Share

BAB 26 A

last update Last Updated: 2023-12-11 15:38:09

WANITA KEDUA 26 A

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Tentang perasaan mungkin tidak adak pernah ada yang bisa menang melawannya. Semua hati tidak memandang baik atau buruk akan selalu tunduk berserah hanya untuk sebuah rasa. Meski terkadang ada yang menyebut itu keegoisan, tetapi hati tetap akan memiliki pembenaran. Sebab perihal rasa adalah hak istimewa setiap hati yang diberikan Sang Pemilik Segala.

Wanita yang masih mencari siapa pemenang sebuah hati segera mendekat ke arah sang pria dengan menahan nyeri dada. Ia ingin segera menghentikan kelakuan prianya yang mungkin mengganggu pengunjung.

“Maaf, Mbak ... suami saya sedang banyak pikiran. Jadi salah mengira orang. Saya benar-benar minta maaf,” ucap Serena sembari membungkukkan badan, lalu mengapit bahu Aksa sebagai kode mengentikan kegilaannya.

“Tidak apa, Bu ... nama saya memang kebetulan Thifany. Mungkin suami ibu salah kira," jawab wanita itu dengan sikap biasa.

“Terima kasih, Mbak. Silakan memilih menu di restoran kami. Sebagai pe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • WANITA KEDUA   BAB 26 B

    WANITA KEDUA 26 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSementara di tempat lain, wanita yang menjalani persahabatan dari hati menanti masa istirahat dengan perasaan gelisah. Ada rasa khawatir kalau Thifa sedang menangis menceritakan kisah asmaranya di hadapan wanita yang begitu dihormati seluruh karyawan karena menyandang gelar Nyonya Erza. Beruntung teman karyawan lain tidak terlalu mendetail bertanya tentang ketidakhadiran sahabatnya. “Moga kamu lekas membaik, Thifa ... apapun alasan yang membuat kamu lemah seperti hari ini, aku harap semua itu bisa segera lenyap dan hilang. Aku tidak mau kamu membunuh dirimu sendiri hanya untuk seorang pria dan cinta yang telah berpunya. Meskipun itu sebuah ketulusan, tetapi menjatuhkan hati pada hati tidak semestinya adalah seni melukis luka paling miris,” ucap Yula dalam hati sembari melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata jam istirahat kurang tiga menit lagi. Dengan rasa tidak sabar, Yula sengaja melangkah pelan menuju musala swal

    Last Updated : 2023-12-11
  • WANITA KEDUA   BAB 27 A

    WANITA KEDUA 27 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraPertemuan memang akan selalu menjadi obat paling mujarab untuk hati yang dilanda rerinduan. Bisa saling tatap tanpa ada jarak ruang dan waktu adalah hadiah paling indah bagi mereka yang terjatuh sayang. Ibarat kata raga yang terlalu lelah sebab penantian, pada akhirnya mendapat pelukan erat sebagai bayaran. Akan tetapi, pertemuan bisa menjadi momok menakutkan bagi orang-orang yang hubungannya sedang tidak baik-baik saja. Bukan merasa malu atau bersalah, tetapi ada kondisi batin yang belum dipersiapkan dengan baik. Wanita yang tidak tahu harus bagaimana dalam bersikap menarik napasnya dalam, lalu mengembuskannya perlahan. Ia tidak ingin membuat istri dari penguasa swalayan itu kecewa. Tentang perasaannya biarlah menjadi urusan belakangan. Ia yakin pasti nanti bisa bertahan dengan pura-pura tidak melihat sang pria. Dengan hati mantap, Athifa menyetujui ajakan Mayasha untuk makan siang bersama di tempat pria yang membawa setengah hatinya. N

    Last Updated : 2023-12-13
  • WANITA KEDUA   BAB 27 B

    WANITA KEDUA 27 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraKedua wanita yang menjadi karyawan mengikuti langkah bosnya hingga menemukan meja makan teenyaman. Lian dan Mayasha sengaja memilih meja yang dekat dengan tembok kaca. Rasanya seperti melihat pemandangan indah jika berhubungan dengan wajah-wajah bahagia setelah usai berbelanja di swalayan. Sebelum Mayasha duduk, ia menoleh ke arah Thifa dan menyuruhnya untuk duduk bersama. “Thifa sama Yula duduk bareng kita saja,” ujarnya sembari tersenyum manis. “Iya. Sini saja, biar ramai,” sambung Lian yang ingin ada teman makan selain istrinya. Thifa dan Yula saling menatap untuk memutuskan tawaran dari atasannya. Namun, ada rasa sungkan takut mengganggu kebersamaan yang terbilang sangat romantis untuk orang tidak berpasangan. “Kita duduk sini saja, Pak, Bu .. takut mengganggu waktu kebersamaannya,” tolak Thifa sehalus mungkin. “Iya, Pak. Siapa tahu Bu Mayasha sedang ingin berduaan,” imbuh Yula yang juga memiliki rasa sungkan. “Udah, duduk bareng

