Share

18. Kejutan

last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-06 19:17:09

"Bu Kikan baik-baik aja'kan?" tanya Alya. Aku menyunggingkan senyum tipis, kemudian mengangguk.

"Kalau ibu hamil memang suka enneg, Ya," komentar Muslim yang duduk persis di depanku. Kami naik mobil menuju pelabuhan merak, lalu menyebrang ke pelabuhan Bakauheni.

"Iya, apa lagi kalian malah nemenin ibu hamil duduk di depan sini. Yang ada itu bayinya kena angin laut. Udah, pada masuk di dalam. Saya pesankan pisang goreng dan ubi goreng. Langit gelap, kayak mau hujan. Semoga kita sampai di Bakauheni sebelum hujan." Pak Barata menyuruh kami semua masuk ke dalam dek kapal. Aku lebih banyak diam karena kepalaku penuh dengan berbagai masalah yang timbul, terutama sejak terbongkarnya perselingkuhan Mas Galih dan Esti.

Belum lagi mertua dan ipar yang sangat menguras emosi. Aku harap bayiku baik-baik saja saat ia lahir ke dunia nanti. Ibunya terlalu stres dengan semua masalah yang datang silih berganti.

"Suami kamu gak masalah kamu survei menginap?" tanya Pak Barata sambil mengulurkan ubi go
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   19. Tiada Maaf, Tiada Ampun

    "Mas Galih, kamu ternyata ada di sini bersama pelacur ini. Ya ampun, bajingan sekali kalian berdua!" Aku berjalan mendekat pada keduanya. Tangan ini sudah terkepal kuat, siap menghantam wajah pucat milik Esti yang baru saja selesai melahirkan."K-kikan, ini-"Plak! Plak! Setelah dua tamparan melayang di wajah Mas Galih, aku mendorong tubuh suamiku dengan kuat. Entah dari mana tenaga ini tiba-tiba bisa menggesernya hingga Mas Galih jatuh duduk. Bugh! Sebuah tendangan aku layangkan pada bagian alat vital tidak tahu diri miliknya. Mas Galih meringis kesakitan."Gila kamu, Kikan! Tolong! Tolong!" suara Mas Galih tertahan karena ia saat ini juga harus menahan pedih pada alat vitalnya. Aku menatap sinis ke arah Esti. Tangannya mencoba meraih tombol panggilan perawat. Tangannya gemetar dan aku memukul tangan itu dengan sekuat tenaga. Aku jambak rambutnya, aku melepas jarum infus dengan brutal. Hingga Esti menangis."Ampun, Bu, sakit! Sakit! Jangan, Bu!" Dua tamparan lagi aku layangkan ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   20. Diajak Kerja

    Esti"Esti, ada Bu Endah." Aku meletakkan kembali setrika yang baru saja mau aku sambungkan kabelnya di colokan listrik. "Ya, Pak." Aku bergegas keluar dari kamar. Bu Endah adalah tetanggaku di kampung. Ia akan terlihat tiga bulan sekali saat libur bekerja dari majikannya di Jakarta. Bu Endah memang spesialisasi ART di kota, sedangkan aku yang tamatan SMP dan baru lulus kursus menjahit ini, hanya bisa diam di rumah sambil menerima permak baju dari tetangga, walau tidak banyak. "Eh, Bu Endah." Aku menyalaminya. Lalu mempersilakan wanita setengah baya itu duduk di kursi tamu."Lagi di rumah, Bu?" tanyaku berbasa-basi."Iya, saya ada perlu sama kamu, Es. Kamu mau gak kerja di Jakarta? Di rumah majikan saya.""Loh, emangnya Bu Endah mau ke mana? Kenapa berhenti?""Suami saya kan sakit jantung. Bolak-balik ke rumah sakit, gak ada yang anter. Anak-anak pada kerja. Jadinya saya yang berhenti, tapi majikan saya gak ijinin saya berhenti kalau saya gak cariin pengganti saya. Kamu mau gak, Est

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   21. Tidak Cukup Satu Kali (21+)

