Home / Pernikahan / WANITA YANG KAU HINAKAN / BAB 32. Ternyata orang miskin.

Share

BAB 32. Ternyata orang miskin.

Author: Kencana Ungu
last update Last Updated: 2022-10-28 07:58:49

“Iya, benar Bu, jadi kami memang tidak mau merepotkan keluarga,” jawab Danu, dia menatap mesra pada Ita. Tolong! Hatiku panas terbakar api cemburu.

“Sykurlah kalau begitu. Oh, iya, silakan diminum tehnya ini yang buat Lili katanya spesial untuk Danu dan calon istrinya.” Duh, ibu kenapa bilang begitu si, ibu sepertinya berpihak pada mereka berdua dari tadi iya-iya saja.

“Uhuk!” Pacar Danu terbatuk. Gimana teh buatanku spesial kan, jelas dong, karena rasanya asin. Tadi aku sengaja pakai garam untuk teh pacarnya Danu.

“Kenapa, Dik?” tanya Danu khawatir. Dasar lebai. Sebelum menjawab pertanyaan Danu Ita melirikku aku balik melototi dia. Awas saja kalau ngadu.

“Em ... enggak apa-apa, Mas, tadi aku keselek aja,” jawabnya. Bagus dah dia nurut. Sepertinya memang ini perempuan tipe orang yang penurut jadi seleranya Danu begini wanita yang penurut.

Obat yang diberikan oleh pacarnya Danu sepertinya membuatku ngantuk, mataku berat sekali susah diajak melek.

Aku terbangun sudah malam, Danu dan pac
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 33. Nyesek.

    POV Lili.Pengantin baru itu terus saja bermesraan. Cih, lebai udah kayak dunia milik berdua saja. Menyebalkan. Bikin tensiku terus saja naik.Aku tidak bisa berbuat lebih karena takut Danu marah padaku.Meski mereka berangkat kerja bareng naik motor, tapi terlihat bahagia. Beda denganku yang naik mobil di dalam hatiku nyesek. Aku cemburu tingkat dewa.Seperti pagi ini dia menimba air berdua dengan Ita, padahal aku sudah sengaja mengerjai Ita agar aku bisa lama-lama dengan Danu di depan. Dasar saja Danu terlalu memanjakan istri nimba air saja dibantuin.“Ita, kenapa kamu libur kerja tidur aja dari tadi. Sana bantuin Ibu beres-beres rumah. Sudah macam Nyonya besar saja kamu ini!” Aku menyeret Ita hingga dia hampir terjatuh.“Aku lagi enggak enak badan, Mbak. Kepalaku sakit dan lemas,” jawabnya alasan.“Enggak mau tahu! Cepetan bantu Ibu!” teriakku. Ita tergopoh-gopoh ke dapur bantu ibu.Aku akan buat hidupmu menderita salah kamu merebut dia yang kucinta untuk selamanya.“Ita, setelah i

    Last Updated : 2022-10-28
  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 34. Terpaksa minta maaf.

    POV Lili.“Eko! Kamu apakan anakku hah!” teriak ibu.“Tanyakan sendiri apa yang sudah dia lakukan pada menantu perempuan Ibu ini! Lihat jidat Ita sampai biru lebam begini!” jawab Mas Eko.Ibu langsung mengalihkan pandangannya pada Ita dan terbelakang kaget lalu memandangku.Tanpa berkata-kata lagi ibu membantuku berdiri dan membawaku ke kamar.Kudengar Ita menangis, hah! Dasar cengeng. Nangis aja yang kuat beli perlu pergi dari rumah ini.Mas Eko kenapa juga pakai belain Ita segala. Apa Mas Eko suka juga pada Ita? Ah, sana lah, aku sama sekali tidak cemburu.“Li, kamu harus hati-hati jangan main kasar begitu nanti kalau Ita mengadu pada Danu kita bisa kena marah. Kamu tahu kan, apa akibatnya?” ucap ibu aku mengangguk saja.“Jadi Ibu, lebih membela Ita juga dari pada aku?”“Bukan begitu, kita tidak bisa main bar-bar begitu urusan akan panjang,” jawab ibu. Benar juga si, apa kata ibu, tapi aku tadi sangat emosi makanya begitu.“Lili, kamu kalau begitu terus sama Ita lebih baik kita perg

    Last Updated : 2022-10-28
  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 35. Merasa beruntung.