    Last Updated : 2023-12-13
  • WANITA KEDUA   BAB 28 A

    WANITA KEDUA 28 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMelihat seseorang yang tidak bisa kita miliki dari jauh terkadang sudah sangat memberikan bahagia. Meskipun tahu ada sakit bercampur perih yang membuat hati pedih merintih. Akan tetapi, itu jauh lebih baik daripada tidak melihatnya sama sekali. Sebab rasa sakit paling sesak kedua setelah kehilangan untuk selamanya adalah tidak bisa melihat orang yang kita cintai meski berada di atas satu bumi. Pria yang kemungkinan besar menanggung kesesakan itu masih terus berusaha mengabadikan punggung seorang Athifa Arsyana dari jauh. Dalam diam, ia bersyukur wanita di sana dikelilingi orang-orang baik seperti Lian Erza, Mayasha, dan Yula. Jadi, ia tidak perlu terlalu khawatir akan keadaan wanita yang telah membawa setengah hati dan hidupnya. “Aku harap kamu selalu berada di antara mereka, Thifa ... itu cukup membuatku tenang di sini. Karena aku tahu Lian orangnya seperti apa. Semoga mereka mampu menggantikan aku untuk menjagamu. Aku hanya ingin kamu

    Last Updated : 2023-12-20
  • WANITA KEDUA   BAB 28 B

    WANITA KEDUA 28 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetika gerimis itu berhasil sembunyi dalam reda yang tidak terlihat, Thifa mendadak ingin pergi ke toilet. Entah kenapa tiba-tiba terasa ingin segera membuang air kecil. “Maaf, semuanya ... saya ijin ke toilet sebentar,” ucap Thifa, lalu bangkit dan melangkah ke belakang tanpa menunggu jawaban mereka, sedangkan orang yang tengah menikmati makan siangnya hanya menatap kepergian Thifa. Thifa sedikit tahu di mana letak toilet berada langsung melangkah tanpa ragu. Sebagai seorang karyawan di Swalayan Melati pastilah sedikit mengetahui letak-letak kawasan di sekitarnya. Apalagi untuk sekelas restoran yang berada bersebelahan dan kerap singah sebagai pembeli, sudah sewajarnya ia tahu keberadaan toilet restoran milik Serena. Tidak kurang dari lima menit, wanita yang merasa lega telah membuang hajat kecilnya bergegas kembali untuk bergabung dengan pemilik tempatnya bekerja dan sahabatnya. Tanpa sengaja ia melihat pria yang meminta maaf telah me

    Last Updated : 2023-12-20
  • WANITA KEDUA   BAB 29 A

    WANITA KEDUA 29 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMenjaga perasaan memang terkadang hal yang tidak mudah dilakukan. Bahkan, ketika usaha itu telah mencapai batas justru keadaanlah yang datang merampas segalanya. Semua itu seolah seperti timbangan rasa yang mencari keseimbangan, tetapi hasil jauh dari kata harapan. Wanita yang masih bergelut dengan logika dan hatinya sendiri terus menatap getir adegan kepedulian itu dengan perasaan terluka. Akan tetapi, ia harus bisa menepikan semuanya di hadapan umum. Ia tidak mau ada kabar tidak enak untuk restorannya. “Mas ... kamu kenapa?” Hanya pertanyaan itu yang mampu keluar dari bibirnya. Sedangkan dua manusia yang terikat satu rasa tapi tidak direstui semesta langsung menoleh secara bersamaan. “Re-rena ...,” ucap pria yang masih menahan sedikit panas di tangannya. Thifa sendiri berinisiatif memapah pria yang membawa setengah hatinya untuk berdiri dan memilih tempat duduk. “Hati-hati, Mas ...,” ucapnya pada sang pria, lalu beralih tatap ke arah

