Beranda / Romansa / Ustaz, Ayo Bercerai Saja! / BAB 37 Istri Yang Manis

Share

BAB 37 Istri Yang Manis

Penulis: Layls
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-26 21:43:11

Sifa memasuki kamar tidurnya untuk mencari pakaian ganti. Matanya membelalak saat melihat kondisi dari kamarnya yang sudah disulap menjadi sebuah tempat penuh buku dan kitab yang berjajar rapi di rak. Di bawahnya juga terhampar karpet dan beberapa sejadah yang terlipat rapi. Sifa sungguh tak percaya jika perkataan suaminya benar terjadi.

Suara orang berdeham diikuti aroma maskulin farpum cowok seketika saja membuat dada Sifa bergemuruh. Ia merasakan seseorang sudah berada tepat di belakangnya sehingga jika berniat membalik tubuh maka sudah pasti ia akan langsung berhadapan dengan laki-laki itu. Sifa berusaha mengendalikan deru nafas beserta gemuruh jantungnya dengan terus menghela berat.

"Gimana, Sayang, bagus kan ruangan buat me time kita?" Sebelah tangan Sufian tiba-tiba menempel di bahu Sifa. Perempuan itu sempat bergeser sedikit tapi Sufian tak membiarkan dan kembali menariknya sehingga kini dua orang itu sudah berdiri sejajar, berdekatan, dan menempel sebab rangkulan laki-laki ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 38 Anak Laki-Laki Cerewet

    Sudah lebih lama pernikahan Sifa bertahan dengan kian manis serta indahnya sebab Sufian benar-benar mempraktikan apa saja hal yang pantas diperlakukan kepada istri kecilnya itu. Ilmu, akhlak, dan adab sungguh membuat kehidupan mereka bahagia bahkan meski tanpa gemerlap kemewahan yang begitu banyak. Sejauh ini Sifa masihlah bekerja dengan Ratih, pun Sufian masih bekerja sebagai pengurus pondok dan sekolah Al Hidayah sambil sesekali mengisi kajian di beberapa tempat yang memang dirinya diundang. Kadang, Sufian juga berangkat mendampingi Abi jika mengisi kajian atau pertemuan dalam majlis.Menjalani kesibukan sebagai seorang karyawan dan mahasiswa, Sifa juga tak melupakan kewajibannya untuk selalu menuntut ilmu agama. Tak jarang di rumah ia mengakhirkan waktu istirahat hanya untuk mengkaji ilmu agama dengan suaminya. Tak hanya itu, mereka juga lebih sering mengobrol bahkan bercanda sebagaimana sahabat. Perkembangan hubungan mereka kian tampak apalagi dari cara menghormati satu sama lain

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 39 Oh Tidak!

    Sifa membuka mata perlahan lantas menyadari kalau Sufian sudah tak ada di sampingnya. Perasaannya sudah cukup membaik daripada kemarin jadi ia bergegas membersihkan diri sebelum menemui sang suami yang entah sudah ada di mana. Langkahnya dituntun menuju dapur sebab tercium aroma masakan dari arah sana. Melihat Sifa sudah terbangun maka Sufian yang tengah memanaskan masakan semalam pun segera tersenyum menyambut."Pagi banget istriku bangun, katanya lagi haid?"Sifa tak berkata apa-apa karena dengan melihat Sufian masih ada di rumah saja dia sudah merasa lega. Sifa memilih duduk menyaksikan suaminya itu beraktivitas sendirian."Soal kemarin aku masih minta maaf loh, yaa ..." Laki-laki itu tersenyum menggoda kala mengingatkan.Sifa tak juga menjawab dengan kata-kata tapi pandangannya mulai terfokus pada laki-laki itu untuk mendengarkan barangkali ada penjelasan. Jika saja kemarin ia dapat kabar bahwa tidak akan dijemput maka tidak usah repot-repot lah dirinya menunggu di parkiran dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 40 Bukan Anak Kiai

