Home / Romansa / UNCLE BE MINE / 3 - Pengakuan Rasa

Share

3 - Pengakuan Rasa

Author: Di_evil
last update Last Updated: 2021-06-09 14:25:53

Crystal tidak benar-benar bisa jatuh tidur dengan lelap semalam. Ia terus saja dihantui oleh rasa bersalah atas kecerobohan serta ketidakbecusan dalam berbisnis.

Crystal menganggap masalah yang sudah ditimbulkannya sebagai prestasi terburuk. Ia pun disadarkan dirinya begitu payah.

Sangat bodoh dalam berbisnis. Apalagi, tak punya pengalaman banyak. Namun, ia telah merasa pintar, penuh keyakinan, dan juga percaya diri akan keputusan yang diambil.

Crystal seperti mendapatkan ganjaran fatal atas keangkuhannya sendiri. Ia sadar pula bahwa kesombongan terlalu besar.

Selama ini, terkhusus sejak mulai masuk ke dunia bisnis dan bergabung di perusahaan keluarga, Crystal memiliki ambisius besar untuk menyaingi Brandon semata.

Ingin membuktikan diri pada pria itu jika dirinya punya kemampuan bagus. Akan bisa membantu menyukseskan bisnis keluarga.

Tujuannya pun berbanding terbalik dengan kenyataan yang begitu buruk. Crystal tidak akan pernah bisa melupakan kesalahannya ini sampai kapan pun, seumur hidup.

Bukan berarti juga, Crystal ingin menyerah. Ia tidaklah tipikal yang gampang menyerah. Masih ada kesempatan baginya.

"Selamat pagi."

Crystal sudah menolehkan kepala ke arah pintu kamarnya, saat benda tersebut dibuka dari luar. Suaranya cukup jelas.

Sosok sang paman pun terlihat bersamaan dengan sapaan bernada ceria yang diucap. Tentu, Brandon juga tersenyum lebar.

Detak jantung Crystal mengencang.

Namun, berusaha untuk dikendalikan diri. Tak boleh terlihat mencurigakan.

"Selamat pagi juga, Uncle." Crystal loloskan balasan dengan nada cerianya.

"Aku kira kau belum bangun."

Crystal menggeleng cepat. "Aku sudah satu jam bangun dari tidurku. Kenapa?"

"Begitukah? Andai aku tahu kau sudah bangun, aku akan memintamu membantuku untuk menyiapkan sarapan."

"Aku tidak pandai memasak, Uncle. Kau tahu sendiri, 'kan? Aku tidak akan bisa membuat sarapan yang enak sepertimu."

"Haha. Baiklah. Tugasmu hanya habiskan semua makanan yang aku sudah buat."

"Kau mau, Crys?"

Crystal mengangguk semangat. Kemudian, menghambur ke dalam pelukan Brandon. Tubuh pria itu terasa hangat.

Crystal merasa begitu nyaman. Tapi, ia tak berani lama berada dalam dekapan nyaman  Brandon. Perasaannya akan berkecamuk.

Crystal lekas melepaskan. Lalu, diraihnya salah satu lengan pria itu dan ditarik.

Mereka pun berjalan beriringan menuju pintu, berjalan menuju ke ruang makan yang terletak tidak cukup jauh dari kamar tidur Crystal

Satu menit kemudian, mereka sudah duduk di kursi masing-masing. Bersebelahan.

Berada cukup dekat dengan Brandon, tentu saja memiliki pengaruh kurang baik untuk jantung Crystal. Berdetak terus kencang.

"Kau suka pasta bukan?"

Kepala dianggukan semangat oleh Crystal. Ia menambah tinggi kedua ujung bibirnya lagi. Lalu, berkata. "Iya, aku suka. Apalagi ka--"

Ucapan Crystal terpotong karena handphone Brandon tiba-tiba berdering, tandakan jika ada panggilan yang masuk. Crystal pun membungkam mulut, tak akan lanjut bicara.

"Hai, Drake. Ada apa kau menghubungiku pagi-pagi? Tidak seperti biasanya."

"Kau akan kembali ke New York? Kau ingin bertemu dengan keponakanku? Crystal?"