    Last Updated : 2023-12-28
  • WANITA KEDUA   BAB 29 B

    WANITA KEDUA 29 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Ketika tengah bergelut tanpa arah dengan logika, rombongan Lian tiba-tiba berdiri di hadapan untuk membayar apa yang telah mereka makan. “Rena, semua berapa totalnya?” tanya Lian sembari merogoh saku celana untuk mengambil dompetnya. “Sebentar, Li ...,” jawab Serena lalu menghitung pesanan yang tertulis dalam catatan sebelumnya. “Semuanya 140 ribu,” lanjutnya setelah menemukan hasil akhir. Lian lantas mengambil lembaran berwarna merah dan biru. “Ini, kembaliannya buat di kotak infaq aja. Terima kasih,” ujarnya, lalu melangkah keluar restoran bersama yang lain. Serena sendiri hanya menatap kepergian mereka dalam diam. Tentang hari ini mungkin akan teringat selalu hingga nanti. Di depan pintu masuk restoran, Lian memilih masuk swalayan lebih dulu. Tentunya setelah memberi salam perpisahan pada wanitanya. “Sayang, aku masuk dulu. Kamu mau pulang atau gimana? Kalau nungguin lagi pasti lama. Pulang aja, ya? Biar bisa istirahat di r

    Last Updated : 2023-12-28
  • WANITA KEDUA   BAB 30 A

    WANITA KEDUA 30 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraSetiap manusia akan memiliki pemahaman arti cinta menurut logika dan hati masing-masing. Apalagi jika itu tentang cinta yang seharusnya tidak tumbuh bersemi di tempat kepunyaan orang lain. Banyak orang yang akan dengan lantang menghakimi dan menyumpahi, tetapi hanya beberapa yang memberi support mental tanpa harus menyalahi setiap hari.Wanita yang merasa menjadi orang paling hina karena memiliki perasaan untuk seorang Aksa Gautama menatap nyeri istri dari pria pemilik tempatnya bekerja. Ada rasa tidak pantas dan terima kasih sekaligus karena wanita seperti Bu Mayasha mau berdiri di belakangnya tanpa memberi penghakiman apapun. Tentunya juga tidak melihat dirinya sebagai penjahat yang mencintai suami orang."Terima kasih sudah sudi mengucapkan kata-kata itu, Bu ... saya memang tidak butuh perlindungan karena sadar perasaan ini adalah kesalahan Tapi, saya juga tidak bisa memungkiri ada rasa ingin dipahami, ingin dimengerti tanpa harus beruc

    Last Updated : 2024-03-01

Latest chapter

  • WANITA KEDUA   BAB 56 B LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 56 B LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Ketika tengah menatap layar ponsel, tiba-tiba satu notifikasi pesan membuat hati menjadi riang gembira. Tanpa sadar, ia juga membaca dan membalas pesan tersebut dalam hitungan detik. Ezra [Sebentar, ya? Aku pasti ke sana jemput kamu.Tunggu dan jangan ke mana-mana.] Athifa tidak bisa menyembunyikan keindahan bulan sabit di kedua sudut bibirnya saat membaca pesan balasan sang pria. Entah kenapa rasanya ada sesuatu yang berdesir dalam dadanya. Mungkin bunga-bunga cinta itu mulai tumbuh di taman hatinya tanpa disadari. "Kenapa jadi deg-degan begini? Padahal sebelumnya juga biasa saja saat bertukar pesan dan mengobrol dengan Ezra. Tapi kali ini seperti banyak kupu-kupu di dalam perut," ujar wanita yang sudah mengusap dadanya berkali-kali. "Aku tunggu Ezra di ruang tamu aja lah. Sekalian aku mau bawa tas dan kadonya. Biar kalau dia datang bisa langsung berangkat," ujarnya lagi, lalu keluar kamar menuju ruang tamu. Sa

  • WANITA KEDUA   BAB 56 A LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 56 A LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Berhadapan dengan dua pilihan yang cukup menentukan sebuah jalinan memang terkadang membuat dilema. Bahkan, ada ketakutan yang memaksa hati berada di ambang kegelisahan. Ya, takut akan kesakitan dulu terulang lagi dan takut menyesal karena salah membuat keputusan. Wanita yang belum bisa membuat pilihan tersebut mencoba menatap sekeliling. Akan tetapi, hal itu justru membuat pikiran bertambah bingung. "A-aku tidak tahu harus menjawab apa. Entah besok aku berangkat sendiri atau meminta kamu datang menjemput, aku berharap kamu selalu sehat dan bahagia. Kalau begitu, aku masuk dulu. Sepertinya kita sudah cukup lama bicara. Kamu hati-hati pulangnya," ujar Athifa, lalu melangkah pergi meninggalkan pria yang tidak pernah lelah meminta dirinya. "Pokoknya besok aku menunggu keputusanmu," ucap Ezra setengah berteriak, membuat orang-orang sekitar sedikit terkejut. Kemudian meninggalkan swalayan untuk menuju rumah barunya. At

