas?”

“I..ia ini mau ke kelas. Soalnya Bu Sarah galak, gue gamau kena marah.” Ucap Sharon malu –malu karena ia menyukai Danny. 

Danny mengerutkan kening. “Bu Sarah, siapa?”

To be continued...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
firsty.luvi
This is one of the best story I've read so far, but I can't seem to find any social media of you, so I can't show you how much I love your work
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • WHERE   BAB 1: AWAL DARI SEMUANYA

    6 bulan kemudian … Sharon berlari kencang tatkala jam tangan pink yang selalu ia kenakan jika bepergian hampir menunjukkan pukul tujuh. Keringat sudah mulai bercucuran dipelipisnya. Punggungnya mulai basah. Hingga pada detik-detik terakhir, ia mempercepat kecepatan berlarinya. “PAK SAMSON, TUNGGU!” Teriak nyaring Sharon membuat beberapa siswa-siswi yang sudah di dalam sekolah menoleh sebentar kearahnya. Pak Samson, satpam sekolah yang hendak menutup gerbang menggelengkan kepalanya mantap lalu melanjutkan aktifitasnya; menutup gerbang. Sharon terengah-engah dan ia telah sampai didepan pintu gerbang.“Pak! Tolong pak! Saya janji besok tidak akan telat.” Ujar Sharon dengan wajah memelas yang hampir saja meluluhkan hati Pak Samson. “Saya janji!” Kedua jari Sharon menunjukkan peace tanda bahwa ia berjanji. Terlihat Pak Samson sedang berfikir. Lalu beberapa detik kemudian, ia membukakan gerban

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WHERE   BAB 2: HILANG

    Bell sekolah berdering kencang membuat Sharon tersadar dari lamunannya. Ia segera membereskan bukunya lalu memasukannya ke dalam ransel. Ia berjalan kedepan dengan tergesa dan mengambil tugas yang belum sempat dibagikan Ibu. Tiffany.“Ambilin punya gue sekalian!” Seru Lisa.Sharon mencari cepat tugas miliknya dan terpenting punya Margareth. Tapi ia tidak menemukannya. Ia mencarinya sekali lagi, dan ternyata dapat! Tak lupa ia mengambil milik Lisa yang sudah menunggunya di depan kelas.“Thanks, ya!” Ucap Lisa ketika Sharon memberikan tugas miliknya.Sharon hanya tersenyum. Lisa yang melihatnya merasa janggal.“kenapa? Ada masalah? Biasanya lo bawel.”Sharon tersenyum dipaksakan. “Enggak. Gue hanya sakit perut. Lo duluan aja pulangnya, gue mau ke toilet.”Lisa pun mengangguk. “Oke. Oh ya, nanti gue mau chat lo untuj bahas konten youtube ya. Bales pokoknya!”Sharon mengangguk lalu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WHERE   BAB 3: LISA

    Sharon berjalan tegang menuju kelas. Hari ini ia tidak telat, karena ia terbangun jam empat subuh tadi dan ia tidak bisa tidur lagi.Ia memasuki kelas dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan.Kelas masih sepi. Sharon mendaratkan bokongnya dibangku miliknya. Ia sama sekali tak ada gairah hari ini. Bell tanda masuk berbunyi pun masih lama berdering.Tidak lama kemudian seseorang masuk kedalam kelas dan ia menduduki kursi yang tak jauh dibelakang Sharon. Edward.Suasana sangat sunyi. Pikiran Sharon benar-benar berantakan.Sharon sibuk memainkan kukunya walaupun pikirannya entah kemana sementara Edward hanya asik memainkan ponselnya.Tiba-tiba, seseorang memasuki kelas dengan terburu-buru.“Gideon?” Ucap Sharon sambil mengerutkan dahinya.Gideon berjalan cepat menuju tempat Sharon duduk. Dengan penuh dengan peluh, Gideon mencoba mengatur nafasnya.“LISA!” Gertak Gideon.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WHERE   BAB 4 : PERPUSTAKAAN