    POV Lili.“Bukan sama aku Mbak, minta maafnya, tapi sama Ita.”“Baiklah, Ita. Aku minta maaf,” ucapku tidak ikhlas karena aku merasa tidak bersalah sama sekali.Ita hanya diam saja kemudian dia masuk kamar tak berselang lama dia muncul lagi dan memberikan sesuatu pada Danu.Senyum Danu langsung merekah dan teriak kegirangan lalu memeluk dan menciumi Ita.“Ita hamil, Mbak, Mas!” teriak Danu.Oh, jadi hamil. Sebegitu bahagianya. Mas Eko juga ikutan teriak senang. Hanya aku saja yang berdiri diam. Aku sama sekali tidak senang. Aku berharap bayi itu tidak bisa lahir ke dunia dengan selamat. Kulempar jaket yang kupegang ke wajah Ita lalu aku pergi ke kamar mengambil handuk dan mandi.Begitu kegiatanku terus menerus mengerjai Ita dan menyuruhnya seenakku lumayan pembantu gratisan. Apa lagi semenjak hamil Ita tidak diperbolehkan bekerja. Maka dengan alasan tidak boleh berdiam diri maka aku bisa menyuruh dia sesuka hatiku. Aku mau Ita benar-benar merasakan sakit yang aku rasa. Rumah ini aka

    Last Updated : 2022-10-28
  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 36. Ribut dengan Mbak Asih.

    “Baiklah, Pak Danu setelah kami amati tanah dan bangunan ini kami hanya bisa mengeluarkan pinjaman 30 juta rupiah dengan ansuran 980 ribu rupiah per bulan dan bunga 2%,” terang pihak Bank.Aku dan Mas Danu melongo. Tanah selebar ini hampir satu hektar cuma dihargai segitu dan aku yakin Mbak Asih tidak akan mampu membayarnya.“Nah, silakan Bapak tanda tangan di sini, kami juga minta foto kopi KK dan KTP Bapak dan juga istri untuk melengkapi berkas,” ucap yang satunya.“Maaf Bapak-Bapak saya tidak akan tanda tangan karena saya tidak mau menggadaikan tanah ini,” jawab Mas Danu pada akhirnya. Aku sangat lega Mas Danu bisa tegas begitu.Ke dua orang pihak Bank lalu melihat ke Mbak Asih. Senyuman merekah yang sedari tadi terukir di bibir bergincu Mbak Asih tiba-tiba sirna berganti mengerucut dan siap meledak.“Kalau enggak pakai tanda tangan Danu apa tidak bisa, Pak?” tanya Mbak Asih dia terlihat sangat memaksa untuk dapat pinjaman itu.“Maaf Bu, kami tidak bisa memberi karena di sertifikat

    Last Updated : 2022-10-28
  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 37. Juragan ikan datang.

    “Maksudmu apa, Dan! Kok, makin enggak jelas ucapanmu itu!” tanya Mbak Asih matanya mulai berkaca-kaca.“Tidak perlu aku jelaskan harusnya Mbak paham,” jawab Mas Danu santai.“Dasar tidak punya otak orang ngomong apa nyambungnya apa! Ingat ya, Dan selama ini kamu hidup dengan siapa? Harusnya kamu balas budi!” teriak Mbak Asih mulai emosi.“Tidak cukupkah baktiku selama ini? Aku rela kerja banting tulang siang malam demi Ibu, Mbak Lili, dan Mbak Asih. Kalian tidak pernah menganggap aku ada dan tidak pernah mengucapkan terima kasih yang ada semena-mena padaku juga pada istriku.” Mas Danu tidak kalah emosi. Aku memegang dada Mas Danu dan mengelus-elusnya agar emosinya mereda.“Oh, jadi kamu sekarang hitung-hitungan gitu!” Mbak Asih makin emosi.“Mbak duluan yang main hitung-hitungan padaku. Sudahlah Mbak aku tidak mau memperpanjang urusan ini, silakan Mbak ke luar dari rumahku ini. Urusan kita selesai.”“Berani sekali kamu mengusirku! Rumah jelek begini saja kamu sombong! Benar-benar kete

    Last Updated : 2022-10-28
  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 38. Mbak Asih masih menuduhku.