Saat namanya disebut, maka langsung saja diberikan atensi pada pembicaraan antara Brandon dengan Drake Johnson. Pria itu salah satu mitra bisnis sang paman.

Crystal lalu menggeleng dalam gerakan mantap, saat Brandon ingin jawabannya.

"Maafkan aku, Drake. Keponakanku sibuk. Dia tidak bisa bertemu denganmu. Aku harap kau tidak akan marah."

"Maafkan aku juga, aku tidak bisa lanjutkan obrolan ini. Aku harus sarapan."

Setelah mendapatkan balasan Drake, maka langsung diputuskan sambungan telepon. Lantas, memandang ke arah Crystal.

"Dia tertarik padamu, Crys. Tapi, kau bilang kau sudah menyukai orang lain. Aku tidak akan memaksamu dekat dengan Drake."

"Benar, Uncle. Aku menyukai orang lain. Aku akan memberitahumu siapa yang aku sukai." Crystal berucap tanpa keraguan.

"Siapa orangnya, Crys?"

"Aku menyukaimu, Uncle."

Mata Brandon langsung membulatkan mata. Menunjukkan kekagetannya yang besar.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Annie King
Best book ever
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • UNCLE BE MINE   4 - Reaksi Brandon

    "Aku menyukaimu, Uncle." Crystal berucap dalam nada yang semakin mantap."Bukan suka kau sebagai pamanku. Bukan." Crystal pun mempertegas kembali."Aku menyukaimu sebagai seorang pria. Aku tidak salah mengartikan perasaanku.""Aku menyukaimu. Aku mencintai dirimu, Uncle." Crystal berucap begitu yakin.Kontras akan debaran jantung berdetak begitu kencang. Rasa gugup pun luar biasa menghantam. Dadanya juga sesak, kini.Crystal juga berkaca-kaca. Berusaha terus dikendalikan diri. Ia jelas enggan menangis. Terlalu dini. Apalagi, belum didapatkannya tanggapan dari Brandon.Crystal tidak mengharapkan bahwa ia akan memperoleh respons yang bagus. Mustahil terjadi. Sekalipun, tak pernah dibayangkan."Crys ...,""Ap ... Apa yang kau baru katakan itu? Kau pasti ingin bercanda saja bukan?"Crystal menggeleng pelan. Setitik ai

    Last Updated : 2021-06-09
  • UNCLE BE MINE   5 - Menjaga Jarak

    Jadwal kerja Brandon benar-benar padat hari ini. Ada tiga rapat yang dihadiri. Tugas memeriksa sejumlah laporan masih harus dituntaskan. Namun, Brandon tak lembur.Akan dikerjakan di rumah. Tentu, setelah ia beristirahat sebentar. Mungkin dengan tidur dua jam sudah cukup mengurangi rasa lelah yang tengah menyelimutinya.Brandon memang tak punya waktu istirahat banyak. Setiap hari kurang dari lima jam. Namun, ia memanfaatkan dengan baik.Brandon berprinsip bahwa penting menjaga kesehatan mengindari sakit, walau sesibuk dan juga sepadat apa pun pekerjaannya.Tentu, tak hanya rasa capek yang mendera. Terkadang, kejenuhan juga muncul.Tidak akan pernah mudah tugas menjadi pemimpin perusahaan. Sang ibu sudah beri kepercayaan. Jadi, Brandon merasa harus menjalankan tugas sebaik mungkin."Uncle ...,"Tubuh Brandon langsung menegang karena mendengar panggilan Crys