    “KALIAN BERDUA!”Sharon dan Gideon terlonjak kaget karena teriakan itu.“Ibu Tiffany…”Ibu Tiffany berjalan ke arah mereka. “Kalian sedang apa di sini? Bolos?” Tanya ibu Tiffany dengan ekspresi marah.Sharon dan Gideon reflek berdiri dan membersihkan baju mereka dari rumput yang menempel.‘Gawat! Kenapa harus bu Tiffany, sih?’ Pekik Sharon dalam hati. Ibu Tiffany memang lembut hatinya tapi tidak berlaku dengan murid yang bolos mata pelajaran.“Kalian berdua ikut saya sekarang!” Ibu Tiffany membalikkan badan dan berjalan mendahului mereka.Mau tidak mau Gideon dan Sharon mengikuti langkah ibu Tiffany.Ibu Tiffany mengarahkan mereka menuju perpustakaan. Perpustakaan terletak di ujung kooridor sebelah barat.“Sekarang bersihkan perpustakaan ini.” Kata ibu Tiffany setelah mereka sampai di depan perpustakaan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WHERE   BAB 5 : DOOR

    Sharon meneguk hampir setengah dari isi botol mineral kemasan, lalu meletakkan botol tersebut ke atas meja miliknya secara kasar.Untung ini adalah jam yang menunjukkan waktu istirahat, jadi tidak ada yang berada di kelas kecuali Sharon. Ia benar-benar merasa penat memikirkan semua kejadian aneh yang secara beruntut.Kemarin Margareth hilang, tadi pagi ia mendapatkan kabar Lisa juga hilang dan barusan saja Edward hilang. Tidak ada yang mengingat mereka, kecuali dirinya dan Gideon. Apa yang harus dirinya lakukan? Ralat. Apa yang harus Ia dan Gideon lakukan?Gideon saat ini sedang berada di kantor ibu Tiffany karena ibu Tiffany menganggap perlakuan Gideon terhadap beliau sedikit berlebihan. Mungkin karena ia tetap memaksa kepada ibu Tiffany kalau Edward benar-benar ada dan hilang. Walaupun Gideon menjelaskan secara detail pun Sharon yakin hanya orang gila yang akan percaya, kecuali jika ada orang yang benar-benar mengingatnya selain mereka berdua.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • WHERE   BAB 6: HELIOS

    Hamparan padang rumput serta hembusan angin lembut benar-benar Sharon rasakan. Antara mimpi dan kenyataan, apa yang dilihatnya benar-benar nyata. Ia sungguh tidak tahu apa nama tempat ini. Di sebelahnya pun ada Gideon yang kini tengah berjongkok untuk menyentuh rumput serta Danny dan Kevin yang kini melotot untuk memastikan semua hal yang sedang mereka pandang. “P-P-PINTU!! PINTU HILANG!” Tiba-tiba Kevin memekik kencang. Benar saja, pintu penghubung antara perpustakaan dengan tempat ini hilang entah ke mana. “Terus ini gimana sekarang?” Sharon panik. “Pintunya hilang berarti kita juga hilang dong? Kita kan udah masuk sini berarti semua orang lupa dong sama kita?” Gideon menghela nafas berat. “Bisa jadi.” Ia mengusap wajahnya kasar. “Kemungkinan Bu Sarah, Margareth, Lisa dan Edward ada di sini.” Danny mengerutkan kening. “Mereka … di sini? Maksud lo? Margareth juga? Edward?” Ekspresinya benar-benar bingung. “Lo ingat mereka semua?” Sharon benar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • WHERE   BAB 6: HELIOS