    Sufian dan Sifa ada dalam perjalanan menuju rumah pak atasan. Mereka hendak hadir untuk undangan makan malam beserta niat untuk menyampaikan sedikit donasi dari keluarga tersebut kepada sekolah Al Hidayah yang melalui Sufian. Namun, pada kenyataannya bukan itu maksud sesungguhnya di balik undangan makan malam tersebut melainkan karena pak atasan sungguh yakin bahwa Sufian adalah orangnya.Selepas makan malam, mereka mengobrol di ruang tamu mengenai donasi. Untung saja ketika itu Alfin tidak ada sehingga Sifa merasa aman ada di sana. Saat itu pak atasan terus saja melihat ke bagian kepala Sufian, ke pecinya yang mana membuat Sifa heran bertanya-tanya serta menduga-duga barangkali pak atasan suka dengan peci suaminya? Atau apa?"Nak, boleh saya pinjam peci itu sebentar? Saya rasa itu peci yang bagus sekali, bikin saya mau mencoba sebentar di kepala saya ini apakah pantas?" Tawa pak atasan keluar bersamaan permintaan konyolnya.Baru lah Sifa mengangguk tenang karena ternyata dugaannya be

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 41 Fakta Besar

    Sifa memasuki restoran sebagaimana biasa untuk bisa menjadi salah satu pekerja yang baik. Sebelum memulai semuanya ia lebih dahulu mengecek perlengkapan dapur, bahan baku produksi, dan juga kebersihan di sana. Setelah dirasa cukup baik maka ia hanya menatap kosong area dapur tersebut sembari menunggu yang lain datang. Ia berjanji akan merindukan suasana itu suatu saat nanti. Sekarang adalah hari terakhir Sifa bekerja di sana karena nanti saat jam istirahat maka ia akan menemui pak atasan untuk mengajukan surat pengunduran diri. Pekerjaannya sebagai mahasiswa kerap membuat Sifa kewalahan jika harus sambil bekerja juga, sebagaimana saran Sufian. Dirinya juga sudah meminta pendapat Ratih dan gadis itu pun menyarankan hal demikian sama dengan Sufian supaya berhenti saja bekerja.Hari ini Sifa habiskan semangatnya untuk bekerja, sebab ia tahu betul mulai besok tak akan pernah datang lagi ke tempat itu, tak akan bertemu teman kerjanya yang baik-baik, lalu perlahan pun ia akan tergantikan o

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 42 Terlena Nafsu

    Sesuai permintaan pak atasan, Sifa sudah berhasil membawa Sufian untuk mampir makan di restoran keinginannya dengan alasan ingin rayakan perpisahan dengan dunia kerja. Sufian juga memaklumi bagaimana Sifa menceritakan amat sedihnya berpisah dengan orang-orang baik di tempat kerjanya. Tiba-tiba saja Sufian tersenyum ramah menyambut kedatangan pak atasan beserta istrinya yang berjalan ke arah meja mereka. Sifa pun segera menyarankan Sufian agar mereka bergabung saja untuk makan siang kali itu. Tiada kecurigaan dalam diri Sufian sehingga senang hati saja ia setuju.Menjelang makanan di piring Sufian habis, pak atasan memanggil namanya dengan sopan sebagaimana biasa. Sifa terlihat lebih gugup daripada kedua orang tua Sufian yang akan menjelaskan fakta di detik selanjutnya. Melihat sang istri agak murung, Sufian lekas menggenggam tangan perempuan itu lalu mengangguk sekilas seolah berkata bahwa semua akan baik-baik saja. Sifa tidak tahu harus dengan cara apa ia mengatakan kalau hari ini bu

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 43 Bercerai Saja

    Dengan bahasa yang begitu mudah dimengerti dan tidak terfokus pada kesalahan diri, Umi berhasil menjelaskan pada Sufian mengenai bertemunya mereka di panti asuhan kala itu. Lantas, dengan bahasa yang baik pula istrinya pak atasan menjelaskan dengan tangis yang berderai-derai bagaimana dahulu dirinya amat menyesal karena sudah menitipkan Sufian di panti asuhan ketimbang mengasuhnya langsung. Meski begitu tetap saja Umi memuji keberanian ibu kandung Sufian untuk menitipkan anaknya ketimbang harusa mengakhiri hidupnya.Dalam kasus kerumitan hubungan darah tersebut, Sifa yang merasa paling terpojok karena seolah-olah sengaja menyembunyikan semuanya dari Sufian supaya laki-laki itu tidak tahu apa-apa. Sedikitnya Sifa tertohok oleh ucapan Sufian yang mengatakan kalau ia bagai tak dianggap suami sebab apapun yang Sifa anggap penting tak pernah berusaha dibagi. Fakta sebesar itu pun Sifa simpan seorang diri.Selesai pertemuan itu diakhiri dengan pelukan dan salaman persaudaraan dengan harapan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 44 Pengharapan