    Last Updated : 2021-06-09
  • UNCLE BE MINE   6 - Tekad Crystal

    "Hiks.""Kenapa aku harus selemah ini?"Crystal sudah menangis hampir satu jam, belum ada niatan untuk berhenti. Kedua matanya bengkak. Wajah pun basah.Perasaan Crystal sungguh berkecamuk. Ia kacau balau. Tidak akan bisa ditenangkan diri dengan sugesti baik apa pun.Cinta pada Brandon menyakitkan.Penolakan yang diperoleh rasanya masih bisa ditahan. Lagi pula, pria itu sangatlah mustahil bisa mencintainya balik.Brandon sudah menolak mentah-mentah. Bahkan, menegaskan bahwa mereka berdua adalah keluarga. Tidak akan ada hal lebih.Crystal sudah menyiapkan diri dan segenap hatinya mengalami kekecewaan yang besar. Namun, tetap tak terbayang akan sangat menyesakkan dadanya.Apalagi, saat tahu Brandon tengah dekat dengan seorang wanita. Perasaan Crystal semakin remuk dan hancur saja.Harusnya sejak dulu, bisa dilupakan cinta pada Brandon karena tidak akan ada jalan bahagia baginya. Namun, terus saja Crystal bersik

    Last Updated : 2021-06-09
  • UNCLE BE MINE   7 - Ketegangan Hubungan

    "Aku baru dua gelas. Kau sudah lebih. Aku tidak menyangka kau bisa menyaingiku.""Kau akan mengalahkan Brandon? Aku rasa kau tidak akan pernah bisa."Crystal menunda meminum vodka. Walau, permukaan gelas sudah menempel di bibir. Ia menaruh benda tersebut ke meja.Lalu, melemparkan tatapan tajam ke arah Erron. Menunjukkan bagaimana ia tak suka nama sang paman disebut.Crystal mendapatkan cengiran dari sahabat baik sebagai balasan. Erron memang hanya berniat bercanda. Namun, waktunya tidak tepat saat ini. Ia tak bernafsu berguyon."Aku minta maaf."Crystal menggeleng. "Bukan masalah.""Aku tidak mau kau begini. Kau tidak pandai minum. Kau pasti akan mabuk."Kepala digelengkan Crystal lagi. Tak sepatah keluar dari mulutnya. Walau, Erron pasti ingin dirinya mengatakan sesuatu. Namun, diam lebih menyenangkan bagi Crystal."Kapan kau akan berhenti minum, hmm?"Crystal mengangkat kedua bahu dan masih memandang ke a

    Last Updated : 2021-06-09
  • UNCLE BE MINE   1 - Kesalahan Crystal

    Saat handphone berdering, Brandon segera berhenti melangkah. Ia berada di lorong menuju ruang kerja Crystal, keponakannya.Lekas diambil ponsel yang diletakkan dalam saku celana. Nama sang penelepon dibaca, sebelum menerima panggilan.Marriam Smith. Ibu angkatnya.Brandon tentu tak membuang waktu lagi. Ia segera mengangkat telepon. Sang ibu angkat langsung menyapa dengan suara lembut."Selamat siang juga, Mom," ujar Brandon sopan. Walau, ekspresinya tegang.Kemudian, Marriam Smith menanyakan soal keberadaannya dari seberang telepon."Aku sudah di kantor, Mom. Aku akan temui Crystal sekarang. Mom jangan khawatir."Ibu angkatnya sendiri tengah di Italia. Sudah dua minggu di sana untuk urusan bisnis. Disamping juga berlibur sebentar."Aku akan mengurus masalah ini, Mom."Brandon mantap menjawab dengan kalimat yang de

    Last Updated : 2021-06-07
  • UNCLE BE MINE   2 - Hiburan Brandon

    Brandon sudah menghabiskan dua porsi sushi karena ia memang cukup lapar. Dan, makanan japanese adalah favoritnya. Tidak akan mungkin Brandon habiskan sedikit.Crystal pun suka. Namun, keponakannya itu belum menyentuh ramen yang dipesan tadi. Diam melamun sembari memegang sumpit.Brandon sebenarnya ingin membiarkan. Ia merasa harus memberi ruang untuk Crystal. Akan tetapi, ia juga harus memastikan jika sang keponakan makan dengan baik.Crystal punya sedikit gangguan di lambung. Tentu, tidak bagus bagi kesehatan Crystal sendiri, saat pola makan berantakan.Brandon sudah berjanji juga pada sang ibu angkat untuk menjaga Crystal dengan baik. Ia akan lakukan penuh rasa tanggung jawab."Crys ...," panggilnya lembut. Posisi sudah lebih mendekat pada sang keponakan.Crystal menoleh dengan pancaran kedua mata sayu. Tak ada senyuman juga yang diperlihatkan seperti biasanya.