    “Maaf Pak, ini uangnya kebanyakan itu kangkungnya hanya 100 ikat saja,” kataku mengembalikan dua lembar padanya.“Enggak apa-apa, Mbak, ini amanah dari juragan ikan. Tolong diterima saja.”“Tapi, Pak, ini terlalu banyak,” kataku lagi.“Tidak apa-apa ini pemberian juragan ikan kalau tidak diterima malahan saya yang dimarah. Kata juragan ikan kalau kangkung sudah siap lagi kabari saja."“Alhamdulillah.” Aku dan Mas Danu bersamaan mengucap syukur.“Sampaikan ucapan terima kasih kami pada juragan ikan, ya, Pak,” ucap Mas Danu sebelum anak buah juragan ikan pergi meninggalkan rumah kami.Malamnya terjadi keributan di rumah ibu aku yang baru pulang dari warung dicegat Mas Roni lalu diseret ke rumah ibu.“Heh, Ita cepetan ngaku, kamu kan, yang ngambil duit Lili!” teriak Mas Roni.Aku tentu saja mengelak karena memang bukan aku yang ambil.“Kami tadi lihat sendiri kamu pas mau antar kue pagi-pagi,” sahut Mbak Asih.“Demi apa pun bukan aku yang ambil uang Mbak Lili. Langit dan bumi yang jadi s

    Last Updated : 2022-10-28
  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 39. Ulah mereka.

    🌸🌸🌸Aku pulang dengan terburu-buru karena suara Kia terdengar sampai kebun samping rumah ibu.Aku kaget karena Mas Danu terjatuh dan tidak bisa bangun dia sedang merangkak mencari pegangan untuk berdiri sedang Kia sudah menangis sampai suaranya serak untungnya Kia tidur di bawah. Kalau tidur di ranjang dia bisa jatuh.“Ya Allah, Mas!” Aku kesulitan menopang berat badan Mas Danu. Susah payah aku mengangkatnya untuk berdiri.“Kenapa Mas, bisa sampai jatuh begini? Lihat makin sakit kan, kakinya?” tanyaku.“Tadi waktu kamu ke warung, Mas Roni mencarimu katanya kamu mau dibawa untuk disidang karena sudah mengambil uang Mbak Lili. Kamu tidak ada di rumah makanya dia giniin Mas,” jawab Mas Danu dia sesekali meringis kesakitan.“Astaghfirullah, Kia! Bentar ya, Mas, aku angkat Kia dulu.” Kia anakku yang unik dia akan berhenti menangis hanya dengan mendengar suaraku makanya tadi fokus menolong Mas Danu dulu."Jahat sekali Mas Roni, sampai tega menyakitimu begitu, Mas," ucapku sedih."Besok

    Last Updated : 2022-10-28
  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 40. Keluargaku datang.

    “Lebih baik kita tanyakan langsung, Mas. Aku khawatir kejadian ini akan berulang lagi,” kataku memberi solusi.“Kamu benar, nanti kita tanyakan pada Ibu, ya. Sekalian Mas mau tanya sertifikat kebun karet milik Kakek.”“Loh, memang punya?” tanyaku terkejut.“Iya, punya dulu sewaktu Kakek masih hidup memberikannya pada Mas, lalu Mas titipkan pada Ibu.”“Sudah berapa lama, Mas?”“Sudah dari Mas umur 17 tahun, Dik. Waktu itu Mas ikut merantau tetangga ke pulau seberang karena rumah ini dijadikan kandang sapi maka semua berkas-berkas penting dipindahkan ke rumah Ibu.”“MasyaAllah, Mas, itu sudah lama sekali. Sekarang aja umur Mas sudah 28 tahun. Semoga saja masih, ya, Mas.”“Semoga, Dik. Rencananya mau Mas jual separo. Untuk modal kita dagang dan dandan gubuk kita ini, Mas sudah tidak tahan dan juga kasihan padamu selalu saja dihina di mana-mana.”“Terima kasih, Mas. Semoga masih rezeki kita, ya?” jawabku meski aku ragu sertifikat itu masih ada atau tidak.Aku sedang membereskan tanaman-ta

    Last Updated : 2022-10-28

Latest chapter

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 203. Ending.