    "Silakan, Pak. Ini tehnya." Aku bergegas ke kamar mandi. Masih terlalu syok untuk kabar yang baru saja disampaikan bude. Lalu aku harus bagaimana? Tidak mungkin kerja belum satu hari udah kasbon lima puluh juta. Apa aku ....? Buru-buru aku menggelengkan kepala. Tidak benar jika aku harus menjadi seperti Restu. Pesan bapak kemarin, aku harus bisa menjaga diri. Aku tidak boleh salah langkah. Coba saja, siapa tahu kamu beruntung, Esti. Bapak kamu butuh uang banyak untuk operasi besok.Kata hati ini semakin membuatku bingung. Aku menyalakan keran air. Membiarkan air membasuh kepala dan seluruh tubuh ini yang masih memakai baju lengkap. Otakku terasa panas memikirkan dari mana aku bisa mendapatkan uang lima puluh juta.Aku mulai menggigil. Aku matikan kram shower, lalu bergegas memakai handuk. Handuk seperti jubah yang sering aku lihat di drama Korea. Hanya saja yang aku pakai sekarang tidak terlalu tebal bahannya.Aku juga memakai handuk kecil di kepala. Aku merasa lebih tenang dan rile

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   22. Baju Tidur Seksi

    Satu kali, dua kali, tiga kali, hingga akhirnya aku tidak lagi bisa menghitung berapa kali sudah Pak Galih menikmati manisnya tubuh ini. Terkadang ada rasa bangga, saat tatapannya mengunci kedua mataku. Awalnya tatapan itu biasa saja. Hanya ada nafsu semata, tetapi setelah dua Minggu berlalu dan kami rutin melakukannya, tatapan itu berubah teduh dan penuh rindu. Aku bisa merasakan detak jantung Pak Galih saat ia memelukku sejenak, sebelum ia pergi. Di ruang tamu, di kamarku, di dapur, di ruang tengah, bahkan pernah di kamarnya, saat Bu Kikan bekerja atau lembur sampai jam sebelas malam baru pulang. Ia selalu mengonsumsi obat kuat yang ia beli dari teman kantornya. Ia bilang, Bu Kikan tidak mau kalau lama. Mungkin karena Bu Kikan capek kerja. Kadang Pak Galih hanya memuaskan Bu Kikan saja, sedangkan aku mampu memuaskannya hingga satu sampai dua jam. Obat itu pun akhirnya aku simpan di lemariku agar memudahkan Pak Galih saat ingin meminumnya."Hari ini Kikan pulang malam lagi," bisik

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   23. Buku Diary Esti

    PoV KikanSetelah semua pergi, aku menelepon bibik agar tidak langsung pulang. Aku ingin sendiri. Benar-benar butuh waktu sendiri untuk meluapkan kesedihan yang sampai saat ini menyesakkan dada. Ternyata rasanya begitu sakit hingga aku menangis tanpa suara. Rumahku sepi. Semua kenangan di rumah ini terukir manis sejak aku menikah, sampai akhirnya Esti masuk ke dalam rumahku. Aku masuk ke dalam kamar wanita itu. Masih banyak pakaian wanita itu di sana. Baju kaus, celana bahan longgar, rok panjang, juga pakaian dalam. Aku tersenyum miris saat baru menyadari ada kurang lebih setengah lusin pakaian dalam bagus dan mahal yang ia sembunyikan di dalam lemari paling dalam. Aku kembali membongkar lemari itu sampai aku menemukan tujuh lingerie dan baju tidur bahan satin yang super seksi.Aku menutup mulut karena mendadak mual. Membayangkan Esti memakainya di depan suamiku sungguh membuatku ingin muntah. Aku kembali menurunkan semua isi lemari wanita itu. Ada sebuah buku dan juga kotak. Aku m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   24. Kabar Viral

    "Bu, HP-nya gak aktif ya? Ini Pak Bos telepon." Rubi menyerahkan ponselnya padaku. Ya, sudah dua jam sejak aku mengirimkan pesan pada Mas Galih, aku belum menyalakan ponselku lagi. "Ada apa?""Gak tahu, coba aja Ibu tanya." Aku memegang benda pipih terbaru Rubi dengan hati-hati."Ponsel mahal. Aku takut megangnya," kataku pada Rubi. Gadis itu tertawa."Punya suami, Bu. Saya tukeran sama dia. Dia pakai HP jompo, saya pakai HP mahal." Aku tersenyum. "Pintar, jadi istri memang harus pintar." Aku menaruh ponsel di telingaku. "Halo, Pak Bos, ada apa?""Kata Rubi, kamu mau pindah?" aku menoleh ke arah Rubi yang tengah duduk di seberang kiriku. Gadis itu menyeringai begitu lebar saat menyadari dirinya yang menjadi pembicaraan kami."Dia bilang apa aja? Bapak percaya?""Dia bukan cuma bilang, dia kasih lihat koper besar kamu tiga biji." Aku terbahak. Setelah sebulan aku tidak lepas tertawa, kini karena ulah bos dan teman-teman kantor, aku bisa olah raga pipi lagi."Ya, saya mau pindah. Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   25. Menenangkan Diri