    Last Updated : 2021-06-09

Latest chapter

  • UNCLE BE MINE   7 - Ketegangan Hubungan

    "Aku baru dua gelas. Kau sudah lebih. Aku tidak menyangka kau bisa menyaingiku.""Kau akan mengalahkan Brandon? Aku rasa kau tidak akan pernah bisa."Crystal menunda meminum vodka. Walau, permukaan gelas sudah menempel di bibir. Ia menaruh benda tersebut ke meja.Lalu, melemparkan tatapan tajam ke arah Erron. Menunjukkan bagaimana ia tak suka nama sang paman disebut.Crystal mendapatkan cengiran dari sahabat baik sebagai balasan. Erron memang hanya berniat bercanda. Namun, waktunya tidak tepat saat ini. Ia tak bernafsu berguyon."Aku minta maaf."Crystal menggeleng. "Bukan masalah.""Aku tidak mau kau begini. Kau tidak pandai minum. Kau pasti akan mabuk."Kepala digelengkan Crystal lagi. Tak sepatah keluar dari mulutnya. Walau, Erron pasti ingin dirinya mengatakan sesuatu. Namun, diam lebih menyenangkan bagi Crystal."Kapan kau akan berhenti minum, hmm?"Crystal mengangkat kedua bahu dan masih memandang ke a

  • UNCLE BE MINE   6 - Tekad Crystal

    "Hiks.""Kenapa aku harus selemah ini?"Crystal sudah menangis hampir satu jam, belum ada niatan untuk berhenti. Kedua matanya bengkak. Wajah pun basah.Perasaan Crystal sungguh berkecamuk. Ia kacau balau. Tidak akan bisa ditenangkan diri dengan sugesti baik apa pun.Cinta pada Brandon menyakitkan.Penolakan yang diperoleh rasanya masih bisa ditahan. Lagi pula, pria itu sangatlah mustahil bisa mencintainya balik.Brandon sudah menolak mentah-mentah. Bahkan, menegaskan bahwa mereka berdua adalah keluarga. Tidak akan ada hal lebih.Crystal sudah menyiapkan diri dan segenap hatinya mengalami kekecewaan yang besar. Namun, tetap tak terbayang akan sangat menyesakkan dadanya.Apalagi, saat tahu Brandon tengah dekat dengan seorang wanita. Perasaan Crystal semakin remuk dan hancur saja.Harusnya sejak dulu, bisa dilupakan cinta pada Brandon karena tidak akan ada jalan bahagia baginya. Namun, terus saja Crystal bersik

  • UNCLE BE MINE   5 - Menjaga Jarak

    Jadwal kerja Brandon benar-benar padat hari ini. Ada tiga rapat yang dihadiri. Tugas memeriksa sejumlah laporan masih harus dituntaskan. Namun, Brandon tak lembur.Akan dikerjakan di rumah. Tentu, setelah ia beristirahat sebentar. Mungkin dengan tidur dua jam sudah cukup mengurangi rasa lelah yang tengah menyelimutinya.Brandon memang tak punya waktu istirahat banyak. Setiap hari kurang dari lima jam. Namun, ia memanfaatkan dengan baik.Brandon berprinsip bahwa penting menjaga kesehatan mengindari sakit, walau sesibuk dan juga sepadat apa pun pekerjaannya.Tentu, tak hanya rasa capek yang mendera. Terkadang, kejenuhan juga muncul.Tidak akan pernah mudah tugas menjadi pemimpin perusahaan. Sang ibu sudah beri kepercayaan. Jadi, Brandon merasa harus menjalankan tugas sebaik mungkin."Uncle ...,"Tubuh Brandon langsung menegang karena mendengar panggilan Crys

