Share

97. Jadi yang Kedua

Kemunculan Arini Zahra atau yang ia biasa panggil Zahra, membuat Batara tidak fokus dan juga tidka nyaman. Pria itu sengaja menghindar dari suster yang merawat bayinya. Ia tidak mau bicara jujur pada Kikan karena ia mengira Zahra atau Suster Arini itu hanya sebentar saja di rumahnya, menggantikan suster Dian.

"Sayang, kalau ada apa-apa, segera hubungi saya ya. Kamu bisa kan?"

"Bisa, Mas, di rumah sudah banyak banget orang. Pindahannya biar setelah empat puluh hari aja." Batara tersenyum lebar.

"Kamu mah istri paling pengertian. Tahu aja timing nya saat nifas selesai ya." Kikan malah tertawa.

"Bukan itu maksudnya, biar rumah di sana rapi dulu. Lagian ini kayaknya nifas lebih dari empat puluh hari, tapi setahun."

"Oh, tidak, Sayang. Otakku bisa meleleh nanti." Batara mencium cepat bibir istrinya sebelum ia keluar dari kamar.

"Hati-hati ya." Batara mengangguk.

"Jangan lupa telepon suster Dian. Tanyakan kapan bisa balik ke sini. Harusnya secepetnya karena aku tetap lebih nyaman denga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status