    Setelah membaca kalimat demi kalimat berisikan hujatan pada Esti dan Mas Galih, aku pun kembali mematikan ponsel. Hari ini aku ingin tidur nyenyak karena cutiku panjang. Tidak ingin memikirkan apapun, termasuk Mas Galih dan pelakor itu.Aku terbangun saat adzan subuh, tetapi karena aku sedang nifas, maka aku melanjutkan tidur lagi. Tidak ingin makan, apalagi mandi. Aku tidur dan bangun kembali pada jam sepuluh siang. Seluruh badan ini rasanya sakit dan benar-benar tidak nyaman. Harusnya memang aku masih dirawat inap lebih lama karena tekanan darah yang rendah, tetapi aku memaksa untuk pulang.Ingin buka ponsel, tapi aku gak mau malah diteror Mas Galih dan pelakornya. Biarlah beberapa hari ini aku tanpa gadget. Fokus istirahat dan memenangkan diri. Siang hari aku memesan makanan, meskipun tidak selera, tetapi aku memaksa makan. Jangan sampai sakit karena aku tidak mau merepotkan orang lain.Sambil menikmati makan siang, aku kembali membuka buku diary Esti. Aku seperti sedang membaca no

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   26. Adu Jotos

    Perkelahian pun tidak terelakkan. Mas Galih melayangkan pukulan di wajah Pak Batara. Aku dan Pak Yasin berusaha melerai dengan memegangi keduanya, tetapi tenagaku tidak cukup kuat dibandingkan dengan dua lelaki yang tengah berkelahi ini. Pak Batara pun tidak tinggal diam. Ia membalas dengan memberikan tendangan di area sensitif Galih. Aku hanya bisa mendelik. Apalagi pekikan Mas Galih begitu menggelegar hingga mengundang warga datang.Mas Galih jatuh sambil memegangi miliknya. Aku lihat ada air mata yang keluar dari sudut matanya. Tidak bisa aku bayangkan betapa sakitnya itu. Mungkin saja pecah miliknya. Semoga tidak berfungsi lagi. Sekretaris RT dan beberapa bapak-bapak datang ke rumahku untuk menyelesaikan masalah. Namun, kondisi Mas Galih yang terus mengaduh kesakitan membuat ia terpaksa di larikan ke rumah sakit. Tinggal aku, Pak Yasin, Pak Batara, dan dua orang aparat lingkungan."Ini rumah saya yang saya kontrakin pada karyawan saya ini. Saya ke sini juga tidak sendiri. Ada sop

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09

Bab terbaru

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   138. Keputusan Alma

    Part 34.Pagi hari sebelum berangkat bekerja Brian menyempatkan diri untuk berbicara dengan Baim. Di meja makan kini hanya tinggal mereka berdua sementara yang lain sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. "Mas?" Brian menyapa. Baim menoleh, seraya menaikkan alisnya menatap Brian. "Kenapa?" Pria itu menyahut, kemudian menyendok sarapan miliknya. "Aku harus tahu di mana Alma sekaran. Mama minta aku cari dia." Brian mengatakan alasan dari pertanyaannya. Baim menatap sekilas, memperhatikan sang adik dengan seksama. "Jadi kamu nyari cuman karena Mama nyuruh kamu?""Ya nggak gitu, aku kan tetap harus tahu karena Alma itu juga istri a—" "Mantan istri kamu." Baim mencoba mengingatkan. "Aku cuman mau Mas kasih tahu dia di mana sekarang?" Brian menekankan, karena ia tak mau lagi berbasa-basi. Yang ditanya menggelengkan kepalanya, kemudian berjalan ke dapur untuk meletakkan piring makan dan mencuci. "Lagian kamu ngapain nyari dia? Lagian rasanya, Alma juga lebih bahagia tanpa kamu." Sa

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   137. Diusir

    Pasti anak yang dikandung Alma adalah anak Brian. Gak mungkin anak orang lain. Siap! Aku benar-benar dibohongi! Felisa pulang dengan keadaan hati yang panas. Disaat ia baru berbaikan dengan suaminya, meskipun belum seperti dulu, tapi ia berusaha sabar. Pikiran Felisa sama sekali tidak bisa tenang. Terkejut juga, ternyata hubungan Alma dan Brian bukan seperti apa yang ada dalam pikirannya. Hubungan mereka berdua sudah lebih jauh dari itu, apalagi ada benih Brian dalam kandungan Alma."Lo kenapa sih Fel? Habis balik dari toilet kok kayaknya nggak tenang banget?" Bella bertanya pada Felisa. "Nggak apa-apa sih, Kita balik aja yuk. Gue bener-bener lagi bad mood nih."Keduanya kemudian memutuskan untuk kembali pulang. Rencana untuk bersenang-senang dan berbelanja sirna sudah. Felisa melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen. Hari sudah cukup sore dan sepertinya Brian juga sudah tiba. "Udah pulang kamu?" Brian bertanya ketika mendengar suara pintu yang terbuka. "Iya," jawab Felisa ke