    ~k~u 🌸🌸🌸“Mas, siapa perempuan ini?” Akhirnya kutanyakan langsung foto yang tadi siang dikirim oleh paman.Mas Danu mengerutkan keningnya matanya menatapku penuh selidik.“Ini nomor Paman Mas, lihat tuh, WA-nya dari atas,” jelasku. Mas Danu memang tidak paham jika pakai smartphone.“Ini dikirim tadi pagi kenapa enggak bilang langsung, Dik?”“Gimana mau bilang kan, Mas sibuk di toko.”“Siapa wanita berbaju orange itu, Mas?” cecarku.“Itu ... em, tapi kamu jangan marah, ya?” Mendengar jawaban Mas Danu justru aku semakin takut. Takut kalau apa yang aku pikirkan benar.“Jawablah, Mas jangan berkelit gitu.”“Namanya Maya, dia teman sekolah Mas waktu SD. Waktu itu tanpa sengaja bertemu di toko. Setelah pertemuan pertama dia sering datang dan banyak bercerita tentang rumah tangganya ....” Mas Danu menjeda ceritanya.Aku sudah berkeringat panas padahal suhu udara malam ini dingin karena tadi sore hujan sangat deras dan sekarang pun masih gerimis kecil.“Karena Mas kasihan makanya Mas seri

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 202. Mengusir benalu.

    “Enggak bersih berarti tidak ada acara masuk rumah.” Mamah Atik ikut menimpali.“Apa ini sudah cukup, Bu?” tanya Evi memperlihatkan irik yang berisi pucuk daun singkong.“Belum! Petik yang banyak, di rumah banyak orang jadi banyak juga yang makan kalau cuma segini habis sama kamu aja!” Mamah Atik pun tidak kalah sengit memarahi Evi.“Aku adukan kalian sama Mas Danu biar kapok!” Ancam Evi.“Adukan saja sana! Danu tidak akan pernah ambil pusing,” jawab Mamah Atik.“Paman, jangan main HP terus nanti HP-nya masuk parit kami lagi yang disalahin dan suruh ganti,” kataku agak kuat karena jarak kami lumayan jauh.“Eh, iya, Ya. Ini aku hanya kirim pesan pada Danu saja,” jawab paman.Benar saja setelah kucek ponsel Mas Danu yang ada di saku celanaku ternyata ada pesan masuk lagi dari paman.[Keputusanmu akan menentukan nasib rumah tanggamu, Dan. Cepat katakan iya atau tidak!]Lagi hanya kubaca saja. Aku tidak berminat sama sekali untuk membalas.“Sudah ada gledek, tuh! Buruan nanti keburu turun

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 201. Mungkinkah?

    🌸🌸🌸Hidup sejatinya adalah perjalanan. Sekarang tergantung kita mau pilih jalan yang mana. Di depan sana ada banyak sekali rintangannya. Berkelok-kelok, lurus mulus, licin berlumpur atau naik turun.Aku menghela nafas berat saat membaca pesan dari paman Mas Danu. Pesan itu langsung kuteruskan ke ponselku.Paman Mas Danu sebenarnya belum selesai berbicara dengan Mas Danu hanya saja tadi tiba-tiba Joko menelepon ada pelanggan tetap mau belanja bulanan dan jumlahnya sangat banyak. Makanya Mas Danu buru-buru pergi ke toko.Paman dan juga Evi kami persilakan untuk menunggu di rumah. Bagaimana pun juga mereka adalah tamu.‘... Barang siapa beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya .... HR. Bukhari dan Muslim.Aku memang bukan seorang yang mulus tanpa dosa, tapi aku akan selalu berusaha berbuat baik pada siapa pun meski dianggap bodoh.Bapakku selalu berpesan untuk selalu berbuat baik meski kita dimanfaatkan, meski kita tidak dianggap. Karena kebaikan itu aka

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 210. Wanita baju Orange.