  • UNCLE BE MINE   4 - Reaksi Brandon

    "Aku menyukaimu, Uncle." Crystal berucap dalam nada yang semakin mantap."Bukan suka kau sebagai pamanku. Bukan." Crystal pun mempertegas kembali."Aku menyukaimu sebagai seorang pria. Aku tidak salah mengartikan perasaanku.""Aku menyukaimu. Aku mencintai dirimu, Uncle." Crystal berucap begitu yakin.Kontras akan debaran jantung berdetak begitu kencang. Rasa gugup pun luar biasa menghantam. Dadanya juga sesak, kini.Crystal juga berkaca-kaca. Berusaha terus dikendalikan diri. Ia jelas enggan menangis. Terlalu dini. Apalagi, belum didapatkannya tanggapan dari Brandon.Crystal tidak mengharapkan bahwa ia akan memperoleh respons yang bagus. Mustahil terjadi. Sekalipun, tak pernah dibayangkan."Crys ...,""Ap ... Apa yang kau baru katakan itu? Kau pasti ingin bercanda saja bukan?"Crystal menggeleng pelan. Setitik ai

  • UNCLE BE MINE   3 - Pengakuan Rasa

    Crystal tidak benar-benar bisa jatuh tidur dengan lelap semalam. Ia terus saja dihantui oleh rasa bersalah atas kecerobohan serta ketidakbecusan dalam berbisnis.Crystal menganggap masalah yang sudah ditimbulkannya sebagai prestasi terburuk. Ia pun disadarkan dirinya begitu payah.Sangat bodoh dalam berbisnis. Apalagi, tak punya pengalaman banyak. Namun, ia telah merasa pintar, penuh keyakinan, dan juga percaya diri akan keputusan yang diambil.Crystal seperti mendapatkan ganjaran fatal atas keangkuhannya sendiri. Ia sadar pula bahwa kesombongan terlalu besar.Selama ini, terkhusus sejak mulai masuk ke dunia bisnis dan bergabung di perusahaan keluarga, Crystal memiliki ambisius besar untuk menyaingi Brandon semata.Ingin membuktikan diri pada pria itu jika dirinya punya kemampuan bagus. Akan bisa membantu menyukseskan bisnis keluarga.Tujuannya pun berbanding terbalik deng

  • UNCLE BE MINE   2 - Hiburan Brandon

    Brandon sudah menghabiskan dua porsi sushi karena ia memang cukup lapar. Dan, makanan japanese adalah favoritnya. Tidak akan mungkin Brandon habiskan sedikit.Crystal pun suka. Namun, keponakannya itu belum menyentuh ramen yang dipesan tadi. Diam melamun sembari memegang sumpit.Brandon sebenarnya ingin membiarkan. Ia merasa harus memberi ruang untuk Crystal. Akan tetapi, ia juga harus memastikan jika sang keponakan makan dengan baik.Crystal punya sedikit gangguan di lambung. Tentu, tidak bagus bagi kesehatan Crystal sendiri, saat pola makan berantakan.Brandon sudah berjanji juga pada sang ibu angkat untuk menjaga Crystal dengan baik. Ia akan lakukan penuh rasa tanggung jawab."Crys ...," panggilnya lembut. Posisi sudah lebih mendekat pada sang keponakan.Crystal menoleh dengan pancaran kedua mata sayu. Tak ada senyuman juga yang diperlihatkan seperti biasanya.

  • UNCLE BE MINE   1 - Kesalahan Crystal

    Saat handphone berdering, Brandon segera berhenti melangkah. Ia berada di lorong menuju ruang kerja Crystal, keponakannya.Lekas diambil ponsel yang diletakkan dalam saku celana. Nama sang penelepon dibaca, sebelum menerima panggilan.Marriam Smith. Ibu angkatnya.Brandon tentu tak membuang waktu lagi. Ia segera mengangkat telepon. Sang ibu angkat langsung menyapa dengan suara lembut."Selamat siang juga, Mom," ujar Brandon sopan. Walau, ekspresinya tegang.Kemudian, Marriam Smith menanyakan soal keberadaannya dari seberang telepon."Aku sudah di kantor, Mom. Aku akan temui Crystal sekarang. Mom jangan khawatir."Ibu angkatnya sendiri tengah di Italia. Sudah dua minggu di sana untuk urusan bisnis. Disamping juga berlibur sebentar."Aku akan mengurus masalah ini, Mom."Brandon mantap menjawab dengan kalimat yang de

DMCA.com Protection Status