    Sufian melangkah lebih dahulu dengan agak tergesa-gesa, di belakangnya Sifa mengikuti dengan kepala yang menunduk tak wajar seolah sepanjang jalan yang terpenting berada di bawah. Bekas tangis di matanya masih terlihat jelas sehingga Sufian lah yang meminta perempuan itu menunduk selama perjalanan agar tak ada siapapun yang menyadari lalu beranggapan aneh. Perih sekali hatinya ketika diminta berbohong seperti itu padahal Sifa ingin berteriak menjerit mengeluarkan bahwa apa yang sesungguhnya ia terima dari sang suami itu sangat menyakitkan.Kiai dan istri sedang sarapan di meja makan, sesekali terselip canda sehingga tawa pun pecah. Saat pintu terbuka dan melihat Sufian bersama putri mereka datang dengan raut wajah tak mengenakan, Umi beranjak menghampiri mereka di ruang tengah. Pun dengan Abi, dibantu tongkatnya yang kuat, kakinya ikut dilangkahkan meninggalkan meja makan. Dilihatnya Sufian yang sudah duduk itu berdiri sejenak karena kedatangan sang kiai."Ada apa ini, Yan?" Kiai men

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 45 Undangan Setelah Cerai

    "Jangan pergi, Aa ...."Umi tiba-tiba mendorong tubuh Sufian yang mendekapnya hingga tubuh pemuda itu terdorong sepenuhnya ke belakang. Ia juga menarik Sifa agar tak mendekat pada laki-laki yang sudah bukan suaminya lagi. Sufian segera berdiri mengikuti Umi yang kini memandangnya marah. Sifa berusaha menenangkan Umi untuk tidak menyakiti Sufian, meski dirinya sangat hancur karena diceraikan tapi ternyata hati Umi jauh lebih hancur melihat putrinya disakiti oleh orang yang dianggap putranya sendiri."Dia tidak seperti orang berhati!" tegas Umi begitu marah."Jangan mengutuk apapun untuknya, Umi, jangan, aku mohon ...."Syukur momen menegangkan itu berakhir segera oleh hadirnya Abi yang menarik Sufian dari para perempuan di kamar itu yang terus saja menuntut. Abi meminta Sufian untuk segera berangkat saja meninggalkan tempat itu karena jika tetap tinggal maka semuanya tak akan pernah selesai. Setelah keluar dari kediaman kiai lantas baru beberapa langkah Sufian menjauh, sebuah derap lan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02

Bab terbaru

  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 49 Hati yang Ikhlas

    "Aku yang salah, aku yang salah, Sifa ... aku yang salah!" Azam menunduk dengan kedua tangan memegangi kepala. Betapa menyesal Azam sudah berusaha mempercayakan kehidupan perempuan tercintanya kepada seorang yang ternyata justru tidak berniat sungguh-sungguh membangun rumah tangga dengan baik. Azam kira Sufian ingin menjadi panutan terbaik tapi nyatanya harapan itu tiada."Seharusnya aku ikuti apa kata hatiku dulu, Sifa, seharusnya aku berusaha keras merebutmu dari tangan Ustaz Sufi, seharusnya aku percaya pada hatiku, seharusnya begitu!" Kedua mata laki-laki itu menyorot tajam ke arah meja, tiada objek yang ia sedang pandang sebab pandangannya ialah kosong. Amarah begitu tampak di kedua bola matanya.Azam tidak ingin mendengar Sifa bicara walau sebuah pembelaan atas pernikahan yang terjadi. Perempuan itu masih ada dalam hatinya, masih menjadi belahan jiwanya, maka saat ini yang diinginkan Azam hanya mencarikan jalan keluar agar masalah yang sedang menerpa Sifa segera menemukan akhir.

  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 48 Cara Yang Salah

    Sifa menunduk selama turun dari tangga, ia sangat sadar kalau sekarang dirinya sedang dijadikan satu-satunya objek pandang bagi laki-laki bukan mahram yang sedang duduk di sofa. Tak perlu waktu lama, Sifa segera berdiri dan menatap laki-laki itu dengan berani. Sebenarnya ia terpaksa memberanikan diri.Azam ikut berdiri kala itu lantas menyerahkan sebuah amplop putih yang tak Sifa ketahui isinya. Namun, dalam benaknya langsung terpikir bahwa sepertinya ia dapat undangan pernikahan yang spesial. Ekslusif khusus untuknya seorang. "Aku tidak akan banyak bicara di sini, aku cukup tahu diri, aku juga tidak yakin kamu akan datang memenuhi undanganku itu, tapi aku harap kamu tidak terburu-buru dan melihatnya secara dengan pandangan yang baik. Jangan buang surat itu, aku mohon, sekali ini saja penuhi keinginanku walau untuk yang terakhir kalinya atau walau kamu tidak ikhlas. Sekali ini. Aku pamit sekarang, sudah terlanjur malam, istirahatlah."Ketika langkah laki-laki itu sudah memunggungi Si