    ~k~u🌸🌸🌸“Loh, siapa kamu!” tegur Mamah Atik saat melihat pria seumuran bapak main nyelonong duduk di teras rumah tanpa permisi.Kami sedang berjemur sekalian menyuapi Kia. Beberapa hari ini hujan terus udara di sini pun sangat dingin.Orang itu bukannya menyahut malah menyalakan rokok.“Paman, ini sarapannya. Nasi uduk aja, ya? Duitku nipis,” ucap Evi. Kami kaget ternyata itu pamannya Mas Danu.“Kamu itu kenapa juga beli beginian. Rumah Mamasmu ini besar gendongan tentunya di dalam banyak makanan. Makan nasi uduk begini Paman mules perutnya.”“Kalian ngapain lihat-lihat! Sekarang mana Mas Danu. Aku mau ketemu Mas Danu,” bentak Evi pada kami.Baru saja aku hendak menyangkal ucapan Evi, Mas Danu sudah ke luar rumah.“Masss ....” Evi lari menghampiri Mas Danu.“Danu. Akhirnya kita bisa bertemu lagi. Paman dari kemarin sudah ada di sini, tapi anak buahmu bilang kamu ada urusan keluarga dan enggak pulang.” Orang yang mengaku Paman Mas Danu pun tergopoh-gopoh menghampiri Mas Danu.Mas Da

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 209. Mbak Susi lagi.

    Assalamualaikum everyone ....Alhamdulillah bisa up bab baru. Yuk, bantu follow akunku 😍🌸🌸🌸“Sini, Ta, biar Mamah yang telepon, Joko!” Kuberikan ponselku pada Mamah.Tidak menunggu lama telepon tersambung.“Halo, Mas Joko! Ini Mamah Atik. Tolong itu barang-barang yang mau diangkut sama Susi ambil lagi!”“Loh, a—nu, Bu. Itu katanya sudah dapat izin dari Ita,” jawab Mas Joko terbata pasti Mas Joko kaget Mamah Atik to the poin begitu.“Enggak! Baik Ita ataupun Danu enggak ada yang izinin. Di mana Susi? Apa sudah pulang?”“Be—lum, Bu. Ma—sih nimbang telur.”“Dasar orang tidak tahu malu. Pokoknya aku enggak mau tahu, ya, ambil lagi apa yang mau diangkut Susi kalau enggak gaji kamu bulan ini tidak aku berikan!” Ancam Mamah Atik.“Aduh! Ba—ik, Bu.”Tuuuutt ....Mamah mematikan telepon.“Ini, Ta. 10 menit lagi kita telepon Joko. Kamu itu menyek-menyek jadi orang makanya saudara-saudara kamu itu selalu saja meremehkanmu.”“Aku hanya tidak ingin hubungan yang sudah tidak baik makin tidak b

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 208. Istri muda?

    Hatiku panas mendengar perempuan lain mengagumi suamiku.“Mana anakmu kenapa tidak kamu ajak?” tanya Mas Danu.“Mas aku capek loh, nungguin kamu panas dan haus juga kamu malah tega tanya ini dan itu di sini,” rengeknya.Kami masuk dan Evi membuntuti kami.“Mas, rumahmu bagus banget ya, pantas paman selalu membanggakan kamu.” Mas Danu diam saja. Dia fokus minum dan menikmati donat yang kusuguhkan.“Danu, kamu makan dulu. Pasti kamu lapar,” titah Mamah Atik.“Iya, Mah. Dik, temani Mas makan, ya?”“Aku juga mau makan Mas. Yuk, aku temani.” Evi gegas berdiri dan menarik tangan Mas Danu.“Bukan Dik, kamu. Itu panggilan untuk istriku. Aku memanggilmu dengan namamu saja.” Mas Danu menampik tangan Evi. Dia seperti menahan malu.“Mas meja makanmu bagus banget. Seumur-umur aku baru lihat,” ucap Evi. Dia langsung duduk dan mengambil makan tanpa kami suruh terlebih dahulu.“Evi, sebentar lagi kami mau pergi sebaiknya kamu pulang dulu. Rumah ini akan kami kosongkan.”“Apa? Ya ampun, Mas! Aku jauh-

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 207. Tidak sopan.