  • WANITA KEDUA   BAB 55 B 2 LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 55 B 2 LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bukannya menjawab, Athifa justru hanya berbalik menatap sang pria dan kemudian masuk ke rumah tanpa sepatah kata. Sedangkan sang pria terus mengumpulkan kesabaran hingga sampai seluas jagad raya. Dari balik pintu, wanita yang belum bisa memberikan jawaban menatap kepergian Ezra hingga menghilang dari pandangan. Setelahnya, ia membersihkan diri dan menunaikan kewajiban empat rakaatnya. Athifa tidak pernah lupa menyelipkan doa untuk orang-orang tercintanya dan juga dirinya sendiri. "Ya Tuhan, berikan hamba kerelaan seluas samudera untuk semua keadaan yang Engkau takdirkan. Tolong jadikan hamba menjadi jiwa yang bisa memaafkan orang lain. Dan berikan kedua orang tua hamba tempat yang terbaik di sisi-Mu," doanya dalam hati, lalu mengisi tenaganya yang seharian terkuras karena pekerjaan. Ezra sendiri juga melakukan hal yang sama setelah sampai di rumah. Pesanan Om Lian pun tidak lupa diberikan pada pemilik rumah.

  • WANITA KEDUA   Bab 55 A 2 LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 55 A 2 LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Menerima dan menjalin ikatan baru akan terasa lebih sulit saat keadaan hati sedang tidak baik-baik saja. Apalagi jika ada luka yang menggores dalam hingga menumbuhkan trauma. Hal itu tentunya membuat hati akan semakin tertutup dan enggan menerima penawaran rasa dalam bentuk apa pun. Wanita yang sedang merasakan hal tersebut memilih diam dan mendengarkan ucapan sahabatnya. Athifa merasa tidak perlu memberikan jawaban untuk membela perasaannya sendiri. "Mending kita fokus kerja saja, Yula. Tapi, aku berterima kasih untuk semua kata-katamu barusan," ujar Athifa yang mencoba menghindar dari pembahasan perasaan dan pria. "Aku mohon pikirkan sekali lagi tentang Ezra," ujar Yula seakan memohon sahabatnya bisa lekas bangkit dan berbahagia. Athifa tidak menjawab. Ia terus memilih menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Sebab hanya itulah satu-satunya kegiatan yang ia miliki saat ini untuk terlihat kuat dan baik-baik

  • WANITA KEDUA   BAB 54 B

    WANITA KEDUA 54 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Seketika Aksa tersenyum getir. Ia sendiri sebenarnya tidak tahu apakah benar-benar merelakan atau hanya berpura mendukung karena ada perasaan bersalah dalam hatinya. Namun, ia juga tidak dapat memungkiri ingin melihat Athifa bahagia. "Entah rela atau tidak, aku hanya ingin menebus semua kesalahan yang ada. Seandainya memilih tetap saling menjalin ikatan pun, pasti ujungnya dia akan tetap terluka. Karena aku terlalu pengecut mengambil keputusan. Tapi, setelah kenyataan menampar begitu keras, aku benar-benar ingin melihatnya bahagia. Meskipun itu bukan denganku," jawab pria yang sengaja menyembunyikan kesakitan hatinya. "Jadi, aku minta sama kamu. Tolong jaga dan pastikan dia aman bekerja di swalayan. Kadang aku merasa berdosa jika mendengar orang-orang membicarakan dia begitu buruk. Dan aku juga berharap Ezra bisa melindungi dan memberinya banyak cinta," lanjutnya lagi sembari berusaha tersenyum. "Tanpa kamu minta pun, aku akan menj