  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 47 Azam Akan Menikah

    Azam. Laki-laki itu mengerti akhirnya bahwa apa yang dikatakan Sufian itu bukan semata canda. Permata yang dipinjam sudah dikembalikan ialah Sifa. Sifa yang pernah menjadi permatanya dan tak disangka akan diijab kabul oleh guru sendiri. Azam hendak melangsungkan pernikahan karena keinginannya untuk melupakan Sifa. Deretan nama perempuan yang disuguhkan oleh orang tuanya di rumah membuat Azam bingung memilih karena yang dicari bukan lagi soal cantik tapi soal seberapa pandai ia membuatnya tertarik.Ketika seorang perempuan yang dikiranya akan mampu membuat hati Azam tertarik telah hadir, yang didapat justru adalah peluang untuk mendapatkan kembali versi asli dari yang diinginkan. Sifa Nurul Azizah. Sejak lama Azam dan Sifa selalu berbalas surat karena amat tertarik satu sama lain. Namun, surat yang terbalas rupanya tak menjamin akan membawa mereka ke pernikahan. Keduanya terpisah oleh perjodohan kala itu.Azam sebenarnya pernah beranikan diri meminta Sifa pada kiai, tapi belum sempat m

  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 46 Berdamai

    Abi dan Umi setuju untuk menyembunyikan status Sifa yang sebenarnya dari publik. Mereka akan berupaya bersikap seolah menganggap Sifa sebagai menantu saja terutama di hadapan para santri yang mana tak ada yang tahu kebenaran bahwa Sifa adalah putri kandung mereka. Hari itu bahkan dua kakaknya datang untuk mendengarkan apa yang ingin kiai sampaikan tentang Sifa dan masalah yang menerpa. Dua kakaknya yang semula tidak percaya pun segera bergantian memberikan kalimat penguat untuk adik kecil mereka yang di usia belia sudah menjadi perempuan yang berpisah dari suami.Rutinitas Sifa di sana kian bertambah menyesuaikan seperti ikut membantu mengajar atau membantu para pengurus membuat dan menyiapkan suatu acara jika waktu kuliahnya sedang senggang. Sifa pun kian menjadi dekat dengan Halima yang mana tak tahu soal Sufian sebab sudah lama tak juga saling berhubungan. Halima percaya saja saat Sifa mengatakan kalau suaminya melanjutkan kuliah di luar negeri karena beberapa alasan dan masih seri

  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 45 Undangan Setelah Cerai

    "Jangan pergi, Aa ...."Umi tiba-tiba mendorong tubuh Sufian yang mendekapnya hingga tubuh pemuda itu terdorong sepenuhnya ke belakang. Ia juga menarik Sifa agar tak mendekat pada laki-laki yang sudah bukan suaminya lagi. Sufian segera berdiri mengikuti Umi yang kini memandangnya marah. Sifa berusaha menenangkan Umi untuk tidak menyakiti Sufian, meski dirinya sangat hancur karena diceraikan tapi ternyata hati Umi jauh lebih hancur melihat putrinya disakiti oleh orang yang dianggap putranya sendiri."Dia tidak seperti orang berhati!" tegas Umi begitu marah."Jangan mengutuk apapun untuknya, Umi, jangan, aku mohon ...."Syukur momen menegangkan itu berakhir segera oleh hadirnya Abi yang menarik Sufian dari para perempuan di kamar itu yang terus saja menuntut. Abi meminta Sufian untuk segera berangkat saja meninggalkan tempat itu karena jika tetap tinggal maka semuanya tak akan pernah selesai. Setelah keluar dari kediaman kiai lantas baru beberapa langkah Sufian menjauh, sebuah derap lan