    “Terserah Mbak aja mau bilang apa,” sungutku.“Eh, Ta. Aku cuma mau kasih tahu, ini Ibu lagi sakit, tadi pas ambil wudu untuk salat Zuhur terpeleset dan jatuh. Kami sudah bawa ke klinik. Ibu sekarang di rawat. Kamu ke sini, ya? Eh, jangan lupa bawa uang kami tidak ada duit untuk bayar biaya rawat Ibu.” Sebenarnya aku sangat syok dan juga sedih mendengar kabar ini, tapi karena yang memberi tahu adalah Mbak Susi aku jadi kesal padanya.“I—ya, Mbak. Insya Allah aku ke sana.”“Jangan pakai insya Allah, Ta! Kamu harus segera ke sini!”“Iya, Mbak. Insya Allah.”“Kamu itu insya Allah terus. Aku ti ....” Tuuutt! Kumatikan telepon. Percuma saja ngasih tahu Mbak Susi.Ponsel kembali berdering. Tapi, tidak kujawab. Biarkan saja. Mbak Susi itu bisanya ngajak ribut saja.“Siapa, Ta. Kok kayaknya kamu kesal gitu?”“Mbak Susi, Mah. Ngasih tahu kalau ibu masuk rumah sakit. Jatuh di kamar mandi,” jawabku sedih.“Innalillahi wa’innailaihiroji’un. Terus gimana kondisi ibumu, Ta?”“Aku enggak tanya sama

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 206. Adik tiri.

    *Cinta adalah perbuatan. kata-kata dan tulisan indah hanyalah omong kosong! (Tere Liye)*Assalamualaikum semuaaaaaaa senang sekali Danu kembali hadir. Semoga kalian sehat dan bahagia selalu. Bantu follow, yuk!🌸🌸🌸 “Maaf siapa, ya?”Bukannya menjawab pertanyaanku justru perempuan ini nyelonong masuk begitu saja lalu duduk manis di sofa.“Eh, siapa kamu! Datang-datang enggak sopan!” bentak Mamah Atik.“Perkenalkan aku Evi, adik Mas Danu,” ucapnya bangga.Aku dan Mamah Atik saling berpandangan. Mamah Atik seolah menanyakan apa benar. Aku hanya menggeleng tidak tahu.“Salah alamat kali. Kan, banyak ‘tu yang namanya Danu,” ujar Mamah Atik lagi.“Enggak, dong! Nih, lihat!” Wanita yang bernama Evi ini memperlihatkan foto Mas Danu. Dari mana dia dapat foto terbaru Mas Danu. Itu foto diambil dua hari yang lalu saat kami jalan-jalan ke air terjun. Itu foto bersamaku bisa-bisanya fotonya dicrop begitu saja.“Iya, benar ini Danu anakku, dan ini Ita istri Danu,” ucap Mamah Atik. Wanita yang b

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 205. Evi datang.

    “Mainan sama Kia. Anakmu ini cantik dan pintar sekali ya, Dan. Aku jadi pingin punya anak,” jawab Mbak Asih seolah-olah dia tidak sedang sakit.“Alhamdulillah iya, Mbak.“ Mas Danu memangku Kia. Aku ikut duduk di lantai bersama mereka.“Mbak Asih kemarin ke mana sih, katanya kerja kok, enggak pulang?” tanyaku hati-hati. Mbak Asih hanya menggeleng saja.“Mbak Asih, Ita itu mau ngajak shopping beli baju baru. Eh, malahan Mbak Asih enggak pulang-pulang,” kata Mas Danu lagi.“Harusnya kamu telepon dulu, Ta. Jangan main asal tunggu. Kalau kamu kasih tahu mau ngajakin aku shopping pasti aku enggak mau janjian sama Mas Roni,” jawab Mbak Asih sambil menoyor kepalaku.“Oh, jadi Mbak Asih pergi shopping sama Mas Roni?” tanyaku.“Bukan shopping sih, tapi bulan madu. Kami tidur di hotel.” Mendengar pengakuan Mbak Asih Mas Danu sangat marah. Aku pun kaget. Kalau sudah ngomongin hotel sudah pasti ada bumbu-bumbu di dalamnya.“Mbak, harusnya jangan mau diajak Mas Roni kalau enggak shopping. Enak shop

DMCA.com Protection Status