Share

26. menceraikan ida

Pov Bowo

Sesampainya aku di depan rumah Denisa, tiba-tiba tubuhku bergetar hebat. Aku merasakan nyaliku yang awalnya menggebu, kini berubah menjadi menciut.

Bukan karena apa-apa, aku takut kalau Denisa kecewa. Sebab selama ini aku telah membohonginnya. Aku berbohong dan mengaku bahwa aku seorang duda.

"Mas, Mas! Kamu kenapa sih dari tadi bengong aja. Kita uda sampai nih, ayo turun. Tuh lihat Emak sama Bapak uda nunggu di depan pintu." Ajak Denisa yang cemberut karena dari tadi aku cuekin.

"I-iya iya, sabar." Aku oun mengikuti langkah Denisa keluar dari mobil.

Bruugh!!

Ku tutup pintu mobil dan berjalan mengekori Denisa.

"Assalamualaikum..." Ucap kita serempak saat memasuki rumah

"Waalaikumsalam..." Terdengar juga balasan salam dari kedua orang tuanya.

Tak lupa kita berdua pun menyalimi tangan kedua orangtuanya

"Silahkan silahkan... Mari masuk Nak."

Ternyata kedua orang tua Denisa sangat lembut, persis dengan anak nya. Kulihat juga ke dua adik Denisa yang masih kecil ikut menyambut ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status