  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 44 Pengharapan

    Sufian melangkah lebih dahulu dengan agak tergesa-gesa, di belakangnya Sifa mengikuti dengan kepala yang menunduk tak wajar seolah sepanjang jalan yang terpenting berada di bawah. Bekas tangis di matanya masih terlihat jelas sehingga Sufian lah yang meminta perempuan itu menunduk selama perjalanan agar tak ada siapapun yang menyadari lalu beranggapan aneh. Perih sekali hatinya ketika diminta berbohong seperti itu padahal Sifa ingin berteriak menjerit mengeluarkan bahwa apa yang sesungguhnya ia terima dari sang suami itu sangat menyakitkan.Kiai dan istri sedang sarapan di meja makan, sesekali terselip canda sehingga tawa pun pecah. Saat pintu terbuka dan melihat Sufian bersama putri mereka datang dengan raut wajah tak mengenakan, Umi beranjak menghampiri mereka di ruang tengah. Pun dengan Abi, dibantu tongkatnya yang kuat, kakinya ikut dilangkahkan meninggalkan meja makan. Dilihatnya Sufian yang sudah duduk itu berdiri sejenak karena kedatangan sang kiai."Ada apa ini, Yan?" Kiai men

  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 43 Bercerai Saja

    Dengan bahasa yang begitu mudah dimengerti dan tidak terfokus pada kesalahan diri, Umi berhasil menjelaskan pada Sufian mengenai bertemunya mereka di panti asuhan kala itu. Lantas, dengan bahasa yang baik pula istrinya pak atasan menjelaskan dengan tangis yang berderai-derai bagaimana dahulu dirinya amat menyesal karena sudah menitipkan Sufian di panti asuhan ketimbang mengasuhnya langsung. Meski begitu tetap saja Umi memuji keberanian ibu kandung Sufian untuk menitipkan anaknya ketimbang harusa mengakhiri hidupnya.Dalam kasus kerumitan hubungan darah tersebut, Sifa yang merasa paling terpojok karena seolah-olah sengaja menyembunyikan semuanya dari Sufian supaya laki-laki itu tidak tahu apa-apa. Sedikitnya Sifa tertohok oleh ucapan Sufian yang mengatakan kalau ia bagai tak dianggap suami sebab apapun yang Sifa anggap penting tak pernah berusaha dibagi. Fakta sebesar itu pun Sifa simpan seorang diri.Selesai pertemuan itu diakhiri dengan pelukan dan salaman persaudaraan dengan harapan

  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 42 Terlena Nafsu

    Sesuai permintaan pak atasan, Sifa sudah berhasil membawa Sufian untuk mampir makan di restoran keinginannya dengan alasan ingin rayakan perpisahan dengan dunia kerja. Sufian juga memaklumi bagaimana Sifa menceritakan amat sedihnya berpisah dengan orang-orang baik di tempat kerjanya. Tiba-tiba saja Sufian tersenyum ramah menyambut kedatangan pak atasan beserta istrinya yang berjalan ke arah meja mereka. Sifa pun segera menyarankan Sufian agar mereka bergabung saja untuk makan siang kali itu. Tiada kecurigaan dalam diri Sufian sehingga senang hati saja ia setuju.Menjelang makanan di piring Sufian habis, pak atasan memanggil namanya dengan sopan sebagaimana biasa. Sifa terlihat lebih gugup daripada kedua orang tua Sufian yang akan menjelaskan fakta di detik selanjutnya. Melihat sang istri agak murung, Sufian lekas menggenggam tangan perempuan itu lalu mengangguk sekilas seolah berkata bahwa semua akan baik-baik saja. Sifa tidak tahu harus dengan cara apa ia mengatakan kalau hari ini bu

  • Ustaz, Ayo Bercerai Saja!   BAB 41 Fakta Besar

    Sifa memasuki restoran sebagaimana biasa untuk bisa menjadi salah satu pekerja yang baik. Sebelum memulai semuanya ia lebih dahulu mengecek perlengkapan dapur, bahan baku produksi, dan juga kebersihan di sana. Setelah dirasa cukup baik maka ia hanya menatap kosong area dapur tersebut sembari menunggu yang lain datang. Ia berjanji akan merindukan suasana itu suatu saat nanti. Sekarang adalah hari terakhir Sifa bekerja di sana karena nanti saat jam istirahat maka ia akan menemui pak atasan untuk mengajukan surat pengunduran diri. Pekerjaannya sebagai mahasiswa kerap membuat Sifa kewalahan jika harus sambil bekerja juga, sebagaimana saran Sufian. Dirinya juga sudah meminta pendapat Ratih dan gadis itu pun menyarankan hal demikian sama dengan Sufian supaya berhenti saja bekerja.Hari ini Sifa habiskan semangatnya untuk bekerja, sebab ia tahu betul mulai besok tak akan pernah datang lagi ke tempat itu, tak akan bertemu teman kerjanya yang baik-baik, lalu perlahan pun ia akan tergantikan o

DMCA.com Protection Status