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   136. Bertengkar

    "Mana istri kamu itu?" tanya Kikan kesal pada Brian yang baru saja kembali dari kantor polisi. Felisa benar-benar menguji dirinya. Malam tadi ternyata Felisa ditangkap dan ditahan oleh kepolisian setelah berpesta dengan beberapa temannya di klub. Dan Brian yang bertanggung jawab untuk itu. Setelah menyelesaikan urusannya di kantor kepolisian, Brian meminta Felisa untuk kembali ke apartemen. Sementara itu harus kembali ke rumah. "Dia ada di apartemen Ma." Brian menjawab malas. Kikan kesal, tidak habis pikir dengan kelakuan Felisa seperti itu. "Ada-ada aja, nggak ada yang benar dari istri kamu itu. udah pakaian nggak sopan, tingkah lakunya juga kayak gitu. Kamu itu suka dia dari mananya sih?"Brian sudah cukup kesal dan lelah dengan kelakuan Felisa hari ini. Dia juga rasanya sangat malas untuk menanggapi perkataan sang mama. "Udah ya ma, aku mau ke kamar."Brian kemudian melangkahkan kakinya ke kamar. Pria itu duduk di tempat tidur memikirkan apa yang seharusnya dilakukan setelah ini

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   135. Pakaian Terbuka Felisa

    “Aku ke bawah duluan. Kamu nyusul aja kalau udah selesai,” kata Brian dari luar pintu toilet.Di dalam kamar mandi Felisa sedang membersihkan dirinya. Selesai mandi, ia berjalan keluar menggunakan pakaian daster midi super seksi, menunjukkan lekuk tubuh dan juga potongan yang pendek.Saat Felisa melangkahkan kakinya menuju meja makan membuat Baim, Maura, dan Batara— ayah mertuanya menatap dengan tatapan tak enak. Untung saja saat ini Kikan sedang berada di luar entah bagaimana reaksinya ketika melihat pakaian Felisa.“Maaf terlambat, aku habis mandi.” Felisa mengatakan dengan tak enak. Semua yang berada di sana mencoba mengalihkan pandangannya dari Felisa. Baim awalnya biasa saja, tapi akhirnya dia memutuskan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Lalu disusul oleh Batara, yang melangkahkan kakinya meninggalkan ruang makan. Keduanya merasa tak nyaman sebagai laki-laki. “Makanya, kamu tuh kalau di sini pakai bajunya yang lebih sopan gitu loh.” Itu adalah suara Maura. Maura kemudi

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   134. Rasakan!

    Setelah kemarin mengucapkan talak, Brian merasa lega. Setidaknya hubungannya dengan Felisa kini tidak perlu ditutupi lagi. Pagi ini bahkan bersiap untuk ke pengadilan, akan mengajukan gugatan cerai kepada Alma.Sarapan pagi di meja makan terasa sunyi. Semua diam tak ada yang berbicara dengan Brian. Mereka semua kesal dengan kelakuan Brian, sementara Brian memilih tak peduli dan makan sarapan paginya seperti biasa. "Kalau kalian semua mau musuhin aku nggak apa-apa. Aku anggap ini sebagai pembayaran dosa Aku karena sudah bersikap seenaknya." Brian bertutur. Baim dan Maura sama-sama berdecak dan menggelengkan kepalanya. Benar-benar tak menyangka kalau Brian berani berkata seperti itu."Kamu tuh bener-bener nggak ada rasa bersalahnya ya?" Maura bertanya kesal kepada sang adik. Saat itu ia mendapatkan senggolan dari Baim meminta Maura untuk diam saja"Jangan lupa habis makan semua cuci piring sendiri, ingat lagi nggak ada bibi." Itu suara Baim yang memberitahu kepada yang lain.Saat ini