    Hamparan padang rumput serta hembusan angin lembut benar-benar Sharon rasakan. Antara mimpi dan kenyataan, apa yang dilihatnya benar-benar nyata. Ia sungguh tidak tahu apa nama tempat ini. Di sebelahnya pun ada Gideon yang kini tengah berjongkok untuk menyentuh rumput serta Danny dan Kevin yang kini melotot untuk memastikan semua hal yang sedang mereka pandang. “P-P-PINTU!! PINTU HILANG!” Tiba-tiba Kevin memekik kencang. Benar saja, pintu penghubung antara perpustakaan dengan tempat ini hilang entah ke mana. “Terus ini gimana sekarang?” Sharon panik. “Pintunya hilang berarti kita juga hilang dong? Kita kan udah masuk sini berarti semua orang lupa dong sama kita?” Gideon menghela nafas berat. “Bisa jadi.” Ia mengusap wajahnya kasar. “Kemungkinan Bu Sarah, Margareth, Lisa dan Edward ada di sini.” Danny mengerutkan kening. “Mereka … di sini? Maksud lo? Margareth juga? Edward?” Ekspresinya benar-benar bingung. “Lo ingat mereka semua?” Sharon benar

  • WHERE   BAB 5 : DOOR

    Sharon meneguk hampir setengah dari isi botol mineral kemasan, lalu meletakkan botol tersebut ke atas meja miliknya secara kasar.Untung ini adalah jam yang menunjukkan waktu istirahat, jadi tidak ada yang berada di kelas kecuali Sharon. Ia benar-benar merasa penat memikirkan semua kejadian aneh yang secara beruntut.Kemarin Margareth hilang, tadi pagi ia mendapatkan kabar Lisa juga hilang dan barusan saja Edward hilang. Tidak ada yang mengingat mereka, kecuali dirinya dan Gideon. Apa yang harus dirinya lakukan? Ralat. Apa yang harus Ia dan Gideon lakukan?Gideon saat ini sedang berada di kantor ibu Tiffany karena ibu Tiffany menganggap perlakuan Gideon terhadap beliau sedikit berlebihan. Mungkin karena ia tetap memaksa kepada ibu Tiffany kalau Edward benar-benar ada dan hilang. Walaupun Gideon menjelaskan secara detail pun Sharon yakin hanya orang gila yang akan percaya, kecuali jika ada orang yang benar-benar mengingatnya selain mereka berdua.

  • WHERE   BAB 4 : PERPUSTAKAAN

    “KALIAN BERDUA!”Sharon dan Gideon terlonjak kaget karena teriakan itu.“Ibu Tiffany…”Ibu Tiffany berjalan ke arah mereka. “Kalian sedang apa di sini? Bolos?” Tanya ibu Tiffany dengan ekspresi marah.Sharon dan Gideon reflek berdiri dan membersihkan baju mereka dari rumput yang menempel.‘Gawat! Kenapa harus bu Tiffany, sih?’ Pekik Sharon dalam hati. Ibu Tiffany memang lembut hatinya tapi tidak berlaku dengan murid yang bolos mata pelajaran.“Kalian berdua ikut saya sekarang!” Ibu Tiffany membalikkan badan dan berjalan mendahului mereka.Mau tidak mau Gideon dan Sharon mengikuti langkah ibu Tiffany.Ibu Tiffany mengarahkan mereka menuju perpustakaan. Perpustakaan terletak di ujung kooridor sebelah barat.“Sekarang bersihkan perpustakaan ini.” Kata ibu Tiffany setelah mereka sampai di depan perpustakaan.

  • WHERE   BAB 3: LISA

    Sharon berjalan tegang menuju kelas. Hari ini ia tidak telat, karena ia terbangun jam empat subuh tadi dan ia tidak bisa tidur lagi.Ia memasuki kelas dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan.Kelas masih sepi. Sharon mendaratkan bokongnya dibangku miliknya. Ia sama sekali tak ada gairah hari ini. Bell tanda masuk berbunyi pun masih lama berdering.Tidak lama kemudian seseorang masuk kedalam kelas dan ia menduduki kursi yang tak jauh dibelakang Sharon. Edward.Suasana sangat sunyi. Pikiran Sharon benar-benar berantakan.Sharon sibuk memainkan kukunya walaupun pikirannya entah kemana sementara Edward hanya asik memainkan ponselnya.Tiba-tiba, seseorang memasuki kelas dengan terburu-buru.“Gideon?” Ucap Sharon sambil mengerutkan dahinya.Gideon berjalan cepat menuju tempat Sharon duduk. Dengan penuh dengan peluh, Gideon mencoba mengatur nafasnya.“LISA!” Gertak Gideon.