  • WANITA KEDUA   BAB 54 A

    WANITA KEDUA 54 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Perasaan bersalah mungkin tidak akan mudah hilang meski waktu telah berlalu. Apalagi jika ada sebuah luka yang tergores di dalamnya. Hal itu tentunya semakin membuat hati terperangkap dosa yang tidak tahu pasti kapan bisa terbebas lepas. Meskipun kata maaf sudah terucap, belum tentu diri bisa mengecap bahagia dengan mudah. Pria yang mendadak mengingat semua kesalahannya pada seorang Athifa berusaha menarik napasnya dalam. Ya, Aksa ingin mencoba membuang sesaknya dada yang dipenuhi rasa bersalah. Namun, ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. "Aku minta maaf sebanyak-banyaknya untuk semua hal yang sudah terjadi. Terutama Athifa. Jujur, aku juga tidak tahu harus apalagi agar dia tidak terlalu terluka. Sekarang aku hanya bisa membiarkan dia melakukan apa pun yang membuatnya merasa lega. Termasuk hidup dengan perasaan bersalah untuk selamanya. Mungkin memastikan keadaannya dari jauh dan menerima apa pun yang dikatakan adal

  • WANITA KEDUA   BAB 53 B

    WANITA KEDUA 53 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Athifa pun menatap pria di depannya tanpa berkedip. Selama ini ia juga tidak pernah berhenti menyelipkan doa untuk mereka. Akan tetapi, rasa perih sebab kehilangan justru lebih sakit saat malam menjelang jika keadaan sedang tidak bersahabat. "Maaf, untuk saat ini aku benar-benar tidak ingin bertemu apalagi mengunjunginya. Aku masih butuh waktu lebih lama. Dan tentang doa memang benar akan menjadi hadiah terindah, tapi bukan berarti membuat semua luka sembuh. Sebab pada kenyataannya perih itu telah mencederai kenangan dan kepercayaan ini," jawab wanita yang memang masih berusaha merangkak di titik terendahnya. "Kalau kamu ingin makan siang di sana dengan Pak Lian, silakan. Tapi, aku minta maaf tidak bisa ikut bergabung," lanjutnya lagi, lalu berbalik dan meneruskan langkah kakinya menuju musala swalayan. Sebagai sahabat yang sudah mengenal lama, Yula mencoba menerima keputusan Athifa. Ia menyadari jika memaksa bukanlah hal yan

  • WANITA KEDUA   BAB 53 A

    WANITA KEDUA 53 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bersikap baik-baik saja untuk terlihat kuat dan merelakan yang bukan milik kita pastinya membutuhkan tekad luar biasa. Apalagi jika kenyataan yang ada membuat diri seakan berusaha sendirian. Hal itu tentunya memaksa pikiran menjadi dipenuhi banyak pertanyaan. Pria yang masih menatap seorang Athifa Arsyana dari kejauhan semakin terjebak dengan kesimpulannya sendiri. Bahkan, keakraban mereka berhasil menyadarkan bahwa wanita di sana memang bukan ditakdirkan untuk dirinya. "Meski aku tidak tahu apakah kamu juga berusaha keras melupakan dan merelakan atau tidak, tapi aku meyakini satu hal. Aku yakin kalau kamu adalah wanita kuat yang tetap berdiri meski diterpa banyak ujian hidup," ujar Aksa dalam hati sembari menahan dadanya yang perlahan penuh sesak. "Mungkin kita dipertemukan untuk saling memberi pembelajaran tentang kehidupan, bukan untuk berbalas perasaan dan hidup bersama seperti pasangan," gumamnya lagi, lalu menatap ke ar

  • WANITA KEDUA   BAB 52 B

    WANITA KEDUA 52 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Serena yang tidak sengaja memperhatikan gerak prianya langsung mendekat dan mencari tahu. "Kamu kenapa? Biasanya selalu berpura sibuk, tumben sekarang melamun. Apa ada sesuatu yang terjadi? Atau masih kepikiran dia setelah meminta maaf kemarin?" tanya wanita yang masih belum bisa menimbang kadar cemburu dalam amarahnya. Aksa pun mendongak, menatap wanita yang memiliki setengah takdirnya tanpa berkedip. Akan tetapi, setelahnya menyunggingkan senyuman getir. "Aku tidak apa, Rena. Dan kamu tidak perlu terlalu kentara membahas dia. Aku tidak mau jika nanti berujung perdebatan. Padahal keadaan sudah sepenuhnya seperti harapanmu," jawabnya asal. "Aku cuma ingin tahu aja. Meski sekarang kamu masih memikirkannya, aku tidak masalah. Karena mau bagaimanapun, kalian berdua memang bukan ditakdirkan bersama. Jadi, kalau boleh tahu, kamu sedang mikir apa? Kenapa sampai terlihat muram wajahnya?" tanya Serena yang selalu to the point.

DMCA.com Protection Status