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   133. Baim Mencari Alma

    Setelah bertemu dengan Pak Rahmat membuat Brian sedikit kesal karena dia dipukuli oleh pria itu. Meskipun ada perasaan lagi karena telah menolak dalam perjalanan beliau memutuskan untuk mampir ke sebuah klinik, mengobati luka-luka yang ia dapatkan lagi bolgem mentah dari Pak Rahmat"Emangnya habis berantem sama siapa Pak?" tanya dokter yang menangani Brian. Brian tentu saja akan malu jika dia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. bahwa mukanya babak belur karena dihajar oleh ayah mertuanya . "enggak, ini saya tadi jatuh, kepleset di tangga."Sang dokter hanya tersenyum saja melihat apa yang dikatakan oleh Brian. tentu saja dia sudah mengetahui, kalau Brian itu biji dipukuli dan bukan terjatuh.Bryan sedikit menjerit ketika sudut bibirnya yang robek diobati oleh dokter. Agak sedikit malu sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi luka itu benar-benar sakit saat sedang dibersihkan oleh dokter."Aduh, hati-hati dok, itu tadi kena meja waktu saya jatuh."Sang dokter menganggukan kepalanya "sa

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   132. Perdebatan Melisa dan Mertua

    "Permisi," sapa Felisa di luar rumah.Cukup lama wanita itu berdiri, sampai akhirnya Kikan berjalan keluar untuk membukakan pintu. Kikan jelas terkejut ketika melihat Siapa yang datang.Sementara Felisa berusaha tersenyum manis, kemudian mencium tangan sang ibu mertua. "Apa kabar Mama? Gimana sehat?" Dia bertanya berusaha berbasa-basi dan menunjukkan sikap manisnya, agar semakin mudah diterima oleh keluarga Brian. "Ngapain kamu ke sini?" Kikan bertanya sambil menatap Felisa dari atas sampai bawah.Dari dulu sampai sekarang kelakuan Felisa masih sama saja. Menggunakan pakaian ketat dan seksi seperti itu, menunjukkan lekuk tubuh sangat tidak disukai oleh Kikan. Menurutnya itu tidak sopan. Sangat tidak menyangka sekali ternyata Brian menyukai model Felisa yang seperti gadis murahan menurut Kikan."Saya ke sini mau ngobrol sama tante, eh mama." Felisa merevisi ucapannya sendiri. Bukankah mereka sudah menjadi menantu dan mertua? Seharusnya ia bisa memanggil Kikan dengan sebutan Mama kan?

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   131. Menemui Mertua

    Hari-hari yang dilalui Brian kini terasa berbeda dia benar-benar merasa kesepian setelah Alma meninggalkannya. Lebih parahnya lagi, sang istri bahkan tidak bisa dihubungi sampai saat ini. Meskipun Ia melakukan kegiatan seperti biasa, ada ruang di relung hatinya yang terasa kosong dan hampa."Bengong aja lo?" Kemal bertanya pada Brian yang sejak tadi hanya terdiam sambil menatap ke jendela.Brian hanya menaikkan kedua bahu, kemudian merebahkan kepalanya di atas meja kerja. Rasa hampa yang dirasakan bahkan sampai ke kantor. Menyebabkan beberapa pekerjaan jadi ia kerjakan dengan lambat.Kemal berdecak, tentu saja hal ini bisa menjadi bahan untuknya menggoda Brian. "Mana nih semangat pengantin barunya? Baru begitu aja udah loyo. Biasanya lo ngeledekin gue sama Diana." Kemal katakan itu sambil melirik ke arah Diana yang menganggukkan kepalanya setuju."Ah, kalian berdua berisik. Gue lagi males, bukan masalah pengantin baru atau enggak. Gue cuman lagi bad mood aja." Brian beralasan, bisa m

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   130. Gugatan Cerai

    Flash backPagi-pagi sekali Alma sudah terbangun. Hatinya sudah mantap dan Ia memutuskan untuk kembali ke rumah sang ayah di Bandung. Setelah terbangun, segera mandi dan merapikan pakaian. Hari masih benar-benar pagi, bahkan matahari belum nampak ke peraduannya. Alma sudah terbangun dan menyibukkan dirinya di dapur untuk membuat sarapan pagi bagi keluarga Brian. "Kok tumben kamu masak pagi-pagi banget Alma?" Itu adalah suara sang ibu mertua. Kikan baru saja bangun, dia lalu membuatkan teh hangat untuk sang suami. "Loh Alma?" Sang ayah mertua tidak kalah kagetnya melihat sama hantu sudah begitu sibuk dan rapi pagi ini. "Alma boleh bicara sebentar Ma, Pa?"Orang tua Brian saling tatap kemudian menganggukkan kepalanya. Alma lalu meminta keduanya untuk duduk di kursi makan karena ia berniat untuk menyampaikan keinginannya."Sebelumnya Alma minta maaf, sama Papa sama Mama, tapi sekarang Alma butuh waktu, mau menenangkan diri dulu. Alma mau izin untuk pulang ke rumah bapak." Mendengar i

DMCA.com Protection Status