  • WHERE   BAB 2: HILANG

    Bell sekolah berdering kencang membuat Sharon tersadar dari lamunannya. Ia segera membereskan bukunya lalu memasukannya ke dalam ransel. Ia berjalan kedepan dengan tergesa dan mengambil tugas yang belum sempat dibagikan Ibu. Tiffany.“Ambilin punya gue sekalian!” Seru Lisa.Sharon mencari cepat tugas miliknya dan terpenting punya Margareth. Tapi ia tidak menemukannya. Ia mencarinya sekali lagi, dan ternyata dapat! Tak lupa ia mengambil milik Lisa yang sudah menunggunya di depan kelas.“Thanks, ya!” Ucap Lisa ketika Sharon memberikan tugas miliknya.Sharon hanya tersenyum. Lisa yang melihatnya merasa janggal.“kenapa? Ada masalah? Biasanya lo bawel.”Sharon tersenyum dipaksakan. “Enggak. Gue hanya sakit perut. Lo duluan aja pulangnya, gue mau ke toilet.”Lisa pun mengangguk. “Oke. Oh ya, nanti gue mau chat lo untuj bahas konten youtube ya. Bales pokoknya!”Sharon mengangguk lalu

  • WHERE   BAB 1: AWAL DARI SEMUANYA

    6 bulan kemudian … Sharon berlari kencang tatkala jam tangan pink yang selalu ia kenakan jika bepergian hampir menunjukkan pukul tujuh. Keringat sudah mulai bercucuran dipelipisnya. Punggungnya mulai basah. Hingga pada detik-detik terakhir, ia mempercepat kecepatan berlarinya. “PAK SAMSON, TUNGGU!” Teriak nyaring Sharon membuat beberapa siswa-siswi yang sudah di dalam sekolah menoleh sebentar kearahnya. Pak Samson, satpam sekolah yang hendak menutup gerbang menggelengkan kepalanya mantap lalu melanjutkan aktifitasnya; menutup gerbang. Sharon terengah-engah dan ia telah sampai didepan pintu gerbang.“Pak! Tolong pak! Saya janji besok tidak akan telat.” Ujar Sharon dengan wajah memelas yang hampir saja meluluhkan hati Pak Samson. “Saya janji!” Kedua jari Sharon menunjukkan peace tanda bahwa ia berjanji. Terlihat Pak Samson sedang berfikir. Lalu beberapa detik kemudian, ia membukakan gerban

  • WHERE    PROLOG

    “Sharon Benedict.” Ucap Sharon kepada seorang laki-laki yang sedang menjabat tangannya. "Nama gue Gideon, panggil aja ganteng.” Ucap laki-laki yang menjabat tangan Sharon dengan percaya diri. “Pede gila, lo!” raut muka Lisa menjadi sinis melihat Gideon. Sharon hanya cekikikan. “Udah, kan? Udah gue kenalin si ganteng dari kandang macan.” Ucap Lisa sambil merangkul pundak Sharon hendak mengajak pergi. “Ya! Lo Macannya!” Sahut Gideon yang membuat wajah Lisa memerah hingga rangkulan dari pundak Sharon ia lepaskan. “Macan kesayangan.” Lanjut Gideon sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Lisa. Wajah Lisa melunak dan sedikit salah tingkah. “Heh, lanjut nanti pacarannya. Gue dan Lisa mau ke kelas dulu. Bye!” Sharon menarik tangan Lisa dan berlalu dari tempat itu.Sharon melangkahkan kaki dengan cepat menuju kelas hingga membuat Lisa kewalahan. “Ron, pelan-pelan aja, sih!” “Heh, lo lupa? Ini tuh pelajarannya ibu Sarah! Gue gamau telat.” Ucap Sharon tanpa menoleh ke belakang. Lis

DMCA.com Protection Status